Catatan Anazkia

Karena hanya tulisan yang bisa saya tinggalkan

  • beranda
  • Kisah
    • Serial
    • Cerpen
    • Celoteh
    • Reportase
    • Perjalanan
      • Gaya Travel
      • Trip Gratisan
      • Piknik Buku
  • Pojok Anaz
  • Murai
  • Sosok
  • komunitas
    • Volunteer
    • KBO
    • Semestarian
    • Blogger Hibah Buku


Pernahkah terpikir ke mana tinja kita yang dibuang selama ini? Kalau pun ya sudah memiliki toilet, sudahkah sepiteng kita kerap dibersihkan? Pertanyaan-pertanyaan ini kerap berkelindan di kepala ketika memiliki teman yang sangat konsen dengan persoalan tinja. Bagaimana dengan berapi-api ia kerap menceritakan aktivitasnya sehari-sehari bercengkrama dengan air, tinja dan sebagainya. Dialah Novita, seorang kawan yang bekerja di PD Pal Jaya.

Tanggal 19 November lalu, bertempat di comic cafe saya menghadiri acara Kumpul Vloget dan Bloger: Sanitasi Aman Mulai Kapan? Acara ini merupakan kerja sama USAID IUWASH PLUS dan PD PAL JAYA. Acara ini merupakan upaya bentuk kesadaran bagi masyarakat mengenai pentingnya sanitasi yang dikelola secara aman.

Hampir semua dari masyarakat kita (saya juga) menganggap bahwa sanitasi adalah "urusan belakang" dan segala hal tentang keterbelakangan ini menjadi urusan spele dan kurang diperhatikan.  Pengolahan sanitasi terkait air limbah domestik sangat penting karena melibatkan kualitas hidup masyarakat. Saat ini Indonesia telah menunjukkan kemajuan dalam menyediakan akses sanitasi. 

Pada tahun 2018, akses sanitasi ke toilet atau jamban mencapai lebih dari 74,5%, termasuk 7% sanitasi aman. Tapi rupanya pencapaian ini tidak dibarengi oleh penurunan penyakit diare dan stunting. Pada tahun 2018, rata-rata kejadian diare di Indonesia mencapai 7% dan tingkat stunting di Indonesia masih 30%. Dan pada tahun 2017, Kementrian Lingkungan Hidup menyatakan bahwa 75% sungai di Indonesia tercemar, 60% polutan disumbangakn oleh air limbah domestik yang tidak diolah. 

Sanitasi aman merupakan sistm sanitasi yang memutus sumber pencemaran limbah domestik ke sumber air. Sanitasi aman mencakup penampungan air limbah domestik di tangki septik yang sesuai SNI, penyedotan /transportasi lumpur tinja sampai ke unit pengolahan, serta unit pengolahan limbah (IPLT) yang berfungsi.


Tiga narasumber yang dihadirkan dalam diskusi sedikit membuka mata saya mengenai apa dan bagaimana perjalanan tinja di Jakarta. Dari cerita Mbak Ika Fransisca, Advisor Bidang Pemasaran dan Perubahan Perilaku USAID USWAH PLUS bagaimana di Jakarta pun masih ada dan tentu saja banyak beberapa tempat yang warganya masih saja melakukan BABS (Buang Air Besar Sembarangan). Di mana aja? Sungai, selokan, kuburan, laut bahkan kantong plastik.

Ini mengingatkan saya akan masa kecil, dulu waktu di kampung halaman juga pernah menjadi pelaku BABS 🙊🙊🙊. Seringnya di sungai dan kebun. Zaman itu, memang belum banyak warga yang punya wc sendiri. Jamban atau jumbleng masih dimiliki oleh orang-orang tertentu saja. Tapi alhamdulillah, sekarang setiap rumah sudah memiliki wc sendiri.

Kembali ke acara di atas, DR. Subekti SE. MM selaku direktur utama PD PAL JAYA menurut beliau, ada beberapa kota yang sudah terbebas dari BABS. Pertama adakah Jogjakarta dan kedua adalah Jakarta. Nah, ngomongin Jakarta, kami semua yang datang ke acara hari itu diajak serta untuk berkunjung ke warga di Tebet Timur, di mana mereka sudah memiliki sanitasi yang aman. Baik dibuat secara gotong royong, mau pun warga yang membuat septic tank dengan biaya sendiri.


Kami berkunjung ke RT 008 RW 010. Di sini sudah ada Ipal komunal bantuan dari Sinar Mas dan IUWASH. Kami disambut Pak Sitam, ketua RW 008. Pak Sitam tak sendiri, ia didampingi oleh Bu Lurah Tebet Timur (yang saya lupa namanya karena nggak nanya).

Ada 11 RW di kelurahan Tebet Timur.  Menurut Bu Lurah, di RW 10 yang belum memiliki sepiteng sebanyak 80% di mana jumlah penduduknya berjumlah 5000 warga dengan 500 KK. 20% di antaranya sudah memiliki sepiteng yang memenuhi syarat.

Dari kiri ke kanan, Pak Subekti, Pak Sitam dan Bu Lurah

Bantuan dari Sinar Mas seluas 10 meter persegi, dimulai pembangunan pada bulan Maret 2019 dan selesai di bulan Agustus. Baru bisa dioperasikan pada bulan September. Sebagian besar ekonomi warga dari kalangan tidak mampu. Itulah kenapa pihaknya meminta bantuan. Ujar Bu Lurah.

Sementara Pak Sitam sendiri menceritakan bagaimana proses memberikan edukasi ke masyarakat tentang apa dan bagaimana sanitasi yang aman. Sosialisasi dibantu oleh pihak Sinar Mas dan IUWASH. Konon, semuanya bermula dari nol. Selama ini warga tidak tahu bagaimana caranya mengelola limbah yang baik. Butuh waktu dua tahun untuk betul-betul paham.

Yang menarik dari uraian Pak Sitam adalah ketika dia menyampaikan konsep dosa akibat dari BABS. Menurutnya, akibat dari kecuaian kita BABS, maka dampaknya akan ke banyak orang dan kita sendirilah yang terkena dosanya. Dengan adanya Ipal Komunal dan dorongan dari IUWASH warga sudah mulai sering diajak diskusi mengenai limbah. Tabik!



Tahun 2035 jumlah lansia di Indonesia diperkirakan mencapai 48 juta jiwa, atau 15% dari total penduduk Indonesia. Kalau saya berusia panjang, barangkali saya menjadi bagian dari lansia tersebut. Eh, sepertinya belum, karena usia lanjut adalah 60 tahun ke atas. Semakin tinggi jumlah lansia, bisa menimbulkan dampak positif dengan ketentuan para lansia tetap sehat, aktif dan produktif. Sebaliknya, jika penduduk lansia memiliki masalah penurunan kesehatan akan terjadi tingginya biaya kesehatan. Nestle Helath Science (NHS) dalam rangka menyambut Hari Kesehatan Nasional melalui Nestle BOOST Optimum mengajak masyarakat supaya lebih memerhatikan kesehatan para lansia agar mereka bisa lebih bersemangat menjalani hidup dan meraih mimpi-mimpi yang tertunda.

11 November lalu bertempat di salah satu restoran di Cikini, Nestle meluncurkan produk terbarunya. Ada beberapa narausmber yang dihadirkan. Selain ahlinya dari kesehatan juga pihak nestle sendiri, hadir juga Don Hasman, seorang fotografer yang sudah berusia 79 tahun. Ia sudah 62 tahun menggeluti dunia fotografi. Pun, kerap berkeliling ke berbagai negara. Yang lebih menakjubkan tentunya saat ia mengisahkan perjalanan-perjalanannya karena sebagian besar dilakoni dengan jalan kaki. Selain jalan kaki, ia juga tak menggunakan pendingin ruangan mau pun kipas di rumahnya. Diceritakan juga bahwa saat ia  menuju tempat acara dari stasiun Sudirman ke Cikini juga jalan kaki. Wah! Padahal itu lumayan jauh banget. Kalau dari stasiun Gondangdia atau Cikini masih mending.

Menjadi tua seperti Pak Don sepertinya menjadi mimpi saya kelak. Semoga, meski tak harus keluar negeri tapi tetap kreatif saat tua juga bisa menjadi aset tersendiri.

Dr. Dr. Purwita Wijaya Laksmi, Sp. PD-Kger yang merupakan spesialis geriatri menjelaskan, “Di Indonesia, masih banyak lansia yang mengalami ketidakcukupan gizi (malnutrisi), padahal asupan gizi yang seimbang sangat penting untuk membantu para lansia agar tetap sehat. Seiring bertambahnya usia, terjadi penurunan fungsi tubuh dan perubahan metabolisme yang dapat membuat para lansia lebih rentang terhadap penyakit dan kehilangan masa otot.” Ada banyak faktor tentang malutrisi kepada lansia. Selain faktor medis seperti riwayat penyakit, faktor fisik juga menjadi penyebab utama seperti kesehatan gigi yang buru, faktor sosial seperti rasa kesepian atau depresi juga bisa menjadi penyebabnya.

Gejala malnutrisi pada lansia:
  • Hilangnya masa otot (sarkpenia)
  • Berkurangnya lemak di bawah kulit
  • Penurunan berat badan (5% berat awal tubuh)
  • Tulang yang terlihat menonjol
  • Bibir pecah-pecah dan cekung di bawah mata
  • Rambut kusam dan mudah rontok
  • Memar di kulit, kulit kering dan bersisik dan ada penumpukan cairan  di bawah cairan di bawah kulit


Marketing Manager Nestle Health Science (NHS), dr. Yulia Megawati mengatakan, “Berkomitmen dalam mengembangkan terapi gizi sebagai solusi bagi perawatan kesehatan di Indonesia, NHS menghadirkan Nestle BOOST Optimum, produk yang diformulasikan secara khusus, di mana mengandung 50% protein whey dan perbandingan komposisi whey dan kasein-nya sebesar 50:50. Nestle BOOST Optimum (dulu Nutren Optimum) bermanfaat membantu memenuhi kecukupan gizi untuk mendukung aktivitas harian lansia.

Nestle BOOST Optimum juga dapat dikonsumsi:
  • Oleh mereka yang dalam keadaan kurang gizi atau sedang membutuhkan suplementasi gizi
  • Oleh mereka yang sedang dalam aktivitas yang padat dan kecenderungan melewatkan makan
  • Pada saat kurang istirahat
  • Saat sedang dalam kondisi kurang berat badan
  • Saat kehilangan nafsu makan
  • Oleh pasien dalam kondisi pemulihan setelah sakit


Dari rangkaian penjelasan di atas, mimpi menjadi Om Don Hasman ketika menua sepertinya bisa dijadikan salah satu cita-cita. Jujur, sejak mendengar Om Don Hasman rajin jalan kaki, saya pun mulai mengikuti jejaknya. Terima kasih berbagi pengalamannya ya, Om Don Hasman ^_^



Sejak kecil, saya nggak bisa menggambar. Pokoknya, urusan gambar menggambar ini saya angkat tangan. Cuma nggambar gunung, sawah dan jalan yang fenomenal itu aja jelek banget. Hahahaha... Tapi, di hari Sabtu tanggal 9 November 2019 bertempat di Lower Ground Level Plaza Senayan, tiba-tiba saya bisa nggambar sedikit. Loh, kok dikit? Iyalah. Soale diajarin satu persatu sama Mbak Yayuk di acara Soft Astel Art Workshop.

Awalnya, sempat jiper. Dalam hati asa nggak enal juga (duh, ikutan workshop gini tapi nggak bisa nggambar, nggak enak banget) ekekeke...

Sebelum mulai mewarnai, Mbak Hani memberikan sedikit penjelasan tentang produk terbaru dari faber castell. Soft Pastel Art Starter Kit ini merupakan produk terbaru dari Faber Castell. Saya baru tahu kalau usia faber castell sudah mencapai 258 tahun. Wow 😍😍😍😍.

Selama ini, saya tahu produk faber castell hanya pensil dan pensil warna untuk anak-anak saja. Tak pernah sekali pun mengenal produk yang lain. Dari Mbak Hani, saya baru tahu jika ada pena premium juga pensil warna untuk dewasa. Faber Castell memiliki slogan, "Teman sepanjang usia. Mulai dari pra TK"

Ada tiga warna kotak faber castell yang saya juga baru tahu. Merah, hijau dan biru. Dari tiga warna itulah dibagi grade. Anak-anak cenderung menggunakan kotak berwarna merah. Sementara penggunaan untuk dewasa pigmen warna hijau dan biru. Konon, menurut Kak Yuli, harganya lebih mahal. Owh ya, warnanya juga akan jauh lebih tahan lama kalau yang hijau. Bisa bertahan selama 100 tahun. Wow! 


Setelah Mbak Hani memberikan penjelasan panjang lebar mengenai Faber Castell, barulah kami diajak menggambar oleh Mbak Yayu. Di dalamnya ada 7 jenis, kertas buat nggambar, kuas (dan pelengkap pensil), penghapus sama apalagi ini namanya saya lupa. Pesan Mbak Hani, kita harus berani ngebland warna dan jangan takut untuk berkreasi mencampur warna.

Selama saya mengenal pensil warna faber castell, menggunakannya yah cukup menggoreskan pensil warna ke atas gambar. Nah, dengan soft pastel ini rupanya berbeda lagi. Pensil warna dikerik, trus dengan menggunakan tangan diusap-usapkan ke kertas. Bagi saya pemula, tentunya menjadi sangat takut memulainya. Hampir tak percaya kalau ini beneran bisa dilakukan dengan mudah.


Dengan penuh rasa khawatir, saya mulai mengusap warna kuning di tengah-tengah sesuai arahan Mbak Yayu. Lalu berurutan je bawah dengan warna hijau muda juga hijau tua. Beranjak mewarnai atasnya, Mbak Yayu mengarahkan kami unntuk mrnambahkan warna oren, ungu, pink, biru tua juga hitam. Kemudian dilanjut dengan menggambar pohon, juga domba-domba di bawahnya. Tak hanya itu, Mbak Yayu juga mengarahkan kami untuk tak segan menambahkan bintang, bulan juga meteor yang berjatuhan. Wow! Sim salabim! Tak sampai satu jam, tiba-tiba saya bisa menggambar 😍😍😍😍😍. Hahahaha... Sangat menyenangkan!


Sebetulnya, semuanya tak dibuat oleh saya tentu saja. Sesekali dibantu oleh Mbak Hani dan Mbak Yayu yang tak sungkan memberikan arahan. Bahkan, untuk gambar pohon yang pertama Mbak Hani yang menambahkan sendiri warnanya. Dari proses yang singkat itu, alhamdulillah jadi bisa menggambar sedikit. Ekekeke... Tak hanya saya yang gembira, tapi juga teman-teman lainnya.


Pulang dari workshop, karena dibawain oleh-oleh starter kit, saya mulai belajar menggambar lagi. Berbeda tentunya dengan saat workshop. Saya mencari referensi gambar melalui you tube. Bahkan untuk gradasi warnanya sendiri pun tak dapat. Tapi saya tak patah semangat. 

Gambar semua peserta 😍😍😍😍

Buat faber castell dan Emak-emak Blogger. Terima kasih banyak atas kesempatannya.



Kamis, 31 Oktober 2019 Jakarta Convetion Center, Senayan dipenuhi oleh orang-orang yang ingin datang melihat langsung acara Connect  2019. Apa itu Connect 2019? Connect 2019 adalah ajang konferensi dan eksibisi yang diselenggarakan oleh Traya. Penyelenggara pameran yang sudah berpengalaman bertahun-tahun dalam bidangnya, bersama Kitatama, sebuah event Management yang fokus pada konferensi teknologi dan transformasi digital UKM. Saya beruntung tentu saja karena mendapat fasilitas tiket gratis untuk mengikuti talkshow yang digelar seharian pada hari kedua.

Talkshow pertama bertajuk "Empowering Indonesa's Digital Economy Through Innovation & Collaboration" menampilkan narasumber dari berbagai latar belakang. Hery Sofiaji (VP Micro Development and Agent Banking Group Bank Mandiri), Joddy Hernady (EVP Digital & Next Business Telkom Group), Agung Bezharie (Co-Founder/CEO Warung Pintar). 

"Mengkoneksikan potensi digital yang ada." Kalimat tersebut disampaikan oleh Hery Setiaji saat diminta menyebut kalimat untuk acara connect oleh Rama Sahid sebagai moderator.  Meski waktu yang diberikan hanya sebentar, dari paparan yang disampaikan saya jadi mengenal sedikit bahwa di era digital sekarang ini begitu banyak fintech (Finansial Technologi) yang ada di masyarakat luas. Bank Mandiri melihat bahwa kehadiran fintech yang menjamur ini tak dianggap sebagai kompetitor semata. Bagi Bank Mandiri, kehadiran fintech adalah untuk diajak bekerja sama. 

Bagaimana sumbangsih Bank Mandiri dengan UMKM? Menurut Hery Setiaji, dalam talkshow tersebut menyampaikan bahwa sampai hari ini Bank Mandiri sudah menyalurkan kredit lebih dari 150 triliun kepada UMKM. Dari dana tersebut, 47 triliun diantaranya potensial diberikan untuk UMKM yang bersifat digital. Ini merupakan inisiatif BUMN, menggerakan perekonomian UMKM. Mereka membangun rumah kreatif BUMN, ada sekitar 46 BUMN yang ditugaskan untuk bagaimana membina UMKM. Sehingga bisa berkembang dalam era kemajuan zaman. 

Lanjut ke narasumber selanjutnya dari Telkom. Joddy Hernady menyampaikan kalimat pamungkas di awal acara "Kolaborasi adalah sebuah keharusan di era digital". Telkom sendiri merupakan perusahaan yang berbasis teknologi. Berangkat dari hal tersebut, selama ini kiprah Telkom dalam membantu pengembangan UMKM adalah melalui inkubator bisnis "indigo" dan digital valley di 4 kota di Indonesia. Melalui inkubasi ini, diberikan bantuan pendanaan dan akses pasar kepada para startup binaan. 

Saya mengenal Warung Pintar (WP) dari salah satu user yang ada di Citayam. Pertama kali melihat Warung Pintar, langsung googling dan mencari tahu apa serta bagaimana Warung Pintar tersebut. Rupanya, ia merupakan sebuah start up. Dan di acara kemarin, saya bersyukur bisa melihat langsung salah satu foundernya, Agung Bezarie. Penasaran, bagaimana ia menggeluti dunia warung kecil yang sebelumnya sudah sedia ada. Ya, Warung Pintar merupakan pengembangan warung-warung kecil pinggir jalan yang sebelumnya dikelola secara sederhana. Lalu WP hadir dengan peremajaan baru di mana di kedai yang tergabung dengan WP disulap menjadi tampilan yang lebih menarik serta dilengkapi dengan teknologi era kini.

Menurut Agung Bezary, Warung Pintar lahir dari sebuah statistik bahwadari UMKM di seluruh Indonesia yang berjumlah 60 juta, 90%nya adalah usaha mikro. Lalu lahirlah Warung Pintar, karena di situ ada peluang untuk meningkatkan performance usaha mikro tersebut melalui pembukaan akses. 



Di acara Connect, booth-booth yang ada hampir semuanya fintech. mengelilingi beberapa booth, tapi akhirnya saya ngendon di boothnya Kominfo. Heheheh



Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Teman-teman

Sering Dibaca

  • Kontes Blog Bermula
  • Blogger Return Contest
  • Nikahilah Aku, Dengan Buku
  • Serpihan-Serpihan Kasih
  • Karakter Tokoh

Harta Karun

  • ►  2020 (10)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
  • ▼  2019 (41)
    • ►  Desember (3)
    • ▼  November (4)
      • Ke Mana Tinja Kita Semua Bermuara?
      • Nestle BOOST Optimum dan Mimpi Menua Seperti Don H...
      • Dengan Starter Kit Faber Castell, Jadi Bisa Mengga...
      • Melihat Perkembangan UMKM ada Era Teknologi di C...
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (5)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2017 (21)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (63)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (23)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2015 (137)
    • ►  Desember (25)
    • ►  November (20)
    • ►  Oktober (34)
    • ►  September (19)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (9)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2014 (52)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2013 (40)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (12)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
  • ►  2012 (74)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (14)
  • ►  2011 (87)
    • ►  Desember (10)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (18)
    • ►  September (13)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2010 (141)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (12)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (17)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (17)
    • ►  Februari (18)
    • ►  Januari (23)
  • ►  2009 (124)
    • ►  Desember (11)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (17)
    • ►  Juni (14)
    • ►  Mei (16)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (12)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2008 (105)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (16)
    • ►  Mei (19)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (22)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2007 (30)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (13)
    • ►  September (12)
    • ►  Agustus (2)

Kategori

Ads Blogger Hibah Buku Celoteh Cerpen Featured GayaTravel KBO komunitas Murai Perjalanan Piknik Buku Pojok Anaz Reportase resep reveiw Semestarian Serial Sosok Teman TKW TripGratisan Volunteer

Catatan Anazkia By OddThemes | Turatea.com