Catatan Anazkia

Karena hanya tulisan yang bisa saya tinggalkan

  • beranda
  • Kisah
    • Serial
    • Cerpen
    • Celoteh
    • Reportase
    • Perjalanan
      • Gaya Travel
      • Trip Gratisan
      • Piknik Buku
  • Pojok Anaz
  • Murai
  • Sosok
  • komunitas
    • Volunteer
    • KBO
    • Semestarian
    • Blogger Hibah Buku

Seorang presenter perempuan, dengan dengan tergesa-gesa menginstruksikan berbagai hal ke kru-krunya. Dengan tekanan dan ancaman, ia memaksa bawahannya untuk tetap mendapatkan wawancara dari narasumber yang diincarnya. Suasana terlihat tegang. Sampai kemudian narasumber berhasil diwawancara tentunya dengan modus dibohongi dan ia mau tampil di televisi. Setelah itu, selesai. Hiruk pikuk di belakang layar tim acara bangga karena sajiannya jadi rating nomor satu. 

Itu merupakan pembuka dari triler film drama 99 Nama Cinta yang akan tayang pada 14 November bulan depan. Sebelum menontonnya pada 23 Oktober lalu, saya lihat trailernya di youtube. Dan sekarang, viewnya sudah satu juta lebih aja. 

Trus pas nonton gimana? Seru pastinya. Ada beberapa nilai religi yang didapat tanpa harus digurui. Mengambil seting salah satu pesantren di Jawa Timur, film ini berusaha melawan arus kekinian minuman. Jika sekarang yang kerap dibicarakan adalah kopi, maka melalui film ini yang diangkat adalah coklat dari kota Kediri. Siapa saja pemainnya?

Dua pemeran utama dari film ini adalah Acha Septriasa dan Deva Mahendra. Acha berperan sebagai Talita, seorang presenter yang mempunyai slot tampilan sendiri di salah satu televisi. Presenter gosip handal besutan Talita menjadi rating tertinggi dan belum ada saingannya. Deva Mahendra, berperan sebagai Kiblat, kawan kecil Talita yang merupakan anak dari pemilik pesantren di Kediri sahabat kedua orang tua dari Talita. Sejak Kiblat mendatangi Talita, masalah demi masalah berdatangan. Termasuk dihentikannya acara Bibir Talita dari stasiun tv tersebut? Bagaimana kelanjutannya...? Tunggu saja di tanggal 14 Oktober. 

Doni Damara berberan sebagai ayahnya Kiblat, sahabat baiknya almarhum ayahnya Talita. Sementara Ira Wibowo berperan sebagai ibu tuggal dari Talita. Seorang arsitek yang sibuk.

 Adinda Thomas, Chiki Fawzi, Susan Sameh, Dzawin, Robby Purba dan Ayana Moon adalah pemain-pemain lain yang ikut meramaikan film yang disutradarai oleh Danial Rifky. Penulis skenario Garin Nugroho mampu membawa "ruh religi" dalam film ini tanpa menggurui. Kritik sosial kepada melejitnya dunia gosip pun menjadi sorotan utama pada film 99 Nama Cinta. 

Yang bikin ngakak dan menyegarkan suasana film di pesantren Kediri adalah ulahnya Dzawin. Komika yang baru pertama kali main film ini bikin cengengesan aja selama dia tampil. Pun dalam prescon di hadapan media, dia paling banyak membuat saya tertawa. Nggak malu ngaku miskin, nggak malu juga ngaku jelek. Ahahahahaha...

Mlenuk, juga salah satu pelengkap cerita lucu. Mungkin, kalau film ini jadi skuel Mlenuk dan Dzawin bakaln jadian. Ekekekekeke...

Konflik dan drama percintaannya Kiblat sama Talia nggak usah dibahaslah, ya. Beberapa adegan di film ini bikin orang termehek-mehek menitikkan air mata. Salah satunya teman bloger yang duduk di sebelah saya. Hehehehe...

Rencananya, bulan depan mau nonton lagi ngajak teman. Biar puas lihat Dzawin wajah baru perfilman Indonesia ^_^. Jangan lupa, catat tanggal tayangnya di bioskop terdekat di kota Anda, 14 November 2019.

Salah satu theme park terbesar yang ada di Asia Tenggara adalah Universal Studios Singapore. Ada di Sentosa Island, wisata ini mengusung wahana yang menarik. Tema yang dikonsepkan di lokasi adalah film produksi Universal Studio laiknya Madagascar, Transformers, Shrek, dan sebagainya.
Jika kamu penggemar film-film tersebut, mengunjungi taman rekreasi ini adalah sebuah impian. Untuk itu, mari membahasnya lebih detail!
Overview Universal Studios Singapore
Mengunjungi Universal Studios Singapore dijamin tidak akan kamu lupakan keseruannya. Sebab, ada setidaknya 24 wahana imajinatif yang akan membawamu seakan ada di lokasi film-film Universal Studio. Kamu akan ada di lokasi dengan berbagai properti seperti pada setting film sungguhan. Selain itu, rasakan sensasi berinteraksi dengan pertunjukan, games, serta atraksi yang seru.
Fasilitas yang Tersedia
Menyimak deskripsi Universal Studios Singapore sangat menarik. Lokasi yang dibangun di lahan yang luasnya mencapai 49 hektar ini dilengkapi pula dengan fasilitas penunjang yang mumpuni. Adapun fasilitas umumnya meliputi:
●       Air minum
●       Restoran
●       Toilet
●       Penjualan jas hujan
●       Area peristirahatan
●       Musala
●       Toko Souvenir
Jam Buka dan Aktivitas yang Dapat Dilakukan
Lokasi wisata ini dibuka setiap hari, baik weekday maupun weekend. Tepatnya, dimulai pukul 10.00 waktu Singapura. Untuk jam tutupnya sendiri dapat berbeda-beda tergantung musim. Pada low season, lokasi ditutup pukul 19.00 waktu Singapura. Saat peak season, lokasi ditutup saat jam 21.00 waktu Singapura.
Selama jam operasionalnya, kamu bebas menentukan wahana apa yang akan dicoba. Daripada bingung saking banyaknya, berikut aktivitas yang direkomendasikan untukmu selama di lokasi:
●       Jajal Wahana Paling Populer
Universal Studios Singapore wahana-nya terdiri atas beberapa kategori. Namun, sebelum membahasnya terlalu jauh, kamu harus tahu beberapa yang paling wajib dicoba. Meliputi Jurrassic Park Rapid Adventure yang merupakan arung jeram bertema Jurrassic Park dan Transformer the ride 3D di mana kamu akan naik kendaraan dengan efek 3D yang nyata.
Ada juga Sesame Street Spaghetti Space Chase di mana kamu akan diajak naik kereta sembari menyaksikan boneka yang menjadi karakter Sesame Street, Roller Coaster Battlestar Galactica yang membuatmu jungkir balik, Enchanted Airways, serta Madagascar: A Crate Adventure dengan perahu laiknya istana boneka.
●       Menyaksikan Live Show yang Membuat Decak Kagum
Selain menikmati berbagai wahana, kamu juga wajib menyaksikan beberapa show. Meliputi Donkey Live Show, Water World Show, serta Sesame Street Show. Satu lagi yang bisa kamu saksikan saat weekend adalah Parade Universal Studio.
●       Menikmati Wahana Lain
Bukan hanya wahana dan live show yang telah disebutkan saja. Kamu pun bisa menikmati wahana lainnya. Kamu bisa melihat zonanya secara lebih jelas di peta.
Lokasi dan Rute Universal Studios Singapore
Pastinya setelah melihat begitu banyak wahana yang tersedia, kamu jadi tertarik untuk mengunjungi lokasi wisata. Kamu juga akan mencari tahu alamatnya. Agar lebih mudah, bisa kamu catat baik-baik. USS ada di Resort World. Tepatnya di Sentosa Island.
Rute yang bisa kamu lewati sebenarnya cukup beragam. Namun, yang paling mudah untuk mencapai lokasi adalah memanfaatkan transportasi umum berupa MRT. Keluar dari Bandara Changi, kamu bisa langsung ke lantai bawah tanah. Lantas, naik MRT ke Stasiun Harbour Front. Jika sudah, turun di Mall Vivo City. Selanjutnya, kamu bisa jalan kaki di Sentosa Boardwalk hingga mencapai lokasi.
Harga Tiket
Tiket Universal Studios Singapore sebaiknya dibeli secara online sebab, harganya menjadi lebih terjangkau. Untuk detailnya bisa kamu lihat di bawah ini:
Kategori        
Harga
Tiket Masuk dewasa (13 hingga 59 tahun)
Rp 751.000,- atau SGD 76
Tiket Masuk anak-anak (4 hingga 12 tahun)
Rp 554.000,- atau SGD 56
Tiket Masuk Lansia (60 tahun lebih)
Rp 375.000,-  atau SGD 38
Universal Express
Rp 296.000,- atau SGD 30
Universal Express Unlimited
Rp 494.000,- atau SGD 50

Sekarang kamu sudah tahu kalau membeli tiket masuk ke lokasi wisata ini lebih murah melalui online. Kamu bisa mempercayakannya pada Traveloka. Dapatkan harga terbaik dan semua kemudahan hanya dalam sentuhan jari saja.
Menarik sekali membahas tentang Universal Studios Singapore dengan segala keunikannya. Share info ini ke teman yang ingin kamu ajak pergi, ya!
Deskripsi: Salah satu theme park terbesar yang ada di Asia Tenggara adalah Universal Studios Singapore. Ada di Sentosa Island, wisata ini mengusung wahana yang menarik. Tema yang dikonsepkan di lokasi adalah film produksi Universal Studio laiknya Madagascar, Transformers, Shrek, dan sebagainya
Dana zakat untuk kemaslahatan umat


“Pak, maaf numpang tanya. Tahu warung Z-Mart, nggak?.” Saya bertanya kepada dua orang lelaki yang sedang duduk di gardu. Mereka kelihatannya sangat ramah.

“Warung apa? Alamatnya di mana?,” Saya menyodorkan handphone, menyerahkan kepada salah  satu dari mereka. “Owh iya ini, bener. Alamatnya di sini. Tapi warungnya nggak ada di sini. Coba ditelpon, kabarin kalau sudah sampai.”

Saya kembali mengecek alamat yang saya dapatkan dari google map. Menelisik satu-satunya gambar yang ditampilkan. Betul, sesuai map warung Z-Mart yang saya maksud ada di sini.  Samping kiri kanan juga sebrangnya tempat di mana saya berdiri juga sama. Saya mulai ragu. Jangan-jangan alamat yang ada di map tidak betul. Atau jangan-jangan warung yang saya tuju sudah tidak ada. Saya bimbang akan kembali meneruskan pencarian di situ, atau berpindah ke tempat lain.

Akhirnya, saya kembali mencari salah satu keberadaan Z-Mart terdekat. Bahkan, saya mencari di sekitaran area Jakarta. Pikir saya nanggung, sudah keluar sekalian saja pergi. Saya buru-buru memesan ojek online, hendak menuju Stasiun Citayam. Ojek sudah saya dapatkan dan lokasinya pun sangat dekat dengan keberadaan saya. Tapi tiba-tiba saya tak enak hati. Saya membatin, jangan-jangan dua orang yang saya tanya ini adalah ojek pangkalan. Apa perasaannya kalau tiba-tiba ada ojek online sampai sementara mereka berdua ada di situ. Dengan rasa bersalah, akhirnya saya mengalihkan orderan. Dan berbalik badan menanyakan kepada dua orang lelaki di belakang saya.

“Gimana? Sudah bisa dihubungi? Saya pernah lihat warung Z ada di belakang sana, di dekat Pasir Putih.”

“Jauh nggak, Pak?”

“Nggak. Dekat aja dari sini.”

“Maaf, apa di dekat sini ada ojek?”

“Ya ini kita ngojek.”

Saya terperangah. Beruntung tadi membatalkan orderan ojek. Dan akhirnya, saya minta diantar oleh tukang ojek tersebut yang katanya pernah melihat warung Z. Sebetulnya, saya tak yakin. Tapi, saya percaya dengan bapak ojek ini. Niatnya baik, ingin mengantarkan saya ke tujuan. Dan ternyata, tak sampai lima meter masuk ke gapura, sebuah warung dengan plang Z-Mart saya temui. Tapi saya tak enak hati karena sudah ada di ojek. Saya ikuti saja kemauan si bapak ojek mengantarkan saya. Alhasil, warung yang dimaksud si bapak memang tidak ada dan bukan warung Z-Mart seperti yang saya cari. Akhirnya, saya minta diantarkan kembali ke depan, ke dekat  gapura. Saya bilang ke bapaknya kalau pas masuk tadi saya menemukan Z-Mart. Pak ojek nggak percaya.

Ketika sampai di tempat, dia merasa nggak enak. Padahal, saya biasa saja karena tahu niatnya baik ingin mengantar. Sebuah warung kecil dan sederhana tersaji di hadapan. Lagi-lagi, berbeda dengan gambar yang saya lihat melalui google map. Dalam hati, saya berujar mungkin warungnya sudah pindah kemari.

Dua orang lelaki sedang duduk di bangku berdekatan dengan warung. Saya menanyakan siapa yang memiliki warung tersebut. Seorang pria mengenakan kaos berwarna ungu rupanya pemilik warung. Tapi ia keberatan ketika ditanya-tanya tentang Z-Mart. Katanya, istrinya lebih tahu mengenai Z-Mart dan saya lihat istri bapak tersebut sedang tidur.

“Nggak apa-apa, Pak. Saya tunggu di sini sampai ibu bangun.”

Entah kasihan atau gimana, bapak berkaos ungu tersebut memberitahukan kepada saya salah satu pemilik kedai Z-Mart yang sudah lama. Ia mengabarkan jika sebelumnya warung  tersebut memang ada di pinggir jalan, tapi sudah pindah ke rumahnya dan agak jauh dari warung sebelumnya. Saya menyimak arahan yang diberikan meski tak paham.

Pak ojek yang tadi mengantarkan saya mendekat. Ia dengan berbaik hati mau mengantarkan saya ke tempat yang dimaksud. Mereka mengenal dan tahu namanya jadi dengan mudah bisa mengantarkan saya. Agak masuk dari jalan besar, akhirnya saya menemukan kedai Z-Mart yang saya cari-cari sejak tadi. Seorang pria berbaju putih terlihat di warung. Saya mengenalkan diri dan menyampaikan maksud kedatangan ke warungnya. Ia menyambut saya dengan ramah, menyilakan saya duduk pun kemudian memanggil istrinya untuk duduk serta. Karena menurutnya pengelolaan Z-Mart sepenuhnya sudah diserahkan kepada istrinya.

Pak Dede Supriadi duduk tepat di depan saya, sementara Ibu Fitriah agak jauh sedikit dari tempat saya duduk. Suaminya, mulai menceritakan awal mula ia mengenal Z-Mart dan bergabung di dalamnya. Sebagai peniaga kedai, mereka bukan orang baru dalam dunia jual beli. Sejak tahun 2009, mereka sudah bergelut dengan macam-macam dinamika dunia kelontong. Menurut Pak Dede, akhir-akhir ini omsetnya semakin menurun karena semakin banyaknya persaingan. Lantas melalui Bu Lily, kawan  dari istrinya ia dikenalkan dengan produk Z-Mart.




Tawaran modal usaha tanpa suku bunga itu akhirnya mereka ambil. Sebelumnya, warung mereka memang di pinggir jalan sesuai di google map yang tertera. Tapi karena besarnya biaya operasional dan semakin menurunnya pendapatan, akhirnya mereka pindah ke rumah sendiri.

“Yang besar itu biaya operasional, Bu. Saya harus membayar listrik dan tenaga kerja tambahan,” ujar Pak Dede menyampaikan. “Sekarang, mah, di sini lebih santai. Nggak harus  terburu-buru ke warung, tutupnya pun nggak sampai larut malam.” Jelasnya lagi.

Menurut Pak Dede penghasilannya menurun drastis sejak kedainya dipindah ke rumah. Saat masih berada di pinggir jalan, sehari penghasilan mereka di atas satu juta rupiah. Sementara sekarang, penghasilannya di bawah lima ratus ribu. Mereka belum satu tahun mendapatkan modal tambahan usaha dari Baznas. Bagi Pak Dede dan istri, suntikan dana tanpa modal dari Baznas adalah keberkahan tersendiri. Tidak terjebak pada pinjaman bank keliling, juga pinjaman online yang sedak marak kini.  Katanya, “Siapa yang mau minjemin uang Cuma-Cuma bahkan tanpa bunga sekarang ini?.”

Ikutan mejeng bersama Bu Fitriah ^_^


“Selama diberikan bantuan dana, kami dipantau. Setiap harinya harus ada pembukuan yang dibuat. Di sini, kami merasa terbantu dan dipacu untuk belajar bertanggung jawab dengan uang yang kami pinjam. Juga bisa berkembang karena selalu diberikan pengetahuan baru.”

Menurut Pak Dede, bantuan lunak yang diberikan sangat membantu karena selain dana yang diberikan, ada juga pelatihan cuma-cuma untuk para peserta yang tergabung. Setiap dua minggu sekali dibuat pertemuan, dalam pertemuan itulah pembukuan dinilai. Sejauh mana kedai masih bertahan dan bisa tetap berkembang dengan dana bantuan dari Baznas.

Selesai berbicara dengan Pak Dede dan Bu Fitriah saya undur diri. Kembali berjalan menuju kedai Z-Mart yang saya temui sebelumnya karena masih penasaran. Dari segi bangunan, kedai Z-Mart satu lagi lebih kecil. Khas warung-warung pinggir jalan. Tapi kelebihannya di sana ada gas 3 kg juga bensin eceran.

Sampai di tempat semula, saya disambut bapak berbaju ungu. Istrinya sudah bangun dan terlihat bingung melihat saya. Logat Betawinya kental, suaranya keras. Setelah saya mengenalkan diri, ia tersenyum dan terlihat sungkan.


“Nggak apa, nih, Neng saya ngomong? Takut saya salah-salah ngomong. Sekarang pan tahu sendiri, salah sedikit saja bisa viral.”




Ibu Lilis, perempuan berusia 44 tahun ini sudah hampir setahun tergabung dengan Z-Mart. Bahu membahu bersama suaminya, Pak Asmadi, mereka mengelola warung kecil di pinggir jalan di Cipayung Jaya, Depok. Pak Asmadi menyingkir setelah saya duduk dengan Bu Lilis. Tak banyak pilihan jualan yang ada di warung Bu Lilis, tapi jangan salah, omset harian yang didapatkan bagi saya sangat lumayan. Warung kecil yang menjual berbagai macam snack dan kebutuhan rumah tangga ini juga menjual bensin eceran.





Setiap dua minggu sekali, kata Bu Lilis ada pertemuan dari Baznas. Dalam pertemuan tersebut akan ada evaluasi, pembukuan harian selama dua minggu dilaporkan. Di kelompoknya, ada sekitar 15 orang yang tergabung. Pertemuan tersebut juga ada arisannya. Pertemuan-pertemuan yang dibuat merupakan salah satu bentuk ikhtiar menjaga silaturrahim satu sama lain. 

Bagi Bu Lilis yang selama ini tak pernah mengenal pembukuan dalam jual beli, sangat merasa tertolong. Kata dia, setiap harinya uang diputar. Pagi, ia akan belanja kebutuhan rumah tangga. Lalu siangnya uangnya ia putar lagi untuk membeli bensin eceran. Selama kami berbincang, ia bolak-balik melayani pembeli yang hilir mudik membeli bensin. Suaminya pun dengan cekatan membantunya.

Meski modal usaha ini tanpa bunga, bukan berarti tak ada penilaian. Konon, menurut Bu Lilis beberapa orang yang pernah mendapatkan pinjaman bersamaan tak semuanya kembali disuport dana. Karena ada kurasi dari pihak Baznas. Di mana orang yang  sudah tak aktif lagi, warungnya tak lagi berdiri maka ia didiskulifikasi.


“Duit Baznas ngeri," katanya sambil bergidik. "Duit amal orang, kita kudu bener-bener gunain dengan betul. Nggak boleh sembarangan. Ini duit orang-orang yang beramal dan berzakat. Jadi saya harus bisa mengolahnya biar nggak berat pertanggungjawabannya.” Di antara hiruk pikuk jalanan dan suara adzan mahgrib yang berkumandang, saya mendengar dengan seksama cerita Bu Lilis. Melihat ketulusannya, menyaksikan kebahagiannya, hati saya diselimuti rasa syukur yang dalam. Betapa memuliakan mustahik melalui dana zakat itu bisa dilakukan pada pemberdayaan ekonomi. Seiring berkembangnya zaman, kini tak lagi zakat diberikan hanya dalam bentuk bantuan sembako dan nominal uang yang tak berkelanjutan. Inilah salah satu cara menaikan tingkat mustahik. Semoga kelak mereka pun menjadi para muzaki.

Dari perbincangan dengan Pak Dede, Bu Fitriah dan Bu Lilis, ternyata Baznas mengeluarkan sistem baru. Jika sebelumnya dana usaha yang diberikan wajib dikembalikan semampunya setiap satu bulan sekali, maka nantinya dana yang sudah dibayar oleh mereka akan dikembalikan lagi untuk modal selanjutnya. Masya Allah... Terberakhilah para muzaki dan seluruh pengelolanya.

Bon belanjaan Bu Lilis


Lalu, apa itu Zmart? Zmart merupakan usaha mikro yang dikelola oleh Baznas melalui dana zakat. Z-mart adalah salah satu pemberdayaan ekonomi, berupa jaringan pengembangan usaha ritel mikro untuk mengangkat skala usaha mustahik binaan Baznas. Sejak tahun 2016, dari dana zakat yang dikeluarkan oleh muzaki diwujudkan untuk mendirikan Z-Mart. Sudah ada ratusan Z-Mart yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Paling banyak Jabodetabek tentu saja. 

Bagaimana jika hendak berzakat di Baznas?

Ketika kecil, saat pertama kali disuruh membayar zakat fitrah menjelang idul fitri untuk diri sendiri, saya dan teman-teman berbondong datang ke guru ngaji. Masing-masing dari kami ada yang membawa uang dan juga makanan pokok yang kami konsumsi sehari-hari. Malamnya, guru ngaji kami akan kembali membagikan zakat yang diperolehinya kepada orang-orang yang dianggap berhak mendapatkannya. Ada delapan golongan yang berhak menerima zakat. Yaitu, Fakir, miskin, gharimin, hamba sahaya, fisabilillah, ibnu sabil dan amil. Tapi waktu itu, yang diberi pastinya hanya dua golongan saja. Fakir dan miskin.




Itu dulu. Sekarang tentunya berbeda lagi. Melalui Baznas, zakat bisa dilakukan secara offline, mau pun online. Cukup membuka, https://baznas.go.id/pembayaran lalu klik Bayar Zakat yang ada di pojok kanan atas. Nanti akan muncul gambar seperti di bawah ini. 


Di sini kita bisa isi data diri plus nominal uang yang akan disedekahkan atau zakat



Lalu muncul metode pembayaran


Memastikan jumlah nominal


Nggak lama dapat notif via email. Abis ini, langsung bayar
Verifikasi email setelah mentransfer

Tak lama kemudian mendapat whatsapp dari Baznas


Itulah kemudahan membayar zakat sekarang. Lebih mudah dan simpel. Pun pengelolaan dan penggunaannya lebih terstruktur dengan baik. 

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. QS. At Taubah: 103
Lalu terngiang-ngiang kalimat Bu Lilis saat kami berbincang,  “Terima kasih banget udah ditulungin. Saya pengen usaha, dari pada saya pinjem dari bank keliling, alhamdulilah dengan adanya dana dari Baznas merasa terbantu. Saya nggak ngambil barang di orang. Hidup saya jadi tenang, nggak kocar-kacir. Bisa juga buat makan dan buat sekolah.” Ada nada haru dalam suaranya saat ia mengucap syukur dan terima kasih kepada Baznas atas bantuan usaha modal yang ia dapatkan.

Referensi tulisan dari berbagai sumber, Tribun, Republika, Baznas.








"Gaya hidup masa kini memengaruhi banyak hal, salah satunya adalah makanan atau minuman yang ada sekarang." Kalimat tersebut disampaikan oleh Yudhi Adrianto, S. GzRD dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) di acara Hari Penglihatan Sedunia. Acara tersebut dibarengi dengan peringatan Hari Obesitas. Dalam penyampaiannya, ia menampilkan beberapa slide gambar perbandingan. Pertama, gambar donat biasa saja dnegan donat toping macam-macam. Gambar kedua, kopi hitam biasa tanpa campuran dengan kopi kekinian dengan berbagai rasa. Khas kopi kekinian yang dijual di banyak kedai kopi tempat nongkrong.

Saya dibuat tertegun. Dari banyak kegiatan yang saya ikuti di kementrian kesehatan, acara pada tanggal 8 Oktober lalu saya paling berkesan. Ketika satu demi satu narasumber memaparkan materi yang diberikan, ada sedikit pengetahuan baru yang saya dapatkan. tentang 


Bagaimana caranya membeli tiket Operet Aku Anak Rusun? Sebelum melihat harga tiket, mari kita lihat terlebh dahulu asal muasal operet tersebut.



Dibanding menonton film, saya lebih suka menonton  teater mau pun operet. Sewaktu ada informasi  konfrensi pers mengenai Operet Aku  Anak Rusun, saya tertarik untuk ikut. Sebelum hari H konfremsi, saya penasaran tentang Operet Aku  Anak Rusun (OAAR). Dan sempat googling untuk mencari tahu tentang muasal operet tersebut.  OAAR merupakan bentukan dari Veronica Tan di tahun 2017.

Tema besar yang diangkat adalah keberagaman. Dan sasarannya adalah anak-anak rumah susun. Operet Aku Anak Rusun lahir dari kegelisahan Vero untuk memberdayakan anak-anak rusun. Gayung pun bersambut ketika ia bertemu dengan Titik Puspa dan membawa CD lagu anak, Titik Puspa berpesan bahwa anak-anak sekarang mulai kurang mengenal lagu anak. Anak-anak lebih familiar dengan lagu-lagu kekinian semacam K-Pop.  Tujuan digelarnya operet ini adalah untuk mengembangkan dan memfasilitasi talenta anak rusun di bidang seni musik dan pertunjukan.  Tahun 2017, operet tampil dengan judul, Ada Gulali di Hatiku.

Begitulah muasal hadirnya Operet Aku Anak Rusun.

Pada Rabu, 25 September 2019 bertempat di Foyer Ciputra Artpreuneur Theater konfrensi pers Operet Aku Anak Rusun  yang kedua. Ibu Veronica Tan, selaku Founder Yayasan Waroeng Imaji memberikan penjelasan kepada media bagaimana ia memulai mendirikan Operet Aku Anak Rusun.

“Saya sebenernya senang sama anak-anak. Dari dulu kalau ke rusun dan RPTRA kalau lihat anak-anak itu kayaknya mereka tidak ada beban. Main bersama-sama, hepi.” Berangkat dari kecintaanya kepada anak dan musik, mengantarkan Ibu Veronica Tan untuk menginisiasi kembali Operet Aku Anak Rusun kembali tampil.
Konfrensi pers

Dengan tema “Selendang Arimbi” operet akan ditampilkan pada 16 November 2019 bertempat di Ciputra Artpreneur. Dengan tema yang diangkat, Selendang Arimbi kembali mengangkat nilai toleransi, solidaritas, semangat mewujudkann mimpi yang disajikan dalam tari dan lagu Indonesia. Yang tampil pada operet tersebut usianya beragam. Paling kecil usianya tujuh tahun hingga remaja. Aransemen musik dimainkan oleh anak-anak remaja, sementara gerak tari dan lagu oleh anak-anak di bawahnya.

Masih menurut keterangan Bu Vero, meski dalam sajian operet ini usia anaknya tak sama, tapi kebersamaan dan tak saling menonjol diutamakan. Anak-anak diajarkan untuk bekerja sama. Lagu-lagu anak dalam tampilan ini sangat ditonjolkan, untuk mendidik dan kembali mengingtakan di zaman sekarang.

Beralih ke Dovieke Angsana (yang terlibat juga di operet pertama)  ia menceritakan mengenai aransemen juga berapa banyak yang terlibat di acara ini, rusun yang terlibat. Rawa bebek, Daan Mogot, PulauGgebang. Kurang dari 200 anak terlibat untuk acara ini, 130 anak sebagai penari, 12 sebagai pemain inti dan 40 anak sebagai penyanyi.  Pada tampilan di panggung nantinya, akan ada 20 lagu yang dinyanyikan. Terdiri dari lagu anak, tradisional bahkan lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Chrisye. Lagu-lagu tersebut diaransemen ulang oleh soundkestra dan dikemas dengan berbagai genre yang modern.

Trus, gimana caranya kalau mau dapetin tiket nonton operet ini?
Tiket Operet Aku Anak Rusun Selendang Arimbi bisa dipesan di www.akuanakrusun.com dengan harga sebagai berikut,
  • Rp. 750.000 untuk kelas Diamond
  • Rp. 500.000 untuk kelas Gold
  • Rp. 350.000 untuk kelas Silver
Tiket bisa dibeli di sini



Dan untuk informasi mengenai Operet Aku Anak Rusun 2 bisa dilihat di akun instagram @akuanakrusun.

Vanda Parengkuan, penulis naskah operet ini berharap bahwa melalui drama musikal yang akan ditampilkan ini nantinya anak-anak bisa belajar berempati pada sesama manusia tanpa memandang perbedaan.



Foto bersama di desa wisata Djampang

“Saya adalah salah satu peneriman manfaat Beasiswa Aktivis Nusantara (BAN) .  BAN adalah salah satu program yang ditujukan kepada mahasiswa teriplih dari seluruh Indonesia. Kami disupport bukan hanya materi, tapi juga pengembangan karakter sehingga kami ada tanggung jawab moral untuk kembali ke masyarakat.” Ujar Mounda Putri Adela pembawa acara Blogger Meet Up yang bertempat di Aula Masjid Smart Ekselensia, Lembaga Pengembangan Insani Dompet Dhuafa (DD). Sebanyak lima puluh bloger pada Rabu 2 Oktober 2019 diundang oleh DD untuk mengikuti gathering mengenal wakaf Dompet Dhuafa lebih dekat.

Dalam sambutannya,  direktur DD Yuli Pujiharto menyampaikan bahwa diundangnya rekan-rekan bloger dalam bloger meet up bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada rekan-rekan bloger tentang wakaf produktif di kawasan zona madina yang dikelola oleh Dompet Dhuafa. Menurutnya, selama ini orang tahu wakaf hanya untuk makam, masjid. Tapi di DD, wakaf dikelola dengan baik dan bisa lebih produktif. Di kawasan zona madina merupakan program kawasan yang disiapkan oleh DD untuk membuktikan bahwa dana dari zakat  infaq, sodaqoh serta wakaf bisa produktif untuk masyarakat.

Di kawasan pendidikan DD, jenjang pendidikan dari TK-SMA ada. Bahkan, nantinya di kawasan zona madina juga akan didirikan perguruan tinggi.  Dengan adanya perguruan tinggi, diharpakan mampu melengkapi pelayanan DD kepada masyarakat DD di sekitarnya juga Indonesia pada umumnya.  Selain kawasan pendidikan, tak jauh dari situ juga ada pusat kesehatan, ekonomi juga budaya. Masih menurut Ustadz Syafii, bahwa semua yang ada itu semuanya bersumber dari dana infak, sodaqoh dan wakaf dari masyarakat.

Bobby P Manulang


Harapannya, informasi tentang wakaf bisa disebar ke masyarakat melalui tulisan atau pun foto oleh bloger yang hadir di acara ini dan nantinya diunggah di blog. karena masih banyak di luar sana masyarakat yang belum begitu paham mengenai kegunaan wakaf yang bisa produktif dan sosial.

Selama ini masyarakat kita hanya mengenal tiga bagian dari wakaf, yaitu makam, masjid dan madrasah. Hal ini diucapkan oleh Bobby P Manullang dalam menjelaskan apa saja program-program wakaf yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa. Jamak yang diketahui hari ini oleh masyarakat adalah, Wakaf diidentikan dengan sebuah donasi yang dijadikan sarana penunjang ibadah. Jika menelisik lebih jauh kepada tonggak sejarah wakaf dalam islam adalah kisah Usman bin Affan dan Syaidina Umar bin Khatab. Saat itu ia ingin menyedekahkan tanahnya di Khaibar, tapi kata Rasul tidak perlu disedekahkan ke saya, tapi kamu manfaatkan dan kamu kelola sendiri jangan pernah diperjualbelikan, jangan pernah dipindahkan nama, tapi apa-apa yang tumbuh di atasnya disalurkan kepada yang berhak.

Kedua, kisah sumur dzikrurahman (maaf kalau salah menulis) yang dikelola oleh syaidina Usman bin Afan. Dalam perjalanannya 1500 tahun hingga saat ini, itu nadzirnya mengelola mulai dari sumur hingga kebun kurma, dari kebun kurma lalu menjadi komerisal estet. Bahkan sekarang berdiri hotel yang dikeola oleh sheraton group. Keuntungan setiap tahunnya 150 milar lebih.

“Artinya, setiap tahun almarhun Syaidina Usman bin Affan berwakaf 150 miliar. Jika kita percaya amal jariyah sebagai salah satu penerang cahaya di kubur, sudah seterang apa itu kuburnya Usman bin Afan.” Ujar Bobby P Manulang.

Menurutnya, selama ini persepsi wakaf di Indonesia memiliki tiga mindset
  • Wakaf identik dengan ibadah orang kaya.
  • Wakaf itu Cuma lazim dikerjakan dalam bilangan-bilangan besar.
  • Mengkukuhkan orang malas berwakaf diakibatkan oleh paradigma di atas.


Melalui program dengan  tajuk wake up wakaf, Dompet Dhuafa berusaha menghadirkan pendekatan pengertian wakaf sesuai zaman. Melalui platform wake up wakaf yang disediakan oleh DD bernama satu juta wakif DD menyasar generasi milenial dan Gen-Z. Karena di generasi inilah mereka kini akrab dengan smartphone. Tujuannya adalah untuk mengedukasi tentang pengembangan literasi wakaf.

Menurutnya, jika masyarakat  tidak tahu mengenai manfaat wakaf, orangpun menjadi malas berwakaf. Berwakaf itu  tidak perlu menunggu kaya, apa  yang ada di dompet kita meski nominalnya kecil bisa menjadi wakaf. General manajer mobilisasi wakaf.

Dalam program wake up wakaf untuk sejuta wakif, Bobby Manulang mengharapkan setiap orang bisa berwakaf sebesar Rp. 10.000 setiap bulan. Dengan nominal 10 ribu dikali satu juta, maka sudah terkumpul 10 juta. Setiap bulannya, rumah sakit di bawah kelola DD membutuhkan dana 30 miliar setiap bulannya. Maka dibutuhkan waktu tiga bulan untuk mengumpulkan 30 milar dari sumbangsih dana masyarakat sebesar 10 ribu rupiah dengan sejuta orang. Dana sebesar itu yang akan digunakan oleh DD dalam melayani kesehatan kaum dhuafa.

Wakaf dari sisi sasarannya ada tiga,
  • Wakaf Public, ditujukan kepada masyarakat umum jadi ketika berdonasi yang akan dibangun bertujuan untuk orang banyak.
  • Wakaf private (keluarga), tujukan untuk keluarga pewakaf. Misal makam keluarga, atau keluarga dan keturunannya. Atau bisa juga membangun ruko untuk keturunananya.
  • Terakhir adalah wakaf musyarak, gabungan antara wakaf public dan wakaf private. Artinya ketika ia berdonasi entah aset dalam uang, peruntukannya kepada nadzir untuk dipilah. Berapa persen untuk kepentingan umum dan kepentingan lainnya untuk keluarga.


Ustad Syafii bercerita tentang  wakaf yang dikelola menjadi program pendidikan. Lembaga pengembangan insani gedung dompet dhuafa merupakan wakaf dari umat, oleh DD dibuat menjadi sekolah Smart Ekselensia. Nilai aset wakaf, sekitar 4 miliar pada tahun 2003. Produktivitas  wakaf pada 2004 diubah menjadi sekolah, selama ini sudah meluluskan 11 angkatan.  Setiap tahun meluluskan 40 anak dhuafa dari seluruh Indonesia. 440 anak sudah lulus dari smart.

Sekolah Guru Indonesia (SGI) adalah salah satu jejaring divisi pendidikan Dompet Dhuafa yang berkomitmen melahirkan Guru Transformatif yang memiliki kompetensi mengajar, mendidik dan berjiwa kepemimpinan sosial. Sekolah Guru Indonesia didedikasikan bagi para pemuda Indonesia yang siap mengabdikan diri menjadi guru serta siap berkontribusi bagi kemajuan pendidikan di seluruh penjuru Nusantara. (dari laman SGI)


Ia menceritakan kisah anak dari NTT. Ada anak tukang gorengan dari Flores NTT, diambil dan dibawa ke DD lalu dididik. Dia bisa melewati semua jenjang pendidikan, lantas setelahnya  diterima di fakultas kedokteran UI melalui jalur undangan. 2017 lalu selesai co-as dan sekarang sudah menjadi dokter. Dari situlah pemanfaatan dana umat melalui wakaf menjadi sangat bermanfaat. Ada juga salah satu anak lulusan SE yang kemudian masuk ITB Bandung, kemudian mendaftar lagi di salah satu perguruan tinggi di Belanda.
Satu aset wakaf ketika dikonversi menjadi program pendidikan bisa melahirkan kebermanfaatan lebih besar lagi.

Selesai narasumber menyampaikan berbagai materi wakaf, kami diajak berkeliling di Smart Ekselensia dan Rumah Sakit Terpadu (RST) Dompet Dhuafa. Melihat lebih dekat, apa saja yang ada di Smart Ekelensia, juga Rumah Sakit Terpadu Dompet Dhuafa.

Mounda Putri Adela, anak pedagang gorengan dari NTT juga salah satu mahasiswa yang lolos dari ITB adalah salah satu contoh penerima manfaat wakaf yang disalurkan melalui donasi tabung wakaf Dompet Dhuafa. Semoga saya, dan kita semua bisa menjadi bagian wakif yang terus bisa ikut berdonasi wakaf untuk keberlangsungan umat

Asrama Smart Ekselensia

asramanya bersih dan rapih

Di Rumah Sehat Terpadu (RST) rumah sakit bintang 5 yang dikhususkan untuk kaum dhuafa. 





Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Teman-teman

Sering Dibaca

  • Minyak Gamat Bukan Hanya untuk Obat Luka
  • Blogger Return Contest
  • Kontes Blog Bermula
  • Laskar Pelangi, Pilihan KBO 2
  • Aku, Mbak Elly juga Mbak Fanny

Harta Karun

  • ►  2021 (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2020 (10)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
  • ▼  2019 (41)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (4)
    • ▼  Oktober (6)
      • Akting Terbaru Acha Septriasa di Film 99 Nama Cinta
      • Cari Tahu Wisata Universal Studios Singapore dan R...
      • Dana Zakat untuk Kemaslahatan Umat
      • Menghargai Penglihatan dan Menjaga Berat Badan
      • Bagaimana Cara Membeli Tiket Operet Aku Anak Rusun?
      • Mengenal Macam-macam Wakaf dari Tajuk Wake up Wakaf
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (5)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2017 (21)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (63)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (23)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2015 (137)
    • ►  Desember (25)
    • ►  November (20)
    • ►  Oktober (34)
    • ►  September (19)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (9)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2014 (52)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2013 (40)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (12)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
  • ►  2012 (74)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (14)
  • ►  2011 (87)
    • ►  Desember (10)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (18)
    • ►  September (13)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2010 (141)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (12)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (17)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (17)
    • ►  Februari (18)
    • ►  Januari (23)
  • ►  2009 (124)
    • ►  Desember (11)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (17)
    • ►  Juni (14)
    • ►  Mei (16)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (12)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2008 (105)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (16)
    • ►  Mei (19)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (22)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2007 (30)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (13)
    • ►  September (12)
    • ►  Agustus (2)

Kategori

Ads Blogger Hibah Buku Celoteh Cerpen Featured GayaTravel KBO komunitas Murai Perjalanan Piknik Buku Pojok Anaz Reportase resep reveiw Semestarian Serial Sosok Teman TKW TripGratisan Volunteer

Catatan Anazkia By OddThemes | Turatea.com