Catatan Anazkia

Karena hanya tulisan yang bisa saya tinggalkan

  • beranda
  • Kisah
    • Serial
    • Cerpen
    • Celoteh
    • Reportase
    • Perjalanan
      • Gaya Travel
      • Trip Gratisan
      • Piknik Buku
  • Pojok Anaz
  • Murai
  • Sosok
  • komunitas
    • Volunteer
    • KBO
    • Semestarian
    • Blogger Hibah Buku


Tujuh tahun di Malaysia mengenalkan saya dengan berbagai macam produk-produk buatan Malaysia. Dari makanan, obat-obatan, baju, kerudung, bahkan kosmetik. Salah satu kosmetik yang saya kenal sejak di Malaysia adalah Safi. Sebagan anak perempuan ibu majikan menggunakan Safi. Baik pembersih muka, mau pun creamnya. Ya, ketika itu mereka masih kuliah, jadilah hanya memakai produk safi seperlunya saja.

Di televisi, surat kabar mau pun majalah produk safi kerap muncul sebagai iklan. Beberapa tahun lalu produk skincare belum begitu ramai seperti sekarang. Waktu kembali ke Indonesia, safi juga belum ada. Dan di tahun 2018 lalu, safi baru hadir di Indonesia. Kali ini, kedatangan mereka menawarkan produk baru. Skincare. Tapi skincare yang dibawa, bukan sembarang skincare. Mereka “menjual” skincare dengan dengan label halal.

Keseruan bloger di acara Safi


Safi launching pada Maret 2018. Meski sudah berkecimpung  di Malaysia selama 30  tahun lebih, ketika datang ke Indonesia untuk memasarkan produknya mereka mengadakan riset selama dua tahun. Lebih dari 100 scientis safi membuat penelitian, bagaimana meneliti kebutuhan produk yang cocok untuk kulit wanita Indonesia. Mereka mencari apa kebutuhan utama wanita Indonesia saat ini dan itulah yang mereka  tawarkan. Nantinya mereka berharap bahwa safi menjadi produk kosmetik yang digunakan wanita Indonesia setiap hari.

Perihal di atas disampaikan oleh Nindita Ayu, Junior Manager Safi Indonesia pada acara launching produk terbaru safi pada 20 September 2019 bertempat di Tokopedia.  Ada tiga produk baru yang diluncurkan, yaitu, Safi Age Defy Make up Remover, Safi Age Defy Youth Elixir dan Safi Age Defy Skin Booster.

Menurut Karmila Indarti, selaku head R&D Wipro Unza Indonesia, Formula yang dipakai dalam rangkaian Age Defy disesuikan dengan kebutuhan anti aging, sehingga digunakanlah gold ekstrak. Di mana material gold ekstrak adalah nano partikel, fungsi nano partikel  mudah menembus permukaan lapisan kulit. Jadi efektivitasnya  lebih cepat terlihat. Selain itu, fungsi  gold res mineral adalah sebagai anti oksidan sehingga bisa membantu meningkatkan produksi kolagen. Karena semakin bertambahnya usia, kolagen dalam kulit mulai berkurang. Jadi sangat berperan untuk elastisitas kulit. Itu yang menjadi kekuatan dalam rangkaian age defy.

Menurutnya, perubahan kulit akan terlihat jika sudah menggunakan rangkaian age defy rutin selama empat minggu. Salah satu narasumber yang juga beauty bloger Tasya Farasya sebelum mengikuti acara sudah mencoba terlebih dahulu produk safi rangkaian age defy. Katanya, perbedaan yang dirasakan ketika menggunakan safi kulitnya terasa lebih lembab.

Buat saya, manusia yang menuju tua tapi nggak pernah peduli dengan perawatan wajah mulai terusik. Iseng mulai mencoba menggunakan salah satu produk safy age defy. Dan benar yang dikatakan oleh Tasya Farasya, kulit jadi lebih lembab. Untuk rangkaian lain, saya tak mencobanya karena nggak pernah pake make up behehehe...

Tiga produk terbaru Safi


Nah, ngomong-ngomong, apa, sih kelebihan tiga produk baru Safy Age Defy ini, sih? Yuk, mari kita lihat....

1       1. All Makeup Remover

Safi Age Defy Make Up Remover adalah pembersih wajah uang mengandung Gold Extract, olive oil dan honey extract. Gunanya apa?

  • Untuk membersihkan riasan wajah serta kotoran dengan mudah dan seksama.
  • Membantu menjaga kelembaban dan memelihara elastisitas kulit.
  • Teknologi formulasi minyak yang dapat dibilas dengan air tanpa perlu menggunakan sabun.


Cara Pakai:
Usapkan dengan lembut pada wajah dalam keadaan kering, pijat lembut di seluruh wajah dan basahi dengan sedikit air, pijat perlahan hingga formula berubah menjadi putih. Bilas hingga bersih.

2       2. Youth Elixir
Safi Youth Defy Elixir membantu menutrisi kulit wajah agar terjaga elastisitasnya dan tampak cerah dan berseri. Dengan kandungan Gold Extract, Beetox dan Propolis. 

  • Menutrisi dan memelihara elastisitas kulit.
  • Membantu menyamarkan tanda-tanda penuaan.
  • Membantu mencerahkan kulit wajah.


Cara pakai:
Kocok  sebelum digunakan. Usapkan pada wajah dan leher, tepuk lembut sehingga produk dapat meresap sepenuhnya.

3       3. Skin Booster
Safi Skin Booster membantu menjaga kelembaban kulit dan melindungi kulit dari paparan radikal bebas. Dengan kandungan Gold Extract dan Royal Jely.

  • Memelihara kelembaban kulit.
  • Melindungi kulit dari paparan radikal bebas.
  • Membantu make up untuk tahan lebih lama
  • Menyegarkan kulit.


Cara pakai:
Kocok sebelum digunakan. Semprotkan di wajah setelah menggunakan make up atau saat diperlukan.

Itulah tiga produk baru safi yang launching pada 20 September lalu. Setelah mencoba Age defy Gold Water Essence, nanti saya berniat membeli krimnya safi. Niat, semoga setelah dibeli dipakai. Soale yang udah-udah, hanya dibeli terus malas makainya. Hiks... menjaga wajah tetap bersih dan menjaga penuaan memang berat.  

Apa itu alikasi Germas Pas?

Aplikasi Germas Pas? Apa itu? 

Pernah keracunan makanan? Kalau belum pernah, bersyukurlah. Beberapa tahun lalu, saya pernah mengalami keracunan makanan. Gimana tahu kalau itu keracunan? Mual, sakit perut melilit berkepanjangan dan sering buang air besar (BAB) Tadinya saya nggak yakin kalau mengalami keracunan makanan. Mungkin saya masuk angin. Tapi di waktu yang sama, saudara saya juga mengalaminya. Belum lama, kami menikmati sambal pecal oleh-oleh dari salah satu kota. Kesimpulan kami saat itu, kami mengalami keracunan dari sambal pecal yang kami nikmati. Tanpa pikir panjang, sambal pecal yang masih ada beberapa kami buang. Saya takut kalau beberapa sambal yang lain ketika kami makan akan menyebabkan perut melilit, mual dan pusing.

Lalu, apa hubungannya kejadian di atas dengan aplikasi Germas Pas? Mari kita lanjut...

Gerakan Masyarakat Pangan Aman dan Sehat (Germas Pas) merupakan aplikasi yang dibuat oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI dan diluncurkan pada 11 Februari 2019. Apa tujuan dibuat aplikasi ini? 

Selasa, 17 September lalu saya hadir di acaranya Kemenkes dalam acara sosialisasi aplikasi Germas Pas. Acara ini dihadiri oleh dinas kesehatan se-Jabodetabek juga para pelaku usaha yang sebagian besar adalah para pebisnis makanan. Bloger sendiri diundang untuk turut serta mengabarkan kepada khalayak tentang apa itu Germas Pas juga pemanfataannya bagi masyarakat luas. 

Germas Pas dibuat atas dasar beberapa Kejadian Luar Biasa (KLB) mengenai keracunan makanan. Tahun 2018 merupakan tahun paling besar terjadinya KLB keracunan makanan. hal ini tentunya disebabkan oleh banyak hal. Dan salah satu yang pernah terjadi adalah keracunan makanan saat menikmati hidangan kenduri. Germas Pas merupakan bentuk preventif dari Kemenkes. Germas Pas diluncurkan pada 11 Februari 2019. Dalam aplikasi tersebut, pengguna dapat melihat rumah makan, jasa boga dan depot air minum yang sudah memiliki Sertifikat Laik  Hygene (SLH) dalam jarak 5km. Jadi, setiap rumah makan, jasa boga mau pun depot air minum yang ada dalam aplikasi Germas Pas sudah terjamin kebersihan dan kesehatannya.

Menurut penjelasan dr, Kirana Pritasari Direktur Jendral Kesehatan Masyarakat menjelaskan bahwa ada lebih kurang 147.000 jumlah pengelola pangan yang terdata, tapi sampai saat ini baru 56.000 pengelola terdaftar dan baru 42.000 saja yang  memenuhi syarat. Lalu, apa saja syarat untuk memiliki SLH? Alurnya bisa dilihat di gambar ini, 



Sebagai masyarakat awam dan yang kadang sesekali jalan-jalan, adanya aplikasi ini tentunya sangat membantu. Karena saya jadi lebih tahu kira-kira mana saja restoran atau penyedia tata boga yang sudah terdaftar dan sehat. Dalam acara ini, selain disuguhkan tentang aplikasi germas Pas saya pun baru mengetahui berbagai hal. Salah satunya adalah suhu ruang yang digunakan untuk menyimpan daging kurban supaya lebih lama. (karena ku kira asal dingin aja) Hahahahaha... parah, ih! 

Setelah ini, semoga nggak ada kejadian lagi kasus keracunan makanan yang disebabkan karena oleh-oleh. Aamiin...






Beberapa tahun lalu, saya pernah menulis  tentang fenomena Warga Negara Indonesia (WNI) yang beralih menjadi  Warga Negara Asing (WNA) dengan banyak pertimbangan. Ya, tujuh tahun di Malaysia saya sering melihat kenyataan-kenyataan pahit di mana ada kejadian  perempuan Indonesia yang menikah dengan orang Malaysia, lalu pernikahannya tidak didaftarkkan pada catatan sipil negara setempat. Salah satu orang yang saya kenal adalah mantan Asisten Rumah Tangga (ART) di rumah majikan saya dulu. Kejaidannya, ia menikah di Indonesia secara resmi, tapi ketika kembali ke Malaysia, suaminya abai begitu saja tak mendaftarkan pernikahannya ke catatan sipil. Bagaimana dengan status anaknya? Sampai terakhir saya ketemu, anaknya belum memiliki identitas yang jelas. Ah, miris...


Lebih miris lagi, ketika anak yang sudah lahir itu dicatatan sipil dibuat nama ibu bukan ibu kandungnya. Tapi nama ibu dari istri pertama bapaknya. Pelik? Memang, tapi itu kejadian. Menilik ibunya, sepertinya memang sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi ke depannya. Meski dalam hati kecil, saya kerap was-was ketika ia bercerita di depan saya tanpa beban. Tapi saya yakin, dia tak mau kehilangan anaknya. Karena secara hukum negara, anaknya akan sulit memperoleh kewarganegaraan Indonesia. Rumit, ya? Semoga akan ada jalan terang untuk mereka nantinya.

Saat itu, sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang masih bermukim di Malaysia saya kerap memikirkan mereka. Menilik status kewarganegaraan, di Malaysia banyak sekali WNI yang kemudian memilih untuk pindah kewarganegaraan menjadi penduduk tetap Malaysia. Saya tak akan mengusik mereka jika memang prosesnya melalui cara yang benar. Tapi jika melihat kasus mantan ART majikan, tentunya ia menjadi rumit. Saya yakin, sebagian besar tenaga kerja yang terdampar di Malaysia puluhan tahun nggak aware mengenai status kependudukan. Apalagi, tentang status warga negara anaknya kelak.

Bagaimana kalau ia kelak ke Indonesia? Apakah ia akan tetap menggunakan passport Malaysia dan datang ke Indonesia sebagai turis? Padahal, sesungguhnya ia masih memiliki status kewarganegaraan Indonesia? :(. Meski nantinya ketika ia berusia 18 tahun bisa memilih kewarganegaraan, tapi secara hukum ia tak bisa memilih Indonesia sebagai negaranya karena nama ibu yang tercatat bukan ibu kandungnya.



Saya jadi ingat kisahnya Gloria Natapradja Hamel, gadis blasteran Prancis-Indonesia ini sudah sangat antusias menjadi salah satu pasuka pengibar bendera pada HUT ke 71 RI. Tetapi ia batal bertugas karena statusnya bukan WNI. Selain Gloria, ada juga atlet dari luar negeri yang karena sudah lama mengabdi di Indonesia memilih untuk naturalisasi menjadi WNI. Terbaru, ada Otavio Dutra pesepakbola Persebaya berdarah Brazil. Dan ada beberapa lagi kasus-kasus kewarganegaraan yang sempat mencuat belum lama ini.

Ngomong-ngomong kewarganegaraan, dulu saya sempat berpikir kalau mau ngurusin kewarganegaraan itu di Direktorat Jendral Imigrasi Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenhumham). Nah, ternyata, mengurus dokumen kewarganegaraan itu adanya di Direktorat Jendral Adminstrasi Hukum Umum (Ditjen AHU). Mereka merupakan unit eselon I Kemenhumham yang sudah dibentuk sejak tahun 2000 yang lalu. Ini merupakan pemekaran dari Direktorat Hukum dan Perundang-undangan.



Direktorat Hukum dan Perundang-undangan ini tidak hanya dimekarkan menjadi Ditjen AHU, melainkan menjadi dua. Rekan sesama pemekaran adalah Direktorat jenderal Peraturan Perundang-undangan yang fokus pada penyusunan peraturan perundang-undangan, sedang Ditjen AHU lebih ke tugas pelayanan hukum kepada masyarakat, mencakup hampir semua bidang hukum secara umum.

Pemimpin saat ini, Direktur Jenderal Adminstrasi Hukum Umum (Dirjen AHU) Cahyo Rahadian Muzhar dibantu oleh satu orang Sekretaris Jenderal dan lima orang Direktur karena luasnya pelayanan hukum yang dilakukan Ditjen AHU. Para direktur tersebut mengurusi pelayanan untuk bidang Pidana, Perdata, Tata Negara (kayak urusan kewarganegaraan yang dibahas di atas), Otoritas Pusat Hukum Internasional, dan tentu saja Teknologi Informasi. Mereka semuanya ini bersinergi mewujudkan visi, “Masyarakat memperoleh kepastian hukum.”



Selain yang sudah ditulis di atas, selain adminstrasi kewarganegaraan, apa saja adminstrasi hukum yang biasanya kita butuhkan? Kalau menilik laman web ahu.go.id, beberapa pelayanan adminstrasi hukum yang mudah  diakses oleh masyarakat adalah: 


1. Aneka administrasi Penunjang Kemudahan Berusaha

Beberapa tahun belakangan, pemerintah menggenjot kinerja kemudahan berusaha (ease of doing business). Salah satu kontribusi AHU dengan mempercepat pembentukan badan usaha. Dengan layanan AHU Online, pendirian dan pengintegrasian CV (Comanditaire Venootschap) dan Perseroan Terbatas bisa secara digital. Tidak hanya mendaftarkan badan usahanya, kalau mau pesan nama perseroannya juga bisa melalui AHU Online.
                       
2. Membangun Organisasi atau Perkumpulan

Tak hanya membuat CV atau PT, kita-kita yang mau membangun organisasi baik tujuan profit maupun non-profit bisa mendaftarkannya secara online. Semua jenis perkumpulan, di antaranya bentuk Yayasan, Koperasi, dan Partai Politik (Parpol). Seperti badan usaha, boleh banget kalau mau pesan nama melalui AHU Online.

3. Pengurusan Wasiat

Kalau punya aset atau harta yang ke depannya bisa bermanfaat buat keturunan kita, atau justru bisa disalahgunakan pihak lain, atau punya potensi konflik, ada baiknya membuat wasiat dan mendaftarkan ke Ditjen AHU. Bikinwasiatnya tetap di depan Notaris tetapi sebaiknya dilengkapi dengan pelaporan melalui AHU Online.

4. Fidusia

Pernah ndak sih teman-teman beli kendaraan bermotor, atau barang elektronik melalui mekanisme utang piutang? Kalau ada rencana untuk beli barang melalui mekanisme utang piutang ini, ada baiknya teman-teman mempelajari cara mendapatkan jaminan fidusia. Jangan sampai sudah susah-susah bayar lalu dengan mudah ditarik barangnya.

5. Pelayanan Notaris

Masing – masing layanan di atas mungkin saja butuh pelayanan dari notaris. Nah, Ditjen AHU juga yang berkaitan dengan para notaris. Mulai dari pendaftaran notaris dan pendaftaran ujian pengangkatan notaris.

Secara total ada 93 jenis layanan hukum yang dilayani oleh Ditjen AHU. Sebanyak 47 di antaranya sudah bisa dilayani melalui aplikasi AHU Online atau bisa diakses melalui ahu.go.id, dengan layanan berbasis online. Semantara 43 layanan sisanya masih manual.

Semoga informasi ini berguna buat teman- teman. Barangkali  ada yang sedang ingin merintis usaha atau beli barang dengan cara utang-piutang.






Rabu, 11 September 2019 Balai Kartini Jakarta ramai lalu lalang orang. Di pintu utama, karpet merah terbentang di dua sisi menuju dua gedung, hilir mudik manusia kali ini tak biasa, karena pakaian yang dikenakan tak  selayaknya baju hari-hari biasa. Baju adat dari berbagai daerah dipakai oleh orang yang hadir di Balai Kartini. Pun semakin ke dalam, hilir mudik orang yang datang tetap diwarnai dengan baju-baju daerah. Sangat meriah. Di pintu masuk gedung utama, bangunan khas Minangkabau menyambut kami yang baru masuk. Megah dan mewah.



Bersama Ifendayu, saya mengajak ia berkunjung ke Pameran Kriya Nusa 2019. Sengaja saya mengajaknya ke pameran tersebut karena kebetulan ia pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di daerah Jember. Selain mengajak Ifen, saya juga membuat temu janji dengan Mbak Tanti, teman yang dulu di Tempo. Dan setelah bertemu dia, rupanya Mbak Tanti sudah membli tas laptop dengan warna biru bunga-bunga. Motofnya bagus banget. Sayang nggak motret. Huhuhu....

Beberapa hari sebelumnya di tanggal 9 September 2019 bertempat di Kembang Goela Restoran saya hadir di acara Temu Netizen KriyaNusa 2019. Acara ini dihadiri oleh beberapa pemangku kebijakan dan panitia Kriya Nusa 2019. Yaitu, Widodo Muktiyo, Direktur Jenderal Informatika dan Komunikasi Publik (IKP), Euis Saedah, sekretaris Jenderal Dekranas, Triana Rudiantara, Ketua Bidang Humas Promosi dan Publikasi KriyaNusa dan Septriana Tangkary, Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik.

Acara ini merupakan bagian dari sosialisasi pihak KriyaNusa 2019 untuk manggandeng warganet menyebarluaskan acara KriyaNusa. Berbagai promosi dilakukan oleh pihak penyelenggara, tentunya tak hanya melalui warganet, tapi juga melalui videotron di tempat-tempat strategis di Jakarta. Ada juga melalui penyebaran SMS menjelang hari H pelaksanaan KriyaNusa.

KriyaNusa 2019 mengusung tema, "Peningkatan Daya Saing Produk Kerajinan Melalui Pengembangan Kreatifitas dan Kewirausahaan." Simbol pameran tahun ini merupakan ikon Sumatera Barat berupa motif  Pucuk Rabuang yang melambangkan kuncup bambu muda yang lembut, namu jika usdah dewasa bisa menjadi bambu yang kuat dan kokoh.

Mau motret ini pas sepi agak susah


KriyaNusa merupakan ajang tahunan yang dilaksanakan oleh Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Dekranas sendiri hadir di Indonesia sejak tahun 1980. Dekranas merupakan oragnisasi yang strukturalnya berisi istri-istri para pemangku kebijakan. Sekarang, ketua dan wakil ketua dijabat oleh ibu Iriana Jokowi dan di bawah ketua umum adalah ibu Mufida Jusuf Kalla. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Triana Rudiantara sebagai humas dalam acara KriyaNusa 2019. Menurutnya, Perbedaan Dekranas tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya adalah hasil dari pengembangan UKM selama ini .

Hadir dan melihat langsung KriyaNusa 2019 di hari pembukaan, ruangan Balai Kartini dipenuhi oleh tamu-tamu undangan dari berbagai daerah. Sayangnya, saya tak melihat langsung ketika ibu Iriana dan Ibu Mufida hadir langsung di acara ini. Meski banyak istri pejabat yang hadir, tak ada pengawalan ketat. Tak ada pemeriksaan dari barang-barang yang kami bawa.

Mengunjungi satu demi satu setiap stan di dua gedung, saya dibuat terbelalak dengan karya-karya kriya dari seluruh Indonesia. Ada 265 stan terdiri dari 37 stan Kementrian dan BUMN, 170 stan Dekranasda, 25 stan individu, 8 stan mitra dan 6 stan asosiasi. Waktu pembukaan, ada juga fashion show dan sebagian besar yang ditampilkan adalah baju-baju dari Minang.

Karena belum makan siang, kami mencar gerai makanan. Di lantai atas, mengambil space sedikit ada gerai makanan dengan sajian makanan khas daerah. Ada nasi jamblang, sop konro, kopi aceh, mie aceh dan banyak lagi. Ifen membeli sop konro dan pisang ijo. Pikirnya, karena dia belum pernah makan. Syukurnya, Ifen tidak kecewa dengan sajian yang diterima. Sop khas Makassar dengan isi dua tulang besar menjadi sajian makan siang kami berdua. Sementara Mbak Tanti, katanya sudah makan siang.

Selesai makan siang, kami kembali mengelilingi stan-stan KriyaNusa sebelum meninggalkan lokasi acara. Saya sengaja mengajak Ifen ke KriyaNusa, karena dia sendiri merupakan pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM). Meski unit usahanya makanan, bukan kriya hehehehe... 


Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Teman-teman

Sering Dibaca

  • Diary Blogger Indonesia
  • RM. 100 Dari Denaihati
  • Minyak Gamat Bukan Hanya untuk Obat Luka
  • Betapa Inginnya Mengumrohkan Ibu Saya
  • Beli Sprei Bisa Umroh?

Harta Karun

  • ►  2022 (5)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2021 (8)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2020 (10)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
  • ▼  2019 (41)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ▼  September (4)
      • Tiga Produk Baru Safi Age Defy
      • Aplikasi GERMAS PAS untuk Cek Rumah Makan Bersih d...
      • Inilah Lima Pelayanan Adminstrasi Hukum Ditjen AHU
      • Ada 265 Stan di Kriya Nusa 2019
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (5)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2017 (21)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (63)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (23)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2015 (137)
    • ►  Desember (25)
    • ►  November (20)
    • ►  Oktober (34)
    • ►  September (19)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (9)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2014 (52)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2013 (40)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (12)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
  • ►  2012 (74)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (14)
  • ►  2011 (87)
    • ►  Desember (10)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (18)
    • ►  September (13)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2010 (141)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (12)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (17)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (17)
    • ►  Februari (18)
    • ►  Januari (23)
  • ►  2009 (124)
    • ►  Desember (11)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (17)
    • ►  Juni (14)
    • ►  Mei (16)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (12)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2008 (105)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (16)
    • ►  Mei (19)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (22)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2007 (30)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (13)
    • ►  September (12)
    • ►  Agustus (2)

Kategori

Ads Blogger Hibah Buku Celoteh Cerpen Featured GayaTravel KBO komunitas Murai Perjalanan Piknik Buku Pojok Anaz Reportase resep reveiw Semestarian Serial Sosok Teman TKW TripGratisan Volunteer

Catatan Anazkia By OddThemes | Turatea.com