Desa tangguh bencana. Selama ini saya
memahami bentuk desa tangguh bencana itu hanya untuk bencana yang nampak saja.
Semisal, gempa bumi, tsunami, banjir, kebakaran. Tak pernah terpikir bahwa
kemarau merupakan bagian dari bencana dan harus dipersiapkan. Teringat di
Citayam, sebagai salah satu desa yang kerap mengalami kekeringan. Kamis 28
Agustus 2019, bertempat di Upnormal Raden Saleh Jakarta Pusat, Rumah Zakat (RZ)
melakukan prescon Penanggulangan Bencana Kekeringan.
Acara ini dihadiri oleh Kepala Pusat Informasi
Perubahan Iklim BMKG, Dr. Ir. Dodo Gunawan. Dalam penjelasannya, Ir. Dodo
menjelaskan tentang waktu panjang musim kemarau. Indonesia negara beriklim
tropis dengan dua musim kemarau dan hujan, memiliki dua potensi besar ketika
menghadapai kedua musim tersebut. Musim kemarau, kita akan mengalami kekeringan
dan ketika musim penghujan tiba kita akan menghadapi kebanjiran. Menurut Ir.
Dodo Gunawan, musim tak hanya bisa diprediksi hanya melalui hitungan
bulan.
![]() |
Dr. Ir. Dodo Gunawan (Dokumentasi Mbak Ria Buchori) |
"Prediksi musim kemarau masih berlaku
sampai bulan November." Ujar Ir Dodo Gunawan. Diperkirakan nantinya hujan
akan turun pada bulan November dan itu berlaku tidak merata di wilayah
Indonesia. Jika beberapa hari sebelumnya di sebagian wilayah hujan, maka
hujan tersebut belum memasuki musim penghujan. Ia berpesan, bahwa hujan yang
beberapa hari sebelumnya turun belum bisa dijadikan pathokan untuk mulai
bercocok tanam.
“Desember-Januari, diperkirakan musim hujan
mulai datang karena adanya angin barat.” Tegasnya lagi.
Rumah Zakat sebagai salah satu Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) yang concern dengan masalah sosial, salah satunya
adalah penanggulangan tentang bencana kemarau. Murni Alit Baginda, sebagai Chief
Program Officer (CPO) Rumah Zakat dalam keterangannya kepada pers menjelaskan
bahwa beberapa langkah yang diambil oleh RZ di antaranya adalah sosialisasi
kepada masyarakat, mengajak juga untuk kolaborasi sehingga saudara kita yang
dilanda bencana bisa diedukasi lebih siap dan bisa terbantu bagi mereka yang
memiliki kelebihan rezeki berdonasi.
![]() |
Murni Alit Baginda (dokumentasi Mbak Ria Buchori) |
Beberapa aksi-aksi yang dilakukan oleh RZ
pada semester dua tahun 2019 salah satunya adalah penanggulangan kekeringan.
Sampai dengan bulan September, perkiraan Indonesia masih mengalami musim
kemarau. Hujan dengan intensitas lebih tinggi dan merata diperkirakan akan
turun pada bulan Januari. Ia berharap, dengan adanya sikon bisa menimbulkan
hujan dan dipanen untuk persiapan beberapa bulan ke depan. Sementara di luar
sana masih banyak saudara-saudara kita yang mengalami kekeringan, masih harus
mengalami kekeringan sampai beberapa bulan ke depan.
“92% wilayah Indonesia terkena dari dampak
kemarau,” Ujar CPO Rumah Zakat. Ia juga menyinggung tentang kekeringan yang
terjadi di Sumedangyang dijadikan video oleh RZ. “Untuk mencari sumber air, mereka
harus berjalan jauh. padahal air merupakan sumber kehidupan. Tidak hanya untuk
ternak dan kambing, bahkan untuk kebutuhan diri sendiri pun masih kurang.”
Tambahnya lagi.
Semakin tahun, menurut BMKG tingkat
kekeringan di Indonesia semakin berat. Beberapa hal yang dilakukan oleh RZ
dalam menghadapi kekeringan ini salah satunya adalah melalui pemberian air
bersih. Ini merupakan bentuk dari respon jangka pendek untuk mengurangi
kekurangan air di masyarakat. Selain itu, RZ juga menyediakan logistik dan
peralatan lain seperti penyediaan tangki air dan pipanisasi juga pembuatan
sumur bor. Ada 30 titik yang di respon RZ dalam penanggulangan kekeringan di
Indonesia. 18 titik di 7 porvinsi di antaranya sudah didistribusi air bersih
oleh RZ. Beberapa di antaranya adalah, Giriharjo Gunung Kidul, Cikeusik,
Pamekasan Madura, Ponorogo dan Sumedang. Salah satu contoh pembuatan sumur bor
yang sudah dilakukan adalah di Desa Angsana, Kecamatan Angsana, Pandeglang,
Banten.
Selain sumur bor, ada juga pipanisasi yang
dilakukan di Cisolok yang masuk dalam desa berdayanya Rumah Zakat. Selain itu,
RZ juga melakukan banyak cara dalam menanggulangi kekeringan ini. Misalnya
dengan membuat Penampungan Air Hujan (PAH). Salah satu daerah yang sudah
melakukan PAH dan berada di bawah binaan RZ adalah Kampung Pasir Peuti, Desa
Sukamulya, Kec. Sukaluyu, Kab. Cianjur.
Penanggulangan kekeringan adalah satu dari
sekian banyak pemberdayaan yang dilakukan oleh RZ dalam menghadapi kekeringan.
RZ, membuka kesempatan seluas-luasnya peluang kolaborasi dengan berbagai pihak
untuk menanggulangi bencana, baik bencana kekeringan yang sedang melanda saat
ini maupun melalui aksi mitigasi dan respon atas bencana yang terjadi.