Catatan Anazkia

Karena hanya tulisan yang bisa saya tinggalkan

  • beranda
  • Kisah
    • Serial
    • Cerpen
    • Celoteh
    • Reportase
    • Perjalanan
      • Gaya Travel
      • Trip Gratisan
      • Piknik Buku
  • Pojok Anaz
  • Murai
  • Sosok
  • komunitas
    • Volunteer
    • KBO
    • Semestarian
    • Blogger Hibah Buku


Sekali waktu ketika saya sedang berjalan di trotoar di daerah Jakarta Selatan, saya berpikir tentang satu hal, "jangan-jangan, Jakarta ini dulunya dibuat asal jadi." Pikiran berkelebat setiap kali saya melewati trotoar yang kotor karena airnya merembas ke jalan. Pun tak muat lagi untuk pejalan karena dipenuhi pedagang, baik kaki lima mau pun toko-toko yang meringsek mengambil jatah semakin dekat ke jalan raya. Itu di pinggir jalan. 

Di lain hari, ketika saya sedang berada di stasiun Tanah Abang, saya memerhatikan kepadatan penumpang yang lalu lalang. Batin saya, pada zamannya ketika stasiun itu dibangun oleh perusahaan kereta api Hindia-Belanda yang Staatsspoorwegen Westerlijnen barangkali tak pernah terpikir jika stasiun Tanah Abang 120 tahun kemudian akan dipenuhi oleh ratusan ribu manusia setiap harinya.  

Pun saya pernah bertanya dalam hati, ketika di Jakarta tidak ada kereta api menuju bandara seperti di Malaysia. Ya, saya memang pernah membandingkan Indonesia dengan Malaysia untuk urusan transportasi. Tujuh tahun tinggal di Malaysia, cukup buat saya untuk menikmati segala kemudahan transportasi di sana. Bagaimana tidak, di Kuala Lumpur itu dipenuhi dengan berbagai sarana transportasi, Bis Rapid KL, Light Rail Transit (LRT), Commuterline, Exspress Rail Link (ERL) kereta khusus bandara dan Monorail (saat saya di Malaysia, belum ada MRT). Hampir semua transportasi tersebut terintegrasi satu sama lain di pusat-pusat kota. Masjid Jamek, Putra World Trade Center (PWTC), Terminal Bandar Tasik Selatan dan tak lupa Kuala Lumpur City Center (KLCC) sebagai salah satu pusat kota di jantung ibu kota Malaysia tersebut.

Pikiran dan pertanyaan-pertanyaan itu berkelindan beberapa tahun silam. Sebelum MRT dibuat, sebelum LRT mulai dibangun. "Kapan agaknya Jakarta memiliki kemudahan transportasi serupa?"

Bertahun kemudian, pertanyaan-pertanyaan itu mulai terjawab. Akhirnya, Jakarta memiliki akses kereta ke bandara. Jakarta memiliki MRT, Jakarta punya LRT dan tak lupa, commuterline yang pelayanan dan aksesnya semakin baik karena ia ada lebih dahulu dibanding dengan alat transportasi sebelumnya. Siapa pun pemimpinnya, siapa pun orangnya, tabik untuk mereka para pemangku kebijakan yang telah berani mengambil keputusan untuk membangun kereta bandara, MRT dan LRT.

Jumat, 27 April 2019, bersama dengan teman-teman blogger darikomunitas @taudariblogger dan komunitas pecinta kereta api, saya dikasih kesempatan untuk mencoba LRT yang sebentar lagi akan beroperasi. Sebelum percobaan menaiki LRT, tentunya ada sesi ramah tamah dengan pihak LRT juga pihak Trans Jakarta yang nantinya akan berintegrasi. LRT, tahun lalu ketika ada Asian Games sudah pernah dioeprasikan, tapi dengan sarana dan prasarana yang masih kurang.

Bertempat di Depo LRT Kelapa Gading, kami disambut ramah oleh panitia yang sudah menunggu kami sejak pagi. 

Direktur Utama PT LRT Jakarta Allan Tandiono memberikan sambutan pertama pada kehadiran kami. Ia mengharapkan, dengan hadirnya blogger pada percobaan LRT tersebut bisa dijadikan sebagai penyampai informasi di media digital, baik blog mau pun media sosial mengenai LRT. 

"Kita ingin memperkenalkan bapak/ibu semua dengan trasnportasi baru yaitu LRT tidak cuma moda transportasinya, tapi kita juga ingin mengenalkan salah satu mekanisme transportasi yang ada di Jakarta. di mana nantinya kita akan terintergarsi dengan transportasi lainnya yaitu Transjakarta." Ujar Direktur Utama PT LRT Jakarta. 

Menurutnya, jika sebuah transportasi baru dibangun tanpa memerhatikan integrasi maka tidak banyak manfaatnya jika tidak digabungkan dengan transportasi yang sudah ada. Kemacetan Jakarta tidak dapat diatasi jika satu sama lain tidak saling bekerja sama. Nantinya, pada setiap stasiun yang berdekatan dengan LRT, akan dilakukan integrasi. Untuk pembayaran, masih belum disepakati apakah hanya cukup sekali menggunakan kartu untuk transjakarta dan LRT atau akan dilakukan secara terpisah.

Allan Tandiono sangat berharap, jika nantinya setiap warga Jakarta yang hendak menggunakan transportasi  umum sangat mudah. Di mana Transjakarta bekerja sama dengan JakLingko, pengguna angkot yang bisa langsung ke halte busway terdekat. Integrasi ini diharapkan bisa menjadi salah satu penyelesaian kemacetan di Jakarta. LRT, 100% murni milik pemprov DKI Jakarta tidak ada intervensi dari mana pun. Dibangun di atas tanah seluas 13 hektar. Allan berharap, pada fase selanjutnya bangunan bisa lebih diperpanjang menjadi 40-110 KM ke Jakarta. Sehingga transportasi semakin mudah. Kenapa dibangun di kawasan Kelapa Gading? Karena di tempat itulah yang masih tersisa tanah luas. 

Penyampaian selanjutnya adalah Aditia Kesuma Negara, General Manager Operation & Sevices. Ia memaparkan tentang muasal pembangunan MRT dimana sepenuhnya diserahkan kepada JakPro. Apa itu JakPro? Jakpro, atau Jakarta Propertindo awalnya dari Pluit, Jakarta Utara. Perusahaan properti dan infrastruktur milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini awalnya merupakan sebuah Badan Pengelola Lingkungan (BPL) yang didirikan pada 1960 dengan tanggung jawab mengelola kawasan Pluit. Nah, melalui Jakpro inilah LRT dibuat. 99% sahamnya milik Pemprov. 

Jakpro sendiri memiliki banyak anak perusahaan. Seperti, PT. Jakarta Konsultindo, PT Jakarta Utilitas Propertind, PT Jakarta Infrastruktur Propertindo dan PT Pulomas Jaya. Proses perjalanan pembangunan LRT dijelaskan oleh Aditia Kesuma. Kami juga ditunjukan gambar bagaimana sebelum dan sesudah pembangunan LRT itu dibuat. Dari April 2017 yang masih disajikan lahan dan galian, lalu beranjak ke Desember 2017 di mana bangunan sudah mulai dibuat. Setahun kemudian, di bulan April 2018 trem LRT sudah mulai kelihatan, dilanjut pada Agustus 2018 trem mulai kelihatan bisa digunakan. Jika saya tidak salah ingat, LRT Jakarta sedianya akan digunakan oleh atlet Asian Games tahun lalu. Dan, pada gambar terakhir disajikan gambar trem terbaru, Januari 2019.

Selain itu juga ditunjukan gambar sebelum dan sesudah stasiun LRT Kelapa Gading yang nantinya akan dibuat kantor besar LRT.

Bagaimana mengenai kesiapan operasional komersial LRT Jakarta? Sampai saat ini, menurutnya 96% LRT Jakarta sudah bisa digunakan. Baik secara umum, kesiapan adminstrasi dan uji operasi terbatas. Untuk konstruksi sendiri kesiapannya masih 95%. 

Di sela-sela obrolan saat kami menaiki LRT, saya menanyakan kenapa LRT Indonesia menggunakan masinis, sedang di Malaysia tidak? Menurutnya, ada 4 grade dalam sistem pengoperasian LRT yang disebut GOA (Singkatan GOA saya lupa hiks) dan di Indonesia menggunakan sistem GOA 3 di mana masih menggunakan masinis.  

Penyampai terakhir adalah Syarif dari PT Transjakarta. Transjakarta adalah salah satu moda transportasi modern di Jakarta yang sudah beroperasi selama 15 tahun. Pada masanya, pengadaan Transjakarta ini ditentang oleh banyak orang. Tapi dengan semakin banyak perubahan, kini Transjakarta menjadi salah satu moda transportasi yang layak diacungi jempol. Syarif mengharapkan dengan lamanya operasional Transjakarta di ibu kota diharapkan menjadi salah satu penghubung dengan moda transportasi lainnya.

Di tahun 2030, diharapkan warga Jabodetabek menggunakan transportasi umum. Ada Commuter, transjakarta, MRT dan yang sekarang adalah LRT. Dari setiap transportasi yang ada, pemerintah menargetkan masing- masing moda dengan angka yang berbeda. Commuterline, target penumpang Jabodetabek setiap harinya 1.100.000/hari, LRT Jabodetabek 300.000/hari, Transjakarta 670.000/hari, MRT Jakarta 135.000/hari. Untuk MRT sendiri ketika sudah beroperasi melampaui target, hampir 260.000/hari. LRT Jakarta target 60.000 penumpang per hari.

Begitulah, segala macam pikiran yang berkelindan di kepala mengenai transportasi di Jakarta bertahun lalu akhirnya menjadi nyata. Tentunya, bukan karena saya. Tapi karena Indonesia memiliki anak-anak bangsa yang tidak main-main kualitasnya. LRT, dalam struktur pengurusnya hampir 75-80% diisi oleh kaum muda. Mereka anak-anak muda yang memiliki integritas tinggi menjadi tonggak perubahan, bahwa mengubah kota Jakarta bukan hanya sekadar berkomentar saja. Tapi dengan kerja nyata.

LRT Jakarta sebentar lagi akan beroperasi dan bisa dinikmati oleh warga Jakarta. Ada enam stasiun terdiri dari Stasiun Equastrian, Stasiun Pulomas, Stasiun Boulvard Selatan, Stasiun Pegangsaan Dua, Stasiun Boulvard Utara dan Stasiun Velodrome Rawamangun. Setiap stasiun, petugas dengan ramah akan menyambut kita. Jika tak tahu dan kurang paham kita bisa bertanya dengan mereka. 

Ya, harapan saya ke depan LRT  menjadi salah satu moda transportasi yang bisa dipercaya oleh warga Jakarta dan bisa mengurai kemacetan Ibu Kota. Berapa tarifnya? Konon, untuk jarak yang ada sepanjang 5,8 KM, LRT akan dipathok harga Rp. 5000. Terima kasih, Pemprov Jakarta.

Semua teman-teman yang hadir ^_^

"Kopi CNI, kan, emang enak, Mbak."

Hani, seorang teman tiba-tiba memberikan komentar tersebut di whatsapp. Awalnya, saya unggah gambar di whatsapp story mengenai kopi CNI dengan kepsen,"Pagi-pagi sudah di sini, dikasih welcome drink kopi CNI. Lumayan enak juga untuk kopi sachetan." Dari situ, mengalirlah cerita Hani. Bagaimana ia sejak kecil kerap meminum kopi produk dari CNI.

"Dulu aku habisin kopi sachetannya seplastik." Kata dia lagi sambil tertawa. Tapi dia menyesalkan, karena kopi CNI kini tak bisa didapatkan dengan mudah. 

Lain Hani, lain pula Ayu. Ia menanyakan apakah CNI masih ada masih di komentar whatsapp story. Saya jawab masih ada.

"Itu MLM pertama yang aku tahu waktu Sekolah Dasar (SD). Mantap jiwa masih ada sampai sekarang.

Kopi CNI yang penuh kenangan....


Di IG story, saya mengunggah gambar yang sama. Dan, lagi-lagi mendapatkan feedback dari beberapa teman, 
Testimoni dan kenangan....

Ini beberapa komentar kawan-kawan di instagram. Bahkan, Swa sampai menanyakan tentang mie instant dari CNI yang sayangnya sudah tiada. Saya nanya langsung sama orang CNInya. Paling sentimentil adalah komen dari Deby, "Aahh... mauuu! Dulu Mama pas Deby kecil jualan ini buat nambah biaya sekolah. Niatnya. Eh, malah diabisin sama anak-anaknya, jadi rada tekor." Aih... Pada zamannya, betapa CNI ini telah banyak membantu orang. Menambah penghasilan orang yang berada dalam tahap ekonomi pas-pasan. Deby, adalah satunya. Mengenal ibunya sekarang, tentunya saya tidak tahu jika bertahun dahulu pernah menjadi bagian dari pegiat Multi Level Marketing (MLM) CNI. Ya, salah satu pelopor MLM di Indonesia.

Lalu, bagaimana dengan CNI sekarang? Sama seperti teman-teman, saya pun sempat menanyakan hal serupa ketika Mbak Ani Bertha kerap mengunggah gambar di media sosial ada kegiatan bersama dengan CNI. Sayangnya, pertanyaan itu saya simpan dalam hati. Dan, hari Sabtu lalu akhirnya saya mendapatkan jawabannya.

Sabtu, 20 April 2019 saya mengikuti kelas infografis dasar di VR Office TCC Batavia diselenggarakan oleh komunitas Indonesian Social Blogprenuer dan disponsori oleh CNI. Sebagai blogger yang gaptek dan awam, saya mengikuti kela sini dengan senang hati. Sebelum ke materi, pihak VR Office dan CNI memberikan beberapa sambutan. Mas Raden dari VR Office menjelaskan sekilas mengenai VR Office.

Sejak pertama masuk ke VR Office, suasana hijau disajikan di ruang tengah berdekatan dengan meja bilyard. Sementara di kanan kiri dan ketika menuju ruangan, kita akan bertemu beberapa ruang-ruang yang dipisah oleh sekat kaca dan ada pintu masing-masing. Itulah co working space yang bisa digunakan oleh pengguna baik untuk individu, mau pun untuk kalangan pebisnis. Di dekat ruang utama di mana ada televisi di tengah, sampingnya dipenuhi meja dan kursi. Nuansa putih menjadi nuansa warna meja. Dipadukan dengan gantungan daun-daun plastik yang yang digantung berdekatan dengan lampu. 

VR Office

Bagaimana jika hendak menggunakan tempat tersebut?

Tentu saja harus bayar dulu ^_^. Dengan memberikan harga paling rendah Rp. 150.000/hari, kita bisa menggunakan VR Office ini sebagai tempat kerja yang sangat menyenangkan. Bisa juga kita menyewa bulanan atau bisa langsung untuk mendirikan kantor di sana. Asal lengkap kepemilikan Akta Pendirian Pengesahan Menkumham SKDP, NPWP, SIUP, TDP. Inilah kantor gaya baru, memecah pola kebiasaan lama di mana ketika membuat PT, kita harus memiliki bangunan sendiri. Berapa bayarnya? Bisa mencapai sepuluh, sampai dua puluh juta.

Mas Raden sedang menjelaskan tentang VR Office


Berganti ke Mbak Asti Eka Putri, sebagai product marketing CNI Indonesia, ia membuka pengetahuan baru untuk saya tentang CNI. Jika selama ini saya mengenal CNI hanya sebagai MLM yang mengeluarkan produk rumah tangga saja untuk jualan, maka di luar itu semua CNI telah melakukan banyak sekali perubahan-perubahan. Termasuk dalam aset-aset kepemilikan. CNI pun ternyata masih berkibar tidak hanya di Indonesia, tapi juga beberapa negara. Metamorfosis CNI yang dilahirkan di Bandung pada tahun 1986 ini tak diragukan lagi daya juangnya. Bagaimana mereka masih bertahan di tengah gempuran berbagai macam bisnis serupa pada tahun-tahun sebelumnya. 

Mbak Asti menjelaskan tentang produk barunya. Selain itu ia juga mengisahkan tentang perjalanan CNI hingga hari ini

Jika melihat laman web CNI, pola perekrutan dan penjualan produk CNI tak sepenuhnya sama seperti dahulu. Mereka begitu visioner mengikuti perkembangan zaman. Bisa mendaftar via online dan bisa membeli produk langsung juga via website CNI.

Lalu, adakah yang baru dari CNI? Tentu saja ada. Tak hanya kopi andalan kawan-kawan saya dulu. Produk terbaru mereka  adalah CNI Bioplus. CNI Bioplus adalah suplemen sinbiotik (probiotik & prebiotik dalam satu prduk) yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan bakteri dalam usus sehingga pencernaan terjaga kesehatannya. Biplus mengandung tiga jenis bakteri menguntungkan yaitu, Clostridium butyricum, Bacillus mesentericus, dan Bifidobacterium breve; serta mengandung Ester C, Vitamin B1, B2, B6, prebiotik dan enzim. 

Manfaat · Menjaga keseimbangan flora dalam usus dengan menekan pertumbuhan bakteri merugikan · Meningkatkan pertumbuhan bakteri menguntungkan. · Membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh · Mengatur jumlah air dan elektrolit dalam usus · Membantu mengatasi diare, dikarenakan banyak bakteri merugikan maupun karena tidak tahan laktosa dalam susu dan hasil olahannya. Keunggulan · Mengandung 3 jenis bakteri menguntungkan (probiotik) yang saling bekerja sama sehingga lebih efektif mengurangi bakteri merugikan · Berbentuk serbuk sehingga tidak memerlukan lingkungan khusus untuk mempertahankan kehidupan bakteri tersebut · Dikemas dalam stik aluminium yang mempertahankan kestabilan bakteri tersebut Bioplus sangat perlu dikonsumsi secara rutin bagi Anda yang berada dalam kondisi berikut: · Memiliki masalah pencernaan seperti perut sering kembung, kotoran berbau busuk,, sering sembelit, diare · Orang lanjut usia yang sering terganggu pencernaannya · Perokok, peminum alkohol, pengguna antibiotik/ obat-obatan, dan mereka yang sering stres tinggi · Sering bepergian atau melakukan perjalanan jauh Anjuran konsumsi : Dewasa : 2 stik perhari Anak-anak (3 -12 th) : 1 stik perhari

Dikutip langsung dari laman CNI 

Produk terbaru dari CNI


Terakhir, adalah materi dari Mas Ardan tentang infografis dasar. Kalau ikut kelas kayak gini, saya jadi seneng. Soale selama ini sangat sulit belajar mengenai desain-desain macam ini. Meski pun melalui canva. Meski belum begitu mahir, alhamdulillah bisa sedikit membuat infografis dasar seperti yang Mas Ardan ajarkan. Meski masih sangat dan amat sangat minim :(

Hasil belajar yang masih ala kadar ^_^


Untuk ISB, terima kasih karena telah menjadi perantara saya mendapatkan ilmu infografis juga mengenal sedikit lebih jauh tentang CNI. Ya, ternyata CNI masih ada dan selalu menghadirkan produk-produk barunya.  Bisa main ke kantor VR Office di TCC Batavia ^_^


Setiap tulisan, akan menemukan takdirnya sendiri. Kalimat tersebut dulu sering diucapkan berkali-kali oleh Mas Rob Januar ketika saya masih bekerja di Tempo. Ya, kami kerapkali membahas berbagai topik saat masih bekerja satu kantor. Dan bulan Februari lalu, saya menemukan fakta sendiri mengenai kalimat tersebut. 

Pertengahan bulan Februari, ada seorang agency yang menghubungi saya via dm di instagram. Katanya, ingin mewawancarai untuk salah satu brand air mineral. Alasan saya yang dipilih, katanya karena pencapaian yang sudah diraih. Agak lama saya membaca pesan tersebut. Lalu tak lama kemudian langsung menuju akun media sosial yang dimaksud. Meneliti satu persatu konten instagram  yang diunggah, sebagian besar profile yang diangkat di media instagram milik air mineral tersebut adalah olahragawan. 

"Lho, Mbak. Itu, kan, kebanyakan olahragawan. Kalau saya nggak nyambung, dong? hehehehe"

"Sebenernya untuk tahun ini kita mau mulai campaign baru yang lebih umum, Mba. Hehehe... Jadi kita pilih tokoh inspiratif dari berbagai bidang untuk diwawancara."

Begitulah awal pertemuan perantara tulisan dengan takdirnya. Mbak Nurul, pihak agency dari Prima Water menghubungi saya. Seminggu kemudian, kami bertemu dan langsung syuting. Ada 3 kru yang datang, saya lupa namanya. Karena hari Jumat dan waktunya sangat mepet, kami nggak sempat berbincang lama. Saya lupa tanggal berapa kami syuting, tapi masih di bulan Februari.

Yang saya takjub ketika syuting adalah saat salah seorang dari kru agency itu membaca tulisan-tulisan saya yang sudah sangat lama sekali. Tulisan yang mungkin ditulis pada tahun 2008. Dengan detail, ia menanyakan proses penjemputan saya ketika di bandara KLIA. Serius, ini bikin saya takjub. Mungkin, ini caranya membangun bonding dengan saya, biar ia nggak bingung ketika mengarahkan narasi saat syuting. Video yang dibutuhkan dua menit lebih, syutingnya beberapa jam. Lumayan capek juga.

Dari rentetan di atas, sebenernya yang saya mikir bukan karena perihal syutingnya, bukan juga perihal bayarannya, tapi lebih kepada tulisan-tulisan lama saya yang dulu ditulis begitu aja tanpa tendensi akan dibaca orang dan memiliki harga, sekali waktu menemukan takdirnya sendiri. Ya, menemukan takdirnya seperti yang Mas Rob katakan bertahun lalu. Sejak kejadian tersebut, saya sering merenung lama dan panjang. Kenapa sekarang saya sulit sekali untuk menulis? Bukan, bukan hanya sekadar untuk mendapat takdir sebagai perantara mendapatkan uang, tapi lebih kepada dokumentasi perjalanan. Perjalanan sebelum keabadian. Seperti merujuk kepada tagline di blog ini, Karena hanya tulisan yang bisa saya tinggalkan....







Broken link, makanan apalagi itu? Mulanya, saya memang nggak tahu sama sekali mengenai broken link ini. Jika bukan karena linimasa facebook di mana teman-teman blogger merisaukan tentang broken link, tentunya saya sangat tidak peduli. Ya, kabar mengenai broken link ini saya tahu sejak tahun lalu.Tapi, saya tetap abai dan menikmati leyeh-leyeh sebagai blogger yang pernah rajin. Mahahahahaha....

Pikir saya saat itu, peduli amat dengan segala broken link dan macam-macamnya. Toh, saya juga sudah jarang nulis di blog. Tapi, tapi... bulan lalu kok saya mendadak iseng cek broken link. Nggak tahu gimana caranya, saya googling dulu. Langsung nemu free broken link cheker. Iseng naro nama blog sendiri dan hasilnya? Ck.. ck.... Hampir 1000 broken link! Mamam, tuh! Selesai? Tentu saja tidak. Lah wong saya aja nggak tahu gimana caranya menghapus link-link yang katanya broken itu. 

Setelah beberapa waktu, masih segini banyak broken link yang belum dihapus. Sabar, semoga nanti bisa dibersihin semuanya :D


Selanjutnya, tentu saja saya langsung googling lagi gimana caranya menghapus link-link tersebut. Dan, lagi-lagi saya harus menelan kecewa ketika tahu harus menghapus link satu-satu! Astaga.... Hahahahaha.... Tak apalah, sekalian belajar, akhirnya saya mencoba menghapus link-link yang bermasalah. Apa sudah selesai? Tentu saja belum. Saya melakukan penghausan link dengan santai. Sepertinya, lebih krusial memaksa diri untuk mengisi blog ini dari sekadar menghapus broken link.

Ngomong-ngomong, emang kenapa mesti dihapus? 

Mungkin segala jawaban tentang dampak buruk broken link bagi blog sudah banyak ditulis oleh para blogger. Jadi, saya nggak akan juga nulis macam-macam tentang tetek bengeknya. Selama menghapus link satu demi satu, yang berloncatan di kepala saya justru tentang hati-hati dalam memasukan link di blog. Bagaimana bisa saya memiliki ribuan broken link? Ceritanya tentunya sangat panjang. Hal pertama, mengenai seringnya saya beberapa tahun lalu mengadakan give away juga menerima placement Content. 

Pada saat mengadakan give away, tentunya saya sering memasang link blog teman-teman yang ikutan. Dan, blog teman-teman itu sekarang sudah nggak aktif lagi. Jadilah menjadi salah satu musabab banyaknya broken link. Selain itu, perpindahan domain dari anazkia dot com ke anazkia dot id juga sangat memengaruhi. Karena selama ini saya sering menulis baca aja di sini dengan mencantumkan link tulisan-tulisan sebelumnya. Nah, sebagian besar content placement juga linknya sudah nggak aktif, jadi saya matikan semua. Termasuk beberapa acara blogger yang pernah saya ikuti, itu linknya sudah pada nggak aktif.

Kenapa niat banget buat menghapus broken link? Waktu menghapus satu-satu itu sambil mikir, ini kalau ada orang nyasar di blog kasihan juga. Mereka bakalan nemu link tapi udah nggak aktif. Emang yakin masih ada yang ke blog saya? Yah nggak juga, sih Wekekekekeke... 

Jadi, mulai sekarang saya mau belajar nulis di blog ketika mencantumkan link cukup menyertakan alamat blognya saja tanpa link hidup. Biar nggak repot nantinya wehehehe... Apakah setelah ini mau rajin ngeblog? Yah nggak musti juga, sih. Namanya bersih-bersih, anggep aja kayak saya yang bersihin kamar trus abis itu bisa nyaman buat tidur. :D 



Berapa sering, kita acap mendengar mengenai pro kontra mengenai vaksin di Indonesia? Di linimasa media sosial, bahasan ini tentu saja menjadi bahan yang sambung menyambung tak berhenti. Baik yang pro, mau pun yang kontra mereka melakukan argumen dengan kepercayaan dan keyakinan masing-masing. Saya pribadi, dengan kakak acap membicarakan tentang vaksin ini. Senin, 15 April 2019, bertempat di hotel Wyndham bersama dengan Blogger Crony, saya mengikuti acara yang diselenggarakan oleh Kementrian Kesehatan. Membicarakan imunisasi dalam rangka hari imunisasi dunia tentunya ini menjadi wawasan baru bagi saya. 

Ada tiga narasumber yang dihadirkan. Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Kemenkes RI drg. R. Vensya Sitohang, M.Epid, Satuan Tugas (Satgas) Imunisasi Prof. Dr. Cissy Kartasasmita,Sp. A dan Sekretaris Komisi Fatwa MUI Dr.H.M. Asrorun Ni'am Soleh,M.A. Yang saya nantikan dari diskusi ini, tentunya dari pihak Majlis Ulama Indonesia (MUI). Bukan berarti yang lain tidak penting, tapi lebih ke pertanggungjawaban pihak MUI terhadap penggunaan vaksin yang kerap diklaim sebagai haram oleh anti vaksin. Tiga pembicara ini menjadi pelengkap satu sama lain. Ahli, pemerintah dan agama.

Prof Cissy menyampaikan informasi mengenai sejarah imunisasi dan pentingnya imunisasi bagi keluarga. Imunisasi menurutnya sangat diperlukan, tapi tak sedikit juga hambatan. Ia berharap, dengan adanya pertemuan dengan blogger, semuanya menjadi jelas. Merujuk kepada pusat badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) memulai vaksin pada tahun 1974. Saat itu WHO mengenalkan program EPI (Expanded Program on Immunizaztion) untuk menjamin bahwa semua anak mempunyai akses untuk mendapat imunisasi rutin yang direkomendasikan. 

Sementara itu, kegiatan imunisasi di Indonesia dilaksanakan sejak tahun 1956. dan di tahun 1977kegiatan imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi (PII) dalam rangka pencegahan penularan beberapa Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu, tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus serta hepatitis B. Menurut Prof Cissy, imunisasi adalah hak anak yang harus dipenuhi oleh orang tuanya. Ia juga sempat menanyakan kepada peserta, apakah sudah diimunisasi semua sambil tertawa. 

Beberapa penyakit yang saat ini menjadi perhatian dunia dan merupakan komitmen global yang wajib diikuti oleh semua negara adalah eradikasi polio (ERAPO), eliminasi campak dan rubela dan Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (ETMN). Sejarah program imunisasi di Indonesia selalu mengalami perubahan. Ini dikarenakan penyakit pun semakin beragam. Bisa dilihat pada bagan di bawah ini, 


Menurut Stanley Plotkis, imunisasi merupakan upaya pencegahan yang paling cost efektiv, tidak ada tandingannya kecuali air bersih. Stanley Plotkis 1995. Beberapa faktor yang dapat memengaruhi tumbuh kembang anak antara lain, ASI ekslusif, nutrisi seimbang, penyediaan air bersih, imunisasi, sanitasi sehat dan pengasuhan optimal.

"Imunisasi adalah investasi kesehatan di masa depan." Ujar Prof Cissy. Baginya, ketika anak terlindungi imunisasi sejak kecil, lingkungannya pun akan terjaga. Kenapa imnuisasi diperlukan? Karena akan menghasilkan kekebalan (imunitas) inveksi alamiah akan menimbulkan kekebalan. Imunisasi meniru kejadian infeksi alami. Tubuh membentuk kekebalan mellaui pertahanan non spesifik dan spesifik. Bisa mencegah penyakit yang menyebabkan kematian dan kecacatan. Terakhir, adalah sebagai salah satu pemenuhan atas hak anak.

Lalu, apa dampak apabila anak tidak diimunisasi?


  • Anak tidak mempunyai kekebalan terhadap mikroorganisme ganas (patogen) 
  • Anak dapat meninggal atau cacat sebagai akibat dari menderita penyakit infeksi berat 
  • Anak akan akan menularkan penyakiy ke anak/dewasa lain
  • Penyakit tetap berada di lingkungan masyarakat


Beralih ke pembicara kedua, Dokter Vensya. Secara medis, ia banyak menyambung penjelasan dari Prof Cissy. Imunisasi menurutnya adalah bagian dari upaya pencegahan penyakit. Pencegahan spesifik, diantaranya lebih efisien dan efektif terhadap penyakit berbahaya seperti, tuberkulosis, polio, difteri, pertusis, tetanus, campak, sindrom rubella kongenital, pneumonia, (radang paru), meningitis (radang otak) dll.

Semua negara dengan gizi baik, lingkungan bersih tetap melakukan imunisasi sejak tahun 1955.

Terakhir, adalah penjelasan dari MUI. Bagi saya, ini yang menjadikan semua untuk terang benderang. Saya, yang menganut paham apa yang dilakukan oleh negara berlabel halal ada tanggung jawabnya, maka secara pribadi saya akan mengikuti keputusan ini.

Menurut Pak Ni'am, pada prinsipnya, pengobatan harus dilakukan dengan barang yang halal. Pengguaan barang halal tidak hanya pada dzatnya, melainkan juga di dalam proses produksinya. Barang yang halal jika diproduksi melalui proses produksi yang tidak benar secara fikih misalnya menggunakan bahan baku atau atau bahan penolong yang haram/najis maka hukumnya tetap haram sepanjang belum dilakukan penyucian secara syar'i. hal ini berlaku umum, baik bagi makanan, minuman maupun obat-obatan yang kepentingannya untuk dikonsumsi.

Tentang perbedaan-perbedaan vaksin, kini saya mengamini. Jika kepercayaan mereka yang anti vak, tentunya tak dapat dipaksakan. Karena mereka sendiri tentunya memiliki alasan dan pemahaman lain tentang vaksin.Karena menggunakan vaksin bagi saya, adalah sebuah ikhtiar untuk melindungi diri dari kesehatan. Wallahu'alam.
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Teman-teman

Sering Dibaca

  • Minyak Gamat Bukan Hanya untuk Obat Luka
  • Diary Blogger Indonesia
  • RM. 100 Dari Denaihati
  • Beli Sprei Bisa Umroh?
  • Betapa Inginnya Mengumrohkan Ibu Saya

Harta Karun

  • ►  2022 (5)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2021 (8)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2020 (10)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
  • ▼  2019 (41)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Mei (5)
    • ▼  April (5)
      • LRT, Perubahan Peradaban Baru dalam Bertransportasi
      • Masih Ada, ya, Produk CNI?
      • Setiap Tulisan, Akan Menemukan Takdirnya Sendiri
      • Kalau Sudah Menghapus Broken Link, Mau Rajin Ngeblog?
      • Vaksin, Antara Keyakinan dan Sebuah Ikhtiar
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2017 (21)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (63)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (23)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2015 (137)
    • ►  Desember (25)
    • ►  November (20)
    • ►  Oktober (34)
    • ►  September (19)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (9)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2014 (52)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2013 (40)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (12)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
  • ►  2012 (74)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (14)
  • ►  2011 (87)
    • ►  Desember (10)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (18)
    • ►  September (13)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2010 (141)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (12)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (17)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (17)
    • ►  Februari (18)
    • ►  Januari (23)
  • ►  2009 (124)
    • ►  Desember (11)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (17)
    • ►  Juni (14)
    • ►  Mei (16)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (12)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2008 (105)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (16)
    • ►  Mei (19)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (22)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2007 (30)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (13)
    • ►  September (12)
    • ►  Agustus (2)

Kategori

Ads Blogger Hibah Buku Celoteh Cerpen Featured GayaTravel KBO komunitas Murai Perjalanan Piknik Buku Pojok Anaz Reportase resep reveiw Semestarian Serial Sosok Teman TKW TripGratisan Volunteer

Catatan Anazkia By OddThemes | Turatea.com