Catatan Anazkia

Karena hanya tulisan yang bisa saya tinggalkan

  • beranda
  • Kisah
    • Serial
    • Cerpen
    • Celoteh
    • Reportase
    • Perjalanan
      • Gaya Travel
      • Trip Gratisan
      • Piknik Buku
  • Pojok Anaz
  • Murai
  • Sosok
  • komunitas
    • Volunteer
    • KBO
    • Semestarian
    • Blogger Hibah Buku


"Kalau yang masih basah, sekilonya Rp. 500.00, Mbak. Tapi kalau sudah dijemur, harganya sekilo bisa mencapai empat sampai lima ribu rupiah perkilogram." Waktu menunjukkan pukul dua belas siang lebih. Meski mendung, matahari masih terik di atas kepala. Pak Abdul Majid dengan ramah bercerita mengenai proses rumput laut dari dibudidayakan, dipanen, lalu proses penjemuran dan nilai rupiahnya. Ia bercerita di sela-sela makan siangnya. Kebetulan, saya duduk berdekatan dengannya. Di perahu bagian depan, sepulang dari mengikuti panen rumput laut perdana di Pulau Karang Lebar, Kelurahan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu Utara.

Baginya, pekerjaan sebagai nelayan tak bisa sepenuhnya memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari karena tergantung musim. Selain menjadi nelayan lepas, ia juga menjual ikan hias. "Kalau hanya ngandelin cari ikan saja, ini nggak bisa mencukupi kebutuhan, Mbak. Jadi, untuk kebutuhan sehari-hari bisa dari hasil melaut. Sementara kalau panen rumput laut begini hasilnya bisa ditabung." Pak Abdul Majid, adalah salah satu penerima manfaat dari program Desa Cahaya, "Budidaya Rumput Laut, Pengolahan dan Pengembangan Ekonomi Petani di Kepulauan Seribu" yang digagas oleh Nirunabi Foundation bekerja sama dengan YBM PLN.

Hari pertama panen rumput laut bersama Pak Martono ketua bidang II YBM PLN dan istri


Panen Rumput Laut

Senin, 23 Desember 2019 bersama dengan Yayasan Baitul Mal PLN (YBM PLN) dan Nirunabi Foundation saya turut serta ke Pulau Karang Lebar untuk memanen rumput laut. Hadir di kesempatan tersebut adalah Bupati Kepulauan Seribu, Pak Husain Murad diikuti oleh wakil dan jajarannya. Juga dihadiri oleh pihak lurah dari Pulau Pramuka juga tim dari YBM PLN dan Nirunabi Foundation.

Ini adalah panen pertama setelah program pemberdayaan rumput laut di Keplauan Seribu yang diinisiasi oleh Nirunabi Foundation bekerja sama dengan YBM PLN. Melihat sejarahnya, Kepulauan Seribu adalah penghasil rumput laut sejak tahun 80-an. Di tahun 2000-an, hasil rumput laut di kepulauan mulai berkurang. Bahkan, menurun drastis. Ada berbagai sebab tentu saja, di antaranya adalah penurunan kondisi lingkungan limbah sungai yang berada di daerah sekitar Kepulauan Seribu yang terbawa arus (sumber Republika).

Pada tahap pertama, pemberdayaan ini diberikan kepada 100 penerima manfaat. Dengan tujuan meningkatkan pendapatan warga, pemberdayaan ini tentu saja dilakukan tak hanya dilakukan di hulu saja. Tapi juga sampai ke hilir. Di mana dari pemilihan bibit yang sesuai, nilai ekonomi, pembenihan, juga perawatan sampai kemudian panen setelah masa 40 hari. Pun setelahnya, pada pengolahan dan pemasaran pun pihak Nirunabi dan YBM PLN masih melakukan pendampingan. 

Di tanggal 22 Desember 2019, panen perdana rumput laut dihadiri langsung oleh Pak Martono, selaku ketua bidang II YBM PLN. Menurutnya, program pemberdayaan yang ada di kepulauan Seribu ini akan dilakukan secara berkelanjutan, sehingga para petani bisa berdaya dan mandiri. 

Penyerahan Sampan

Selain panen di tanggal 22 Desember, di hari itu juga YBM PLN dan Nirunabi Foundation memberikan batuan berupa sampan. Ada lima sampan yang diberikan kepada nelayan dan petani rumput laut. Sampan ini untuk menunjang dan memudahkan saat panen rumput laut. 

Penyerahan perahu kecil untuk kemudahan petani rumput laut ketika panen


Bersih Pantai

Minggu siang 22 Desember 2019 masih dengan YBM PLN dan Nirunabi Foundation bersama dengan warga sekitar kami menyisir pantai di Pulau Pramuka untuk membersihkan pantai. Sepanjang pantai yang kami kutip sampahnya, hampir 85% sampah yang kami dapat adalah sampah plastik. Menurut Bupati Kepulauan Seribu, 70% sampah yang ada di pulau adalah plastik. Menurutnya, sampah yang ada sekarang ini adalah tanggung jawab bersama. Baginya, kini tak lagi harus saling menyalahkan siapa yang paling berhak dan wajib membersihkan pantai, karena ianya memang tanggung jawab bersama.

Bupati  mengharapkan kepada sesiapa yang datang ke pulau untuk turut serta menjaga kebersihan dan lingkungan. Usahakan membawa botol minum sendiri, biar nggak banyak-banyak beli air mineral dan botolnya nggak terbuang ke laut. Kalau melihat secara keseluruhan Pulau Pramuka, ianya cukup bersih. terima kasih, kepada semua petugas kebersihan yang selalu berhempas pulas menjaga kebersihan laut. 







Fungsi Infrastruktur untuk lima destinasi bali baru super prioritas Suatu hari, di dalam mobil kendaraan online yang saya naiki berita sekilas terdengar dari radio bahwa Indonesia akan memiliki wisata Bali baru. Menduniakan tempat pariwisata Indonesia kepada dunia bahwa bukan hanya Bali yang dikenal oleh mancanegara. Lima tempat tersebut adalah, Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika di Lombok Nusa Tenggara Barat, Danau Toba di Sumatera Utara, Likupang (Bunaken) di Bangka Belitung. Mulanya terkejut saat mendengar berita tersebut. 

Nah, Jumat 6 Desember 2019 bertempat di Sundestada Jakarta bersama dengan teman-teman influencer terdiri dari para bloger, vloger juga selebgram saya menghadiri acara diskusi santai yang diselenggarakan oleh  Kemenhub. Dengan tema Connectivity Makes Traveling Easy, obrolan santai ini dihadiri oleh beberapa  pejabat perhubungan baik darat mau pun laut. 

Sekjen Kemenhub Djoko Sasono dalam obrolannya menyampaikan Kementrian Perhubungan sesuai dengan tugasnya adalah menghubungkan agar semua masyarakat yang hendak melihat bisa menggunakan jalur transportasi yang ada. Baik melalui penerbangan, pelayaran mau pun jalan darat juga kereta api. Kemenhub sendiri sudah melakukan banyak hal, seperti perbaikan sarana dan prasarana  bandara diperbaiki, stasiun  diperbaiki, pelabuhan diperbaiki juga diisi dengan penerbangan ditambah. Layanan kapal laut juga ada. Dengan adanya perluasan jalan tol di banyak wilayah angkutan jalan mulai bangkit lagi. 

kiri ke kanan, ( Mas Erwin moderator, Pak Budi dan Pak Djoko Sasono)


Pak Djoko Sasono mengharapkan dengan adanya komunitas Transmate diharapkan rekan-rekan influencer menjadi bagian dari penyampai informasi kepada khalayak mengenai segala perubahan tersebut. Jika pun nantinya ada kritik dan saran, bisa langsung disampaikan ke akun resmi Kementrian Perhubungan baik melalui twitter, facebook juga instagram. Melalui akun resmi twitter @kemenhub151 diharapkan masyarakat bisa berperak secara aktif menyampaikan segala aspirasinya.

Sementara Pak Budi, Sekjen Perhubungan Darat menceritakan bahwa sebelumnya, ia diinstruksikan oleh mentri perhubungan untuk memperbaiki 20 terminal yang ada di Indonesia dengan dana sebesar 500 miliar. Tapi ketika mentri berkomunikasi dengan gubernur Bali, mentri melihat satu objek wisata di mana pengunjungnya ramai setiap hari, tapi transportasinya dan infrastruktur masih belum memadai. Tempat tersebut adalah Nusa Penida. Di Nusa Penida, Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan, Infrastruturnya masih belum manusiawi. Ketika pengunjung mau menyebrang, masih menggunakan jembatan yang digotong oleh manusia. Tentunya itu tak hanya digunakan oleh para wisatawan, tapi juga masyarakat sekitar. 

Dalam diskusi santai tersebut, dikarenakan mentri perhubungan tak bisa hadir, beliau melakukan tele confrence dengan para netizen. Menurut beliau, di Danau Toba akan dibuat 12 dermaga, membuat juga kapal-kapal baru dan edukasi kepada operator kapal. Keselamatan menjadi perhatian utama. Lima Bali Baru akan diselesaikan dalam satu tahun 2020 sudah selesai dan bisa memberikan kemudahan kepada turis ke depannya. 

Sementara Kesatuan Penjaga Laut Pantai (KPLP) Pak Ahmad memberikan komentarnya, bahwa kita sebagai warga negara harus ikut mendukung tentang potensi wisata Bali Baru. Prasarana yang dimaksud adalah membangun, merehab, meningatkan dan mengembangkan selama tahun 2020. Seperti di Labuan Bajo, pelabuhannya nanti akan dikhususkan untuk penumpang saja. Sementara kapal logistik akan dipindahkan ke tempat lain. Penumpang akan dimanja, kapal-kapal besar yang akan masuk  merasa didukung oleh kita semua, aman, selamat dan terlindungi dari lingkungan maritim. Lingkungan maritim dari sisi pencemaran dari sampah adalah tugas kita semua. Sebagai warga negara mau pun wisatawan. 

Kementrian perhubungan, sebagai salah satu penanggung jawab infrastruktur di seluruh Indonesia tentunya sangat mendukung adanya lima destinasi Bali baru. Segala kemudahan baik darat, laut mau pun udara dalam setahun ke depan akan terus diperbaiki. Diharapkan ketika semua moda transportasi bisa digunakan dengan baik, maka mobilitas wisatawan akan semakin dimudahkan. 




"Pokoknya, kalau perempuan sudah haid itu wajib turun ke dapur. Harus bisa masak, beres-beres. Meskipun ada yang kerja di rumah, kami nggak boleh dibantuin. Kalau sampai ketahuan kami dibantuin, yang dimarahin orang yang kerja di rumah. Bukan kami. Jadi mereka hanya merhatiin aja." 

Saya menyimak cerita Mbak Retno dengan saksama. Perempuan berdarah Jawa yang membesar di Jakarta ini dibesarkan dengan unggah ungguh kebudayaan Jawa yang kental di rumahnya. Di mana anak perempuan wajib mengetahui dan mengenal pekerjaan rumah tangga dan segala isinya, sementara saudara lelakinya tidak mengalami hal yang sama.

"Saya anak kedua, tapi menjadi anak perempuan paling besar di dalam keluarga. Jadilah banyak beban pekerjaan rumah tangga yang dijatuhkan ke saya, sementara hal itu tidak terjadi dengan saudara-saudara lelaki."

Usianya memasuki 50 tahun. Tapi cerita masa kecilnya tak lekang oleh waktu. Bagimana ia dibesarkan dalam budaya patriarki yang mengungkungnya. Mbak Retno beruntung, karena sejak kecil ia selalu tak menerima perbedaan-perbedaan yang diberlakukan di dalam keluarganya. Baginya, pria dan wanita itu sama dalam melakukan pekerjaan rumah tangga. Tak ada pembedaan jenis pekerjaan di mana perempuan harus mencuci piring, sementara yang lelaki tidak. Ya, bagi sebagian besar orang yang ada di Indonesia, selama ini menganggap kalau pekerjaan-pekerjaan domestik hanya layak dikerjakan oleh kaum perempuan saja. Sementara yang pria hanya melakukan kerja berat, tabu dalam hal air mata, pun menjadi asing ketika seorang pria meluahkan perasaannya (curhat kehidupan).

Konon, Mbak Retno sendiri ketika masih sekolah kerap pulang malam karena aktif mengikuti kegiatan di sekolahnya. Padahal, di rumahnya dilakukan jam malam bagi anak perempuan. Tapi tidak dengan anak lelaki. Saat Mbak Retno pulang malam, ia tak harus merasa bersalah karena tidak ada kesalahan yang dilakukan.

Bagaimana dengan saya?

Saya di masa kecil juga dibesarkan di lingkungan Jawa, di mana sebagian besar pekerjaan domestik rumah tangga wajib dikerjakan oleh anak perempuan. Sementara sepupu-sepupu saya yang pria tak pernah diberikan kewajiban yang sama. Tapi, ketika mengambil kayu ataupun merumput, terkadang saya masih juga diajak bersama. Berbeda dengan Mbak Retno yang bisa memberontak sejak kecilnya, tentu tidak dengan saya. Saya menganggap bahwa itu adalah sebuah kewajaran secara turun temurun.

Beranjak remaja, ketika saya mulai mengenal pergaulan yang luas juga dari buku-buku yang dibaca mulai mengenal tentang kesamaan pria dan wanita dalam melakukan pekerjaan rumah tangga. Tak semestinya pria itu tak pandai memegang sapu, pun bukan hal yang haram ketika seorang pria harus mencuci piring. Sekali waktu pernah ketemu teman cowok, waktu kami ngobrol dan membahas tentang cuci piring ia begitu mengharamkan untuk melakukannya. Menurutnya, di kampungnya tak ada pria yang melakukan pekerjaan serupa. Kami 




Pernahkah terpikir ke mana tinja kita yang dibuang selama ini? Kalau pun ya sudah memiliki toilet, sudahkah sepiteng kita kerap dibersihkan? Pertanyaan-pertanyaan ini kerap berkelindan di kepala ketika memiliki teman yang sangat konsen dengan persoalan tinja. Bagaimana dengan berapi-api ia kerap menceritakan aktivitasnya sehari-sehari bercengkrama dengan air, tinja dan sebagainya. Dialah Novita, seorang kawan yang bekerja di PD Pal Jaya.

Tanggal 19 November lalu, bertempat di comic cafe saya menghadiri acara Kumpul Vloget dan Bloger: Sanitasi Aman Mulai Kapan? Acara ini merupakan kerja sama USAID IUWASH PLUS dan PD PAL JAYA. Acara ini merupakan upaya bentuk kesadaran bagi masyarakat mengenai pentingnya sanitasi yang dikelola secara aman.

Hampir semua dari masyarakat kita (saya juga) menganggap bahwa sanitasi adalah "urusan belakang" dan segala hal tentang keterbelakangan ini menjadi urusan spele dan kurang diperhatikan.  Pengolahan sanitasi terkait air limbah domestik sangat penting karena melibatkan kualitas hidup masyarakat. Saat ini Indonesia telah menunjukkan kemajuan dalam menyediakan akses sanitasi. 

Pada tahun 2018, akses sanitasi ke toilet atau jamban mencapai lebih dari 74,5%, termasuk 7% sanitasi aman. Tapi rupanya pencapaian ini tidak dibarengi oleh penurunan penyakit diare dan stunting. Pada tahun 2018, rata-rata kejadian diare di Indonesia mencapai 7% dan tingkat stunting di Indonesia masih 30%. Dan pada tahun 2017, Kementrian Lingkungan Hidup menyatakan bahwa 75% sungai di Indonesia tercemar, 60% polutan disumbangakn oleh air limbah domestik yang tidak diolah. 

Sanitasi aman merupakan sistm sanitasi yang memutus sumber pencemaran limbah domestik ke sumber air. Sanitasi aman mencakup penampungan air limbah domestik di tangki septik yang sesuai SNI, penyedotan /transportasi lumpur tinja sampai ke unit pengolahan, serta unit pengolahan limbah (IPLT) yang berfungsi.


Tiga narasumber yang dihadirkan dalam diskusi sedikit membuka mata saya mengenai apa dan bagaimana perjalanan tinja di Jakarta. Dari cerita Mbak Ika Fransisca, Advisor Bidang Pemasaran dan Perubahan Perilaku USAID USWAH PLUS bagaimana di Jakarta pun masih ada dan tentu saja banyak beberapa tempat yang warganya masih saja melakukan BABS (Buang Air Besar Sembarangan). Di mana aja? Sungai, selokan, kuburan, laut bahkan kantong plastik.

Ini mengingatkan saya akan masa kecil, dulu waktu di kampung halaman juga pernah menjadi pelaku BABS 🙊🙊🙊. Seringnya di sungai dan kebun. Zaman itu, memang belum banyak warga yang punya wc sendiri. Jamban atau jumbleng masih dimiliki oleh orang-orang tertentu saja. Tapi alhamdulillah, sekarang setiap rumah sudah memiliki wc sendiri.

Kembali ke acara di atas, DR. Subekti SE. MM selaku direktur utama PD PAL JAYA menurut beliau, ada beberapa kota yang sudah terbebas dari BABS. Pertama adakah Jogjakarta dan kedua adalah Jakarta. Nah, ngomongin Jakarta, kami semua yang datang ke acara hari itu diajak serta untuk berkunjung ke warga di Tebet Timur, di mana mereka sudah memiliki sanitasi yang aman. Baik dibuat secara gotong royong, mau pun warga yang membuat septic tank dengan biaya sendiri.


Kami berkunjung ke RT 008 RW 010. Di sini sudah ada Ipal komunal bantuan dari Sinar Mas dan IUWASH. Kami disambut Pak Sitam, ketua RW 008. Pak Sitam tak sendiri, ia didampingi oleh Bu Lurah Tebet Timur (yang saya lupa namanya karena nggak nanya).

Ada 11 RW di kelurahan Tebet Timur.  Menurut Bu Lurah, di RW 10 yang belum memiliki sepiteng sebanyak 80% di mana jumlah penduduknya berjumlah 5000 warga dengan 500 KK. 20% di antaranya sudah memiliki sepiteng yang memenuhi syarat.

Dari kiri ke kanan, Pak Subekti, Pak Sitam dan Bu Lurah

Bantuan dari Sinar Mas seluas 10 meter persegi, dimulai pembangunan pada bulan Maret 2019 dan selesai di bulan Agustus. Baru bisa dioperasikan pada bulan September. Sebagian besar ekonomi warga dari kalangan tidak mampu. Itulah kenapa pihaknya meminta bantuan. Ujar Bu Lurah.

Sementara Pak Sitam sendiri menceritakan bagaimana proses memberikan edukasi ke masyarakat tentang apa dan bagaimana sanitasi yang aman. Sosialisasi dibantu oleh pihak Sinar Mas dan IUWASH. Konon, semuanya bermula dari nol. Selama ini warga tidak tahu bagaimana caranya mengelola limbah yang baik. Butuh waktu dua tahun untuk betul-betul paham.

Yang menarik dari uraian Pak Sitam adalah ketika dia menyampaikan konsep dosa akibat dari BABS. Menurutnya, akibat dari kecuaian kita BABS, maka dampaknya akan ke banyak orang dan kita sendirilah yang terkena dosanya. Dengan adanya Ipal Komunal dan dorongan dari IUWASH warga sudah mulai sering diajak diskusi mengenai limbah. Tabik!



Tahun 2035 jumlah lansia di Indonesia diperkirakan mencapai 48 juta jiwa, atau 15% dari total penduduk Indonesia. Kalau saya berusia panjang, barangkali saya menjadi bagian dari lansia tersebut. Eh, sepertinya belum, karena usia lanjut adalah 60 tahun ke atas. Semakin tinggi jumlah lansia, bisa menimbulkan dampak positif dengan ketentuan para lansia tetap sehat, aktif dan produktif. Sebaliknya, jika penduduk lansia memiliki masalah penurunan kesehatan akan terjadi tingginya biaya kesehatan. Nestle Helath Science (NHS) dalam rangka menyambut Hari Kesehatan Nasional melalui Nestle BOOST Optimum mengajak masyarakat supaya lebih memerhatikan kesehatan para lansia agar mereka bisa lebih bersemangat menjalani hidup dan meraih mimpi-mimpi yang tertunda.

11 November lalu bertempat di salah satu restoran di Cikini, Nestle meluncurkan produk terbarunya. Ada beberapa narausmber yang dihadirkan. Selain ahlinya dari kesehatan juga pihak nestle sendiri, hadir juga Don Hasman, seorang fotografer yang sudah berusia 79 tahun. Ia sudah 62 tahun menggeluti dunia fotografi. Pun, kerap berkeliling ke berbagai negara. Yang lebih menakjubkan tentunya saat ia mengisahkan perjalanan-perjalanannya karena sebagian besar dilakoni dengan jalan kaki. Selain jalan kaki, ia juga tak menggunakan pendingin ruangan mau pun kipas di rumahnya. Diceritakan juga bahwa saat ia  menuju tempat acara dari stasiun Sudirman ke Cikini juga jalan kaki. Wah! Padahal itu lumayan jauh banget. Kalau dari stasiun Gondangdia atau Cikini masih mending.

Menjadi tua seperti Pak Don sepertinya menjadi mimpi saya kelak. Semoga, meski tak harus keluar negeri tapi tetap kreatif saat tua juga bisa menjadi aset tersendiri.

Dr. Dr. Purwita Wijaya Laksmi, Sp. PD-Kger yang merupakan spesialis geriatri menjelaskan, “Di Indonesia, masih banyak lansia yang mengalami ketidakcukupan gizi (malnutrisi), padahal asupan gizi yang seimbang sangat penting untuk membantu para lansia agar tetap sehat. Seiring bertambahnya usia, terjadi penurunan fungsi tubuh dan perubahan metabolisme yang dapat membuat para lansia lebih rentang terhadap penyakit dan kehilangan masa otot.” Ada banyak faktor tentang malutrisi kepada lansia. Selain faktor medis seperti riwayat penyakit, faktor fisik juga menjadi penyebab utama seperti kesehatan gigi yang buru, faktor sosial seperti rasa kesepian atau depresi juga bisa menjadi penyebabnya.

Gejala malnutrisi pada lansia:
  • Hilangnya masa otot (sarkpenia)
  • Berkurangnya lemak di bawah kulit
  • Penurunan berat badan (5% berat awal tubuh)
  • Tulang yang terlihat menonjol
  • Bibir pecah-pecah dan cekung di bawah mata
  • Rambut kusam dan mudah rontok
  • Memar di kulit, kulit kering dan bersisik dan ada penumpukan cairan  di bawah cairan di bawah kulit


Marketing Manager Nestle Health Science (NHS), dr. Yulia Megawati mengatakan, “Berkomitmen dalam mengembangkan terapi gizi sebagai solusi bagi perawatan kesehatan di Indonesia, NHS menghadirkan Nestle BOOST Optimum, produk yang diformulasikan secara khusus, di mana mengandung 50% protein whey dan perbandingan komposisi whey dan kasein-nya sebesar 50:50. Nestle BOOST Optimum (dulu Nutren Optimum) bermanfaat membantu memenuhi kecukupan gizi untuk mendukung aktivitas harian lansia.

Nestle BOOST Optimum juga dapat dikonsumsi:
  • Oleh mereka yang dalam keadaan kurang gizi atau sedang membutuhkan suplementasi gizi
  • Oleh mereka yang sedang dalam aktivitas yang padat dan kecenderungan melewatkan makan
  • Pada saat kurang istirahat
  • Saat sedang dalam kondisi kurang berat badan
  • Saat kehilangan nafsu makan
  • Oleh pasien dalam kondisi pemulihan setelah sakit


Dari rangkaian penjelasan di atas, mimpi menjadi Om Don Hasman ketika menua sepertinya bisa dijadikan salah satu cita-cita. Jujur, sejak mendengar Om Don Hasman rajin jalan kaki, saya pun mulai mengikuti jejaknya. Terima kasih berbagi pengalamannya ya, Om Don Hasman ^_^



Sejak kecil, saya nggak bisa menggambar. Pokoknya, urusan gambar menggambar ini saya angkat tangan. Cuma nggambar gunung, sawah dan jalan yang fenomenal itu aja jelek banget. Hahahaha... Tapi, di hari Sabtu tanggal 9 November 2019 bertempat di Lower Ground Level Plaza Senayan, tiba-tiba saya bisa nggambar sedikit. Loh, kok dikit? Iyalah. Soale diajarin satu persatu sama Mbak Yayuk di acara Soft Astel Art Workshop.

Awalnya, sempat jiper. Dalam hati asa nggak enal juga (duh, ikutan workshop gini tapi nggak bisa nggambar, nggak enak banget) ekekeke...

Sebelum mulai mewarnai, Mbak Hani memberikan sedikit penjelasan tentang produk terbaru dari faber castell. Soft Pastel Art Starter Kit ini merupakan produk terbaru dari Faber Castell. Saya baru tahu kalau usia faber castell sudah mencapai 258 tahun. Wow 😍😍😍😍.

Selama ini, saya tahu produk faber castell hanya pensil dan pensil warna untuk anak-anak saja. Tak pernah sekali pun mengenal produk yang lain. Dari Mbak Hani, saya baru tahu jika ada pena premium juga pensil warna untuk dewasa. Faber Castell memiliki slogan, "Teman sepanjang usia. Mulai dari pra TK"

Ada tiga warna kotak faber castell yang saya juga baru tahu. Merah, hijau dan biru. Dari tiga warna itulah dibagi grade. Anak-anak cenderung menggunakan kotak berwarna merah. Sementara penggunaan untuk dewasa pigmen warna hijau dan biru. Konon, menurut Kak Yuli, harganya lebih mahal. Owh ya, warnanya juga akan jauh lebih tahan lama kalau yang hijau. Bisa bertahan selama 100 tahun. Wow! 


Setelah Mbak Hani memberikan penjelasan panjang lebar mengenai Faber Castell, barulah kami diajak menggambar oleh Mbak Yayu. Di dalamnya ada 7 jenis, kertas buat nggambar, kuas (dan pelengkap pensil), penghapus sama apalagi ini namanya saya lupa. Pesan Mbak Hani, kita harus berani ngebland warna dan jangan takut untuk berkreasi mencampur warna.

Selama saya mengenal pensil warna faber castell, menggunakannya yah cukup menggoreskan pensil warna ke atas gambar. Nah, dengan soft pastel ini rupanya berbeda lagi. Pensil warna dikerik, trus dengan menggunakan tangan diusap-usapkan ke kertas. Bagi saya pemula, tentunya menjadi sangat takut memulainya. Hampir tak percaya kalau ini beneran bisa dilakukan dengan mudah.


Dengan penuh rasa khawatir, saya mulai mengusap warna kuning di tengah-tengah sesuai arahan Mbak Yayu. Lalu berurutan je bawah dengan warna hijau muda juga hijau tua. Beranjak mewarnai atasnya, Mbak Yayu mengarahkan kami unntuk mrnambahkan warna oren, ungu, pink, biru tua juga hitam. Kemudian dilanjut dengan menggambar pohon, juga domba-domba di bawahnya. Tak hanya itu, Mbak Yayu juga mengarahkan kami untuk tak segan menambahkan bintang, bulan juga meteor yang berjatuhan. Wow! Sim salabim! Tak sampai satu jam, tiba-tiba saya bisa menggambar 😍😍😍😍😍. Hahahaha... Sangat menyenangkan!


Sebetulnya, semuanya tak dibuat oleh saya tentu saja. Sesekali dibantu oleh Mbak Hani dan Mbak Yayu yang tak sungkan memberikan arahan. Bahkan, untuk gambar pohon yang pertama Mbak Hani yang menambahkan sendiri warnanya. Dari proses yang singkat itu, alhamdulillah jadi bisa menggambar sedikit. Ekekeke... Tak hanya saya yang gembira, tapi juga teman-teman lainnya.


Pulang dari workshop, karena dibawain oleh-oleh starter kit, saya mulai belajar menggambar lagi. Berbeda tentunya dengan saat workshop. Saya mencari referensi gambar melalui you tube. Bahkan untuk gradasi warnanya sendiri pun tak dapat. Tapi saya tak patah semangat. 

Gambar semua peserta 😍😍😍😍

Buat faber castell dan Emak-emak Blogger. Terima kasih banyak atas kesempatannya.



Kamis, 31 Oktober 2019 Jakarta Convetion Center, Senayan dipenuhi oleh orang-orang yang ingin datang melihat langsung acara Connect  2019. Apa itu Connect 2019? Connect 2019 adalah ajang konferensi dan eksibisi yang diselenggarakan oleh Traya. Penyelenggara pameran yang sudah berpengalaman bertahun-tahun dalam bidangnya, bersama Kitatama, sebuah event Management yang fokus pada konferensi teknologi dan transformasi digital UKM. Saya beruntung tentu saja karena mendapat fasilitas tiket gratis untuk mengikuti talkshow yang digelar seharian pada hari kedua.

Talkshow pertama bertajuk "Empowering Indonesa's Digital Economy Through Innovation & Collaboration" menampilkan narasumber dari berbagai latar belakang. Hery Sofiaji (VP Micro Development and Agent Banking Group Bank Mandiri), Joddy Hernady (EVP Digital & Next Business Telkom Group), Agung Bezharie (Co-Founder/CEO Warung Pintar). 

"Mengkoneksikan potensi digital yang ada." Kalimat tersebut disampaikan oleh Hery Setiaji saat diminta menyebut kalimat untuk acara connect oleh Rama Sahid sebagai moderator.  Meski waktu yang diberikan hanya sebentar, dari paparan yang disampaikan saya jadi mengenal sedikit bahwa di era digital sekarang ini begitu banyak fintech (Finansial Technologi) yang ada di masyarakat luas. Bank Mandiri melihat bahwa kehadiran fintech yang menjamur ini tak dianggap sebagai kompetitor semata. Bagi Bank Mandiri, kehadiran fintech adalah untuk diajak bekerja sama. 

Bagaimana sumbangsih Bank Mandiri dengan UMKM? Menurut Hery Setiaji, dalam talkshow tersebut menyampaikan bahwa sampai hari ini Bank Mandiri sudah menyalurkan kredit lebih dari 150 triliun kepada UMKM. Dari dana tersebut, 47 triliun diantaranya potensial diberikan untuk UMKM yang bersifat digital. Ini merupakan inisiatif BUMN, menggerakan perekonomian UMKM. Mereka membangun rumah kreatif BUMN, ada sekitar 46 BUMN yang ditugaskan untuk bagaimana membina UMKM. Sehingga bisa berkembang dalam era kemajuan zaman. 

Lanjut ke narasumber selanjutnya dari Telkom. Joddy Hernady menyampaikan kalimat pamungkas di awal acara "Kolaborasi adalah sebuah keharusan di era digital". Telkom sendiri merupakan perusahaan yang berbasis teknologi. Berangkat dari hal tersebut, selama ini kiprah Telkom dalam membantu pengembangan UMKM adalah melalui inkubator bisnis "indigo" dan digital valley di 4 kota di Indonesia. Melalui inkubasi ini, diberikan bantuan pendanaan dan akses pasar kepada para startup binaan. 

Saya mengenal Warung Pintar (WP) dari salah satu user yang ada di Citayam. Pertama kali melihat Warung Pintar, langsung googling dan mencari tahu apa serta bagaimana Warung Pintar tersebut. Rupanya, ia merupakan sebuah start up. Dan di acara kemarin, saya bersyukur bisa melihat langsung salah satu foundernya, Agung Bezarie. Penasaran, bagaimana ia menggeluti dunia warung kecil yang sebelumnya sudah sedia ada. Ya, Warung Pintar merupakan pengembangan warung-warung kecil pinggir jalan yang sebelumnya dikelola secara sederhana. Lalu WP hadir dengan peremajaan baru di mana di kedai yang tergabung dengan WP disulap menjadi tampilan yang lebih menarik serta dilengkapi dengan teknologi era kini.

Menurut Agung Bezary, Warung Pintar lahir dari sebuah statistik bahwadari UMKM di seluruh Indonesia yang berjumlah 60 juta, 90%nya adalah usaha mikro. Lalu lahirlah Warung Pintar, karena di situ ada peluang untuk meningkatkan performance usaha mikro tersebut melalui pembukaan akses. 



Di acara Connect, booth-booth yang ada hampir semuanya fintech. mengelilingi beberapa booth, tapi akhirnya saya ngendon di boothnya Kominfo. Heheheh




Seorang presenter perempuan, dengan dengan tergesa-gesa menginstruksikan berbagai hal ke kru-krunya. Dengan tekanan dan ancaman, ia memaksa bawahannya untuk tetap mendapatkan wawancara dari narasumber yang diincarnya. Suasana terlihat tegang. Sampai kemudian narasumber berhasil diwawancara tentunya dengan modus dibohongi dan ia mau tampil di televisi. Setelah itu, selesai. Hiruk pikuk di belakang layar tim acara bangga karena sajiannya jadi rating nomor satu. 

Itu merupakan pembuka dari triler film drama 99 Nama Cinta yang akan tayang pada 14 November bulan depan. Sebelum menontonnya pada 23 Oktober lalu, saya lihat trailernya di youtube. Dan sekarang, viewnya sudah satu juta lebih aja. 

Trus pas nonton gimana? Seru pastinya. Ada beberapa nilai religi yang didapat tanpa harus digurui. Mengambil seting salah satu pesantren di Jawa Timur, film ini berusaha melawan arus kekinian minuman. Jika sekarang yang kerap dibicarakan adalah kopi, maka melalui film ini yang diangkat adalah coklat dari kota Kediri. Siapa saja pemainnya?

Dua pemeran utama dari film ini adalah Acha Septriasa dan Deva Mahendra. Acha berperan sebagai Talita, seorang presenter yang mempunyai slot tampilan sendiri di salah satu televisi. Presenter gosip handal besutan Talita menjadi rating tertinggi dan belum ada saingannya. Deva Mahendra, berperan sebagai Kiblat, kawan kecil Talita yang merupakan anak dari pemilik pesantren di Kediri sahabat kedua orang tua dari Talita. Sejak Kiblat mendatangi Talita, masalah demi masalah berdatangan. Termasuk dihentikannya acara Bibir Talita dari stasiun tv tersebut? Bagaimana kelanjutannya...? Tunggu saja di tanggal 14 Oktober. 

Doni Damara berberan sebagai ayahnya Kiblat, sahabat baiknya almarhum ayahnya Talita. Sementara Ira Wibowo berperan sebagai ibu tuggal dari Talita. Seorang arsitek yang sibuk.

 Adinda Thomas, Chiki Fawzi, Susan Sameh, Dzawin, Robby Purba dan Ayana Moon adalah pemain-pemain lain yang ikut meramaikan film yang disutradarai oleh Danial Rifky. Penulis skenario Garin Nugroho mampu membawa "ruh religi" dalam film ini tanpa menggurui. Kritik sosial kepada melejitnya dunia gosip pun menjadi sorotan utama pada film 99 Nama Cinta. 

Yang bikin ngakak dan menyegarkan suasana film di pesantren Kediri adalah ulahnya Dzawin. Komika yang baru pertama kali main film ini bikin cengengesan aja selama dia tampil. Pun dalam prescon di hadapan media, dia paling banyak membuat saya tertawa. Nggak malu ngaku miskin, nggak malu juga ngaku jelek. Ahahahahaha...

Mlenuk, juga salah satu pelengkap cerita lucu. Mungkin, kalau film ini jadi skuel Mlenuk dan Dzawin bakaln jadian. Ekekekekeke...

Konflik dan drama percintaannya Kiblat sama Talia nggak usah dibahaslah, ya. Beberapa adegan di film ini bikin orang termehek-mehek menitikkan air mata. Salah satunya teman bloger yang duduk di sebelah saya. Hehehehe...

Rencananya, bulan depan mau nonton lagi ngajak teman. Biar puas lihat Dzawin wajah baru perfilman Indonesia ^_^. Jangan lupa, catat tanggal tayangnya di bioskop terdekat di kota Anda, 14 November 2019.

Salah satu theme park terbesar yang ada di Asia Tenggara adalah Universal Studios Singapore. Ada di Sentosa Island, wisata ini mengusung wahana yang menarik. Tema yang dikonsepkan di lokasi adalah film produksi Universal Studio laiknya Madagascar, Transformers, Shrek, dan sebagainya.
Jika kamu penggemar film-film tersebut, mengunjungi taman rekreasi ini adalah sebuah impian. Untuk itu, mari membahasnya lebih detail!
Overview Universal Studios Singapore
Mengunjungi Universal Studios Singapore dijamin tidak akan kamu lupakan keseruannya. Sebab, ada setidaknya 24 wahana imajinatif yang akan membawamu seakan ada di lokasi film-film Universal Studio. Kamu akan ada di lokasi dengan berbagai properti seperti pada setting film sungguhan. Selain itu, rasakan sensasi berinteraksi dengan pertunjukan, games, serta atraksi yang seru.
Fasilitas yang Tersedia
Menyimak deskripsi Universal Studios Singapore sangat menarik. Lokasi yang dibangun di lahan yang luasnya mencapai 49 hektar ini dilengkapi pula dengan fasilitas penunjang yang mumpuni. Adapun fasilitas umumnya meliputi:
●       Air minum
●       Restoran
●       Toilet
●       Penjualan jas hujan
●       Area peristirahatan
●       Musala
●       Toko Souvenir
Jam Buka dan Aktivitas yang Dapat Dilakukan
Lokasi wisata ini dibuka setiap hari, baik weekday maupun weekend. Tepatnya, dimulai pukul 10.00 waktu Singapura. Untuk jam tutupnya sendiri dapat berbeda-beda tergantung musim. Pada low season, lokasi ditutup pukul 19.00 waktu Singapura. Saat peak season, lokasi ditutup saat jam 21.00 waktu Singapura.
Selama jam operasionalnya, kamu bebas menentukan wahana apa yang akan dicoba. Daripada bingung saking banyaknya, berikut aktivitas yang direkomendasikan untukmu selama di lokasi:
●       Jajal Wahana Paling Populer
Universal Studios Singapore wahana-nya terdiri atas beberapa kategori. Namun, sebelum membahasnya terlalu jauh, kamu harus tahu beberapa yang paling wajib dicoba. Meliputi Jurrassic Park Rapid Adventure yang merupakan arung jeram bertema Jurrassic Park dan Transformer the ride 3D di mana kamu akan naik kendaraan dengan efek 3D yang nyata.
Ada juga Sesame Street Spaghetti Space Chase di mana kamu akan diajak naik kereta sembari menyaksikan boneka yang menjadi karakter Sesame Street, Roller Coaster Battlestar Galactica yang membuatmu jungkir balik, Enchanted Airways, serta Madagascar: A Crate Adventure dengan perahu laiknya istana boneka.
●       Menyaksikan Live Show yang Membuat Decak Kagum
Selain menikmati berbagai wahana, kamu juga wajib menyaksikan beberapa show. Meliputi Donkey Live Show, Water World Show, serta Sesame Street Show. Satu lagi yang bisa kamu saksikan saat weekend adalah Parade Universal Studio.
●       Menikmati Wahana Lain
Bukan hanya wahana dan live show yang telah disebutkan saja. Kamu pun bisa menikmati wahana lainnya. Kamu bisa melihat zonanya secara lebih jelas di peta.
Lokasi dan Rute Universal Studios Singapore
Pastinya setelah melihat begitu banyak wahana yang tersedia, kamu jadi tertarik untuk mengunjungi lokasi wisata. Kamu juga akan mencari tahu alamatnya. Agar lebih mudah, bisa kamu catat baik-baik. USS ada di Resort World. Tepatnya di Sentosa Island.
Rute yang bisa kamu lewati sebenarnya cukup beragam. Namun, yang paling mudah untuk mencapai lokasi adalah memanfaatkan transportasi umum berupa MRT. Keluar dari Bandara Changi, kamu bisa langsung ke lantai bawah tanah. Lantas, naik MRT ke Stasiun Harbour Front. Jika sudah, turun di Mall Vivo City. Selanjutnya, kamu bisa jalan kaki di Sentosa Boardwalk hingga mencapai lokasi.
Harga Tiket
Tiket Universal Studios Singapore sebaiknya dibeli secara online sebab, harganya menjadi lebih terjangkau. Untuk detailnya bisa kamu lihat di bawah ini:
Kategori        
Harga
Tiket Masuk dewasa (13 hingga 59 tahun)
Rp 751.000,- atau SGD 76
Tiket Masuk anak-anak (4 hingga 12 tahun)
Rp 554.000,- atau SGD 56
Tiket Masuk Lansia (60 tahun lebih)
Rp 375.000,-  atau SGD 38
Universal Express
Rp 296.000,- atau SGD 30
Universal Express Unlimited
Rp 494.000,- atau SGD 50

Sekarang kamu sudah tahu kalau membeli tiket masuk ke lokasi wisata ini lebih murah melalui online. Kamu bisa mempercayakannya pada Traveloka. Dapatkan harga terbaik dan semua kemudahan hanya dalam sentuhan jari saja.
Menarik sekali membahas tentang Universal Studios Singapore dengan segala keunikannya. Share info ini ke teman yang ingin kamu ajak pergi, ya!
Deskripsi: Salah satu theme park terbesar yang ada di Asia Tenggara adalah Universal Studios Singapore. Ada di Sentosa Island, wisata ini mengusung wahana yang menarik. Tema yang dikonsepkan di lokasi adalah film produksi Universal Studio laiknya Madagascar, Transformers, Shrek, dan sebagainya
Dana zakat untuk kemaslahatan umat


“Pak, maaf numpang tanya. Tahu warung Z-Mart, nggak?.” Saya bertanya kepada dua orang lelaki yang sedang duduk di gardu. Mereka kelihatannya sangat ramah.

“Warung apa? Alamatnya di mana?,” Saya menyodorkan handphone, menyerahkan kepada salah  satu dari mereka. “Owh iya ini, bener. Alamatnya di sini. Tapi warungnya nggak ada di sini. Coba ditelpon, kabarin kalau sudah sampai.”

Saya kembali mengecek alamat yang saya dapatkan dari google map. Menelisik satu-satunya gambar yang ditampilkan. Betul, sesuai map warung Z-Mart yang saya maksud ada di sini.  Samping kiri kanan juga sebrangnya tempat di mana saya berdiri juga sama. Saya mulai ragu. Jangan-jangan alamat yang ada di map tidak betul. Atau jangan-jangan warung yang saya tuju sudah tidak ada. Saya bimbang akan kembali meneruskan pencarian di situ, atau berpindah ke tempat lain.

Akhirnya, saya kembali mencari salah satu keberadaan Z-Mart terdekat. Bahkan, saya mencari di sekitaran area Jakarta. Pikir saya nanggung, sudah keluar sekalian saja pergi. Saya buru-buru memesan ojek online, hendak menuju Stasiun Citayam. Ojek sudah saya dapatkan dan lokasinya pun sangat dekat dengan keberadaan saya. Tapi tiba-tiba saya tak enak hati. Saya membatin, jangan-jangan dua orang yang saya tanya ini adalah ojek pangkalan. Apa perasaannya kalau tiba-tiba ada ojek online sampai sementara mereka berdua ada di situ. Dengan rasa bersalah, akhirnya saya mengalihkan orderan. Dan berbalik badan menanyakan kepada dua orang lelaki di belakang saya.

“Gimana? Sudah bisa dihubungi? Saya pernah lihat warung Z ada di belakang sana, di dekat Pasir Putih.”

“Jauh nggak, Pak?”

“Nggak. Dekat aja dari sini.”

“Maaf, apa di dekat sini ada ojek?”

“Ya ini kita ngojek.”

Saya terperangah. Beruntung tadi membatalkan orderan ojek. Dan akhirnya, saya minta diantar oleh tukang ojek tersebut yang katanya pernah melihat warung Z. Sebetulnya, saya tak yakin. Tapi, saya percaya dengan bapak ojek ini. Niatnya baik, ingin mengantarkan saya ke tujuan. Dan ternyata, tak sampai lima meter masuk ke gapura, sebuah warung dengan plang Z-Mart saya temui. Tapi saya tak enak hati karena sudah ada di ojek. Saya ikuti saja kemauan si bapak ojek mengantarkan saya. Alhasil, warung yang dimaksud si bapak memang tidak ada dan bukan warung Z-Mart seperti yang saya cari. Akhirnya, saya minta diantarkan kembali ke depan, ke dekat  gapura. Saya bilang ke bapaknya kalau pas masuk tadi saya menemukan Z-Mart. Pak ojek nggak percaya.

Ketika sampai di tempat, dia merasa nggak enak. Padahal, saya biasa saja karena tahu niatnya baik ingin mengantar. Sebuah warung kecil dan sederhana tersaji di hadapan. Lagi-lagi, berbeda dengan gambar yang saya lihat melalui google map. Dalam hati, saya berujar mungkin warungnya sudah pindah kemari.

Dua orang lelaki sedang duduk di bangku berdekatan dengan warung. Saya menanyakan siapa yang memiliki warung tersebut. Seorang pria mengenakan kaos berwarna ungu rupanya pemilik warung. Tapi ia keberatan ketika ditanya-tanya tentang Z-Mart. Katanya, istrinya lebih tahu mengenai Z-Mart dan saya lihat istri bapak tersebut sedang tidur.

“Nggak apa-apa, Pak. Saya tunggu di sini sampai ibu bangun.”

Entah kasihan atau gimana, bapak berkaos ungu tersebut memberitahukan kepada saya salah satu pemilik kedai Z-Mart yang sudah lama. Ia mengabarkan jika sebelumnya warung  tersebut memang ada di pinggir jalan, tapi sudah pindah ke rumahnya dan agak jauh dari warung sebelumnya. Saya menyimak arahan yang diberikan meski tak paham.

Pak ojek yang tadi mengantarkan saya mendekat. Ia dengan berbaik hati mau mengantarkan saya ke tempat yang dimaksud. Mereka mengenal dan tahu namanya jadi dengan mudah bisa mengantarkan saya. Agak masuk dari jalan besar, akhirnya saya menemukan kedai Z-Mart yang saya cari-cari sejak tadi. Seorang pria berbaju putih terlihat di warung. Saya mengenalkan diri dan menyampaikan maksud kedatangan ke warungnya. Ia menyambut saya dengan ramah, menyilakan saya duduk pun kemudian memanggil istrinya untuk duduk serta. Karena menurutnya pengelolaan Z-Mart sepenuhnya sudah diserahkan kepada istrinya.

Pak Dede Supriadi duduk tepat di depan saya, sementara Ibu Fitriah agak jauh sedikit dari tempat saya duduk. Suaminya, mulai menceritakan awal mula ia mengenal Z-Mart dan bergabung di dalamnya. Sebagai peniaga kedai, mereka bukan orang baru dalam dunia jual beli. Sejak tahun 2009, mereka sudah bergelut dengan macam-macam dinamika dunia kelontong. Menurut Pak Dede, akhir-akhir ini omsetnya semakin menurun karena semakin banyaknya persaingan. Lantas melalui Bu Lily, kawan  dari istrinya ia dikenalkan dengan produk Z-Mart.




Tawaran modal usaha tanpa suku bunga itu akhirnya mereka ambil. Sebelumnya, warung mereka memang di pinggir jalan sesuai di google map yang tertera. Tapi karena besarnya biaya operasional dan semakin menurunnya pendapatan, akhirnya mereka pindah ke rumah sendiri.

“Yang besar itu biaya operasional, Bu. Saya harus membayar listrik dan tenaga kerja tambahan,” ujar Pak Dede menyampaikan. “Sekarang, mah, di sini lebih santai. Nggak harus  terburu-buru ke warung, tutupnya pun nggak sampai larut malam.” Jelasnya lagi.

Menurut Pak Dede penghasilannya menurun drastis sejak kedainya dipindah ke rumah. Saat masih berada di pinggir jalan, sehari penghasilan mereka di atas satu juta rupiah. Sementara sekarang, penghasilannya di bawah lima ratus ribu. Mereka belum satu tahun mendapatkan modal tambahan usaha dari Baznas. Bagi Pak Dede dan istri, suntikan dana tanpa modal dari Baznas adalah keberkahan tersendiri. Tidak terjebak pada pinjaman bank keliling, juga pinjaman online yang sedak marak kini.  Katanya, “Siapa yang mau minjemin uang Cuma-Cuma bahkan tanpa bunga sekarang ini?.”

Ikutan mejeng bersama Bu Fitriah ^_^


“Selama diberikan bantuan dana, kami dipantau. Setiap harinya harus ada pembukuan yang dibuat. Di sini, kami merasa terbantu dan dipacu untuk belajar bertanggung jawab dengan uang yang kami pinjam. Juga bisa berkembang karena selalu diberikan pengetahuan baru.”

Menurut Pak Dede, bantuan lunak yang diberikan sangat membantu karena selain dana yang diberikan, ada juga pelatihan cuma-cuma untuk para peserta yang tergabung. Setiap dua minggu sekali dibuat pertemuan, dalam pertemuan itulah pembukuan dinilai. Sejauh mana kedai masih bertahan dan bisa tetap berkembang dengan dana bantuan dari Baznas.

Selesai berbicara dengan Pak Dede dan Bu Fitriah saya undur diri. Kembali berjalan menuju kedai Z-Mart yang saya temui sebelumnya karena masih penasaran. Dari segi bangunan, kedai Z-Mart satu lagi lebih kecil. Khas warung-warung pinggir jalan. Tapi kelebihannya di sana ada gas 3 kg juga bensin eceran.

Sampai di tempat semula, saya disambut bapak berbaju ungu. Istrinya sudah bangun dan terlihat bingung melihat saya. Logat Betawinya kental, suaranya keras. Setelah saya mengenalkan diri, ia tersenyum dan terlihat sungkan.


“Nggak apa, nih, Neng saya ngomong? Takut saya salah-salah ngomong. Sekarang pan tahu sendiri, salah sedikit saja bisa viral.”




Ibu Lilis, perempuan berusia 44 tahun ini sudah hampir setahun tergabung dengan Z-Mart. Bahu membahu bersama suaminya, Pak Asmadi, mereka mengelola warung kecil di pinggir jalan di Cipayung Jaya, Depok. Pak Asmadi menyingkir setelah saya duduk dengan Bu Lilis. Tak banyak pilihan jualan yang ada di warung Bu Lilis, tapi jangan salah, omset harian yang didapatkan bagi saya sangat lumayan. Warung kecil yang menjual berbagai macam snack dan kebutuhan rumah tangga ini juga menjual bensin eceran.





Setiap dua minggu sekali, kata Bu Lilis ada pertemuan dari Baznas. Dalam pertemuan tersebut akan ada evaluasi, pembukuan harian selama dua minggu dilaporkan. Di kelompoknya, ada sekitar 15 orang yang tergabung. Pertemuan tersebut juga ada arisannya. Pertemuan-pertemuan yang dibuat merupakan salah satu bentuk ikhtiar menjaga silaturrahim satu sama lain. 

Bagi Bu Lilis yang selama ini tak pernah mengenal pembukuan dalam jual beli, sangat merasa tertolong. Kata dia, setiap harinya uang diputar. Pagi, ia akan belanja kebutuhan rumah tangga. Lalu siangnya uangnya ia putar lagi untuk membeli bensin eceran. Selama kami berbincang, ia bolak-balik melayani pembeli yang hilir mudik membeli bensin. Suaminya pun dengan cekatan membantunya.

Meski modal usaha ini tanpa bunga, bukan berarti tak ada penilaian. Konon, menurut Bu Lilis beberapa orang yang pernah mendapatkan pinjaman bersamaan tak semuanya kembali disuport dana. Karena ada kurasi dari pihak Baznas. Di mana orang yang  sudah tak aktif lagi, warungnya tak lagi berdiri maka ia didiskulifikasi.


“Duit Baznas ngeri," katanya sambil bergidik. "Duit amal orang, kita kudu bener-bener gunain dengan betul. Nggak boleh sembarangan. Ini duit orang-orang yang beramal dan berzakat. Jadi saya harus bisa mengolahnya biar nggak berat pertanggungjawabannya.” Di antara hiruk pikuk jalanan dan suara adzan mahgrib yang berkumandang, saya mendengar dengan seksama cerita Bu Lilis. Melihat ketulusannya, menyaksikan kebahagiannya, hati saya diselimuti rasa syukur yang dalam. Betapa memuliakan mustahik melalui dana zakat itu bisa dilakukan pada pemberdayaan ekonomi. Seiring berkembangnya zaman, kini tak lagi zakat diberikan hanya dalam bentuk bantuan sembako dan nominal uang yang tak berkelanjutan. Inilah salah satu cara menaikan tingkat mustahik. Semoga kelak mereka pun menjadi para muzaki.

Dari perbincangan dengan Pak Dede, Bu Fitriah dan Bu Lilis, ternyata Baznas mengeluarkan sistem baru. Jika sebelumnya dana usaha yang diberikan wajib dikembalikan semampunya setiap satu bulan sekali, maka nantinya dana yang sudah dibayar oleh mereka akan dikembalikan lagi untuk modal selanjutnya. Masya Allah... Terberakhilah para muzaki dan seluruh pengelolanya.

Bon belanjaan Bu Lilis


Lalu, apa itu Zmart? Zmart merupakan usaha mikro yang dikelola oleh Baznas melalui dana zakat. Z-mart adalah salah satu pemberdayaan ekonomi, berupa jaringan pengembangan usaha ritel mikro untuk mengangkat skala usaha mustahik binaan Baznas. Sejak tahun 2016, dari dana zakat yang dikeluarkan oleh muzaki diwujudkan untuk mendirikan Z-Mart. Sudah ada ratusan Z-Mart yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Paling banyak Jabodetabek tentu saja. 

Bagaimana jika hendak berzakat di Baznas?

Ketika kecil, saat pertama kali disuruh membayar zakat fitrah menjelang idul fitri untuk diri sendiri, saya dan teman-teman berbondong datang ke guru ngaji. Masing-masing dari kami ada yang membawa uang dan juga makanan pokok yang kami konsumsi sehari-hari. Malamnya, guru ngaji kami akan kembali membagikan zakat yang diperolehinya kepada orang-orang yang dianggap berhak mendapatkannya. Ada delapan golongan yang berhak menerima zakat. Yaitu, Fakir, miskin, gharimin, hamba sahaya, fisabilillah, ibnu sabil dan amil. Tapi waktu itu, yang diberi pastinya hanya dua golongan saja. Fakir dan miskin.




Itu dulu. Sekarang tentunya berbeda lagi. Melalui Baznas, zakat bisa dilakukan secara offline, mau pun online. Cukup membuka, https://baznas.go.id/pembayaran lalu klik Bayar Zakat yang ada di pojok kanan atas. Nanti akan muncul gambar seperti di bawah ini. 


Di sini kita bisa isi data diri plus nominal uang yang akan disedekahkan atau zakat



Lalu muncul metode pembayaran


Memastikan jumlah nominal


Nggak lama dapat notif via email. Abis ini, langsung bayar
Verifikasi email setelah mentransfer

Tak lama kemudian mendapat whatsapp dari Baznas


Itulah kemudahan membayar zakat sekarang. Lebih mudah dan simpel. Pun pengelolaan dan penggunaannya lebih terstruktur dengan baik. 

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. QS. At Taubah: 103
Lalu terngiang-ngiang kalimat Bu Lilis saat kami berbincang,  “Terima kasih banget udah ditulungin. Saya pengen usaha, dari pada saya pinjem dari bank keliling, alhamdulilah dengan adanya dana dari Baznas merasa terbantu. Saya nggak ngambil barang di orang. Hidup saya jadi tenang, nggak kocar-kacir. Bisa juga buat makan dan buat sekolah.” Ada nada haru dalam suaranya saat ia mengucap syukur dan terima kasih kepada Baznas atas bantuan usaha modal yang ia dapatkan.

Referensi tulisan dari berbagai sumber, Tribun, Republika, Baznas.








Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Teman-teman

Sering Dibaca

  • Minyak Gamat Bukan Hanya untuk Obat Luka
  • Kontes Blog Bermula
  • Antara Itik Bali dan Miyabi
  • Blogger Return Contest
  • Laskar Pelangi, Pilihan KBO 2

Harta Karun

  • ►  2021 (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2020 (10)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
  • ▼  2019 (41)
    • ▼  Desember (3)
      • Panen Rumput Laut dan Bersih Pantai di Kepulauan S...
      • Fungsi Infrastruktur untuk Lima Destinasi Bali Bar...
      • Pria dan Wanita Setara itu Bukan Berarti Harus Sama
    • ►  November (4)
      • Ke Mana Tinja Kita Semua Bermuara?
      • Nestle BOOST Optimum dan Mimpi Menua Seperti Don H...
      • Dengan Starter Kit Faber Castell, Jadi Bisa Mengga...
      • Melihat Perkembangan UMKM ada Era Teknologi di C...
    • ►  Oktober (6)
      • Akting Terbaru Acha Septriasa di Film 99 Nama Cinta
      • Cari Tahu Wisata Universal Studios Singapore dan R...
      • Dana Zakat untuk Kemaslahatan Umat
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (5)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2017 (21)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (63)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (23)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2015 (137)
    • ►  Desember (25)
    • ►  November (20)
    • ►  Oktober (34)
    • ►  September (19)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (9)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2014 (52)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2013 (40)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (12)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
  • ►  2012 (74)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (14)
  • ►  2011 (87)
    • ►  Desember (10)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (18)
    • ►  September (13)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2010 (141)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (12)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (17)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (17)
    • ►  Februari (18)
    • ►  Januari (23)
  • ►  2009 (124)
    • ►  Desember (11)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (17)
    • ►  Juni (14)
    • ►  Mei (16)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (12)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2008 (105)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (16)
    • ►  Mei (19)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (22)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2007 (30)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (13)
    • ►  September (12)
    • ►  Agustus (2)

Kategori

Ads Blogger Hibah Buku Celoteh Cerpen Featured GayaTravel KBO komunitas Murai Perjalanan Piknik Buku Pojok Anaz Reportase resep reveiw Semestarian Serial Sosok Teman TKW TripGratisan Volunteer

Catatan Anazkia By OddThemes | Turatea.com