Catatan Anazkia

Karena hanya tulisan yang bisa saya tinggalkan

  • beranda
  • Kisah
    • Serial
    • Cerpen
    • Celoteh
    • Reportase
    • Perjalanan
      • Gaya Travel
      • Trip Gratisan
      • Piknik Buku
  • Pojok Anaz
  • Murai
  • Sosok
  • komunitas
    • Volunteer
    • KBO
    • Semestarian
    • Blogger Hibah Buku

Apa saja syarat donor darah? Selesaikan dulu membaca cerita ini.... Dikeplak! :D

Saat Swa terbaring dan kegiatan donor sudah hampir selesai. Habislah Swa kena bully :D


"Ayo, kalian pada mau roti, nggak? Ambil sendiri aja, ya." Tante Dina menyapa kami dengan ramah. Tentunya, tak hanya kami yang disapa, tapi juga semua pendonor yang ada di lantai dua tupperware Cilegon. Selain sibuk menyapa kami, Tante Dina juga sibuk menyiapkan teh manis untuk para pendonor.

"Nggak usah, Tante. Kami yang nggak donor nggak perlu dikasih roti. Biar kami nanti makan roti yang abis donor aja." Saya nyengir. 

Sementara Eha, yang baru selesai donor darah menjeling sebal, roti yang sedang dikunyah dihentikannya. Dadanya dipegang, "Ya Allah, Kanazzz!! Roti ini sampai nggak ketelan. Kalian keterlaluan, saya yang donor, kalian yang menikmati makanannya.”

Saya, tertawa terpingkal-pingkal.

Sabtu, 28 Juli 2018 Tupperware Cilegon kembali mengadakan kegiatan donor darah. Kegiatan ini biasanya dilakukan setiap setahun sekali. Saya nggak pernah ikut, selain selalu berada di luar kota, kalau pun pas lagi di Cilegon, saya juga memang nggak bisa donor darah. Lah, kok bisa? Yah, bisa! Kan, donor darah juga ada syaratnya.

Donor darah di Tupperware bulan lalu sekalian dijadikan ajang kumpul para bangke yang sudah lama nggak ketemu. Eh, lebih tepatnya saya, sih, yang jarang kumpul. Lah, gimana? Saya jarang pulang, kok! ^_^

Awalnya, saya enggan untuk datang. Sejak pagi, kontak Haqi. Tapi sampai siang saya tak juga datang. Bahkan, nasi uduk pun saya kirim pakai go send.

“Yang gue butuhin elunya datang. Bukan nasi uduknya!.” Karena Kak Magda sudah ngomel begitu, akhirnya saya tersinggung. Dan setelah dhuhur, saya datang ke Tupperware. Bahahahaha.... di Tupperware, tentu saja sudah ada Ijal. Sementara Imam dan Haqi sudah pulang, karena hari sudah siang.

Tak lama saya datang, muncullah Eha. Makhluk bumi berhati lembut yang ikhlas dibully siapa saja. Setelah Eha sampai dan belum duduk, dia dikomporin ikut donor. Eha ragu-ragu, karena belum pernah melakukan donor darah. Dengan takut-takut dan digeret langsung oleh Kak Magda, akhirnya Eha menuju meja pendaftaran. Nggak lama Eha ngisi formulir, Fayruz sampai di Tupperware dan sedang mengisi formulir juga. Akhirnya, mereka berdua menuju meja untuk dicek kesehatannya.

Eha kelihatan nervousnya....


Eha lulus syarat donor darah, sementara Fayruz gagal karena hb-nya rendah. Naik ke lantai dua, di mana prosesi pengambilan darah dilaksanakan, Eha terlihat nervous. Bahkan, ketika sudah berbaring di brangkar, Eha masih terlihat tak nyaman. Tapi, siapalah kami kawan-kawan yang nggak tahu diri ini tentu saja terang-terang meledek Eha. (kalau gini, saya nyadar bukan teman yang baik. Bahahahaha... tapi bangga)

Fayruz yang gagal mendonorkan darahnya


Muncul kemudian Isna, ketika Eha belum selesai diambil darahnya. Isna, nasibnya sama seperti saya. Nggak bisa donor darah. Jadilah yang menunggu Eha ada 5 orang. Tuh, setia kawan banget kan kita? ^_^

Selesai Eha donor darah, saya mengambilkan teh manis yang sudah disiapkan oleh Tante Dina. Dilanjutkan ngobrol nggak jelas, tiba-tiba sampailah makhluk bumi satu lagi. Swa. Jam sudah menunjukkan pukul tiga lebih. Pendonor sudah mulai berkurang dan dengan percaya diri, Swa tentu saja hadir untuk turut serta mendonorkan darahnya. Terima kasih, kalian, yang sudah ikut mendonorkan darahnya. Bulan lalu, yang ikut mendaftar donor darah ada 200 orang. Tapi, tentunya tak semua bisa lolos seleksi. Karena yang bisa donor sekitar 140-an orang saja.

Ngomong-ngomong, syarat donor darah apa aja, sih? Dulu, waktu kerja di Dompet Dhuafa, saya pernah nulis ini kayaknya.

Usia, minimal 17 tahun. Berat badan minimal 45 kg (nah, ini saya sama Isna tidak memenuhi syarat). Tidur yang cukup, tidak minum obat minimal tiga hari sebelumnya, tekanan darah teratur, suhu badan juga normal. Frekuensi donor darah juga dibatasi, minimal 3 bulan sekali. Terus saya mikir, kira-kira, nunggu berapa tahun lagi biar berat badan saya 45 kg? Huffftttt....

Kak Magda sedang menginterfensi Eha ^_^


Setelah selesai donor, wajah Eha sumringah. Demi mendapat tupperware ^_^

Imam dan Ijal yang juga berhasil mendonorkan darah


Swa yang pede banget pas dateng :)

Kan yah megangin hape aja buat ngilangin nervous

Haqi, Lam dan Nurul. Sayang banget nggak ketemu sama Lam :(



Belajar bahasa daerah


Draft ini ada dari tanggal 20 Juni 2018. Hari ini saya buka kembali, akan saya lanjutkan tulisan curhat ini. Perihalnya, karena melihat linimasa yang mengabarkan mentri pendidikan kita akan menyederhanakan bahasa daerah karena terlalu banyak. Lah, piye? Mbuh piye, aku ra mudeng jew. Yang penting dan yang pasti, saya lagi rajin belajar beberapa bahasa daerah ^_^

Entah gimana ceritanya, sudah hampir dua bulan ini saya kerap belajar bahasa daerah. Baik Jawa, Minang, Jawa Serang juga bahasa Kelantan dan Kedah (salah satu negeri di Malaysia). Saya lahir di Pemalang, tepatnya di salah satu desa di kabupaten Pemalang. Bahasa yang saya gunakan adalah bahasa Jawa ngapak. Sejak kecil, saya selalu menggunakan bahasa halus ketika berbicara dengan orang yang lebih tua dari saya. dan menggunakan bahasa ngapak sehari-hari ketika dengan teman.

Sejak lahir hingga lulus Sekolah Dasar (SD) saya hidup di Karangsari, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang. Bahasa sehari-hari yang kami gunakan di kampung adalah bahasa ngapak (tuh, kan, diulang-ulang itu lagi) Ahahahaha. Pelajaran bahasa daerah di sekolah dulu, menggunakan bahasa jawa yang sangat halus. Bahasa wetanan yang sering banget saya nggak paham. Kalau ada pelajaran bahasa daerah dan ulangan, saya pasti cengok. Nggak saya doang yang nggak tahu, teman-teman lainnya juga sama. Lah, kan, sama-sama bahasa Jawa? Kenapa nggak tahu? 

Aih! Yah nggak semua bahasa Jawa itu sama!

Sebagai warga ngapak, macam mana saya harus paham bahasa wetanan? Apalagi Jogja? Matek! Bahasa wetanan, baik bahasa jawa Jogja dan Surabaya, saya tak begitu paham. Jadi, mohon maklum ketika ada banyak kosa kata yang saya nggak tahu artinya.

Sekarang, saya merasa bahwa pengetahuan saya tentang bahasa Jawa ngapak itu sangat minim. Apalagi dalam menulis. Sangat jauh dari mengerti dan sekadar paham. Itulah kenapa sekarang saya sering membuka google, mencari referensi pelajaran bahawa Jawa ngapak. Buat apa? Yah buat saya belajar, biar sedikit-sedikit saya paham. 

Selain sedang berusaha belajar bahasa Jawa ngapak dengan sesekali menuliskannya di blog, saya juga kadang suka iseng belajar bahasa daerah lain. Bahasa Minang, yang sedikit gampang saya pelajari. Ini karena pernah tujuh tahun tinggal di Malaysia dan ibu majikan saya orang Minang. Jadilah sering dengar kosa kata bahasa Minang dan lebih mudah untuk mencernanya. Googling di youtube, menemukan beberapa tutorial dasar memahami bahasa Minang. Jadilah sedikit paham kenapa ada kata kucing menjadi kuciangg, kambing menjadi kambiang tapi tak ada kata kupiang. Hahahahaha...

Jadi inget pernah dikasih tebak-tebakan sama Mak Cik Yurti waktu di Malaysia,

“Eli, bahasa Minangnya kambing, kambiang. Kucing, kuciang. Nah, kalau tikus apa?”

“Tikuaslah!” Saya menjawab bangga tentu saja. Dan saya ditertawakan oleh Mak Cik Yurti.

“Salah. Yang benar manciak.”

Tapi dalam soal jawab tersebut, sayangnya saya tidak diberitahu mengenai rumus dalam bahasa Minang. Rupanya, dalam kosa kata bahasa minang tidak mengenal huruf kedua penyusun kata “E”, karena akan diubah menjadi A. Begitu juga dengan kata awalan E, akan diubah menjadi A. Dan akhiran AS akan berubah menjadi EH. Misalnya, balas akan berubah menjadi baleh, malas menjadi maleh. Pedas menjadi padeh dan keras menjadi kareh.

Menyambung tadi kambiang dan kuciang, rupanya kata yang berkahiran “Ing” dalam bahasa Indonesia akan berubah menjadi “Iang” dalam bahasa minang. Contohnya, maling menjadi maliang. Runcing menjadi runciang dan suling menjadi suliang. Sekali waktu, saya pernah apdet di status whatsapp tentang corat-coret pelajaran bahasa minang ini. Haterus, teman-teman langsung komen, “Ada apa ini, apa lagi dekat sama orang Minang?” Bahahahahahaha.... ramutu tenan.

Angger Bahasa Ngapak Ilang Keprimen


Dari beberapa bahasa daerah yang saya tahu dan sedang saya pelajari, bahasa Sundalah yang paling sulit.... Semangattt!!!

Terima kasih kepada Uni Naizul dan Kak Ije yang sudah banyak ikut mengajari saya ^_^

Wahahahaha.. kerjaan Sandi ini

Ketika teori dan praktek hasilnya ketidaktahuan :D 

Bahasa Batak nggak tahu sama sekali -_-


Hasil googling rumus bahasa Kelantan :D








Saya kerap mendengar orang berujar, jika sekarang ini sudah tidak ada orang yang baik. Kalimat tersebut dikatakan langsung, di hadapan saya. Mendengar kalimat tersebut, saya kadang bingung mencernanya. Bukankah ketika mengucap tak ada lagi orang baik, ia justru sedang berbuat jahat kepada dirinya sendiri? Ya, karena kebaikan itu wajib dimulai dari diri sendiri.

Kamis lalu (9/8/18), bertempat di Ocha Bella Resto hotel Morissey, sebuah portal media online dengan menyasar masyarakat Indonesia yang menjadi contoh berbuat baik dilaunching. Tokohinspiratif.id, begitulah portal tersebut diberi nama.

Portal ini didirikan oleh sekumpulan individu dan organisasi yang memiliki kepedulian terhadap masa depan bangsa. Dengan concern mengangkat individu yang telah berbuat baik dan memberi inspirai bagi bangsa dan kemanusiaan, diharapkan akan lahir kembali generasi yang lebih baik lagi dengan mengedepankan kemanusiaan.

Pada launching yang digelar di hotel Morrisey, dua belas tokoh dari berbagai latar belakang ditampilkan di portal tokohinspiratif.id. terdiri dari prof. DR. Sulistyowati Irianto, Guru Besar Antropologi Universitas Indonesia untuk kategori akademisi. Annisa Rahmania, Pegiat Young Voice Indonesia untuk kategori difabel. Nu Hidayati, Direktur Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) untuk kategori aktivis organisasi nonpolitik. Titi Anggraini, direktur Eksekutif Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) untuk kategori demokrasi. Dokter Gamal Albinsaid untuk kategori kesehatan. Retno Listyarti, M.SI, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia untuk kategori guru.

Syaifuddin Zuhri, pendiri Komunitas Merah Putih, Batu-Malang untuk kategori komunitas. Alfrida Erna Ngato, kepala suku Pagu Halmahera Utara untuk kategori masyarakat adat. Glen Fredly untuk kategori seniman. DR. Ratna Dewi Petalolo, SH, MH, untuk kategori Aparatur Pemerintah. Muhammad Riza Adha Damanik, ST, Msi, PHD untuk kategori nelayan. Merah Johansyah Ismail, Koordinator Nasional Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) untuk kategori aktifis organisasi nonpolitik

Jika melihat kedua belas tokoh yang dimuat di portal tokohinspiratif.id dan membaca latar belakang dari semuanya, mereka berasal dari keilmuan yang berbeda, tapi fokus pada perjuangan yang disuarakan. Afrida Erna Ngato, adalah contohnya. Dia adalah satu-satunya perempuan pertama di Nusantara yang menjadi kepala adat Suku Pagu di Halmahera Utara. Kepduliannya terhadap adat dan gencar “menghidupkan” lagi adat istiadat yang sudah hampir 40 tahun tergerus membawanya menjadi kepala adat. Dan mematahkan mitos bahwa kepala adat tak semestinya lelaki.


Tidak semua 12 tokoh yang dimuat di portal bisa hadir saat launching offline. Dari 12 orang, hanya 5 orang yang hadir dan berdiskusi dengan para panel lainnya. Bagi para tokoh, yang terpenting kini bukan semata-mata namanya terdengar hebat, tapi lebih kepada tindakan apa yang bisa dilakukan secara nyata untuk bangsa.


Ke depannya, portal tokohinspiratif.id terbuka bagi siapa saja yang hendak menuliskan tokoh inspiratifnya. Tak melulu harus orang hebat, tak melulu dari kalangan pejabat, tapi bisa siapa saja yang memang melakukan kerja nyata untuk diri, lingkungan juga bangsanya. Tak hanya jurnalis yang bisa menuliskannya, tapi juga rekan-rekan blogger dan netizen lainnya. Selamat untuk tokohinspiratif.id, semoga menjadi warna dan penyeimbang berita-berita negatif yang ada di dunia maya.

Adakah tokoh inspiratif di sekitar kita? Yuk, mari tuliskan dan sebarkan energi positifnya. Dan ambil bagian menjadi bagian dari penyebar konten positif di dunia maya. Kita tak pernah tahu, ada cerita apa di balik kesuksesan seseorang dan ada kisah apa di balik orang-orang yang tetap lantang menyuarakan aspirasi yang tak hanya melulu untuk kepentingan diri, tapi juga bagi sekitarnya.



Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Teman-teman

Sering Dibaca

  • Minyak Gamat Bukan Hanya untuk Obat Luka
  • Blogger Return Contest
  • Kontes Blog Bermula
  • Laskar Pelangi, Pilihan KBO 2
  • Aku, Mbak Elly juga Mbak Fanny

Harta Karun

  • ►  2021 (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2020 (10)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2019 (41)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (5)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ▼  2018 (10)
    • ►  November (1)
    • ▼  Agustus (3)
      • Apa Saja Syarat Donor Darah?
      • Belajar Bahasa Daerah
      • Adakah Tokoh Inspiratif di Sekitarmu?
    • ►  Juli (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2017 (21)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (63)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (23)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2015 (137)
    • ►  Desember (25)
    • ►  November (20)
    • ►  Oktober (34)
    • ►  September (19)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (9)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2014 (52)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2013 (40)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (12)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
  • ►  2012 (74)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (14)
  • ►  2011 (87)
    • ►  Desember (10)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (18)
    • ►  September (13)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2010 (141)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (12)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (17)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (17)
    • ►  Februari (18)
    • ►  Januari (23)
  • ►  2009 (124)
    • ►  Desember (11)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (17)
    • ►  Juni (14)
    • ►  Mei (16)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (12)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2008 (105)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (16)
    • ►  Mei (19)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (22)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2007 (30)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (13)
    • ►  September (12)
    • ►  Agustus (2)

Kategori

Ads Blogger Hibah Buku Celoteh Cerpen Featured GayaTravel KBO komunitas Murai Perjalanan Piknik Buku Pojok Anaz Reportase resep reveiw Semestarian Serial Sosok Teman TKW TripGratisan Volunteer

Catatan Anazkia By OddThemes | Turatea.com