Catatan Anazkia

Karena hanya tulisan yang bisa saya tinggalkan

  • beranda
  • Kisah
    • Serial
    • Cerpen
    • Celoteh
    • Reportase
    • Perjalanan
      • Gaya Travel
      • Trip Gratisan
      • Piknik Buku
  • Pojok Anaz
  • Murai
  • Sosok
  • komunitas
    • Volunteer
    • KBO
    • Semestarian
    • Blogger Hibah Buku


Hotel Sawunggalih?
Kayak nama kereta aja, ya? Hehehehe...

Ceritanya, 18 Februari 2018 lalu aku ke Wonosobo karena ada kerjaan. Selama ini, aku nggak pernah ke Wonosobo meski ada teman dan meski berkali-kali sudah diajak ke sana sama Mbak Salas. Akhirnya, ketika kantor meminta saya membuat jadwal mini roadshow Literasi Digital, saya memilih kota Wonosobo sebagai salah satu destinasi mini roadshow. 

Stasiun terdekat Wonosobo adalah Kutoarjo. Jarak tempuh dari Kutoarjo ke kampungnya Mbak Salas (tepatnya di Desa Tracap, Kec. Kaliwiro) memakan waktu dua jam. Cukup jauh, dengan jalan yang berkelok-kelok. Kami pulang ke Jakarta tanggal 20 Februari, pagi. Jadilah malamnya kami meninggalkan Desa Tracap, menuju Kebumen. Mbak Siti sudah mencari penginapan, tapi belum dibayar. Setelah sampai di Kebumen, rupanya penginapan itu jauh dari stasiun. Lalu kami diusulkan untuk menginap di hotel Sawunggalih oleh saudaranya Mbak Salas yang mengantar kami. Kata dia, hotel ini sangat dekat sekali dengan stasiun.





Selama perjalanan hujan lebat melanda


Selama perjalanan dari Desa Tracap ke Kebumen, hujan lebat sepanjang jalan dibarengi dengan kilat dan petir yang menyambar-nyambar. Setelah diusulkan hotel Sawunggalih, saya langsung mencari rekomendasi via google. Ada beberapa blog yang mereview hotel tersebut dan kesimpulannya semua bagus. Baik dari segi pelayanan, kebersihan juga makanan. Akhirnya, tanpa berpikir panjang aku mengiyakan. 

Sampai di hotel, hujan masih turun renyai-renyai. Saya turun lebih dulu dan langsung berlari ke resepsionis, menanyakan masih ada kamar yang tersedia atau tidak. Rupanya, kamar masih ada. Kami langsung bertransaksi. Harga kamarnya murah meriah (karena dibayarin kantor, semuanya jadi murah! Hahahahahahaa...) 

Tarif ekonomi Rp. 120.000 dengan fasilitas, TV, kipas angin, sarapan pagi
Tarif standart Rp. 220.000 fasilitas yang didapat, TV, AC, sarapan pagi
Tarif VIP Rp. 320.000 fasilitas yang didapat, TV, AC, wather heather dan sarapan pagi





Kamarnya bersih dan rapi


Kami memilih VIP dengan ekstra bed karena kami bertiga. cas yang dikenakan Rp. 80.000 saja. Pas masuk ke ruangan, waahhhhh.... Kaget! Kamarnya gede, ada lemari, ada meja kursi, ada meja rias. Kamar mandinya juga luas. Pokoknya, kami heboh kalau itu murah meriah banget ^_^.
Kamar mandinya juga bersih ^_^


Kami Belum makan malam. Pihak hotel merekomendasikan tempat makan melalui brosur. Melihat brosur yang diberikan, lagi-lagi kami tercengang, karena menemukan harga yang murah. Sempat underestimate dengan rasanya melihat harga yang ditawarkan. Tapi setelah makanannya sampai, rupanya rasa makanan tak seburuk yang kami kira. Murah, enak dan rekomended banget! Sambil makan, kami membicarakan betapa murahnya harga makanan yang dijual di sekitaran hotel.

"Mbak Anaz, ini nggak difoto? Siapa tahu mau ditulis di blog?." Mbak Widuri menyodorkan brosur makanan yang diberikan oleh hotel. Aku pikir, pihak hotel bekerja sama dengan rumah makan di sekitaran hotel. Keren, ya! Nggak monopoli.

Buat siapa saja yang ke Purworejo atau pun Kutoarjo, hotel ini bisa dijadikan tempat penginapan. Harganya murah, tempatnya pun strategis, nggak jauh dari stasiun. Aku, kalau sendiri waktu itu pasti bakalan jalan kaki ke stasiun hehehehe. Owh ya, sarapannya juga enak. Nasi goreng dengan teh manis, standar hotel kecil, tapi rasa tak mengecewakan ^_^. Owh ya, aku nggak banyak motret, karena paginya buru-buru. Jadilah seadanya saja foto-fotonya :)

Setelah aku mencari informasi melalui google, nama Sawunggalih ini banyak tersebar di Kutoarjo. Kereta Sawunggalih Senen-Kutoarjo, nama sekolah juga nama politeknik di Kutoarjo. Konon, Sawunggalih adalah nama adipati pertama di Kutoarjo.




Salah satu ruangan di hotel Sawunggalih. 

Menu makanan yang murah meriah

Enak ^_^


Sambalnya juga enak bangettt



Ceritane, waktu kue nyong nulis ning twitter kaya kiye. "Mau beli buku teman yang nulis pake bahasa daerahnya. Trus aku mau review di blog, tapi pake bahasa daerahku sendiri (ngapak). 
Kayaknya jadi niat yang mulia."

Trus disautin Mas Paeng kaya kiye,

Saut-sautan ning twitter asale



Nyong dadi mikir, kayane pernah dikirimi buku karo Mbak Rina Tri Lestari. Tapi urung tek waca. Masya Allah... Nyong yah wis kelalen bukune ning endhi, apa andhang-andhang tek sumbangena. Rasane kok isin. Trus nyong iseng nggeti ning rak buku, alhamdulillah kok yah masih ana. Nyong seneng banget. Ahire bukune langsung tek waca.

Judule Wiji. Isi ceritane dibuka karo suasana kosan ukuran telu ping lima sing ditunggoni karo penganten anyar. Wiji, karo Diman. Wiji karo Diman kie kerjane tukaran bae unggal wengi. Sembareng sing kasure sempit, sue ngenteni adhus, karo rusan cemburune Diman ning bojone. Merga bojone ayu, Dirman kadang sering cemburu. Cemburu ora jelas karo sapa. Ning awal-awal kiye nyong ngguyu--ngguyu dewek macane. 

Ora let sue, Wiji karo Diman due anak arane Tomin. Tomin kiye bocahe jen rada nakal (mbuh iya pancen nakal, sih. Pas Bapane gawe kolam ning mburi umah, esuke malah dibom karo mercon. Jelas bae iwak sing masih cilik-cilik kue pada ngambang. Tomin, umure patang tahun, tapi mblegidike ora karuan kue bocah. Ora bisa meneng, tur radha licik semit. Hahahaha, gambarane Mbak Rina kaya kue, sih. 

Waktu ibune Wiji lara, ndilalah ibune Diman ya lara. Ibune Wiji manjing rumah sakit, sementara ibune Diman ora. Wiji nonggoni ibune ning rumah sakit, sementara Diman kudu ngurusi anake lanang sing rada nakal kue. Telung dina njaga anak lanange, Diman ngerasa kesel. Unggal esuk ngadusi, ndhulangi, trus nganterena sekolah. Sing digawe ngguyu, pas wis anjog sekolahan, rupane tase keri. Ahire Diman balik maning njikot tase Tomin. Bolak-balik kaya kue.

Paling kekel kue pas Tomin arep disunat. Ceritane awale Tomin semangat banget, ngomonge ora wedhi. Lah, nyatane pas giliran arane diundang bocahe malah langka. Digetheni, mlayu. Ahire Tomin nggo uber-uberan wong sekampung. Tapi ora ketemu. Weruh-weruh, Tomin malah kejegur jumbleng! Wakakakakakaka...

Pas Wiji meteng maning, melasi Diman. Disingkirena karena Wiji ngidame wadhe ning bojone. Wis, pokoke lucu maca iki. Primen ahire Diman, apa tetep diwadheni bojone, ketambahan ding anake Tomin sing madheni banget :)))). Angger penasaran pengen maca, coba bae ngundang Mbak Tri ning twitter. Akune @roro@asyu. Esih ana ora bukune :)

Maca iki, nyong dadi belajar bahasa jawa surabaya. Kaya gundule, ternyata kue endhas. Nyong maune mikir jero, apa maksute ngukuri gundule (pengertiane nyong, gundul kue ndhas botak). Ana bahasa sing nyong ora ngerti, tapi ora ngurangi nyong mahami cerita ning buku kiye. Suwun Mbak Tri, wis nulis cerita apik kiye. Sengaja tek tulis nganggo bahasa ngapak, ben gentian, ya. Hehehehe... Nyong yah arep belajar nulis cerita kaya kue, nganggo bahasa ibu.




“Saat krisis ekonomi 1997-1998, usaha yang bertahan itu adalah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).” Hal ini diucapkan oleh Dr. Iskandar Simorangkir, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro Keuangan Kemenko Perekeonomian RI pada diskusi Forum Merdeka Barat (FMB) 9 di Ruang Serbaguna Kemkominfo, Jalan Merdeka Barat Jakarta.

Diskusi FMB 9 kali ini, membahas tentang potongan pajak UMKM dengan tema “Tarif Khusus PPH UMKM” FMB 9 menghadirkan  narasumber, Penerimaan Pajak Kementerian Keuangan dan Dr. Iskandar Simorangkir dari Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro Keuangan Kemenko Perekonomian RI, Yohana Setyowati Deputi Bidang Pembiayaan Koperasi dan UMKM  dan Yon Arsal Direktur Potensi Kepatuhan dan.


Pembicara pertama


Aturan penurunan tarif PPh Final bagi para pelaku UMKM itu ditetapkan melalui PP nomor 23 Tahun 2018. Aturan tersebut berlaku secara efektif mulai 1 Julu 2018. Penurunan tersebut, selain karena adanya keluhan dari masyarakat, juga dimaksudkan agar para pelaku usaha kecil dapat mengembangkan usahanya sehingga mampu berkembang menjadi usaha yang lebih besar lagi.

Peran industri kecil di Indonesia merupakan yang paling tinggi dibandingkan negara lainnya. Jika melihat prosentasenya, perbandingannya adalah sebagai berikut, Indonesia 93,4 %, Filipina 64,6%, Vietnam 59, 56% dan Brasil 36,6%. Artisnya, tingkat perkembangan ndustri besar di Indonesia masih sangat kecil dibanding negara-negara lainnya. Karena latar belakang inilah, pemerintah menurunkan PPh Final UMKM dari 1% menjadi 0,5%. Inilah alasan negara memberikan keberpihakan kepada UMKM menurunkan PPh Final sebesar 0,5%.

Sementara Yohana Setyowati Deputi Bidang Pembiayaan Koperasi dan UMKM menyampaikan beberapa gambaran umum tentang program strategis kementerian koperasi dan UMKM. Pemberdayaan koperasi dan UMKM itu sebenarnya amanah dari konstitusi, dasar kebijakan nasionalnya jelas, dari UUD 45. Keberpihakan kepada kelangsungan usaha kemudian hajat hidup orang banyak juga sudah ada. Khusus untuk undang-undang tentang UMKM uu no. 20 tahun 2008. Kemudian ada turunan rencana pembangunan jangka panjang dan jangka menengah yang menjadi dasar negara memberikan keberpihakan.


Pembicara kedua


Dari 62,9 juta pelaku UMKM mendominasi. Di undang2 20 jelas ada strata, kalau kemudian krisis ekonomi 98 memberikan pengajaran. Negara negatif, bunga bank hampir 60% saat itu UMKM bangkit. Tapi kita diingatkan, bahwa naik kelasnya UMKM itu masih sangat jauh dibanding negara lainnya. Kelemahan akses terhadap modal, SDM, pasar, teknologi menjadi masalah dasar pada UMKM di negara kita. Daya saing dan produktivitas pun masih sangat lemah.

“Ada 152 ribu koperasi yang sudah direformasi oleh tim kementerian yang benar-benar aktif dan di anatara itu ada lembaga koperasi simpan pinjam sebanyak 19 ribu lebih.” Kata Yohana. Ia juga memaparkan tentang peningkatan kualitas SDM dari kementerian koperasi, salah satunya adalah pelatihan pajak. Bekerja sama dengan dirjen pajak mereka sudah ada MOU nomor 30 tahun 2010 yaitu sosialisasi advokasi dan pelatihan pajak bagi UMKM. Teknik operasional dan lain-lain sepenuhnya dibiayai oleh APBN dan ABPD.

“Kalau dulu para pejuang mengangkat bambu runcing untuk mempertahankan kemerdekaan, maka sekarang membayar pajak adalah bagian dari bela negara.” Tegas Yohana di sela-sela tanya jawab dengan para awak media yang hadir.

Sebagai penutup, pembicara selanjutnya adalah Yon Arsal Direktur Potensi Kepatuhan dan Penerimaan Pajak Kementerian Keuangan.


Pembicara ketiga


Pajak ini merupakan satu bagian kecil program yang dilakukan pemerintah sebagai tanda keberpihakan pemerintah kepada UMKM. PPh UMKM sebesar 1 % diberlakukan sejak tahun 2103 pada bulan Juli. Devinisi UMKM ini tidak sama seperti yang diatur oleh pemerintah nomor 23, devinisi usaha mikro, omset tidak lebih dari 300 juta. Usaha kecil omset antara 300-2,5 M. Menengah 2,5 M-50 M.

Ia juga menyampaikan tentang bagaimana pajak menghitung PPh bagi UMKM





                                               
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Teman-teman

Sering Dibaca

  • Minyak Gamat Bukan Hanya untuk Obat Luka
  • Diary Blogger Indonesia
  • RM. 100 Dari Denaihati
  • Beli Sprei Bisa Umroh?
  • Betapa Inginnya Mengumrohkan Ibu Saya

Harta Karun

  • ►  2022 (5)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2021 (8)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2020 (10)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2019 (41)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (5)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ▼  2018 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ▼  Juli (3)
      • Menginap di Hotel Sawunggalih
      • Wiji, Cerita Suroboyoan sing Nggapleki
      • Memahami Penurunan Tarif Pajak Final UMKM
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2017 (21)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (63)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (23)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2015 (137)
    • ►  Desember (25)
    • ►  November (20)
    • ►  Oktober (34)
    • ►  September (19)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (9)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2014 (52)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2013 (40)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (12)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
  • ►  2012 (74)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (14)
  • ►  2011 (87)
    • ►  Desember (10)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (18)
    • ►  September (13)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2010 (141)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (12)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (17)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (17)
    • ►  Februari (18)
    • ►  Januari (23)
  • ►  2009 (124)
    • ►  Desember (11)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (17)
    • ►  Juni (14)
    • ►  Mei (16)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (12)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2008 (105)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (16)
    • ►  Mei (19)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (22)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2007 (30)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (13)
    • ►  September (12)
    • ►  Agustus (2)

Kategori

Ads Blogger Hibah Buku Celoteh Cerpen Featured GayaTravel KBO komunitas Murai Perjalanan Piknik Buku Pojok Anaz Reportase resep reveiw Semestarian Serial Sosok Teman TKW TripGratisan Volunteer

Catatan Anazkia By OddThemes | Turatea.com