Catatan Anazkia

Karena hanya tulisan yang bisa saya tinggalkan

  • beranda
  • Kisah
    • Serial
    • Cerpen
    • Celoteh
    • Reportase
    • Perjalanan
      • Gaya Travel
      • Trip Gratisan
      • Piknik Buku
  • Pojok Anaz
  • Murai
  • Sosok
  • komunitas
    • Volunteer
    • KBO
    • Semestarian
    • Blogger Hibah Buku


Sasa Santan Kelapa
Selama ini, sasa bagi saya identik dengan micin, sebagai penyedap rasa. Iya, dari kecil saya fahamnya itu saja. PT Sasa Inti didirikan sejak tahun 1968 oleh Rodamas. Nama Sasa merupakan kependekan dari “Sari Rasa” yang diterjemahkan sebagai sari dari rasa dan gambaran fokus utama bagi perusahaan. (sumber website Sasa).

Empat puluh sembilan tahun perjalanan Sasa, kini varian penyedap rasa diciptakan oleh Sasa. Mulai dari Sasa Tepung Bumbu, La Rasa Bumbu Instan, Sasa Saus, Sasa Kaldu Pelezat, Sasa Sambal Terasi, Sasa Penyedap Rasa dan yang terbaru adalah Sasa Santan Bubuk dan Sasa Santan kelapa.




Rabu, 20 Desember 2017 lalu bersama dengan teman-teman blogger dan ibu-ibu Komunitas Kreasi Sasa  saya berkesempatan hadir pada Launching  Sasa Santan Kelapa di kantor Sasa Inti Palmerah. Acara dimulai pukul sembilan pagi. Hebatnya para ibu, sejak pukul 08.30 sekian, ruangan sudah dipenuhi oleh para ibu yang mengenakan dress code hijau. 

Jam sembilan lewat, acara dibuka dengan adanya talkshow bersama dengan Chef Vania dan Pak Cipto. Chef Vania memaparkan bahwa dalam kesehariannya memasak, ia sering sekali menggunakan santan. Menurutnya, selama ini ada beberapa salah kaprah yang dilamai oleh banyak orang. Bahwa mereka takut menggunakan santan karena mengandung lemak. Padahal, sejatinya emak dibagi ke dalam dua bgaian. Lemak baik dan lemak tak baik. 

Talkshow




"Bahkan, sekarang pelaku diet keto banyak yang menggunakan santan sebagai salah satu pendukung makannanya. Untuk minum kopi dan konsumsi lainnya." Kata Chef Vania.

Masih menurut Chef Vania, bahwa ada beberapa kelebihan santan, di antaranya, memberikan tekstur pada makanan yang dimasak. Baik lauk mau pun puding. Menambah nafsu makan, juga sebagai tambahan gizi dan nutrisi. Chef Vania juga menambahkan, bahwa gizi dan nutrisi yang terkandung di dalam santan antara lain, dalam satu sendok makan santan, megandung 120 kalori, lemak baik, sumber kalsium mineral, kaya dengan vitamin C, B, B-6, sumber protein juga gula sebagai energi.

Mungkin ini juga yang digunakan para penganut diet keto. Banyak mengkonsumsi santan untuk keseimbangan. Ciri-ciri santan yang baik, bisa diketahui dari aromanya. Yang fresh dan alami itu tidak bau tengik. Meski ada sebagian orang yang menganggap bahwa tengik adalah bagian dari bau kelapa itu sendiri.



“Santan sasa yang kami buat, karakter santannya itu seperti santan asli. Tidak terlalu kental dan tidak terlalu encer, ” Kata Pak Sutjipto. “Selain itu, sasa santan kelapa bisa langsung dipakai, tanpa harus dimasak dulu.” Tambah Pak Sutjipto lagi. Jadi, menurut beliau sasa santan kelapa bisa dinikmati begitu saja tanpa harus dimasak dulu. Dan ini dibuktikan ketika acara oleh Chef Kong, membuat jus mangga, lalu dituang sasa santan kelapa. Enak banget! ^_^

Setelah selesai talkshow, selanjutnya adalah sambutan dari dirut PT Sasa Inti, Pak Ronny A Imbar. Tanpa panjang lebar, Pak Roni. Beliau mengucapkan banyak terima kasih kepada para tamu undangan yang hadir mengikuti launching santan sasa. Baginya, ini adalah hal baru mengenalkan produk baru sasa bersama dengan rekan blogger.

“Kelahiran produk sasa di awalnya adalah MSG. Sampai saat ini, MSG sasa paling banyak dipakai oleh rumah tangga dan restoran.” Papar beliau sebelum membuka replika kelapa besar yang berisi kemasan sasa santan kelapa.


Usai peluncuran produk sasa santan kelapa, selanjutnya adalah demo masak. Beberapa resep dengan bahan dasar santan diolah oleh Chef Kong. Ikan dori filet, jus mangga santan menjadi masakan utama yang disajikan.

Tak lupa, di acara terakhir sebelum sesi photoshot makanan, ada Mbak Ayu Diah Respatih yang memberikan wejangan mengenai tips memotret yang baik. Terakhir, tentu saja kesibukan memotret dari para peserta yang hadir. Ditutup dengan makan siangsetelah acara usai, kami dijamu makanan berbahan dasar santan yang rasanya tentu saja juwarak! Eh, tapi kayaknya yang juara banget soto betawinya, sih ^_^




 Beberapa kreasi masakan sasa santan kelapa




Seru betulya acara Launching Sasa Santan Kelapa ini. Mau juga ikutan keseruan acara Sasa? Yuk bergabung di Komunitas Kreasi Sasa (http://bit.ly/GroupKomunitasKreasiSasa). Temukan juga inspirasiresepdan tips jitu lainnya di sosial media Kreasi Sasa @kreasisasaataukunjungi www.kreasisasa.com
#SasaSantanKelapa #AslinyaSantan #KreasiSasa #BelajarMasak #MasakanRumah  
Ngerjain Arie buat swa foto :D

Draft ini sudah ada sejak tanggal 25 September 2017 lalu. Tapi masih belum tayang juga. Eh, tapi gimana mau tayang kalau isinya aja nggak ada :D. Lalu kemarin muncul kenangan postingan Kak Magda dua tahun lalu di Pameran Kelas Inspirasi Banten. Nah, di situlah semua bermula "Jodoh pilihan Mbak Anaz'

Ceritanya, pada September lalu tepatnya pada 16 September  Arie menikah. Sebelum dia menikah, jauh-jauh hari sudah mengabarkan kepada saya tentang pernikahannya. 

9 Agustus 2017

"Mbak Anaz yang sok sibuk, sedang apa?"

"Sedang balas chatnya Arie yang juga sibuk."

"Hahahahaha... Iya, nih. Masih di kantor jam segini. Sok sibuk banget. Hahahaha. Mbak Anaz, kan, banyak acara, Arie mau minta 1 hari Mbak Anaz datang ke acara Arie. Masih jauh, sih, waktunya. Tapi biar Mbak Anaz bisa prepare."

"Tanggal berapa, Rie?."

"16 September. Pake undangan nggak, nih?"

"Terserah Arie."

Mendengar kabar Arie mau menikah, saya perolehi seminggu sebelumnya. Meski sudah tahu lebih jauh hari lagi dari Fayruz. Sebetulnya, agak sebal ketika kabar pernikahan teman dekat diketahui kabarnya dari orang lain. Bukan dari orang yang bersangkutan. Makanya saya bilang terserah. Ahahahahaaha.... Dan, meski pun Arie mengabarkan dari bulan Agustus, di tanggal 16 September sebetulnya saya sudah mendaftar Kelas Inspirasi Pemalang (KI). Bayangin, ada KI di kampung kelahiran, masak nggak datang? Giliran daerah-daerah lain didatangin. Gambling!

"Arie nikahnya sama Fatma, kan?"

"Iyah. nikahnya sama Ifat Fatmawati. Perempuan pilihan Mbak Anaz itu, loh. Hahahaha."

Saya tertawa. Teringat dengan kejadian dua tahun lalu. Di sebuah acara, beberapa hari sebelumnya Arie sudah wanti-wanti akan datang, dan mengabarkan jika akan mengenalkan dengan dua orang kawan dekatnya. Ya, Arie mengajak kawannya dalam waktu bergantian. Di hari H acara, Arie mengenalkan saya dengan temannya. Tak begitu akrab, karena ia banyak melekat dengan Arie. Hari kedua, Arie kembali mengenalkan saya dengan seorang kawan lainnya. Seorang cewek periang, tak malu bergabung dengan kami yang baru kenal. Tak juga menguntit Arie ke mana-mana.

Pertama kali ketemu dan kenal di sini, kalau nggak salah Desember 2015. Tanggalnya lupa. Kayaknya, 19 Desember :)


"Gimana, Mbak Anaz?." Tanya Arie waktu itu juga di sela-sela kesibukan bertemu dan bermain dengan kawan-kawan.



"Nggak tahu." Saya mengedikan bahu.

Mengingat Arie, dan mengingat perkanalan dengannya, saya jadi ingat pernah menuliskannya serba sedikit di instagram tahun lalu,

Arie, atau nama lengkapnya Nur Arifin ini saya kenali tahun 2013. Barengan sama Suraip, Markijal, Kak Magnet, Karump dan Kalisdong. Saat itu, kami hendak ke Pulau Tegal-Lampung. Pertama kali bertemu dan pertama kali membuat kegiatan bersama-sama.
Kalau dipikir, kenekatan kami hampir serupa kebodohan. Ah, tapi lebih tepatnya bodoh memang. Pergi ke sebuah tempat baru, bersama dengan orang-orang baru sementara kami tak mengetahui apa-apa.
Arie ini, kayak batrei energizer yang nggak mati-mati selama 24 jam. Sepanjang jalan, ia tak henti berceloteh, bercerita dan membicarakan apa saja.
Tapi, sekarang ia lebih pendiam. Itu pengakuannya. Karena menurutnya, ia sudah dewasa. Dan kini, ia acap meledek saya, "Mbak Anaz, mah, sekarang ember. Dulu pertama kali ketemu pendiam...." dan bla... Bla.. Lainnya.
Arie sekarang nggak pendiam-pendiam amat, sih. Seenggaknya, masih suka becanda, masih suka curhat dan masih bisa dijambak rambutnya.

Begitulah Arie. Ia kadang-kadang sering curhat banyak hal. Termasuk, teman-teman perempuannya. Lalu, ketika ia menanyakan perempuan manakah yang lebih cocok untuknya, saya tentu saja misuh-misuh. Jawab saya waktu itu, "Lah, Arie yang mau nikah, kenapa nanyanya sama Kanaz?." Meski begitu, tentu saja saya memberikan jawaban dari pertanyaannya. Menjawab dengan selera saya tentu saja. Hahahahaha...

Lantas, ketika ia menikah bulan September lalu, ketika di atas pelamin kami semua bersalam-salaman, ia dengan bangga mengenalkan kepada kawan-kawan lain,"Ini jodoh pilihan Mbak Anaz." Ujarnya sambil tertawa-tawa gembira. Saya, tentu saja langsung menjambak rambutnya. Ya, di atas pelaminan sekali pun, saya masih bisa menjambak rambut Arie. Maafkan Mbak Anaz, Arie ^_^

"Sekarang giliran Arie carikan jodoh buat kami, ya?." kami semua tertawa....

Btw, emang alasannya apa kenapa saya mengajukan salah seorang yang kemudian dipilih oleh Arie? Adalah! Dan yang pasti, itu sih karena Arie memang sukanya itu kali. Hahahahahaha.... Dan sudah jodohnya, tentu saja :)

Selamat menempuh hidup baru, Arie. Semoga keberkahan senantiasa membersamai. Sampai ke tua, sehingga ke surga :)




Kamis, 7 Desember 2017 lalu saya diberi kesempatan hadir mengikuti diskusi Kupas Tuntas Layanan JKN di Kominfo. Bersama dengan narasumber di bidang ahlinya, saya sedikit melek tentang JKN dan BPJS ini. Tiga narasumber yang hadir, Pak Donald Pardede dari Staf Ahli Kementrian Kesehatan Bidang Ekonomi Kesehatan, Pak Mardiasmo wakil mentri keuangan juga Pak Fachmi Idris Direktur Utama BPJS.  

Per 1 Desember 2017, jumlah peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) sudah mencecah di angka 186.602.571 jiwa. Artinya, hampir 70% penduduk Indonesia sudah memiliki kartu JKN.

“Inti dari Jaminan Kesehatan adalah menuju kepada satu Universal Health Coverge (UHC), di mana hal tersebut merupakan kesetaraan. Kesetaraan setiap orang untuk mengakses pelayanan yang komperehensif. Baik promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif sehingga ketika ketika ia mengakses pelayanan kesehatan dia tidak akan mendapat kesulitan dari segi pembiayaan atau termiskinkan karena pembiayaan. “Hal ini disampaikan oleh Pak Donald Pardede pada sesi pertama. Menurut beliau UHC menjadi target utama sampai tahun 2019 kelak. Bagi beliau, dengan adanya JKN ini menjadi bagian dari hadirnya pemerintah untuk warganya. Terutama bagi warga yang kurang mampu.

Meskipun banyak tantangan yang dihadapi oleh JKN, tetapi ketika melihat data sudah banyak orang yang sudah terselamatkan dan begitu banyak orang yang sudah memanfaatkan.

Pak Donald Pardede juga sekilas menveritakan bagaimana dulu banyak kejadian orang yang menderita sakit parah, lalu kemudian hartanya habis untuk biaya pengobatan. KIni, dengan adanya JKN, sebagian masyarakat kurang mampu bisa tertolong biaya pengobatannya. Karena JKN, merupakan bagian dari sistem gotong royong. Ini semacam subsidi silang, orang yang nggak sakit, ikut membantu membayar biaya pengobatan orang yang sakit dengan rutin membayar iuran tiap bulan.


Disadari atau tidak, bagi saya kehadiran JKN ini banyak membantu kalangan kurang mampu. Dulu, orang dengan ekonomi rendah ketika sakit tak berani berobat ke rumah sakit. Kini, dengan adanya JKN-KIS sebagian masyarakat kurang mampu sudah berani berobat ke rumah sakit. Kenapa sebagian? Karena masih ada 30% masyarakat Indonesia yang terdaftar di JKN-KIS. Ini sepertinya termasuk saya juga :D

Konon, dari angka yang dirilis Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat FEB UI, pada tahun 2016 JKN-KIS telah menyelamatkan 1,16 juta orang dari kemiskinan. Tak hanya itu, JKN-KIS juga telah melindungi 14,5 juta orang miskin dari kondisi kemiskinan yang lebih parah.  

“Rumah sakit sekarang penuh, banyak yang datang. Tetapi dibalik itu kalau menggunakan persepektif yang lain bahwa mereka kini sudah berani datang ke rumah sakit. Karena dulu, sebelumnya mereka tidak pernah memiliki akses. Di sinilah peran negara hadir untuk orang miskin. “Tegas Pak Donald Pardede.

Sementara, menurut Direktur Utama BPJS Kesehatan Pak Fachmi Idris, pengeluaran masyarakat untuk iuran JKN-KIS dapat dianggap sebagai insvestasi karena JKN-KIS terbukti mampu melindungi keluarga dari kemiskinan akibat penyakit berbiaya mahal.

Pada tahun 2016 pemanfaatan program JKN-KIS mencapai 192,9 juta kunjungan/kasus, yaitu terdiri dari 134,9 juta kunjungan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Puskesmas, Dokter Praktik Perorangan, dan Klinik Pratama/Swasta) termasuk angka rujukan ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Lanjutan (FKRTL), serta 50,4 juta kunjungan Rawat Jalan Tngkat Lanjutan (Poliklinik RS) dan 7, 65 juta kasus Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RS)

“Faktanya, tak ada pelayanan publik yang bisa memuaskan 100% custumer-nya karena tingkat kepuasan setiap orang berbeda. Dari 186 juta jiwa peserta JKN-KIS, pasti ada beberapa orang yang kurang puas. Namun jangan lantas kita mengabaikan peserta yang terlayani dan sudah merasakan manfaat JKN-KIS. Perlu kita perhatikan bahwa total pemanfaatan JKN-KIS selama 3,5 tahun mencapai 522,9 juta pemanfaatan. Artinya, dalam sehari ada 415 ribu pemanfataan JKN-KIS, baik FKTP maupun di rumah sakit.” kalimat ini disampaikan oleh Direktur utama BPJS Kesehatan.

Ya, pada akhirnya pada setiap pelayanan, ketika semuanya sudah mengikuti prosedur dengan baik maka akan berjalan sebagaimana mestinya. Jika menggunakan BPJS antriannya mengular, ini karena memang sangat banyak pemilik kartu yang menggunakannya. DI mana sebagain besar orang yang dulunya tak berani ke rumah sakit meski pun dalam keadaam sakit karena tidak memiliki uang, kini sebagian besar sudah berani berobat ke rumah sakit.

Isu tentang sembilan penyakit yang tidak dicover oleh BPJS itu juga tidak benar. 

Dari group Ayo Dongeng Indonesia (Ayodi)


Pagi ini membuka group whatsapp Ayo Dongeng Indonesia. Lalu menemukan chat dari Kak Aio seperti ini. Chat terkirim tepat di jam 01.59 WIB. 

Malam ini hingga pagi tidak bisa tidur. Masih bangun dengan banyak hal terpikirkan dan mengingatkan akan banyak kenangan dan perasaan.

Hari ini sudah 28 November, hari yang menjadi biasa dengan rutinitas dan jadwal yang harus dilakukan tentunya. Buat banyak orang.

Buat gw, beda. Hari ini di mulai dengan tidak bisa tidur.

Entah kenapa lalu teringat dengan sosok laki-laki tua yang suka cerita, suka kasih nasihat, seneng ngajak minum wine, suka nyanyi lagu-lagu Belanda, dan sudah mengajarkan banyak hal. Dulu ketemu sudah lama sekali, sempat beberapa tahun tak bertemu namun kemudian jumpa kembali hingga akhir.

Pak Raden.

Pertama kali Ayodi berdiri, eh tepatnya didirikan ^_^ (sumber foto dari Kak Aio di group Ayodi)


Sempat bilang, "Kalau kamu bikin acara dongeng, saya pokoknya mau datang!". Ternyata itu ditepati kapanpun ada acara dongeng, sesederhana apapun. Termasuk 3 Desember 2011, ketika Ayo Dongeng Indonesia dilahirkan dan bikin perayaan ulang tahun kejutan buat beliau di 28 November 2011 yang adalah beberapa hari sebelumnya.

Sekarang 28 November 2017. Terima kasih Guruku. Eyang. Bapak. Teman. Selamat ulang tahun.

Manusia hanya akan meninggalkan cerita, dan ceritamu adalah cerita yang baik.

Lalu tetap, masih tidak bisa tidur.

Agak lama mencerna kalimat Kak Aio. Lalu saya baru ingat jika hari ini, tanggal 28 November 2017 adalah Hari Dongeng Nasional. Mengingat proses menuju penetapan hari dan tanggal ini sebagai hari dongeng, tentunya ini tak lepas dari kegigihan Kak Aio dan kawan-kawan pegiat dongeng pada tahun 2015 lalu. Semoga semakin banyak orang tua, guru, pegiat literasi atau siapa pun yang terlibat dan melibatkan dalam dunia dongeng ini. Bukan sekadar seremonial belaka, tapi menerapkan di kehidupan sehari-harinya.

Awal mula perjuangan teman-teman dalam deklarasi menuju hari dongeng nasional (sumber foto facebook Kak Fadila)


Jadi ingat ketika kecil dulu, saya dibesarkan oleh dongeng-dongeng zaman dahulu kala oleh tetangga. Ya, dulu, yang sering mendongengi saya adalah tetangga. Hampir setiap kali menginap di rumahnya saya selalu didongengi. Dari Timun Mas, Bawang Merah Bawah Putih, Buto Ijo dan sebagainya. Dongeng-dongeng itu terekam dalam kepala.

Kembali kepada pembuka chat pagi tadi di group Ayodi, kalimat Kak Aio tentunya tak lepas dari seorang bapak dongeng Indonesia, Pak Raden. Beliaulah yang giat sekali mendongeng sejak dulunya. Certa Unyil yang menghiasi layar kaca di tahun 90-an tentunya tak lepas dari beliau.

Dua tahun lalu, saya pernah menuliskan tentang beliu di blog ini juga. Berikut penggalan tulisan tentang beliau, 

Pak Raden dengan kumis baplangnya, Pak Raden dengan gelegar tawanya hilang dari benak kepala saya. Yang tertanam di benak saya saat itu adalah sosok yang sangat idealis dari Pak Raden. Pak Raden, setelah mendongeng kisah sepasang suami istri, lalu beliau bercerita kalau pernah diminta salah satu stasiun televisi untuk mendongeng dengan tokoh nabi-nabi pada bulan Ramadhan. Tapi Pak Raden menolak tawaran tersebut. "Saya tidak mau mengajarkan kebaikan kepada anak-anak dari salah satu sisi agama. Karena buat saya kebaikan itu universal." kalau saya tidak salah ingat, Pak Raden mengatakan demikian.

Saya tercengang. Menyadari dan melihat di sekeliling rumah Pak Raden yang tidak ada barang-barang mewah menyadarkan saya kalau beliau tidak memiliki barang berharga di rumahnya. Saya juga ingat ketika beliau diekspose oleh beberapa media ketika isu hak cipta si Unyil beliau tidak mendapatkan royalti. Artinya, Pak Raden hidup dalam kekurangan. Tapi, lihatlah.... beliau menolak sebuah tawaran dari salah satu stasiun TV yang saya yakin bakalan membayar beliau, tapi beliau menolaknya dengan alasan tidak mau mengajarkan kebaikan dari salah satu sisi agama saja.

Pak Raden begitu mahal, beliau tidak mau menggadaikan sebuah kebaikan dengan nilai-nilai uang. Di zaman sekarang ini, berapa banyakkah seniman yang seperti Pak Raden? Kemarin, ketika saya menceritakan hal ini kepada beberapa teman, salah seorang teman berujar, "Itulah seniman sejati. Dia tidak akan menggadaikan apa pun demi uang." Ah! betapa hebatnya Pak Raden. Semoga Allah melapangkan kuburnya, menjadikan kebaikannya di dunia sebagai bekal di akhirat. Aamiin....

Terima kasih banyak, Pak Raden. Semoga kebaikan dan keberkahan senantiasa bersamamu.

Tulisan tentang Pak Raden lainnya di blog ini juga

Sumber foto facebook Kak Budi

Sumber foto group ayodi, dari temannya Kak Didik

Sumber foto, ucapan si biru buat Ayodi kirimannya Kak Budi



"Apa permasalahan utama dari para orang tua yang sering ditemui mengenai gadget, misalnya ada anak yang tidak mau makan kalau tidak mau ditemani gadget. Ayo, silakan yang mempunyai masalah mungkin bisa dibahas di sini. Nanti kita bicarakan sama-sama". Mbak Lizy Santosa membuka diskusi parenting dengan semangat diskusi. Seorang ibu mengacungkan tangannya dan langsung memberikan beberapa list mengenai kebiasaan anaknya mengenai gadget: 

Anak2 tidak punya kontrol 
Semaunya
Kalau belajar membaca buku berbentuk fisik malas, maunya instan
Nggak suka ekspreimen
Ngeyel

"Ayo siapa lagi?"

"Motorik halusnya kurang (tulisan tangannya jelek)." Tambah seorang ibu lagi dari barisan belakang.

Menarik sekali melihat openingnya Mbak Elizabeth Santosa (Mbak Lizy). Diskusi parenting dengan tema "Gadget 101 For Kids" beliau merupakan Psikolog buku (Raising Children in Era Digital) juga Komisioner Komnas Perlindungan Anak Indonesia. Pada paparan-paparan selanjutnya, Mbak Lizzy memberikan penjelasan yang bagi saya mencerahkan. Bagaimana tidak, selama ini saya kerap membaca artikel mengenai parenting tentang gadget ini dengan data informasi yang bagi saya menjadi menakutkan. Sementara Mbak Lizy, menyampaikannya dengan rasional. Menghadapai dengan kesiapan, bukan ketakutan-ketakutan.

Mbak Elizabeth Santosa yang semangat banget kasih materi


Oke, kembali ke pembukaan di atas tentang masalah klasik orang tua menghadapi anak dengan gadget, Mbak Lizy tentu saja memberikan contoh, tips juga cara bagaimana mengenalkan gadget kepada anak. 

Dari kasus contoh di atas, Mbak Lizy kemudian melanjutkan diskusi. Menurutnya, orang tua menganggap bahwa anak zaman sekarang itu nyusahin, menyebalkan, susah diatur dan suka melawan. Padahal menurut Mbak Lizy, semua generasi adalah sama saja. Sama buruknya. Mengapa ia berpendapat demikian? Karena orang tua kita melihat kita di zamannya pun sama buruknya. Pun sama menurutnya dengan zaman di mana orang tua kita kecil, kakek nenek kita pasti menganggap bahwa orang tua kita tak jauh lebih baik dari zamannya. Begitulah, terus menerus.

“Itulah kenapa kita selalu melihat bahwa generasi kita adalah generasi yang negatif. Dikarenakan kita selalu menggunakan kacamata sendiri.”

Sampai di sini, sebetulnya saya langsung ketawa dalam hati mendengar Mbak Lizy menyampaikan materinya. Ada benarnya, bagaimana generasi angkatan 80-90 menganggap bahwa mereka (mereka di sini itu termasuk generasi saya tentu saja) adalah generasi paling bahagia, sementara generasi sekarang adalah generasi yang paling tidak bahagia.

Menurut Mbak Lizy, generasi net itu cederung  sukses, praktis dan cepat, kritis, kebebasan juga percaya diri. 



Pandangan orang tua yang menganggap anak sekarang itu serba instan, mudah menyerah, bekerja mau gaji yang tinggi, lekas berhenti kerja ketika dia ditegur oleh atasannya merupakan generasi keturunan dari kita. Ya, bagi Mbak Lizy generasi sekarang dibentuk oleh diri kita, orang-orang yang dulu pernah melewati kanak-kanak dan sekarang menjadi orang tua, maka lahirlah generasi Y alias generasi milenial, alias generasi sekarang.   

Mengenalkan Gadget Sejak Dini

Dari hal di atas, mari beranjak sejenak tentang pengenalan gadget kepada anak. Karena, mau tidak mau, suka atau tidak suka anak-anak kita tak mungkin tidak dikenalkan dengan gadget. Karena kini, di zamannya mereka gadget adalah bagian dari dunianya.

Saat Mbak Lizy menanyakan sejak usia berapa pengenalan gadget kepada anak, jawaban beragam didapatkan dari audience. Ada yang bilang usia 13 tahun, 5 tahun atau 3 tahun. Bagi Mbak Lizy, pengenalan gadget kepada anak adalah sedini mungkin. Ini demi menghindari keterkejutan budaya kepada anak ketika ia tak pernah melihat gadget.

“Bayangkan, anak Anda berusia lima tahun. Tak pernah dikenalkan dengan gadget, kemudian ketika di TK ia mengenal gadget dari kawan-kawannya. Lantas apa yang terjadi?”. Tanyanya dalam sebuah analogi. Bagi Mbak Lizy, pengenalan sedini mungkin gadget kepada anak adalah untuk mencegah apa yang perlu diketahui dan tidak perlu diketahui oleh anak. 

Di baliks egala dampah negatif internet, masih ada dampak positifnya


Orang tua dan keluarga menjadi faktor penentu utama anak dalam menggunakan gadget. Jangan asal larang anak bermain gadget tanpa dialihkan ke yang lain. Penentuan waktu di hari libur untuk bermain gadget juga bukan sepenuhnya menggunakan gadget. Tapi hanya di jam-jam tertentu saja.

Melihat paparan dan mendengar ulasan yang disampaikan Mbak Lizy, bagi saya ini agak berat. Saya belum punya anak, tapi melihat keponakan kadang gemes juga. Informasi ini bisa dishare ke kakak juga teman-teman saya nantinya.

Selain Mbak Lizy, Pak Tony Mampuk GM Corporate Affairs Giant juga memberikan pendapatnya mengenai perkembangan digital dan gadget ini. "Perkembangan tekhnologi yang sangat dinamis membuat para orang tua harus pintar dan cermat dalam mengawasi penggunaan gadget kepada anak. Karena di era digital saat ini tidak mungkin menghindari anak dari gadget, karena dengan menggunakan gadget yang tepat dapat berperan positif dalam tumbuh kembang anak. untuk itulah, Giant sebagai retail yang peduli terhadap perkembangan anak, mengadakan talkshow ini agar orang tua dapat berdiskusi dan mendapatkan langsung penjelasan dari ahlinya.

Pak Tony Mampuk GM Corporate Affairs Giant

Pengumuman Lomba gambar Giant Faunatic

Sebelumnya, Giant mengadakan lomba menggambar. Dengan tema Faunatic, lomba ini diikuti oleh 48 Sekolah Dasar (SD) se-Jabodetabek dengan diikuti oleh 311 siswa dan siswa. Total pemenang adalah 10 anak. Hasil dari karya mereka nantinya akan didesain untuk tas, yang nantinya akan dijual di seluruh Giant di Indonesia. 

Lomba menggambar ini tentu saja menjadi salah satu media peralihan konsentrasi anak dari gadget. Karena, setelah sepuluh nama pemenang diumumkan, pemenang utamanya itu Hapsari Nisrina Adi Rizky, anak dari ibu-ibu yang pertama kali mengeluhkan tentang kecanduan gadget anaknya. Wah, ternyata, anaknya sangat cerdas! Tabik, Dik !


Hapsari Nisrina Adi Rizky juara satu faunatic

Para pemenang lomba faunatic


Barengan teman-teman blogger



Jika menilik KBBI V di android dan mencari makna dari kata literasi, akan ditemukan beberapa sub pengertian dari literasi itu sendiri. Pertama, pengertian literasi adalah kemampuan tentang menulis dan membaca. Sedang yang kedua, pengertian literasi adalah pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu:- komputer. Salah satu sub pengertian literasi adalah merujuk kepada literasi keuangan, di mana pengertiannya merupakan kemampuan untuk memahami pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola sumber daya keuangan.

Bertempat di Panggung Nusantara, Hall C-ICE BSD, Minggu 22 Oktober 2017 saya mendapatkan kesempatan mencuri ilmu dari beberapa narasumber yang berpengalaman mengenai keuangan ini. Ivy Batuta, Ahmad Gozali dan Moulie menjadi narasumber dalam perbincangan mengenai literasi keuangan tersebut. Dengan latar belakang berbeda, tentunya menjadi pelengkap cerita masing-masing narasumber. Ivy Batuta sebagai artis, Ahmad Ghozali sebagai financial planner dan Moulie dari mandiri. 




“Hal yang pertama saya lakukan ketika mendapatkan uang adalah untuk membayar hutang. Itu wajib. Setelah itu baru menyusul zakat, lalu mengeluarkannya untuk dana pendidikan.” Ujar artis yang kerap wara-wiri menjadi presenter tersebut. Baginya, membayar hutang adalah prioritas utama, baru menyusl kemudian hal-hal lainnya. Ibu dua orang anak yang murah senyum ini juga menganggap bahwa zakat juga bagian terpenting ketika mendapat uang. Karena untuk membersihkan sebagian dari rezeki yang diperolehi.

“Dulu, ketika kecil, saya pernah diajak oleh Ibu saya meminjam uang kepada orang. Alasan meminjam itu untuk membayar sekolah saya. Ya, saya mendengar jelas bahwa ketika meminjam tersebut orang tua saya mengatakan bahwa meminjam uang untuk membayar sekolah saya.” Dengan sedikit terbata, Ivy Batuta bercerita sekilas masa lalunya mengenai keuangan untuk pendidikan. Baginya, pengalaman tersebut adalah yang paling pahit dalam hidup. Dan ketika ia sudah dewasa dan memiliki keluarga, ia tak mau anaknya mengalami kejadian serupa.

Beralih ke narasumber kedua, Ahmad Ghozali. Penulis buku Habiskan Gajimu ini dengan berapi-api mengatakan di awal, “Uang itu bukan untuk disimpan. Tapi untuk digunakan,” saya terdiam sesaat ketika mendengar kalimatnya. Pikir saya, pembicaraan macam apa ini? Tapi, kemudian ia melanjutkan, “Digunakan di jalan yang benar. Dengan tata kelola yang bagus, uang bisa digunakan dengan tepat.” Bernas sekali kalimatnya. 

Ia juga menambahkan jika mengurus uang itu bukan hanya tugas istri di dalam keluarga, tapi juga tugas suaminya. “Ibu-ibu senang kalau dapat uang harus dihabiskan, kan?” Dengan banyak kelakar, ia menyisipi obrolan-obrolan siang itu dengan gelak ketawa. Bagi Ahmad Gozali, “menyetorkan”uang ke atas juga menjadi bagian wajib ketika mendapat rezeki. Hampir serupa dengan Ivy Batuta, “menyetorkan”uang kepada yang di atas merupakan salah satu kewajiban dirinya dan keluarganya.

“Saving dulu, baru shoping.” Itu yang terngiang-nging di kepala saya dari pembicaraan Ahmad Ghozali.
Pembicara terakhir, Pak Moulie. Mewakili Mandiri, ia menjelaskan tentang reksadana yang ada di mandiri. Ia menepis anggapan banyak orang jika menyimpang reksadana harus memiliki uang berjuta-juta. Nyatanya, tidak. Menurutnya, dengan minimal uang Rp. 50.000 saja sudah bisa membuka tabungan reksadana. 

"Ada banyak produk reksadana di mandiri, jadi jangan takut harus memiliki uang yang banyak baru bisa membuka reksadana." Kata Pak Moulie sebagai penutup obrolan petang mengenai literasi keuangan. 

Gerbong wanita dari Rangkasbitung. Lengang


Lalu lalang berita menggambarkan gerbong wanita commuterline (cl) sangat menyeramkan. Bahkan, diibaratkan seperti di neraka. Padahal, entah macam mana bentuk neraka itu. Sebetulnya, keadaan cl gerbong wanita tak sepenuhnya seperti digambarkan. Meski kadang menemukan hal-hal yang tidak menyenangkan, tapi perkara menggembirakan juga banyak ditemukan.



Saya pribadi lebih suka menaiki cl gerbong wanita dengan berbagai alasan. Pertama, ketika kereta penuh, sepenuh-penuhnya saya memilih masuk ke gerbong wanita. Kalau kereta sesak, dan harus berdesak-desakan dengan kaum lelaki rasanya itu segan. Cari aman lagi, kalau pegangan ke atas nggak perlu menutupi tangan karena kadang lengan baju jatuh ke siku. Wehehehe... Tapi kalau gerbong campuran kosong, saya asyik-asyik aja masuk ke bagian gerbong ini. Macam-macam cerita, banyak ditemui selama menjadi pengguna CL

Pernah, suatu pagi di perjalanan. Di antara penumpang yang berjejal, seorang perempuan muda tiba-tiba pingsan. Rusuh, tentu saja. Ibu-ibu yang dekat dengannya langsung turun tangan. Dilepaskannya ikat rambut yang bersangkutan, lalu hidung dan jidatnya dibalur minyak kayu putih tanpa sungkan. Tak lama kemudian, perempuan muda kembali siuman.

"Belum sarapan, Dik?"

Perempuan muda mengangguk.

Berteriaklah si ibu mencari makanan. Tak sampai tiga puluh detik, minuman dan makanan ringan terhidang. Perempuan muda minum perlahan-lahan, tapi menolak mencicipi makanan ringan.

Rupanya, perempuan muda baru pertama naik commuterline, tanpa sarapan akan menghadiri interview pekerjaan.

Tak ada cekcok, tak ada perang mulut. Semua berjalan aman, atas nama kemanusiaan.

"Anak saya seumuran dia, baru lulus juga. Saya jadi ingat anak saya." Ujar si ibu yang paling repot.

Lain hari, hal serupa kembali terjadi. Seorang perempuan pingsan dan hal seperti di atas kembali dilakukan. Atau ketika tiba-tiba ada yang kesurupan di dalam kereta, kali itu para perempuan berteriak nyaring memanggil petugas.

24 Juli


Gambar ini, saya ambil 24 Juli lalu. Kereta Bogor-Jakarta ini sesak. Saya berangkat jam 7 pagi karena ada acara. Sudah bisa ditebak, di jam-jam sibuk penumpang memang lebih banyak. Di antara sesak penumpang, masing-masing sibuk dengan keadaannya. Karena sangat dekat, saya bisa melihat aktifitas mereka di gawai. Ada yang sedang membaca Al Qur'an, sekadar membuka media sosial, nonton drama korea juga seorang perempuan yang khusuk berdzikir. Layar androidnya dipenuhi gambar bulatan biji tasbih besar juga nominal angka. Saya melirik sekilas-sekilas (dan baru tahu kalau ada tasbih digital, jadi penasaran aplikasinya )

Yang lebih mencengangkan bagi saya, tentunya adalah ibu-ibu peniaga kereta. Peniaga? Iya, di dalam cl rupanya ada yang menjual macam-macam makanan ringan. Sepertinya, mereka sudah saling mengenal dan menjadi langganan. Sampai-sampai penumpang di belakang saya memaksa mendekat ke arah ibu penjual. Awalnya saya sebal ketika didorong-dorong. Tapi rupanya perempuan di belakang saya hanya ingin membeli snack yang dijual. Nampak sekali jika mereka sering mengadakan transasksi jual beli. Perempuan-perempuan itu, sungguh luar biasa.


Gerbong wanita, tetap menyenangkan bagi saya dengan segala keriuhannya. Banyak, kok, perempuan-perempuan yang toleran sesama mereka. Meski tak sedikit yang bebal juga. Kalau saya, nikmatin aja. Mau berharap orang baik semua, rasanya tidak mungkin :D

Kadang gerbong wanita yah lengang. Nah, kalau lengang gini, di gerbong lelaki biasanya penuh :D

Biasanya kalau lengang gini udah di atas jam 9 malam

Saya masih mending berdesakan di gerbong perempuan kalau gini :D


Melihat ketajaman fokus Luna 


Iyaps, kali kedua saya menuliskan tentang Luna. Saya kalau ngomongin smartphone nggak jauh-jauh dari kameranya. Kenapa? Saya suka selfie? Enggak! Sama sekali bukan itu. Tapi bagi saya yang suka motret, kalau lihat handphone baru yah akan melihat kameranya terlebih dahulu. Minggu lalu, saya banyak motret menggunakan Luna V pada postingan sebelumnya. Sedang di tulisan ini, saya banyak motret menggunakan hape Luna G. Apa Cuma kameranya doang? Yah nggak juga, sih. Namanya smartphone yang tentunya buat digunakan untuk macam-macam. Nelpon iya, media sosial iya dan main games juga iya. Itu, bagi yang suka tentu saja. Karena saya bukan penyuka games :D











“Tujuh tahun kerja di Jakarta, tak banyak perubahan dalam kehidupan saya. Akhirnya saya memilih pulang ke kampung halaman setelah ada pariwisata ini. Di Jakarta, sebelumnya saya kerja serabutan.“ Suara Murdianto terdengar timbul tenggelam di antara deru mobil juga badan yang beruncang karena jalan raya yang tak mulus. Ada raut bangga di wajahnya, bagi dia memilih kembali ke desa adalah keputusan terbaik.

Murdianto, adalah salah satu dari beberapa orang yang saya temui kemarin ketika mengikuti serangkaian Amazing National Petung Explore 2017. Saya jadi sedikit tahu mengenai wisata yang ada di Petungkriyono dan sedikit paham juga tentang pengelolaannya. Dari warga, oleh warga, didukung pemerintah dan kembai ke warga Petungkriyono. Nampak sekali bahwa, konsep gotong royong begitu kentara di salah satu kecamtan di Pekalongan.


Apa ceritanya sampai kemudian saya menyimpulkan demikian? Nunggu sambungan ceritanya beberapa hari lagi kalau sudah pulang ^_^ 


Luna V yang friendly


Tahun 2000 kerja serba mesin
Berjalan berlari menggunakan mesin
Manusia tidur berkawan mesin
Makan dan minum dilayani mesin




Pernah dengar lagu ini? Atau malah belum pernah? Aih, kelihatan sekali generasinya kalau mengenal lagu ini. Akhir pekan lalu, ketika saya sedang menjemur baju, sayup-sayup terdengar lagu kasidah nasida ria tahun 90-an. Dulu, saya begitu hapal lagu itu. Karena masih kecil, benak saya dipenuhi macam-macam. Masa iya orang berjalan dan berlari menggunakan mesin? Masa iya orang tidur ditemani mesin, trus masa iya makan dan minum juga dilayani mesin. Kan, ironi. Iya, waktu kecil saya mikirnya ini ironi dan sebuah kemustahilan.

Kemudian, era milenium berlalu. Segala kemudahan itu datang. Tentang kerja serba mesin ini menjadi keniscayaan. Kemudahan semua ada di dalam genggaman. Bagaimana manusia berkawan rapat dengan mesin. Coba, siapa yang nggak kenal android? Siapa yang pertama kali dilihat dan dipegang setelah bangun tidur kalau bukan handphone? Ya, Minggu lalu ketika mendengar lagu tersebut saya langsung teringat dengan handphone, teringat dengan segala kemudahan yang kini ditawarkan.




Lalu, bermunculanlah kini berbagai macam android. Dari buatan dalam negeri, sampai banjirnya produk luar negeri. Luna Smartphone, adalah salah satunya. Saya mendengar android ini belum lama. Mendengar Luna, saya langsung teringat dengan artis kenamaan Indonesia, Luna Maya. Tapi Luna Smartphone ini tak sama tentunya dengan Luna Maya.

Luna, produk buatan Korea. Produk besutan Foxconn perusahaan rekanan Apple ini hadir di Indonesia pada bulan November 2016. Smartphone ini hadir dengan produk premium, hampir serupa dengan iPhone keluaran Apple. Melihat dan memegang langsung Luna V di tangan, saya jadi lebih mengenal dekat dengan Luna. Menggunakan kameranya, juga melihat fitur-fiturnya. Sebagai blogger yang hobi motret, tentunya saya langsung jatuh hati dengan kamera yang ditawarkan oleh Luna. Dalam cahaya yang cukup, hasil kamera Luna ini cukup bagus. Apalagi buat motret makanan. Karena selama ini di instagram saya banyak memotret makanan.


Mencoba mengabadikan gambar dengan Luna V

Masih menggunakan Luna V




Selain itu, kelebihan Luna adalah besarnya kapasitas batre dengan 4000mAh. Lumayan bagi pengguna commuter Line, bisa buat baca medsos, berita atau PDF yang sering dikasih teman. RAMnya 3GB, memori internal 64GB. Tuh, bisa nyimpen foto banyak-banyak, terus bisa nyimpen PDF banyak-banyak. Eh, berapa pixel kameranya? 13 MP kamera belakang dan 8 MP kamera depan. Nggak apalah, sangat bagus bagi saya yang nggak suka selfie. Dan, kamera depannya, tak nampak tipu. Kan kamera saya kalau motret depan wajahnya jadi licin, palsu! Ahahahahaha... Trus, niat ganti Luna? Niat, sih, kalau ada bajetnya ^_^ 

Luna, seperti menjadi pelengkap lagu nasidaria zaman jadul di era milenium. Berkawan dengan mesin. Eh, emang handphone itu mesin, ya? :D

Di laman Luna.id, kita bisa melihat spek Luna secara lebih lengkap :)


Ngapain, sih, ikutan one day one post? Ceritanya, sejak bulan lalu saya ingin menantang diri sendiri buat menulis setiap hari di blog. Tapi, masalahnya saya nggak berani sendirian :D. Saya nyari-nyari yang biasanya ngadaian one day one post. Tapi, sepertinya pendaftaran sudah ditutup untuk bulan Juli lalu. Terpaksalah tidak bisa mengikuti. Sempat juga dengan Vivi teman kantor, kami akan membuat tantangan sendiri, tapi sampai hari ini masih sebatas wacana saja, belum terlaksana. Nah, beberapa hari lalu lihat linimasa di group facebook Blogger Muslimah Indonesia akan mengadakan ODOP jadilah saya mendaftarkan diri.

Trus, tujuannya apa mengikuti ODOP ini? Hal klisenya, sih, biar update blog aja. Iya, beneran biar mau dan memaksa diri update blog. Soalnya, nyali dan "nyawa" menulis di blog sudah di ambang batas kemalasan yang sungguh amat sangat memrihatinkan. Jadi kalau ditanya alasannya, yah cuman itu. Tapi, masih ada tapinya. Bulan lalu iseng cek Domain Authority (DA), rupanya DA blog saya turun drastis. Pun ketika iseng memasukan laman blog anazkia dot com di rank alexa, sungguh miris sekali ketika melihat alexa blog ini mencecah angka 11 juta. Sejarah! Hahahaha.... Pernah merasakan alexa blog pada nominal ratusan ribu, rasanya nyesek ketika tahu rank blog jatuh terjunam.

Adakah penyelesaiannya? Ada! Salah banyaknya adalah posting di blog dan blogwalking. Itu cara paling sederhana. Jadi salah banyak momen mengikuti ODOP yang mau melangsingkan blog ^_^ Sambil menyelam minum air....

Segitu doang? Enggaklah... Saya sudah mulai begitu rindu bercerita di blog. Cerita remah-remah kegiatan sehari-hari yang sekarang lebih sering berpindah di media sosial instagram dan facebook. Biar bisa sering membuka dashboard blog juga, wehehehehehe... Selain itu, saya juga merindukan blogwalking. Rasanya sulit sekali mengembalikan mood seperti dulu, hiks. Semoga ketika bertemu teman dan ada teman dalam ODOP ini semangat menulis di blog bisa kembali, blogwalking pun bisa dijalani. Iya, semogaaaaa... Siapa tahu, setelah satu bulan nulis alexa blog bisa kembali menjadi satu juta. Atau, syukur-syukur di bawah satu juta. Aamiin. Pamrih banget, ya? Ahahahaha... Kan seperti dibilang di atas, sambil menyelam minum air :). Ikutan ODOP, nulis di blog tiap hari, bisa blogwalking dan yang pastinya, bisa menambah teman ^_^. 

#ODOP
#BloggerMuslimahIndonesia
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Teman-teman

Sering Dibaca

  • Kontes Blog Bermula
  • Blogger Return Contest
  • Nikahilah Aku, Dengan Buku
  • Serpihan-Serpihan Kasih
  • Karakter Tokoh

Harta Karun

  • ►  2020 (10)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2019 (41)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (5)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (1)
  • ▼  2017 (21)
    • ▼  Desember (3)
      • Mencicipi Gurihnya Sasa Santan Kelapa
      • Jodoh yang Dipilih Oleh Mbak Anaz
      • Mengenal JKN-KIS Sebagai Wujud Kehadiran Negara
    • ►  November (2)
      • Selamat Hari Dongeng Nasional
      • Generasi Milenial itu, Yah, Hasil Generasi Kita
    • ►  Oktober (1)
      • Mengenal Literasi Keuangan di Mandiri Edukasi 2017
    • ►  Agustus (5)
      • Gerbong Wanita, Tak Semenyeramkan yang Dikira
      • Luna Smartphone, Kameranya Bisa menjadi Andalan Pe...
      • Potensi Pemberdayaan Warga dari Desa Wisata Petung...
      • Mengenal Luna, yang Bukan Luna Maya
      • Ngapain, sih, Ikutan One Day One Post?
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (63)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (23)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2015 (137)
    • ►  Desember (25)
    • ►  November (20)
    • ►  Oktober (34)
    • ►  September (19)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (9)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2014 (52)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2013 (40)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (12)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
  • ►  2012 (74)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (14)
  • ►  2011 (87)
    • ►  Desember (10)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (18)
    • ►  September (13)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2010 (141)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (12)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (17)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (17)
    • ►  Februari (18)
    • ►  Januari (23)
  • ►  2009 (124)
    • ►  Desember (11)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (17)
    • ►  Juni (14)
    • ►  Mei (16)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (12)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2008 (105)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (16)
    • ►  Mei (19)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (22)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2007 (30)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (13)
    • ►  September (12)
    • ►  Agustus (2)

Kategori

Ads Blogger Hibah Buku Celoteh Cerpen Featured GayaTravel KBO komunitas Murai Perjalanan Piknik Buku Pojok Anaz Reportase resep reveiw Semestarian Serial Sosok Teman TKW TripGratisan Volunteer

Catatan Anazkia By OddThemes | Turatea.com