Majalah Ummi dan Annida Banyak Menginspirasi Hidup Saya
Khawatirlah ketika kita lupa dari mana muasal kita sampai hari ini.
Jumat, 30 Januari lalu saya bertemu dengan Mbak Aida salah satu reporter majalah Ummi. Setelah janjian beberapa kali, akhirnya kami bisa juga ketemuan. Berawal dari Desember tahun lalu, Mbak Aida meng-add facebook saya, sebelumnya beliau juga mengirim inbox di facebook.
Assalamu'alaikum wr wb. Salam kenal, Mbak Anaz. Mbak, aku berencana wawancara Mbak Anaz untuk rubrik Tamu Kita Majalah Ummi. Kapan Mbak ada waktu luang? Untuk rubrik Tamu Kita ini kayaknya mesti wawancara langsung, karena ada pemotretannya juga. Mudah-mudahan Mbak mau :) Saya tunggu kabar baik dari Mbak. Terima kasih banyak. Wassalamu'alaikum wr wb. Terkirim pesan tersebut pada 17 Desember 2014
Beberapa kali janjian,tapi selalu nggak jadi. Salah satunya waktu ada nobar Assalamu'alaikum Beijing, saya udah diajakin sekalian nobar. Tapi pas hari H saya batal ikutan. Dan beberapa lagi janjian yang selalu batal. Sampai akhirnya, 29 Januari lalu Mbak Aida kembali menanyakan kepada saya kapan bisanya? Duh, ini jadi nggak enak ehehehe. Akhirnya saya bilang, bisa ketemuan di Pejaten Village hari Jumat 30 januari jam dua siang dan saya ngajak anak asuhan saya. Mbak Aida menyetujui.
Jumat, 30 Januari dengan menggendong Quin saya menuju Pejaten Village. Mbak Aida sedikit terlambat karena terjebak macet. Jadi saya mengajak Quin keliling-keliling dulu di Gramedia. Jam 14.30 Mbak Aida sampai ditemani oleh fotografer Ummi, Mas-mas yang saya lupa namanya :D (Maapppp) kami langsusng menuju Eaton, di situ kami mengambil tempat di luar. Sambil memesan minuman, Mbak Aida mulai menyodorkan recordernya.
"Annida dan Ummi banyak mengubah hidup saya, Mbak. Bahkan perantara saya memakai jilbab juga dua majalah tersebut. Pernah suatu malam saya menangis tersedu-sedan membaca sebuah cerpen berjudul Nenek di majalah Ummi. Pokoknya, Ummi dan Annida itu banyak mengubah saya," kalimat pembuka dari saya itu sebetulnya sudah saya ucapkan sejak pertama kali salaman dengan Mbak Aida. Tapi saya mengucapnya beberapa kali. "Bahkan, salah satu inspirator saya menulis juga dari salah satu profile yang dimuat di majalah Annida belasan tahun lalu."
"Owh ya? Boleh Mbak Anaz ceritakan siapa dia?" tanya Mbak Aida.
"Saya tak ingat siapa namanya. Tapi yang saya ingat, dia TKW di Hongkong, ketua Forum Lingkar Pena (FLP) yang pertama di sana. Dia bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT) majikannya baik, dia boleh menggunakan fasilitas yang ada di rumah majikan termasuk menggunakan komputer. Saat membaca profilenya, saya masih sekolah," ujar saya kepada Mbak Aida. "Saya nggak nyangka, kemudian ketika bekerja di Malaysia juga bertemu dengan majikan yang serupa."
Obrolan panjang masih berlanjut. Mas fotografer memotret banyak kali. Eh, mengenai fotografer ini sebetulnya saya sudah menolak. Saya maunya ngirim foto yang sudah ada aja. Dan foto yang bersama teman-teman. Tapi rupanya keinginan saya ditolak sama Mbak Aida, " Tamu kita mesti sendirian, Mbak. nanti nggak ketahuan kalau bareng, yang mana yang orang beken :P," tulis Mbak Aida melalui chat whatsapp sehari sebelum janjian. Ahahahaha... negosiasi saya gagal total. Nggak bisa pencitraanlah kalau foto sendiri :/
"Oke, Mbak Anaz. Sampai di sini dulu. Nanti kalau ada yang kurang bisa saya tanyakan melalui email atau chat whatsapp." setelah hampir tiga jam kami berbincang banyak hal, Mbak Aida menyudahi perbincangan kami. Keluar dari restoran Eaton kami menuju lantai bawah mencari mushola untuk menjalankan shalat ashar.
Bertahun-tahun lalu, ketika membaca profile di majalah Annida saya tak pernah berpikir kalau kelak saya juga akan muncul di majalah Ummi. Kalau Annida versi cetak masih ada, tentunya saya kepengen banget nampang di majalah tersebut :D. Ah, tapi nggak apa-apa Ummi dan Annida, kan, masih satu group :). Terima kasih banyak, Mbak Aida dan Mas fotografer yang saya lupa namanya.
Bertahun-tahun lalu, ketika membaca profile di majalah Annida saya tak pernah berpikir kalau kelak saya juga akan muncul di majalah Ummi. Kalau Annida versi cetak masih ada, tentunya saya kepengen banget nampang di majalah tersebut :D. Ah, tapi nggak apa-apa Ummi dan Annida, kan, masih satu group :). Terima kasih banyak, Mbak Aida dan Mas fotografer yang saya lupa namanya.
Quin itu anak asuhan saya ^_^
Kategori:
Murai
20 komentar
owaa...salam ketjup buat quinn ya mbak,lucu bagettt^^
BalasHapusaih,akhirnya masuk majalah ummi,impian terwujud. aku dulu waktu di pesntren juga akrab sama majash ummi n annida,karena cuma majalah itu yang dibolehkan hehehe
Subhanallah ... makin menginspirasi kamu, Na. Bangga bisa mengenalmu ^_^
BalasHapussaya juga banyak terinspirasi dari 2 majalah ini mba :)
BalasHapussukses terus ya mbak Anaz...eh Ummi dan Annida juga jd pembuka hidayah buatku dulu lo. Kangen baca annida :)
BalasHapusKeren Naz, makin cetar nih, terus menginspirasi ya :)
BalasHapusSama majalah favorit ummi ma annida
BalasHapusWaktu SMA saya juga suka baca bukunya Mak :)
BalasHapusKereeen mba anaz, aku kenal annida dr SMA, klo pas punya uang suka beli majalahnya
BalasHapusSelamat yaaa Mbak.. :D
BalasHapusSalam kenal ya Mbak Anaz....:-)
BalasHapusSekarang kayaknya dah merasa lamaaa banget nggak melihat majalan ini, dulu pas masih mencari jodoh sih sering buka-buka majalan ini cari inspirasi ...
BalasHapushe he he, aku juga terinspirasi ternyatah...
dulu banget jaman SMP suka juga baca Annida. Maklum dapet gratisan karena kakak menang olimpiade. selama 3 tahun gak pernah absen. setelah itu vakum baca2 deh.
BalasHapustapi memang isi dari majalah Annida bagus dan bermanfaat.
salam kenal mak :))
cuma bisa geleng- geleng kepala mbak anaz, "kagum".
BalasHapusmenginspirasi sekali
saya jadi cover annida bagus ga ya :D
BalasHapusSaya sering baca Majalah UMMI dan ANNIDA. Senang dengan artikel ke ISLAMANnya yang padat sekali. Luar biasa
BalasHapusMbak Anaz, aku jadi ga enak ih numpang beken di blogmu :))
BalasHapusSemoga kita bisa terus berkarya, ya, Mbak!
Salam buat Quin yg manis! :*
Waah, luar biasa, mak :)
BalasHapusSewaktu remaja saya juga suka baca majalah Annida, begitu jadi ibu2 beralih ke majalah Ummi. Tapi yang menginspirasi saya menulis terutama diblog adalah dikau An, setelah membaca tulisan2 diblog ini.
BalasHapusSelamat ya An.
Waahh, majalah ini udah ada pas aku masih SMA th 90an. Dah lama juga yaa
BalasHapustulisan pertama saya yg dimuat di media ya di Annida ( sehalaman kartu pos sih ). Cernak pertama saya juga kali pertama dimuat di Ummi, baju untuk lili judulnya. ngirimnya via pos.
BalasHapusPersonal blog, kadang anti sama spammer yang hanya menyebar link. Lebih mengutamakan pertemanan antarpersonal. Komentar kembali dimoderasi masih banyak obat-obatan yang nyepam :D :P