Catatan Anazkia

Karena hanya tulisan yang bisa saya tinggalkan

  • beranda
  • Kisah
    • Serial
    • Cerpen
    • Celoteh
    • Reportase
    • Perjalanan
      • Gaya Travel
      • Trip Gratisan
      • Piknik Buku
  • Pojok Anaz
  • Murai
  • Sosok
  • komunitas
    • Volunteer
    • KBO
    • Semestarian
    • Blogger Hibah Buku
Sampai di Bandara Juanda Surabaya, dari kiri ke kanan, Mbak Uttiek managing editorial Nova, Mbak Purwanti kategori Perempuan dan Pendidikan, Mbak Tatiek, kategori Perempuan dan wirausaha pilihan editor, Mbak Tenny kategori Perempuan dan wirausaha pilihan pembaca, Mbak Ninda kategori pendidikan pilihan editor, Mbak Yana dari Nova, saya dan Mbak Rista panitia dari Surabaya :)

Tulisan sebelumnya tentang Perempuan Inspiratif Nova 2014 (PIN 2014)

Perhelatan penganugerahan PIN 2014 dilaksanakan di kota Surabaya, tepatnya di hotel Majapahit pada tanggal 13 Desember 2014. Selain perhelatan tersebut, 12 pemenang PIN 2014 ini juga akan dikarantina sampai tanggal 14 Desember. Kalau menurut saya, sebetulnya bukan dikarantina, tapi diberikan hadiah-hadiah yang tak henti-hentinya dari pihak NOVA kepada 12 perempuan yang berasal dari berbagai daerah ini. 

Sebelumnya, beberapa kali pihak Nova menghubungi saya untuk urusan tiket, nama lengkap, alamat, ukuran baju dan lainnya. Mbak Syibil mengirimkan eticket kepada saya melalui email. Awalnya penerbangan jam 08.00 pagi, tapi diubah menjadi jam 06.00 pagi. Jadilah saya berangkat dari kosan di Pasar Minggu jam 04.00 dengan menaiki taksi langganan yang sudah saya pesan sehari sebelumnya. Meski berangkat jam empat pagi, jalanan menuju bandara sudah mulai macet. Alhamdulilah saya nggak telat. 

"Makanya tadi saya telpon berulang-ulang, Mbak. Itu karena jam segini bandara udah mulai macet," kata Pak Amin sopir taksi langganan. Ya, Pak Amin sampai di dekat kosan sebelum jam empat pagi, sedang jam segitu saya belum selesai mandi :D

Sampai di bandara sudah pukul lima. Melihat hp, ada beberapa kali miscall dan sebuah sms. Mbak Yanna, dari pihak Nova menghubungi saya. Setelah membalas SMS, saya bersiap untuk chek in dan lagi-lagi, hape saya berdering. Kembali Mbak Yanna menelpon saya. Rupanya ia masih belum chek in dan ada di belakang saya. Akhirnya, kami sama-sama chek in dan setelahnya menuju ruang tunggu. Di ruang tunggu, sudah ada Mbak Tatiek, kategori wirausaha pilihan editor, Mbak Purwanti kategori pendidikan pilihan pembaca dan Mbak Tenny Haryati kategori wirausaha pilihan pembaca. Kami berjabat tangan berkenalan. Tak lama setelah itu tim Nova juga kembali datang. Bergerombolah kami berbincang-bincang, meski saya selalu ketika berada di lingkungan baru akan menjadi pembaca keadaan :D

Pukul 05.30, kami sudah diperbolehkan masuk ke dalam pesawat. Mbak Tatiek, Mbak Purwanti dan Mbak Tenny duduk dalam deretan satu kursi. Sementara saya di belakangnya, tepat di sebelah jendela. 

Menjelang pukul 08.00 pagi, kami sudah sampai di Surabaya. Mbak Rista, salah satu panitia di Surabaya sudah beberapa kali SMS saya. Ia menunggu kami di pintu kedatangan. Kami kembali berkenalan satu sama lain. Selain kami yang baru sampai, ada juga Mbak Khilda kategori lingkungan, Dokter Luh Upadisari kategori kesehatan pilihan editor dan Mbak Ninda Nindiani kategori pendidikan pilihan editor.Dari bandara kami langsung dibawa ke hotel Majapahit. Ada sedikit keterlambatan mobil yang menjemput kami, jadi kami sempat menunggu.

Sampai di hotel Majapahit, kami langsung dibawa ke ruang makan untuk sarapan. Di sana, selain para pemenang PIN, keluarga besar tim Nova juga sudah menunggu. Saya tak hapal semuanya, hanya beberapa nama yang saya pernah berkomunikasi. Mbak Syibil dan Mbak (lupa lagi namanya :/). Setelah semuanya sarapan, kami diberikan goodie bag berisi dua kaos. Salah satu kaos harus dipakai setelah sarapan. Selesai sarapan kami langsung menuju kamar mandi untuk menukar kaos.

Kami kembali duduk di tempat sebelumnya saat kami sarapan. Dipandu oleh MC yang kocak dan saya lupa namanya (penyakit parah, mudah lupa nama orang :( Mas MC membacakan satu demi satu apa saja yang akan kami lakukan sampai esok hari. Dari diskusi bersama bank BII, fitting baju, malam penganugerahan juga acara esok harinya. Saat itu, acara adalah perkenalan satu demi satu. Kalau sebelumnya saya mengenal 11 perempuan hebat lainnya dari tabloid Nova, maka pagi itu saya bisa mendengar langsung 11 perempuan hebat itu bercerita.

Bagaimana Dokter Zahrotur Riyad yang seorang dokter gigi mengarungi pulau-pulau kecil di Batam ketika akan mengunjungi pasien. Mendengar langsung Mbak Purwanti dari kategori pendidikan berkisah tentang pengalamannya mengajari anaka-anak lebih mencintai lautan juga hambatannya yang selalu ditentang oleh sang Ayah. Mbak Tenny, kategori wirausaha yang membudidayakan batik Sukabumi. Bagaimana ia mengenalkan dan mempertahakan usahanya kepada warga sekitar. Mbak Khilda, si ratu sampah kategori lingkungan yang kalau ngomong semangat banget. Bagaimana ia memperjuangkan gaji pengangkut sampah, juga mengelola sampah menjadi barang bermanfaat. Satu demi satu, selang seli saling bercerita. Baik pemenang dari pilihan pembaca maupun editor Nova.

Cerita tentang perempuan hebat pilihan editor Nova menyusul nanti :)

Eh, apa ceritanya tentang pilihan pembaca dan editor?

Jadi, menurut cerita yang saya baca dan dari penjelasan Mbak Iis pimred Nova, untuk kategori pilihan pembaca ajang PIN 2014 ini sudah dibuka sejak bulan Agustus lalu. Selama tiga bulan ada 1500 naskah yang masuk pilihan pembaca Nova. dari 1500 naskah yang masuk, dipilih 44 terbaik kandidat. Kemudian, dari 44 kandidat dikerucutkan lagi menjadi 6 pemenang dengan masing-masing kategori. Sedang untuk pilihan editor sendiri, adalah perempuan-perempuan hebat yang profilenya sudah pernah dimuat di Nova dan pihak Novalah yang memilih mereka.

Sarapan dan keakraban :) ^_^

Masih edisi sarapan dan kenalan akrab-akraban ^_^

Mbak Iis, pimred Nova menceritakan tentang PIN 2014 dan proses penjurian



Tabloid Nova edisi awal Desember


Suatu sore yang harinya saya lupa, handphone (hp) saya berdering. Nama Mbak Ety tertera di layar, saya mengangkat telpon menyapa Mbak Ety bertanya kabar. Selesai basa-basi, Mbak Ety menyampaikan kabar gembira. "Anaz, alhamdulilah kamu jadi salah satu finalis Perempuan Inspiratif Nova (PIN 2014) Barusan tadi orang Nova telpon saya," buncah suara bahagia terdengar jelas dari suara Mbak Ety. Saya tersenyum mendengarnya. Tak lupa, mengucap terima kasih kepada Mbak Ety. "nanti kamu kirim foto kegiatan ke email aku, ya, Anaz. Soalnya pihak Nova minta foto-foto kegiatan kamu buat dimuat di Nova," sebelum mengakhiri perbincangan, Mbak Ety meminta saya mengirimkan foto. Dan saya menyanggupi permintaan beliau.

"Nanti orang Nova juga bakalan telpon kamu." kembali Mbak Ety mengingatkan.

Selesai menutup perbincangan di hp, saya langsung membuka laptop untuk mencari beberapa foto kegiatan untuk dikirim ke Mbak Ety. Ketika membuka facebook, Mbak Ety pun sudah mengirim inbox "Naz, tadinya aku dah hopless soalnya saingannya berat2 banget. Ehh..taunya td ditelpon. Alhamdulilah hujan memang membawa rezeki.. Mungkin kalau foto ini sudah aku kirim entar dari Nova akan tlpn kamu juga.. Makasih ya naz atas kerjasamanya." inbox dari Mbak Ety.

Dan benar saja, tak lama setelah saya berbalas komentar di salah satu foto di facebook hp saya berdering, tertulis nomor Jakarta di situ. Pihak Nova menelpon saya, mengabarkan kalau saya jadi salah satu finalis Perempuan Inspiratif Nova 2014.

"Nanti, untuk malam penganugerahan Ibu bisa datang, ya? Acaranya di hotel Majapahit," ujar suara seorang perempuan. Saya mengiyakan saja, tanpa banyak bertanya. Saya pikir, acaranya di Jakarta, saya juga mengira kalau hotel Majapahit itu berada di Jakarta. 

"Nanti beritanya ada di Nova edisi terbaru, ya, Bu. Sabtu ini udah bisa dibeli," kembali, saya hanya mengiyakan saja kalimat-kalimat dari penelpon tanpa saya banyak bertanya.

Sampai suatu hari, sahabat saya, Ayusnita menanyakan di mana acara penganugerahan dilaksanakan. Saya menggeleng tidak tahu. "Katanya di hotel Majapahit,"

"Itu di mana, Na?" tanya Nita lagi.

"Nggak tahu. Kayaknya di Jakarta sini," dan Nita berujar kalau dia tidak pernah mendengar nama hotel Majapahit di Jakarta.

Barulah beberapa hari kemudian ketika tabloid terbaru Nova terbit, saya mengetahui kalau acara puncak penganugerahan adalah di hotel Majapahit Surabaya.

"Emang Ana nggak nanya, ya, waktu Nova telpon?"

"Enggak," ujar saya menjawab singkat.

Ya, begitulah. Dari awal mengetahui kalau saya terpilih sebagai salah satu finalis Perempuan Inspiratif Nova, saya menyambutnya dengan gembira dan datar-datar saja. barulah ketika teman saya Ayusnita dengan semangatnya bercerita tentang ajang PIN, saya akhirnya penasaran. Rasa penasaran berubah menjadi takjub dan bangga ketika membaca tabloid Nova edisi awal bulan Desember. Di situ, tertulis nama-nama finalis lainnya yang sungguh mereka luar biasa sekali. Saya hampir tak percaya dan benar-benar tak percaya berada di antara 5 perempuan hebat pilihan pembaca Nova dan 6 perempuan hebat lainnya pilihan editor Nova. Subhanallah, alhamdulilah....

Terima kasih banyak, Mbak Ety :)

Bersambung
Kak Fly lagi ngajarin anak-anak

"Jadi, boleh dibilang gue itu kasih slogan ke anak-anak biar miskin asal sombong. Gue nggak peduli orang mau ngomong apa, yang penting gue dan anak-anak di sini nggak kayak gini, menadahkan tangan meminta-minta," Bang Sating beria-ria bercerita. Kami (saya, Kak Ria, Rudi dan Tiwwi menyimak dengan seksama) Bang Sating duduk di kursi plastik, di hadapannya segelas kopi tanpa alas terhidang. Fly didekatnya kerap banyak mengangguk dan mengiyakan apa yang diucapkan oleh Bang Sating.

Minggu sore, kami berenam duduk melingkar di beranda saungelmu. Bang Sating dan Fly, adalah orang yang baru saya kenali beberapa jam sebelumnya. Belum dua jam tepatnya, tapi kami seperti sudah akrab. Kadang, kami terdiam sesaat ketika masing-masing dari kami seperti kehilangan bahan untuk diucapkan. Ada decak kagum dalam hati, ada keirian yang diam-diam menjalari dan juga rasa malu yang mulai menggelayuti.

"Gue yakin, kalau niat kita baik, tujuan kita baik apa pun bentuknya, dari mana pun jalannya Tuhan itu pasti kasih jalan. Jadi, kalau kita mengerjakan sesuatu yang dianggap baik, tapi penyelesaiannya tidak baik, berarti Allah belum menganggap itu baik," kembali Bang Sating berapi-api dengan logat betawinya. 

"Gue juga nggak nyangka bisa nyasar di sini. Dulu gue kuliah di Universitas Indonesia (UI) ngambil jurusan Sastra Arab, tapi gue hengkang dan terdampar di sini," Fly sedikit demi sedikit mulai bercerita.

Saungelmu, adalah sebuah rumah atau sanggar belajar untuk anak-anak pemulung di kawasan Jl. Jatipadang gg. Menara depan SMP 218 Pasar Minggu Jakarta Selatan. Saung ini didirikan pada 10 November 2012 atas inisiatif Bang Sating. Menurut Bang Sating, yang sudah didaulat menjadi kepala sekolah di Saungelmu, sanggar belajar anak-anak ini didirikan dengan semangat dan kemauan untuk sedikit berbagi dan bersenang-senang dengan anak-anak pemulung. Supaya anak-anak punya keahlian ketika mereka sudah besar, supaya anak-anak tak selamanya menjadi pemulung.

Fly, saat itu sudah bergabung dengan Bang Sating. Konon, awalnya mereka berdua bingung hendak mulai dari mana pembangunan saung. Tak ada duit sepeserpun dan mereka pun tidak bekerja. Segala sketsa saung dibuat di atas kertas, lengkap dengan anggaran-anggarannya, tapi sehari dua hari, saung tak juga berdiri. Akhirnya, dengan modal nekat dibuatlah saung dengan gotong royong warga. Sebelum saungelmu didirikan, anak-anak belajar di mushola. Mushola yang dibangun atas ide Bang Sating lagi-lagi dengan modal nol rupiah tapi terselesaikan karena niat kebaikan.

"Kita kalau kebanyakan wacana dan rencana, tapi kebanyakan mikirnya  itu kagak bakalan jadi. Udah, nggak perlu kebanyakan ngomong, action aja langsung, Tuhan itu selalu kasih jalan kemudahan untuk kebaikan kok. Dan gue percaya itu," sosok Bang Sating yang ngomongnya tegas dan lugas itu selalu membekas di ingatan saya."Si Fly ini, gue kontrak lima tahun! Ya, lima tahun nggak tanggung-tanggung." Fly yang ada di depan Bang Sating tersenyum.

Saya bersyukur hari Minggu lalu bisa berkunjung ke Saungelmu bersama dengan Kak Ria. Kalau diingat-ingat, awal mengenali Saungelmu itu dari Kak Aip. Awalnya, Semestarian ingin berkunjung ke Saungelmu, tapi sampai sekarang belum terlaksana. Kak Ria, yang rumahnya dekat dengan lokasi akhirnya beberapa kali berkungjung ke Saung. Dalam benak saya, nama seorang Fly itu tampilannya urakan, model anak punk. Ya, selama ini itulah sosok dia yang ada di kepala saya.

"Emang Fly nama aslinya siapa, sih, Kak?" sebelum berangkat, saya bertanya dengan kak Ria yang nyamperin saya di kosan.

"Ahmad Rafly Anhar. Fly itu dari Ra(Fly)," ujar Kak Ria

"Hah! bagus amat namanya." saya terkesima mendengar nama aslinya. Dan sosok Fly dalam benak saya benar-benar hilang setelah melihatnya langsung. Fly, penampilannya sederhana, santun dan rapih. Tak ada kesan punk sedikitpun.

Sampai di Saungelmu, saya dan Kak Ria memperhatikan Fly yang sedang mengajar anak-anak. dari mulai bercerita, sampai hitung-hitungan dilakukannya. Lima orang anak ada di depan Fly. Sekilas, di sela kesibukannya Fly menceritakan kenapa sekarang anak-anaknya berkurang yang belajar di Saung. Sekitar satu jam lebih, Fly mengajari anak-anak. Saat anak-anak beranjak meninggalkan saung, satu demi satu mereka menyalami Fly dan kami. barulah setelah anak-anak pulang, kami ada kesempatan ngobrol dengan Fly juga Bang Sating.

"Dulu gue penasaran, kenapa kehidupan pemulung itu selalu terpinggirkan. Kenapa di benak orang-orang itu kata pemulung seolah berkonotasi negatif. Setelah gue masuk sendiri dan melihat langsung, kehidupan mereka memang keras, makanya gue nggak heran dengan mereka," Bang Sating, masih bercerita.

Sore itu, ada banyak hal yang kami ceritakan. Tentang kehadiran volunteer yang datang dan pergi, tentang geliat belajar anak-anak yang juga turun naik. Dari perbincangan yang ada, saya tahu, Bang Sating dan Fly tidak suka dengan kehadiran volunteer yang membawa hadiah langsung untuk anak-anak. Menurut Fly, untuk mendapatkan apa pun, harus ada yang mereka lakukan. Itu cara mendidik mereka untuk tidak menjadi peminta-minta. Diam-diam memperhatikan, diam-diam menyimak segala percakapan saya yakin kalau Fly tak bisa terlepas dari Saungelmu. Kini, setelah Fly menikah ia masih menyempatkan dirinya hadir di Saung setiap satu minggu sekali.

Buat teman-teman yang tinggal di area Jakarta dan sekitarnya, terutama daerah Jakarta Selatan, kalau memiliki waktu luang di akhir pekan sesekali datanglah ke Saungelmu. Datanglah seikhlasnya, ajarkanlah apa yang bisa.




Sudah satu Desember, sudah awal bulan dan sudah di akhir tahun. Ya, sudah akhir tahun. Sebentar lagi, dengan menghitung hari maka tak lama nanti tahun berganti. 2015. Ya, 2015. 2014 tertinggal, ditinggal menjauh hanya tinggal melipat kenangan. Menyimpannya menjadi hal yang penuh warna. Dan saya, sedang asyik menghitung semangat dengan rapal doa mengharap kalau semangat itu tetap mengalir seperti air

Menyusuri sungai di kampung halaman saat pulang bulan Juni lalu

Masih pulang bulan Juni lalu

Kembali menyusuri sungai ketika pulang ke kampung halaman bulan Oktober lalu

Menyusuri masa lalu. Dulu, dulu sekali ketika kecil tempat ini kerap untuk mandi dan mengambil air. jangan ditanya jauhnya jarak, karena ia sangat jauh. Sekarang, tempat ini sunyi....
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Teman-teman

Sering Dibaca

  • Minyak Gamat Bukan Hanya untuk Obat Luka
  • Blogger Return Contest
  • Kontes Blog Bermula
  • Laskar Pelangi, Pilihan KBO 2
  • Aku, Mbak Elly juga Mbak Fanny

Harta Karun

  • ►  2021 (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2020 (10)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2019 (41)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (5)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2017 (21)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (63)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (23)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2015 (137)
    • ►  Desember (25)
    • ►  November (20)
    • ►  Oktober (34)
    • ►  September (19)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (9)
    • ►  Januari (7)
  • ▼  2014 (52)
    • ▼  Desember (4)
      • PIN 2014 Hari Pertama
      • Perempuan Inspiratif Nova 2014
      • Berkunjung ke Saungelmu
      • Merindukan Air yang Mengalir
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2013 (40)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (12)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
  • ►  2012 (74)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (14)
  • ►  2011 (87)
    • ►  Desember (10)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (18)
    • ►  September (13)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2010 (141)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (12)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (17)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (17)
    • ►  Februari (18)
    • ►  Januari (23)
  • ►  2009 (124)
    • ►  Desember (11)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (17)
    • ►  Juni (14)
    • ►  Mei (16)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (12)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2008 (105)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (16)
    • ►  Mei (19)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (22)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2007 (30)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (13)
    • ►  September (12)
    • ►  Agustus (2)

Kategori

Ads Blogger Hibah Buku Celoteh Cerpen Featured GayaTravel KBO komunitas Murai Perjalanan Piknik Buku Pojok Anaz Reportase resep reveiw Semestarian Serial Sosok Teman TKW TripGratisan Volunteer

Catatan Anazkia By OddThemes | Turatea.com