Catatan Anazkia

Karena hanya tulisan yang bisa saya tinggalkan

  • beranda
  • Kisah
    • Serial
    • Cerpen
    • Celoteh
    • Reportase
    • Perjalanan
      • Gaya Travel
      • Trip Gratisan
      • Piknik Buku
  • Pojok Anaz
  • Murai
  • Sosok
  • komunitas
    • Volunteer
    • KBO
    • Semestarian
    • Blogger Hibah Buku

Kamis 29 Mei lalu, saat melihat time line di twitter teman, saya menemukan informasi mengenai dibutuhkannya calon tim ekspeditor Gerakan Sejuta Data Budaya (GSDB). Saya tidak mengetahui apa itu GSDB, berbekal eposter yang saya temukan, saya membaca sedikit demi sedikit informasi yang ada di e-poster. Membaca satu persatu syaratnya, saya juga menampilkannya di facebook.

Diutamakan yang belum berkeluarga

Usia tidak lebih dari 35 tahun
Siap melakukan aktivitas pendataan budaya tradisional
Tidak diwajibkan memiliki kemampuan mumpuni dlm fotografi, video, mendaki, dll
Peserta akan menyediakan peralatan standar ekspedisi:
Kamera Digital (min. 8MP)
Kompas
Ponsel/alat lain berfungsi sebagai GPS
Ponsel/alat lain berfungsi sebagai voice recorder
Peserta membuat essay 2 halaman (spasi 1.5, font Times New Roman 12) tentang tujuan ekspedisi yang ingin kamu datangi

Peserta sudah memahami tentang Gerakan Sejuta Data Budaya. Bahan yang wajib diketahui :

http://www.budaya-Indonesia.org
http://www.sejutadatabudaya.com
twitter : @sobatbudaya
twitter : @infobudaya
Peserta memberikan pernyataan kesediaan untuk menjadi ekspeditor
Peserta diundang ke acara Launching 9 Juni, Bandung (akomodasi ditanggung Panitia)
Peserta berada di Bandung 2 hari 1 malam (atau tergantung jadwal penerbangan)
Peserta akan dilantik untuk resmi menjadi tim ekspedisi daerah

Sementara daerah yang menjadi tujuan ekspedisi itu ada 10 daerah,

1. Sumatera Barat
2. Kalimantan Tengah
3. Banten
4. Ponorogo
5. Sukoharjo
6. Banyuwangi
7. Yogyakarta
8. Bali
9. Ciptagelar, Sukabumi
10. Kampung Naga, Tasik

Salah satu syarat yang menjadi berat buat saya adalah ketika diharuskan menulis essay. Saya tidak pernah menulis essay, saya juga tak bisa membayangkan essay apa yang akan saya tulis, padahal jelas-jelas di situ disebutkan tentang tujuan ekspedisi yang ingin kamu datangi. Jadilah hari Jumat kemarin seharian saya berpikir, berpikir hendak menulis apa? Cuman mikir nggak nulis-nulis -_-. Malamnya, setelah maghrib, baru saya memaksa diri sendiri untuk menulis. 

Setelah menulis status di facebook, meminta pendapat dan masukan teman tentang essay, saya langsung  memaksa diri menulis. Mas Hakim dan Mbak Prit mengirim inbox di facebook, menjelaskan tentang essay, bahkan, Mbak G Siahaya mengirimkan file materi tentang essay. Terima kasih banyak buat semuanya.  Salah satu teman di Jawa Tengah, Purwodadi tadi malam juga sama ikut menulis essay dan mendaftarkannya. Saling menyemangati melalui inbox. Bismillah, apa pun hasilnya, kami berdua berusaha semampu kami.

Hal sederhana yang mendorong saya untuk mengikuti GSDB, ingin mengetahui sedikit tentang kebudayaan. Iya, sedikit aja. Karena siapa tahu dengan mengetahui sedikit mengenai kebudayaan saya bisa lebih mengenal kebudayaan sendiri, kebudayaan Indonesia. Jadi, nanti diharapkan saya tidak akan berteriak-teriak mengenal kebudayaan sendiri setelah disenggol luar negeri

Apa pun hasilnya nanti, bismillah saja, yang penting saya sudah berusaha ^_^
Di sebuah tempat, saat saya dan beberapa teman sedang sibuk menyusun buku, seorang anak berusia sekitar 10 tahun hilir mudik keluar masuk ruangan. Ia sibuk memilih-milih buku untuk dibaca. Buku yang diambilnya tipis saja, sepertinya ia tak butuh waktu lama untuk membacanya. Lagi pun, di depan ruangan ada kakak-kakak cantik dan ganteng yang menemani sang adik membaca.

Di ruangan tersebut, ada juga seorang guru yang berbincang dengan kami. Ketika anak muridnya sibuk memilih buku, sang guru pun bercerita mengenai muridnya tersebut. Katanya, murid terseb ut prestasi akademiknya tak seberapa. Kata lain dari yang diceritakannya adalah bodoh. Kami senyam-senyum saja mendengar ceritanya. Sang guru juga mengingatkan kami dalam menyusun buku, cerita komik yang katanya tak mendidik jangan diletakan pada susunan paling depan.

Kami manut saja, mengubah posisi susunan buku, meletakan buku-buku cerita inspiratif di bagian depan dan menyusun kembali cerita komik di bagian belakang. 

Besoknya, ketika kami berbincang di bawah pohon mangga kembali membicarakan kejadian sehari sebelumnya. Sebelum kami meletakan buku-buku di jejeran rak, tentunya kami sudah memilah-milah mana buku yang layak dibaca untuk anak-anak. Buku yang diminta jangan diletakan di depan itu komik scooby doo, komik petualangan yang menurut saya itu komik yang keren. Teman-teman lain juga menganggap itu buku yang cocok untuk anak-anak, sesuailah untuk bacaan anak. Eh, tapi itu menurut saya dan teman-teman dan pendapat kami tak sama dengan sang guru yang mengingatkan kami kemarin.

"Eh, padahal, kan, kalau bisa anak-anak dibebasin aja, ya, baca bukunya. Itu kalau monoton bacanya anak-anak juga bosen," Ijal menimpali kami ketika bercerita. 

Guru dan buku, seyogyanya saling berkaitan. Ketika guru adalah orang yang menjadi panutan, maka buku juga merupakan panutan melalui bacaan. Memberikan kebebasan membaca kepada anak-anak, serupa juga dengan memberinya kemerdekaan untuk belajar banyak hal. Tak melulu belajar itu-itu saja yang terkadang menurut orang tua (atau guru) baik adanya, tapi membosankan bagi anaknya.

Semoga saya bisa belajar dari banyak hal, dari hal-hal yang saya temukan dari banyak keadaan.

Resep Ikan Tongkol Suwir ini saya pelajari dari Emak. Lupa awalnya bagaimana ketika saya mulai mencicipi maskaan Emak yang ini. "Enak" pikir saya. Tapi saya membayangkan sulit membuatnya. Ikan tongkol yang disuwir-suwir, entah bagaimana ceritanya. Lantas saya coba memasaknya, tapi rasanya sangat jauh dari masakah Emak saya. Tentunya, itu ketika saya masih sekolah-sekolah dulu.

Beberapa waktu lalu saya sempat memasaknya, ketika di rumah tersedia ikan tongkol kiriman Budhe saya dalam jumlah yang banyak. Sebelum disuwir-suwir, saya merebus terlebih dahulu ikan tongkol tersebut dengan campuran garam dan asam kandis. Saya juga membiarkan ikan ini dua hari berada di kulkas, meski sesekali dihangatkan. Tujuannya supaya asam dan garam yang direbus bersamaan meresap dalam ikan.

Bahan-bahannya

Beberapa  potong ikan tongkols yang sudah direbus

11 biji bawang merah

21 biji cabe merah (ulek jangan sampai halus bersamaan dengan bawang merah)

Sedikit asam jawa

Garam dan gula secukupnya

Cara memasak ikan tongkol suwir. Ambillah beberapa potong ikan tongkol yang sudah direbus. Kemudian goreng. jangan lama-lama ketika menggorengnya, supaya hasil ikannya tidak keras. Setelah digoreng, suwir-suwir ikan. Jangan terlalu kecil, baru kemudian singkirkan.

Tumis cabe dan bawang merah yang sudah diulek. Setelah naik minyak, masukan air asam. Tambahkan garam dan gula. Setelah air berkurang, masukan ikan. Aduk-aduk rata dan ikan siap diangkat.

Yah sudah, resepnya itu aja. Iseng nulis resep masakan :D


Foto ini saya dapatkan tadi malam dari file hape yang udah hilang. Hape yang saya pegang itu punya Om Mas Arif, abis buat ngider keliling buat foto-foto :D :P

Kemarin, saya SMS-an dengan teman, membahas sedikit tentang tulisan saya kemarinnya yang ini. Pesan pendek yang disampaikannya, “Mungkin dia nda mau hapenya dibajak Kanaz, ahahahaha,” mendapat  pesan tersebut saya tertawa sambil membalasnya. Saya dan teman ini akrab, kami saling dan sering menyapa di group whatsapp (WA). Dulu ada dua group WA yang saya aktif di dalamnya. Semestarian dan Hibah Buku. Di situ kami sering becanda dan ketawa nggak jelas. Atau paling parah adalah ketika ketemu hapenya dibajak oleh yang lain.

Pernah hapenya dibajak teman? Saya pernah, tapi teman-teman dekat aja. Teman-teman yang ada di dua group WA tadi. kalau saya pernah dibajak hapenya, saya justru lebih dikenali di lingkaran teman-teman dekat di group WA sebagai tukang mbajak hape. Iya, lingkaran teman-teman dekat. Bukan teman yang baru kenal kemarin sore atau teman yang sudah kenal lama tapi jarang bercengkrama. Eh, tapi saya jadi tukang mbajak hape, yah, ketularan sama Kak Suraip.

Jadi, pada suatu hari, Kak Aip pegang hape saya. Saya, sih, cuek aja ngelihatnya. Lah, pas lihat di group, rupanya pesan dari saya itu pendek saja, tulisannya begini; “Kak Aip ganteng” Hyak Ampunnnn.... -_-  atau pada suatu ketika, ketika Arie2 sedang menemani Kalisda ke Jakarta, dengan mudahnya iya memegang hape Kalisda kemudian ngoceh nggak jelas di group WA sambil memajang foto-foto aibgenic kalisda yang sedang berbelanja. Lihatlah betapa jahilnya kami masing-masing....

Sejak kejadian tersebut, ketika bertemu satu sama lain kami saling berebut membajak hape kalau ada kesempatan. Jadi, jangan sekali-sekali meletakan hape semaunya kalau tidak mau dibajak. Tapi paling sering yang melakukan keburukan ini adalah saya. Atau paling buruk, ketika kami berkumpul, satu sama lain tukeran hape, kami ngobrol a-z. Sementara teman-teman di group WA yang berada di luar kota, menyangka yang menulis adalah  masing-masing dari kita. Padahal, nyatanya bukan. Ini kerjaan saya sama Kaijal waktu di Jogja, nanti teman-teman yang lain disuruh nebak, ini siapa, itu siapa? :D

Tapi dari sekian banyak teman-teman di group WA, sayalah yang paling iseng. Sayalah yang paling sering meraih hape mereka ketika berkumpul kemudian menyapa ini itu di group. Teman-teman hapal itu dan mereka selalu hati-hati ketika bertemu saya,

“Awas, hapenya dibajak Kanaz!”

Atau paling sering, ketika mereka memegang hape saya, dengan suka cita mereka akan membalas keisengan saya. Sayangnya, teman-teman banyak yang sering gagal membajak hape saya. Meskipun sudah dipegang, tetap saja mereka kebingungan,

“Eh, ini hape Kanaz aku pegang, mau nulis apa, yah?” nah lho! ^_^ :P

Urusan bajak membajak hape, bisa jadi saya paling kreatif kalau di group kami J Arie, pernah sebal ketika malam menuju Kediri. Hapenya ia titipkan kepada saya, tapi saya malah mengabarkan di group kalau Arie itu berisik di kereta. Senewenlah Arie kepada saya, saat saya hendak meminjam hapenya ia selalu menolak, “Nggak maulah, nanti Mbak Anaz pake buat ngerusuh lagi,” saya nyengir aja :P

Tapi besoknya di Kediri, ketika saya kembali meminjam hape kepada Arie untuk memotret dengan rela hati ia memberikannya.

“Rie, pinjem hapenya buat motret,”

“Ambil aja, Mbak, ada di tas.”

Saya dan kami atau lebih kepada saya pribadi, sering membajak hape orang lain. Tapi kami tahu batas privacy kami masing-masing. Sama ketika kami upload foto aibgenic, kami juga hanya menguploadnya di group saja.


Ah, sudahlah bercerita tentang bajak membajak ini. Semoga hape masing-masing tak ada yang hilang lagi. Aamiin...

Nah itu saya emang suka iseng begitu :D, itu bukan hape saya ^_^

Semua foto-foto di atas dijepret sama Kaindri. Selain saya mbajak hapenya Om Mas Arif, saya juga mbajak hapenya Kaindri :)

Nah, ini kalau ngumpul sama teman-teman Semestarian, kalau kayak gini mesti hati-hati jaga hape :D
Kemarin terkejut ketika membuka facebook menemukan ini, rupanya ada yang mencari-cari saya hehehe. Maafkan saya, Kak Lisdong :)

29 April lalu, hape saya kembali hilang dicuri orang. Kronologi kehilangan hape ini mungkin sangat menyebalkan untuk hari itu. Ya, hari Selasa, 29 April 2014 bisa jadi hal yang sangat menyebalkan. Sedianya, hari itu saya akan hadir di acara Nangkring Bareng PU bersama Kompasiana. Sebelum berangkat, saya sms Kak Ria dan Pak Dian Kelana, menanyakan kendaraan apa yang harus saya naiki menuju ke sana. Setelah mendapatkan petunjuk dari pak Dian, saya menuju Lebak Bulus. Dari Lebak Bulus Saya menaiki bus Kopaja  menuju Blok M.

Bus tersebut kosong saja. Tak jauh bus berjalan, ada seorang bapak-bapak naik, ia langsung duduk di samping saya. Saya sebal, kursi sekosong-kosong itu, kenapa ia duduk di sebelah saya. Saya sebal, bau badan bapak-bapak itu yang menyengat membuat saya tambah sebal. Akhirnya, saya pindah tempat duduk. Malangnya, bapak-bapak itu kembali mengikuti saya. Bertambah dua senti kesebalan saya. Tapi saya mencoba berbaik sangka dengan bapak ini, meski badannya bau saya tahan-tahanin aja :D :P Tas saya pegang erat-erat, tapi bodohnya saya sesekali lihat hape dan bapak berbau badan itu melihat jelas di mana saya meletakan hape. Kantong depan tas gendong saya!

Turun di Blok M, saya lalai. Saya letakan tas gendong saya di punggung. Saya sungguh lupa kalau sudah lupa dengan bapak berbau badan itu. Ketika hendak turun itulah sang bapak mendorong saya, dengan mengoceh nggak jelas ia berteriak-teriak. Turun di Blok M, saya merogoh kantong depan tas, dan hape sudah tiada. Duh, rupanya sambil mengoceh dan berteriak-teriak itulah ia merogoh tas saya dan mengambil hape di tas saya.Saya langsung pulang, tak jadi menghadiri Nangkring bareng. Yang terpikirdi kepala saya adalah mengganti semua password jejaring sosial yang ada di hape, karena semuanya belum log out.Di tas, selain ada hape yang saya letakan di kantong depan juga ada kamera SLR, tapi meletakannya di dalam, jadi kamera aman. Alhamdulilah....

Buat teman-teman yang lain, yang menggunakan hape cerdas, mohon untuk lebih berhati-hati. Kalau bisa selalu log out untuk jejaring sosialnya. Dan yang paling penting, lebih hati-hati ketika di Kopaja atau pun metromini. Tapi kejahatan tak hanya berlaku di Kopaja atau pun metromini, karena minggu kemarin bertemu dengan teman, ia menceritakan kalau hapenya dijambret sewaktu ia sedang online di jalan. Masya Allah...

Yah, begitulah, hape saya hilang. Senin malam sebelumnya saya chating dengan Mas Hakim, saya ingat penutup chat malam itu, saya minta didoakan berhati seluas samudera dan selalu belajar ikhlas. Mas Hakim mengiyakan, sambil mengucapkan minta sama-sama didoakan. Ini seperti uji nyali keikhlasan hehehe :)

Sulitnya ketika kini saya tak menggunakan hape cerdas, saya jarang online. Saat itu, saya juga sedang persiapan ke Kediri, bisa dibayangkan sulitnya komunikasi dengan teman-teman. Akhirnya, sementara saya membajak hapenya Kakak. Terima kasih, Kak Dan kini, saya tak lagi memegang hape Kakak. Saya kembali ke asal, menggunakan hape yang hanya bisa SMS dan telpon saja. Dengan keterbatasan hape yang saya pegang sekarang, teman-teman dekat mengatakan sulit menghubungi saya. Banyak teman juga yang menanyakan kenapa whatsappnya tidak dibalas. Maafkan saya, teman-teman... Sementara ini saya meliburkan diri dari whatssapp :)

Ada hal yang membuat saya sedikit berkecil hati perihal hape ini, hal spele memang. Biasanya, saya ini suka motret dari hape, meski membawa kamera ada kalanya saya lebih suka memotret menggunakan hape. Lebih mudah. Minggu lalu, saya duduk-duduk dengan beberapa teman. Salah satunya teman akrab. Ketika melihat sesuatu hal yang menarik, saya ingin memotretnya. Terpikir untuk meminjam kamera hape dari teman di sebelah saya, padahal di tas saya ada kamera.

"Eh, pinjem kamera hapenya dong," teman saya itu lama merespon. Lantas sambil memegang hapenya ia menjawab,

"Nggak ada kameranya. Aku dah hapus," ujar teman saya itu.

"Owh..." Saya ber owh panjang, tak berpikiran lebih-lebih, yang pasti saya percaya saja dengan kalimatnya. Esok paginya, baru saya ingat kalau teman tersebut sempat memotret sebelumnya menggunakan hape. Kamera di hapenya ada, tidak dihapus seperti yang dia bilang ketika saya meminjam. Ya Tuhan... saya bengong :) saya SMS dengan teman tersebut, lain kali kalau nggak boleh pinjam bilang aja, nggak usah pakai bohong segala, kayak sayanya ini anak kecil aja :)

Kejadian kecil ini membuat saya berpikir, ada kalanya tak semua orang yang kita anggap teman, atau teman akrab dia tak menganggap kita sama sekali. Saya mengingat kembali kepada diri sendiri, mungkin di waktu yang lain saya juga pernah tak menganggap orang lain yang menganggap saya teman. Apa saya marah? Iya, saya marah dan hilang respect kepada teman saya. Tapi saya tak boleh membencinya. Ingat kata Nek Kiba dalam bukunya Amelia (serial Anak Mamak) kita tak boleh membenci orang lain, bahkan dengan musuh sekali pun. Maka untuk semua teman, yang mungkin kerap kali saya lupakan mohon maaf atas segala kehilafan. Untuk nomor hape, saya kembali menggunakan nomor xl dengan akhiran 7914.

Yang nulis status di atas namanya Kiki, dia hapenya juga ilang waktu di stasiun Senen sepulang dari Kediri  (kita pulangnya gak bareng, sih) nah, Kak Aip ini membekainya hape, Nokia C3. Tapi, besoknya ketika saya pulang ke Jakarta, Kiki SMS saya, dia bilang kalau hape nokia biar saya aja yang pake, karena dia sudah ada hape. Saya sebetulnya sangat terharu ketika mendapatkan SMS dari Kiki, tapi saya tak membalas SMSnya. Dan Kiki pasti menganggap saya marah kepadanya. Terima kasih, Ki . Selain Kiki, ada juga teman lainnya yang sebelumnya menawarkan memberi balckberry (BB) pearlnya. Ini sudah lama ditawarkan sejak hape saya hilang, tapi saya belum punya kesempatan menemuinya. Terima kasih kepada teman-teman semuanya. Terima kasih atas kebaikannya, ketika saya meminjam kamera hape dibohongi sudah dihapus, tapi teman-teman memberikan saya hape :) ^_^ maka nikmat Tuhan manalagi yang aku dustakan :) menunggu hape dari Kiki :)



Ini sudah tanggal 24 Mei, terlewat sudah delapan hari dari tanggal 17 Mei. Iseng membuka catatan-catatan lama di kompasiana. Awalnya sengaja mencari tulisan-tulisan fiksi, ingin menulis fiksi lagi niatnya. Tapi saya sampai di postingan 17 Mei 2013, Meriahnya Hari Buku Nasional di Kediri. Saya membaca kembali dari atas ke bawah tulisan tersebut juga kembali mengingat kronologinya dari awal sampai akhirnya saya menuliskan postingan tersebut. Dan saya mengingat perjalanan yang sudah delapan hari berlalu.

Kamis, 15 Mei saya bersembilan dengan teman-teman yang lain, Kak Ayu, Kak Aip, Kak Aty, Kak Kiki, Kak udin, Kak Ijal, Kak Arie, Kak Ito berangkat dari Stasiun Senen menuju Kediri menaiki kereta Matarmaja ekonomi. 

Setahun lalu, ketika saya berkunjung ke Kediri menghadiri event Harbuknas yang diselenggarakan oleh Mas Naim tak pernah berpikir  kalau setahun kemudian saya akan kembali ke Kediri tepat di tanggal yang sama, Harbuknas. Bermula dari sumbangan salah satu donatur Hibah Buku yang ingin menyumbangkan dana untuk membeli buku ke Kelud, akhirnya saya mengajak teman-teman yang lain yang bisa memberikan edukasi untuk anak-anak.  Kak Aip yang jago astronomi, Kak Udin yang pinter sanstrik dan kak Chipto yang bisa funtivasi dan tak lupa teman-teman yang lain, yang bersama mereka kami semua menjadi ada dan bisa melakukan kegiatan.

Setelah pembelian tiket dan pencarian tambahan dana dari para donatur untuk yang lain terpenuhi, akhirnya berangkatlah kami pada 15 Mei ke Kediri. Melihat kalender, ternyata berbarengan dengan 17 Mei, akhirnya diambil moment Harbuknas dengan tema Bersenang-senang Dengan Buku Ceria Bersama Ilmu kami menyumbangkan buku di SDN Kebonrejo II, Desa Panggungsari, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri. Desa Panggungsari berada di 7 KM dari Kelud.

Momen yang dibidik memang sengaja 17 Mei bertepatan dengan Harbuknas. Sebelum berangkat Kak Aip dan Kak Ijal sempat menyarankan kalau nanti kita akan mengadakan upacara di sana dan teman-teman yang hadir diminta menggunakan seragam Sekolah Dasar (SD) Bayangkan, sudah berapa puluh tahun teman-teman tidak menggunakan seragam SD tersebut? :) ide itu disambut baik, semuanya membawa seragam SD kecuali saya sama Arie :)

Sampai di stasiun Kediri jam tiga pagi, kami semua harus menunggu dijemput oleh Mas Puguh, teman dari blogger Kediri yang akan menjemput kami bersama dengan Pak Novan. Menaiki pick-up menjelang jam enam pagi kami semua menuju Desa Panggungsari SDN Kebonrejo II. Sampai di Desa Panggungsari pukul delapan pagi, Alhamdulilah kami disambut baik oleh pihak sekolah. Menunggu pukul sembilan di mana kami akan mulai mengadakan acara masing-masing dari kami mempersiapkan diri, mandi dan menyiapkan yang lainnya.

Jam sembilan lebih, kami mulai membuka acara. Sesi perkenalan dilanjutkan dengan funtivasi oleh Kak Chipto. Pada sesi funtivasi ini, anak-anak diajak bermain dan diselipi motivasi.

Cerita bersambung ^_^

Foto-foto kegiatan lengkap ada di sini
10 Maret 2014 sebuah email dengan subjek "JEMPUTAN MEDIA: PESTA CANDAT SOTONG ANTARABANGSA TERENGGANU 2014 (11 - 17 April 2014)" masuk ke inbox saya di gmail. Saya membuka dan membaca email tersebut perlahan-lahan. "Barangkali saja ini email spam yang nyasar ke inbox" pikir saya. Dari atas ke bawah, lanjut bawah ke atas saya bolak-balik membaca isi email tersebut. Sedikit bingung dengan kalimat Candat Sotong, tapi sedikit paham dengan logo yang ada di bawah email, GayaTravel, Cuti-Cuti Malaysia, Visit Malaysia 2014 dan lain-lain mengenai Malaysia ada di bawahnya. Tak lupa juga kalimat Tourism Terengganu yang berada di atas pengantar email.

Di bandara Sultan Mahmud Terengganu, para peserta dijemput oleh para panitia :)

Di dalam email tersebut juga dicantumkan serta tiga buah attachment yang berisi undangan, itinerary juga selembar lagi formulir partisipasi. Saya langsung mengintip satu demi satu tiap attachment dan yang pertama kali saya buka adalah itinerarynya. Ya Tuhan.... saya langsung bengong dan surprise, Pulau Redang, Tasik Kenyir, Museum Terrengganu, Masjid Kristal dan banyak lagi menjadi agenda dalam itinerary juga tak kalah menarik adalah candat sotong! Ya, Candat sotong alias memancing cumi! Ini undangan nggak salah alamat, kan? Pikir saya.

Saya langsung mengirim pesan melalui whatsapp kepada Anas Abas, menanyakan perihal jemputan pesta candat sotong yang dikirim ke email saya. Apakah benar adanya dan bagaimana dengan transportasinya. Dan jawaban Anas Abas, yah, me,ang benar mengenai jemputan tersebut dan akomodasi ditanggung semua oleh panitia. Saya langsung garuk-garuk kepala dan cengar-cengir sendiri tak lama kemudian langsung whatsapp Novi yang juga sama-sama mendapatkan undangan serupa.

Masih ingat tentang perjalanan ke Malaysia bulan Maret lalu ke majlis jemputan Sepetang Bersama Blogger? Dalam majlis itulah saya bertemu Anas Abas, salah satu pengelola gayatravel magazine yang juga menjadi EOnya kerajaan Malaysia untuk pariwisata. Anas Abas duduk tepat di sebelah saya, dari bincang-bincang sedikit dalam Majlis SBB, Anas Abas berujar akan menjemput saya dan Novi dalam majlis Pesta Candat Sotong yang akan dilaksanakan pada 11-17 April. 

Setelah pulang ke Indonesia, saya tak berharap banyak dan melupakan begitu saja obrolan kami. Tapi tak dinyana, undangan ke Terengganu benar-benar datang. Alhamdulilah...

Jumat, 11 April 2014 bersama dengan Novi dan Mas Yudas kami berangkat ke Malayaisa dari bandara Soekarno-Hatta menggunakan penerbangan Malaysia Airlines. Menurut Anas Abas media dan blogger Indonesia yang diundang 10 orang (setelah sampai di Malaysia baru kami tahu ada 13 orag yang diundang) blogger Indonesia ada empat orang (saya, Novi Syauqi dan Mbak Olyv) Nah, kalau Mbak Olyv sama Syauqi ini memang blogger traveller, sementara saya dan Novi adalah blogger nyasar hehehehe.... Dan tentu saja, ratusan peserta baik dari media dan blogger datang dari berbagai negara lainnya.

Seminggu di negeri orang dengan jadwal full jalan-jalan, tentunya tak cukup diceritakan dalam satu postingan. Dan postingan ini menjadi pembuka cerita jalan-jalan di Terengganu Malaysia. Semoga dengan hilangnya handphone yang berisi catatan-catatan kecil selama perjalanan tak membuat saya enggan untuk menuliskan, karena lupa di ingatan :)
17 Mei adalah Hari Buku Nasional (Harbuknas) menurut beberapa sumber, Harbuknas diresmikan pada tahun 2002 oleh Mendiknas, Ahmad Malik Fajar. Sejak Harbuknas diresmikan, gaungnya tidak begitu terlihat. Ia tenggelam begitu saja, tidak banyak juga media yang mengekspos Harbuknas. Berbeda dengan pamor Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada tanggal 2 Mei, juga Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap tanggal 21 Mei.

Untuk memperingati Harbuknas tersebut, kami dari Blogger Hibah Buku bekerjasama dengan teman-teman komunitas dari Adam n Sun, Sainstrik, Warung Blogger juga Blogger Kediri akan mengadakan kegiatan,Harbuknas Bersama Blogger Hibah Buku dengan tema Bersenang-senang Dengan Buku, Ceria Bersama Ilmu. Kegiatan ini akan dilaksanakan di SDN Kebonrejo II, Dusun Panggungsari, Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri juga di lingkungan masyarakat Dusun Panggungsari, Desa Kebonrejo, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri.

Dalam kegiatan ini, kami tak hanya berbagi buku, tapi ada juga serangkaian acara yang akan kami lakukan. Di antaranya adalah


a. Berbagi buku
Simbolik penyerahan sumbangan buku dari donatur bertempat di SDN Kebonrejo II, Dusun Panggungsari, Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri juga penyerahan buku di Pura yang berada di lingkungan masyarakat Dusun Panggungsari, Desa Kebonrejo, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri.

b. Sainstrik
Sainstrik akan mempraktekkan beberapa eksperimen menarik dan menyenangkan dan akan diakhiri dengan pembuatan flying lantern hasil kreasi dari pemateri.

c. Funtivasi
Sebuah permainan dan motivasi.

d. Astronomi
Pengenalan astronomi dasar dengan pemateri dari Adam n Sun yaitu sebuah kelompok sosial edukasi yang mempunyai program menyebarkan ilmu astronomi ke pelosok daerah di seputar Banten, dengan praktek lapangan yaitu pengamatan langit (Star Party).

e. Games
Games edukasi yang akan dilakukan oleh teman-teman Blogger Kediri

f. Dreamtrigger
Dreamtrigger adalah kegiatan yang bersifat motivasi dengan aplikasi berupa interaktif sharing dipadu dengan pemutaran cuplikan film-film pendek yang diambil dari kisah nyata yang menginspirasi. Sebelumnya para peserta ditugaskan untuk menuliskan apa yang menjadi mimpi dan cita-cita mereka tersebut, kemudian mereka diminta untuk membacakannya di depan forum tanpa rasa malu.

Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 16-17 Mei. Buat teman-teman kompasiana yang berada di wilayah Kediri dan sekitarnya, yuk, datang dan ikut bergabung. Atau yang dari Jakarta dan sekitarnya bisa juga bergabung bersama kami, kami berangkat dari Jakarta Kamis, 15 Mei 2014 dari Stasiun Senen.

Buat teman-teman yang nggak bisa ikut datang, bisa juga ikut berpartisipasi menyumbangkan dana untuk menambah beli buku, peralatan rak juga hadiah untuk adik-adik di sana. Sumbangan bisa dikirim ke rekeningnya Babeh Helmi, BCA KCU Green Garden 253 1201 606 Atas nama Helmi Budi Prasetiyo.
Yuk, berbagi buku berbagi ilmu, berbagi keceriaan di Harbuknas.


Demo pembuatan Flaying Lattern oleh teman-teman @Sainstrik
Demo pembuatan  flying lantern oleh teman-teman @Sainstrik



Flaying Lattern
 flying lantern
Dream Trigger
Dream Trigger
Funtivasi

Galileo JR (Astronomi)
Galileo JR (Astronomi)

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Teman-teman

Sering Dibaca

  • Minyak Gamat Bukan Hanya untuk Obat Luka
  • Antara Itik Bali dan Miyabi
  • Blogger Return Contest
  • Laskar Pelangi, Pilihan KBO 2
  • Indahnya Sebuah Persaingan

Harta Karun

  • ►  2021 (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2020 (10)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2019 (41)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (5)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2017 (21)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (63)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (23)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2015 (137)
    • ►  Desember (25)
    • ►  November (20)
    • ►  Oktober (34)
    • ►  September (19)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (9)
    • ►  Januari (7)
  • ▼  2014 (52)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ▼  Mei (8)
      • Ikutan Mendaftar di GSDB
      • Guru dan Buku
      • Resep Ikan Tongkol Suwir
      • Tukang Mbajak Hape
      • Ketika Handphone Kembali Hilang
      • Delapan Hari Dari 17 Mei
      • Seminggu, Jalan-Jalan Gratis ke Terengganu
      • Yuk, Mengikuti Harbuknas di Kediri
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2013 (40)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (12)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
  • ►  2012 (74)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (14)
  • ►  2011 (87)
    • ►  Desember (10)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (18)
    • ►  September (13)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2010 (141)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (12)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (17)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (17)
    • ►  Februari (18)
    • ►  Januari (23)
  • ►  2009 (124)
    • ►  Desember (11)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (17)
    • ►  Juni (14)
    • ►  Mei (16)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (12)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2008 (105)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (16)
    • ►  Mei (19)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (22)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2007 (30)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (13)
    • ►  September (12)
    • ►  Agustus (2)

Kategori

Ads Blogger Hibah Buku Celoteh Cerpen Featured GayaTravel KBO komunitas Murai Perjalanan Piknik Buku Pojok Anaz Reportase resep reveiw Semestarian Serial Sosok Teman TKW TripGratisan Volunteer

Catatan Anazkia By OddThemes | Turatea.com