Aku ingat, dulu kita kerap duduk
di atas bukit berdua, menunggu senja berubah warna sampai menjadi gulita. Saat
gulita menyapa, dalam remang senja kita akan berlarian menuju ke desa. Melalui surau
di mana Pak Imam sudah melewati raka’at pertama. Kita akan terus berlari ke
rumah masing-masing, engkau akan mengambil sarung kotak-kotak pemberian ayahmu dan aku segera mengambil
mukena warisan ibuku.
Alhamdulilah...
Alhamdulilah, ketika saya ditemukan dengan orang-orang yang baik. Orang tua yang baik, yang selalu mendoakan saya, majikan yang baik juga teman-teman yang baik. Teman juga sahabat saya yang dulu mengajari saya membuat blog, Arwani yang bahkan sampai sekarang saya tak pernah bertemu dengannya. Kebaikanmu, Insya Allah akan selalu saya ingat :) Jadi, tulisan ini berisi larik-larik kalimat terimakasih kepada beberapa orang juga beberapa foto :)
Tulisan ini saya usung dari kompasiana, sebetulnya pagi tadi saat menulisnya saya di blogspot dulu, tapi saya usung ke kompasiana. Kenapa harus nulis di sini dulu? Karena kalau nulis di sini lebih aman, saat laptop mati mendadak berbanding ketika saya harus menulis di words maupun dashboard kompasiana sendiri. Jadi, inilah cara termudah berdepan dengan laptop yang sering mati mendadak :) hehehe
Alhamdulillahirobbil’alamin
Setelah melewati beberapa fase, pertama, kedua dan ketiga, kali ini Blogger Hibah Sejuta Buku sampai juga ke fase empat. Seperti sudah diketahui sebelum-sebelumnya bahwa pada fase pertama (2009) BHSB menuju sebuah tempat kepulauan Meranti-Riau, kemudian lanjut kepada fase kedua yang mengambil tujuan di Papua (oktober-desember 2011) Lantas lanjut ke fase ketiga, di mana kita kembali menuju sebuah sekolah terpencil di kedalaman Manusela (februari-april 2012) Maka pada fase ke empat ini kita akan kembali menuju sebuah tempat, yaitu di Aceh. Yah, di Aceh dengan beberapa sekolah yang akan kami tuju.