Kembali ke Negeri Sendiri
Sebuah pemandangan yang bisa kita saksikan ketika berada di Kedutaan Besar Republik Indonesia di jalan Tun Razak Kuala Lumpur.
Senin lalu, saya mengantar Mbak Karyatun, ke KBRI untuk membuat perpanjangan passport. Mbak Karyatun, bekerja dengan anak majikan saya.
Ada pemandangan yang tak berubah saat berada di KBRI tersebut, banyaknya orang juga antrian sejak di luar sampailah di dalam ruangan. Gambar di atas, itu saya jepret beberapa tahun lalu dan kemarin, saat saya berada di sana pemandangan masihlah sama. Ribuan orang-orang Indonesia yang antri untuk urusannnya. Baik untuk perpanjangan passport para pekerja maupun para pelajar juga ekspatriat dengan segala urusannya.
Hiruk pikuk keadaan di tempat pembuatan passport ini kerap membuat saya pening kepala saat berada di dalamnya. Tak hanya pening, kadang juga sempat terpikir "Indonesia dengan luas negara 10 kali lipat besarnya Malaysia, kenapa begitu banyak penduduknya justru mengais rezeki di negeri tetangga?" Ah, membuat soalan itu kadang hati ini perit sendiri. Jawaban sederhana dari soalan tersebut adalah ketiadaan lapangan pekerjaan yang disediakan pemerintah. Maka tak heran, saat warganya lebih rela berduyun-duyun ke negeri tetangga.
Lebih dari 1, 2 juta Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia yang bekerja di beberapa sektor. Baik kuli bangunan, pekerja kilang (pabrik) cleaner juga pembantu rumah tangga. Ini terlepas dari 5000 jumlah tenaga ekspatriat juga 11.000 lebih pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di Malaysia.
Tak jauh dari tempat pembuatan passport, di tepi atau agak ke belakang sedikit, ada sebuah tempat yang diberi nama shelter. Di shelter tersebut, banyak teman-teman TKW yang bermasalah. Di situlah tempat penampungan sementara teman-teman tenaga kerja wanita yang bermasalah tinggal sementara sebelum dipulangkan ke Indonesia. Bukan satu dua jumlahnya, tapi terkadang ratusan pada waktu yang tak begitu lama. Setelah pulang sebagiannya, maka akan menyusul sebagian lainnya...
Kembali ke negeri sendiri, ada kalanya menjadi jawaban-jawaban saya saat merenungkan hal di atas. Tapi, apakah bisa meski sudah kembali ke negri sendiri untuk mengubah semuanya, kalau pada diri sendiri pun tak mau mengubahnya. yah, selain kembali ke negeri sendiri untuk mengubahnya kita juga wajib kembali kepada diri sendiri.
Kembali ke negeri sendiri, ada kalanya menjadi jawaban-jawaban saya saat merenungkan hal di atas. Tapi, apakah bisa meski sudah kembali ke negri sendiri untuk mengubah semuanya, kalau pada diri sendiri pun tak mau mengubahnya. yah, selain kembali ke negeri sendiri untuk mengubahnya kita juga wajib kembali kepada diri sendiri.
Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Indonesia Bangkit di BlogCamp
15 komentar
Saya telah membaca dengan seksama artikel diatas.
BalasHapusAkan segera saya daftar
Terima kasih atas partisipasi sahabat
Salam hangat dari Surabaya
Suwun, pak Dhe :)
Hapusjadikan negri kita sebagai tuan rumah sendiri, hehe ya kadang saya juga sempet terparkir buat menulis ttg apa yg sudah di tulis oleh mbak anaz di atas, kenapa dan kenapa? persoalanya kan begitu, apalagi kalau sudah muncul kasus kematian TKW di negri jiran....
BalasHapusSeharusnya, ini menjadi tulisan yang panjang :((
HapusHiksssss
Semoga suatu saat kau kembali ke Negeri ini dengan kebangkitan seutuhnya sebagai pribadi yo Mbak :)
BalasHapusAyo, Mbak, pulang.. Ciptakan lapangan kerja di kampung halaman..
BalasHapushujan batu di negeri sendiri, hujan bara di negeri tetangga, itu yang dirasakan oleh beberapa saudara kita, para TKI yang kurang beruntung. Kelak bila waktunya Mbak Anaz kembali, semoga bisa membantu saudara-saudara lainnya dengan menciptkan lapangan kerja, apapun bentuknya, seberapapun ukurannya, saya yakin Mbak Anaz bisa.
BalasHapusanas, pekan lalu aku ke johor. Tapi ndak sampai kuala lumpur. Antar temen yang mau buka bisnis di johor. Kapan2 bersualah kita ya
BalasHapusKembali pulang dan menikmati hidup di negeri sendiri Mbak.
BalasHapusSemoga dimudahkan segala urusannya ya Mbak :)
Ayo, Mbak, pulang.. Ciptakan lapangan kerja di kampung halaman..
BalasHapushehe
nek mbalik ke malaysia mbok aku dijak tho naz..
BalasHapussopo ngerti ada donatur pulsa..
aku masih mau tetap disini mbak :)
BalasHapusNelangsa sungguh nelangsa inikah yg namanya pahlawan devisa negara?
BalasHapussalam kenal dan sukses slalu yaaa...:)
BalasHapusSelamat kembali ke tanah air ananda
BalasHapusPersonal blog, kadang anti sama spammer yang hanya menyebar link. Lebih mengutamakan pertemanan antarpersonal. Komentar kembali dimoderasi masih banyak obat-obatan yang nyepam :D :P