Catatan Anazkia

Karena hanya tulisan yang bisa saya tinggalkan

  • beranda
  • Kisah
    • Serial
    • Cerpen
    • Celoteh
    • Reportase
    • Perjalanan
      • Gaya Travel
      • Trip Gratisan
      • Piknik Buku
  • Pojok Anaz
  • Murai
  • Sosok
  • komunitas
    • Volunteer
    • KBO
    • Semestarian
    • Blogger Hibah Buku
Nginget-nginget, kapan pertama kali nulis diari, kayaknya waktu SD, kelas tiga. Tapi saya nulisnya bukan pada diari khusus yang cakep-cakep itu, yang terpajang di etalase toko. Diari saya, cuma buku tulis biasa. Buku pelajaran sekolah yang murah. Nulisnya bukan aktifitas harian, tapi cuma puisi. Pas udah mau lulus SD, baru deh dapet buku diari yang bagus, yang ada kuncinya terus baunya juga wangi banget... Tapi sayangnya diari itu cuma buat nulis-nulis biodata temen. temen sekolah SD, sama temen yang ketemu di jalan (alias temennya, temen sekolah saya)

Beranjak remaja, masih belum punya diari khusus, nulis di buku diari pun tidak. Barulah pada tahun 2000, akhirnya saya membeli sebuah diari. Awalnya, buku diari itu untuk catatan pengajian, tapi berubah fungsi jadi catatan-catatan harian.
Tulisan tangan saya jelek, kadang saya minder sama temen-temen saya yang bisa nulis bagus-bagus. Tak hanya minder dalam tulisan, dalam dunia nyata, saya termasuk orang yang rendah diri. Bahkan sangat. Kalau saya membaca kembali catatan-catatan diari lama, betapa terasanya saya dulu, begitu rendah diri. Yah, rendah diri, bukan rendah hati. Bukan hanya itu, kadang saya juga melihat, kalau dulu saya cepat sekali berputus asa. 10 juni 2004, Sebuah pengantar (saya nggak tahu, kenapa menulis pada diari sampai dengan menggunakan kalimat sebuah pengantar. Mari kita lihat, pas membaca dan menulis kembali, ada yang bikin saya mewek, tapi setelah mewek, saya ngakak sendiri, ternyata, saya emang udah "gila" sejak lama, meskipun pendiam *diketok Mbak Aniez*) Segala puji hanya milik Allah SWT, Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan nabi besar kita, Muhammad SAW. Teman, kumulai ini dengan harapan, aku berjalan dengan impian, aku melangkah dengan sejuta cemas, sulit. Sangat sulit menuai kenyataan. yang kutemu kemalasanku, yang kusua kerapuhan jiwa, yang kudapat hanya kebodohanku. Bukan hal mudah, merubah impian menjadi kenyataan, tapi aku harus selalu optimis. Di awal halaman, pembaca mungkin akan tercengang, karena banyak menemukan kegilaan yang tidak gila. Yah, itulah aku, berusaha tidak menjadi gila karena memang aku tidak gila walau sebenarnya aku agak gila. Semoga yang membaca ini tidak merasakan kegilaanku dan tidak gila seperti layaknya orang gila. (ini yang bikin ngakak, asli ngakak kejengkang *kata Mbak Arie*)



Yang paling atas, diari pertama sejak tahun 2000, tahun 2007, ketika saya pulang ke Indonesia diari saya angkut semua ke Malaysia. Salah satu diari hilang di warnet hiks, padahal itu diari sekolah banyak puisi, bukan puisi-puisi mellow

Saya beneran nggak tahu, kenapa bisa seiseng gitu menulis kalimat. Kalau dipikir-pikir lagi, kok aneh yah? hehehe... Selain curhat-curhat duduls, saya juga suka nulis cerpen di buku diari. Sayangnya, cerpen-cerpen itu nggak pernah selesai. Kalau nulis puisi, puisi-puisi saya pasti tentang kekecewaan

Bernaung pada hati Sembunyi dari realita Lari dari kenyataan menyusup ke kubang penderitaan Luka ini sampai kapan? Derita ini sampai di mana? Nestapa ini kapan berhenti? Lara ini hendak ke mana? Aku berkaca pada nurani Aku bercermin pada hati...

13 juni, 2004.

Ya Allah... lah kok saya bisa-bisanya punya perasaan senestapa itu yaks? sungguh menyedihkan sekali. Ternyata, saya dulu begitu rapuh, rapuh sekali...  Selain puisi-puisi duduls dan tulisan nestapa, di buku diari saya juga ada oretan angka-angka. Dulu, saya rajin belajar sempoa, ngikutin anak majikan saya belajar.  Seperti yang sudah ditulis beberapa waktu lalu, pada buku diari juga, saya selalu menulis beberapa mimpi-mimpi saya. Mimpi tentang mengelilingi kota, mimpi tentang memiliki barang berharga (komputer, buat saya sangat berharga) Alhamdulilah sebagian di antaranya dapat tercapai. Kecuali dalam beberapa point, misalnya nomor 5, jadi penulis. Kok dari tahun jebot yah nggak terlaksana. Sebuah bukti, kalau saya susah bertanggung jawab untuk diri sendiri...  Nomor 36, beli buku yang banyak banget, belum kesampaian juga. Nomor 68, menjadi orang yang sabar, ternyata, belum juga. Dan yang terakhir, nomor 70 Insya Allah semoga telah saya dapatkan, yaitu mempunyai banyak teman dan sahabat. Kecuali sayanya, yang kadang nggak bisa ramah. Dulu, ketika saya menulis diari, tak pernah terfikir kalau saya bakalan bisa meraih apa yang saya tuliskan. Pun ketika pernah menulis ingin ke Malaysia, sama sekali tak terbayang, kalau saya akan tinggal bertahun-tahun di tanah Malaysia. Dalam buku diari, saya banyak menemukan mimpi-mimpi yang dulu hanya sebatas imajinasi. Ah, adakalanya, kita perlu berimajinasi, sejauh tidak berkhayal.l.


Notes kecil ini, dapet sewaktu pesta blogger, akhirnya saya bawa ke mana-mana dan di notes kecil itu juga, banyak kutulis nama teman-teman dunia maya

Sekarang, ke mana kaki kecil ini melangkah, sebisa mungkin meletakan buku kecil, atau paling tidak kertas dan pena tak lupa ada di dalam tas. Iseng-iseng pernah diikutkan lomba my silly diari. Alhamdulilah dapet bingkisan buku dan pia-pia hehehe. Di lapak sebelah, bukan di blogspot


Terburu-buru saya menaiki bus jurusan Merak-Kalideres. Kemudian mencari tempat duduk yang masih kosong. Siang itu, saya akan menuju ke Tanah Abang dan melanjutkan perjalanan ke Jogja.


Saya turun di Kebon Nanas, kemudian singgah sebentar di sebuah masjid untuk menjalankan shalat ashar. Lantas melanjutkan perjalanan dengan menaiki bus jurusan Tomang. Dengan keterbatasan yang ada, sebisa mungkin saya menuju Tanah Abang, tanpa harus tersesat. Alhamdulilah, meskipun tidak pernah ke Tanah Abang, kali ini tidak ada adegan nyasar.

Sampai di Tanah Abang, saya mencari teman-teman yang lain. Kemudian kami berkumpul di sebuah kedai makan, menunggu kehadiran Mbak Emma dan Mbak Ammy di mana mereka adalah sebagai trainer yang menerangkan beberapa hal tentang apa saja yang akan kami buat di Jogja nanti. Dari pihak MBC sendiri, di Jogja sudah ada dua orang. Tapi ia sudah di Jogja lebih dari seminggu. Menurut Mbak Ammy, relawan yang sudah bekerja lebih dari satu minggu, akan mengalami adrenalin rush, di mana dalam pengamatanadrenalin rush, relawan hanya dapat bertahan satu minggu, setelah itu ia akan tepar.

Bakda maghrib, kereta yang kami nantikan pun tiba dan segera beranjak meninggalkan stasiun.

Kami sampai di Jogja jam 9 pagi, Jogja, ternyata tidak seperti yang dikabarkan di televisi.

Sampai di posko dekat UPN (Universitas Pembangunan Nasional), kami disambut oleh Mbak Rika relawan MBC (Mom and Baby Center) yang sudah seminggu lebih berada di Joga. Gurat kelelahan tergambar jelas di wajah Mbak Rika. Setibanya di posko, kami tidak langsung menuju ke lapangan. Istirahat sebentar, kemudian mandi baru kami bergabung dengan tim lainnya. Kebetulan, MBC sendiri bekerja sama dengan Dhompet Dhuafa dan Layanan Kesehatan Cuma-cuma.

Setelah mengikuti briefing sebentar, kami langsung menuju posko pengungsian di UIN. Di sana, kami membuat assesment tentang kebutuhan para Ibu dan balita. Karena MBC sendiri, lebih mengkhususkan pertolongan kepada para Ibu dan balita. Membuat assesment, dengan menanyakan beberapa keperluan ibu-ibu membuatku berpikir, tentang arti sebuah bencana, buat kita yang tidak mengalaminya.



Sore hari, masih di hari yang sama. Saya dan Cici menuju ke Maguwoharjo, berdua kami meredah hujan, mencari kendaraan yang bisa membawa kami ke sana. Atas petunjuk beberapa orang polisi, akhirnya kami sampai juga di Maguwoharjo.

Sampai di Maguwoharjo, kami terbengong-bengong melihat jumlah pengungsi yang jauh lebih banyak berbanding di UIN. Juga perbedaan penempatan pengungsian. Di Maguwoharjo, keadaan pengungsi lebih memprihatinkan. Banyak dari para pengungsi yang tidur begitu saja di ruangan terbuka, bahkan di emperan stadion sendiri. Sedang di UIN, pengungsi di tempatkan di di dalam ruangan tertutup.

Tak bisa terucap dengan kata, menyaksikan hilir mudiknya para pengungsi. Juga lalu lalang para relawan serta para wartawan. Baju-baju bekas yang berserak, sebagian di antaranya untuk lap, karena hujan lebat menjadikan basah di beberapa emperan stadion. Dan tak sedikit tumpukan baju-baju bekas tersebut dijadikan lahan bermain untuk anak-anak kecil. Saya dan Cici mengelilingi stadion Maguwoharjo, menyaksikan keadaan mereka. Saya tak sedikitpun berniat membidiknya dengan kamera. Kamera saya sembunyikan di balik jaket sama sekali tidak saya keluarkan. Melihat mereka, menyaksikan mereka buat saya sudah cukup untuk meletakan diri berada pada posisi mereka. Bahwa musibah, ada kalanya membawa hikmah untuk yang melihatnya.

Ditulis untuk mengikuti lomba yang diadakan oleh dokter Prita 
Sudah beberapa hari, aku berada di Jogja. Rencananya, hari itu kami akan kembali ke Muntilan bersama dengan tim medis dari Dompet Dhuafa dan LKC (Layanan Kesehatan Cuma-Cuma) Aku duduk di ruang tamu bersama dengan teman-teman yang lain. Di rumah seorang kepala dusun, yang dijadikan posko pengungsian untuk lansia dan balita. Kembali, aku melihat seorang nenek yang kemarin bersitegang dengan menantu lelakinya

Aku melihat nenek itu ngesot keluar. Buru-buru, kami mengejarnya “Mau ke mana, Mbah?” Tanya Mbak Prapti

“Ke kamar mandi, panas. Saya mau mandi.” Jawab si Mbah dengan suara perlahan. Lantas dengan sigap, Mbak Prapti dan seorang pengungsi perempuan mengangkatnya menuju kamar mandi. Setelah sampai di kamar mandi, nenek itu segera melepas bajunya. Yah, nenek itu ternyata sudah tak bisa berjalan lagi, ia hanya bias mengesot

Melihat sang nenek melepas baju hatiku menangis, Mbak Prapti pun menyeka air matanya. Tak hanya aku dan Mbak Prapti yang menitikan air mata, bahkan nenek tersebutpun terisak, dengan bahasa jawa ia berujar,

“Mohon maaf, saya telah merepotkan.” Ujarnya, sambil menyeka air mata dengan kain jariknya. Dia juga membuka diapersnya sendiri. Kemudian ia masuk ke kamar mandi, tanpa mau dibantu oleh kami. Lagi-lagi, ngesot…

Ah, aku betapa pilunya. Apakah orang tua menjadi bencana ketika umurnya telah senja? Duh Gusti, aku menangis, membayangkan masa tuaku, juga mengingat orang tuaku. “Ya Allah, jauhkan aku dari sifat mendurhaka kepada orang tua.”

Selesai mandi, kami sudah menyiapkan baju ganti juga diapers. Melihat nenek tadi keluar dari kamar mandi tertatih-tatih dengan ngesotnya, tak urung membuat aku, Mbak Prapti dan juga pengungsi satunya kembali menyeka air mata, simpati. Setelah selesai mandi, Mbak Prapti dan teman pengungsi kembali mengangkat nenek tersebut, sampai ke ruang tamu kepala dusun.

Teman-teman lelaki belum kembali dari shalat jum’at. Iseng, aku kembali menyusuri stadion Maguwoharjo. Dengan membawa kamera, aku mengambil beberapa gambar. Melihat antrian panjang di dapur mie instant, juga melihat para jama’ah lelaki yang melaksanakan shalat jum’at tepat di depan stadion Maguwoharjo. Aku semakin jauh berjalan ke arah selatan stadion, di sana ada tanah lapang, di mana ada beberapa orang yang sedang memukul batu. Semakin dekat aku melihat, rupanya mereka sekumpulan orang yang sedang membuat lumpang. Salut dengan usaha mereka, di tengah-tengah bencana, masih ada yang bekerja keras dan berusaha.

Tak lama, aku mendapat SMS, katanya, akan segera berangkat ke Muntilan.

Lagi, aku menemui jalanan yang berdebu rumah yang gentengnya berwarna kelabu… Sunyi. Kali ini, tim kami kembali ke Muntilan, tapi lebih jauh dari tempat kemarin. Kalau kamis sebelumnya kami membuka posko kesehatan di SD, jum’at tengah hari itu, kami membuka posko kesehatan di sebuah pondok pesantren. Melihat sekeliling juga sesekali menterjemah beberapa bahasa yang ditanyakan oleh beberapa ibu-ibu kepada Mas Hadi. Yah, Mas Hadi berasal dari Makassar, dia sama sekali tidak bias berbahasa jawa.

Ketika melihat seorang bapak-bapak yang sedang mengacak-acak tumpukan sampah, aku penasaran dan bertanya,

“Nyari apa, Pak?” dengan menggunakan logat jawa bahasa halus

“Ini, Mbak. Nyari bekas sisa nasi kalau ada. Buat ayam, kasihan. Ayam juga butuh makan.”

Deg. Aku teringat kotak nasi jatah makan siang yang belum kujamah, kuletakan di pojokan tenda di depan stadion Maguwoharjo. Aku jadi berandai-andai sendiri, “kalau saja aku membawanya.” Betul juga kata bapak tadi, dalam keadaan musibah seperti itu, tak hanya manusia yang membutuhkan bantuan, tapi juga hewan.   Muntilan, jum'at 12 nopember 2010
Terusik dengan komentar salah seorang teman di postingan yang sudah beberapa hari lalu, Lyliana Thia

Salam kenal Mba Anazkia... apa kabarnya? kok lama nggak update...? saya dari kmrn jd silent reader disini... sibuk ditmpt lain tah? Duh, jadi malu. Kalau dilihat nggak begitu aktif juga sih di mana-mana. Udah jarang posting, tapi jadi perusuh *tepuk jidat* Makasih buat Lyliana :)

Dan mengenai lomba, ada yang protes kenapa waktunya diperpanjang. Disebabkan seminggu lalu blogger mengalami gangguan, inilah alasan kenapa lomba diperpanjang. Terus ada yang nanya juga, di mana pengumuman pemenangnya? Yah di sini, di anazkia.blogspot dengan anazkia.multiply. Insya Allah, untuk lomba tetep saya update kok :) Untuk daftar peserta, juga sebisa mungkin, saya selalu update. Kalau saya nggak update, berarti lagi nggak online :) Saya juga mengucapkan terimakasih buat Pak Dhe Cholik, yang telah ikut serta membuat jurnal lomba Blogger Retun Contest, sehingga di dashboar blogspot, pengunjung terbanyak adalah dari lapaknya pak Dhe Cholik. Tak lupa, buat teman-teman yang telah mengcopas info lomba dan dipajang di blognya. Dari sanalah info ini menyebar. Terimakasih banyak juga buat teman-teman yang telah berpartisipasi mengikuti lomba ini. Duh, terharu deh. Berkurangnya aktifitas saya blogwalking, ternyata masih banyak teman-teman yang mau berpartisipasi *terharu, halah* Pokoknya, makasih banyak buat yang sudah ikutan. Sampai pagi ini, peserta yang telah mendaftar sebanyak 57 blogger. Silakan yang mau melihat updatean terbaru, klik jurnal Daftar Peserta Lomba dan Perpanjangan Waktu Lomba. Kalau ada yang nama-namanya belum tercantum, silakan protes. Kali-kali aja saya salah melatakan nama juga meletakan linknya :) Makasih yah, teman-teman...
Sejak banyak memliki selingkuhan di dunia maya, sekarang saya jarang nulis tentang dunia tenaga kerja di blog ini. Ini dikarenakan semenjak saya gabung di kompasiana, saya khususkan untuk menulis tentang dunia ketenagakerjaan. Meskipun pada akhirnya terkadang campur aduk. Tapi sebisa mungkin saya berusaha menghindari nulis yang menye-menye *halah* Padahal nulis juga. Dulu saya rajin banget yah nulis tentang seputar TKW, khususnya di Malaysia. Ngomong-ngomong dunia tenaga kerja, wabil khusus Malaysia, sekarang saya banyak mempunyai teman sesama TKI Malaysia. Kalau dulu awal-awal ngeblog, saya bener-bener nggak punya temen sesama TKI. Dan orang pertama yang saya temu di dunia maya adalah Mbak Dwina, tapi sekarang sudah nggak ngeblog lagi *masih ngeblog, tapi sesekali* menyusul teman-teman yang lain dan sekarang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Mengenali beberapa teman TKI, semuanya berawal dari dunia maya. Hampir semua yang saya kenali di dunia maya sudah pernah ketemu. Selain Mbak Dwina dan Elpa yang kini sama-sama menetap di Pekanbaru menjabat sebagai seorang istri. Saya juga bertemu dengan teman-teman yang lain. Sebut saja, Lina (sudah pulang ke kampung halaman) Winda, Rony, Ifendayu, Adi Suratman (belum pernah ketemu, eh FBnya ditutup yah kayaknya?) Dudung, Mas Helmi, Mas Mahfudz, Mbak Meysha, Rony, Johor (belum pernah ketemu). Dan beberapa orang yang baru saya kenali, Mbak Aswinanda yang dikenalkan oleh Lina yang ternyata rumahnya deket rumah majikan saya Gubraks. Juga ada Mbak Rika Noferli, yang dikenalkan oleh Bu Qonita Azhari. Ada juga Mas Bayu, yang tergabung dalam paguyuban Komuniti Republik Konslet. Kalau saya perhatikan, paguyuban ini sudah solid dan mempunyai nama. Melihat anggota-anggotanya yang waktu itu nampang di antara.com (eh bener gak antara.com?) sudah seperti model kenamaan. Buat Mas Bayu, salam kenal :) Kapan-kapan kita buat kerja sama yah, Mas? Seneng, bisa mengenali mereka. Dapat berbagi cerita pengalaman-pengalaman selama merantau di Malaysia. Dan buat teman-teman yang memiliki info tentang seminar, bedah buku atau apa. Silakan berbagi dengan kita semua. Dan mengenai info, saya kembali mendapat undangan untuk menghadiri seminar tentang dunia ketenaga kerjaan. Undangan ini dari tenaganita yang diforwardkan oleh UNIMIG (Union Migrant) sebuah NGO di Malaysia yang mengurusi tentang dunia tenaga kerja juga menguruskan beberapa tenaga kerja yang bermasalah. termasuk di antaranya adalah beberapa teman-teman kita yang berasal dari Indonesia. tahun 2009, saya pernah diundang oleh UNIMIG (Pak Iqbal) untuk menghadiri seminar yang lebih kurang sama. Buat teman-teman yang ada waktu, silakan dateng yah. Sekedar pemberitahuan, seminar tenaganita, dialognya full english, jujur kadang saya mumet, secara bahasa Inggris saya juga amat sangat buruk. Seminar diadakan hari ahad, tanggal 22 mei 2011 jam 9. Bertempat di Wisma MTUC 10-5, Jalan USJ 9/5T, 47620 Subang Jaya-Selangor Darul Ehsan Owh ya, temen-temen juga bisa add FBnya nakerkl, di sana biasanya ada info-info tentang pelayanan dunia tenaga kerja. Tapi kebanyakan untuk pekerja kilang sih. jarang banget info untuk PRT. Eh, tapi ngomong-ngomong yang PRT kayaknya sedikit yah? Baru-baru ini, ribut tentang isu KTKLN (Kartu Tanda Kerja Luar Negeri) Yang bener-bener bikin saya mumet setengah hidup, hiks... Untuk lebih lanjut, nanti akan saya bahas. Buat temen-temen yang belum kenal. Silakan kenalan, saya link sekalian FBnya, bukan link blognya :) karena sebagian besar aktifnya di FB :)
Mohon maaf, buat teman-teman yang mengikuti lomba Return Blog Contest dan dua hari menuliskan komentar beserta link pada postingan tersebut. Beberapa hari lalu, blogspot melakukan maintenance. Jadi ada beberapa komentar yang hilang, ini bukan karena diskualifikasi dari saya, tapi menghilang dengan sendirinya. Alhamdulilah, beberapa komentar lain tidak ikut hilang juga. Di bawah ini, saya tuliskan nama-nama beserta link peserta.

Selain itu, karena beberapa hal, lomba saya perpanjang sampai akhir mei dan pengumuman pemenang akan saya buat pada tengah bulan juli. Buat yang belum ikutan, yuk, masih ada waktu. Selain pengumuman daftar peserta, ada juga pengumuman hadiahnya. Selain uang tentunya. Beberapa hadiah yang teman-teman bisa perolehi sebagai buah tangan dari lomba ini adalah,



Beberapa buku dari penulis teman-teman di multiply. Novelnya Mbak Helene dan Fatah, yang pasti nggak hanya dari dua buah buku, tapi lebih :)

 Dan ini buku dari teman-teman di blogspot, Mbak Inge dan Mbak Fanny. Lagi-lagi, bukan hanya dua buku, tapi lebih :)

Dan selain dari buku-buku di atas, juga ada t-shirt.



T-shirt ini tak hanya satu

 Yang desain Daeng Anto, yang buat Mas Roni

Dan sementara nama-nama peserta adalah, 1. Mbak Novi Kuspriyandari, Blog Untuk Berbagi dan Berkawan 2. Mbak Titi, Ngeblog Nyok 3. Mbak Binta, Aku Mendapatkannya 4. Mbak Kenia Huwada, Hidupkan Semangat Ngeblog!! 5. Mbak Sri Rahayu, Berkarya Untuk Diri Sendiri 6. Mbak Lusiana, Ngeblog Dengan Tujuan 7. Mbak ratu Marfuah, Blog, Sang Guru Maya 8. Mas Ichan's, Nyook Ngeblog 9. Mas Khairul Faiz, Apa yang Saya Peroleh Dari Blog? 10. Mbak Ikmalia Aninditia, Blogger itu Nggak Cuma Ngeblog lho 11. Mas Feri Yunus Madao, Ngeblog Itu Delicious (Blogilicious) 12. Mbak Chilvia, Berkarya Dengan Blog 13. Blogger Media, Ngeblog Itu Asyik lho 14. Mbak Siska Yuniati, Blog, Uang dan Popularitas 15. Mas Sabjan Badio, Kuputuskan Menjadi Seorang Blogger, Mengapa? 16. Mas Rangga, Blogger Nggak Cuma Ngeblog 17. Mbak Izzah Annisa, Dengan Blog, yuk Ekspresikan Dirimu 18. Nita Nonasan, Ngeblog Itu Keren! 19. Mieny Angel, Blogger Nggak Cuma Ngeblog 20. Sonia Samsul, Blogger Bukan Hanya Blogger 21. Daniel, Blog, I'am Coming Back 22. I-One, Blogger Nggak Cuma Ngeblog 23. Andi, Ngeblog Gaya 17 ke Atas Khusus 24. Mbak Nia, Yuk Kita Ngeblog 25. Almalikul Mufid, Blog Sebuah Media Alternatif 26. Browniez, Hidup Itu Untuk Memberi, Bukan Menerima 27. Mbak Hilsya, Pilihan Ngeblog Itu Datangnya Dari Hati 28. Green Elf Rosses, Dear Blog, Mari Kita Mulai Dari Sini
Link
29. Sandy, Mari Kawinkan Saja Blog Kita 30. Atrakadabra, Blogger Nggak Cuma Ngeblog 31. Ajeng Sri Rahayu, Kamu Blogger, Aku Juga 32. Doni Ibrahim, Geliat Blogger 33. Mas Bambang, Berbagi Bahasa dan Budaya Bisa Lewat Ngeblog 34. Chuin, Ayo Ngeblog Prend 35. Priyo, Blog dan Identitas Pemikiran 36. Mas Rifki, Blog Gue, Cara Gue 37. Choirul Huda, Aku Ingin Menikah Dengan Blogger 38. Dhila, Yuk Mari Kita Ngeblog 39. Pak Dhe Cholik, Blogger Jangan Keblinger 40. Arief Bayoe Sapoetra, Mencari Arti Blogger Sejati 41. Tukiran, Ngeblog Yuk! Ilmu Dapat, Amal Jariyah 42. Susindra, Perjalanan Berliku Menjadi Bloggerwati 43. Usup Supriyadi, (Jangan) Go Blog! 44. Yusnita Febri, Berbagi Rasa, Dengan Untaian Kata 45. Diah, Ngeblog Itu Seperti Candu 46. Ria Nugroho, Ngeblog Ternyata Bermanfaat 47. Chika rei, Kisah Kasih di Blog 48. Parwoto, Blogger Nggak Cuma Ngeblog 49. Yunda Hamasah, Tentang Ngeblogku 50. Lyliana Thia, My Blog, My penesieve, What About You? 51. Yuni Cute, Blogger Jangan Sebel 52. Abi Sabila, Ada Namaku di Buku-Buku Itu 53. Bonit Notz, Dugem at Blog Yuk 54. Mbak Lidya, Blog Duniaku 55. Monda, Ada Matahari di Bahuku 56. Zahratul Jannah, Blogger Nggak Cuma Ngeblog 57. Purwanto, Ngeblog, Apa sih Manfaatnya? 58.Claude C Kenni, Nulis Blog= Menangkap Kupu-Kupu 59. Orin, Topeng Kaca 60. Windflowers, Salah Satu pembebasan Jiwa 61. Dora Darmawati, Aku Seorang Blogger 62. Unggul Center, Hidup Ala Blogger 63. Adittya Regas, Blogger Nggak Cuma Ngeblog 64. Bangau Putih, I'am A Happy Blogger 65. Batavusqu, Kedahsyatan Ngeblog 66. Glen, Blog To Entertain 67. Vickyorizky, Blogger Bukan Sekedar Ngeblog 68. Rusdi Himawan, Telepon Dari Jepang 69. Hengki Setiawan, Ceria Bersama Blog 70. Sugeng, Tugas si Blogger 71. Ning Safitri, Blog itu Dunia Kedua Saya
Link
72. Puteri Amarilis, Jangan Tanya Mengapa Aku Punya Blog 73. Cawah, Aku Anak Ndeso Tapi Aku Go Blog 74. Nova, Sensai Media Menulis 75. Bang Aswi, Cinta Takbutuh Alasan 76. Funnie, Menulis dan Berkicaulah Tanpa Batas 77. Rosi, Niat dan Manfaat 78. Imam Subarkah, Jangan Baca Tulisan Blogger 79. Neckky, Blogger Positif Attitude 80. Mbak Tin, Blogger Nggak Cuma Ngeblog, Iya Banget 81. Dida, Blogmu Warisanmu 82. Om Ali, Keran Ngeblog Itu 83. Mbak Dini, Ibuku Seorang Blogger
Sementara hanya ini nama-nama peserta. Selain buku-buku di atas, ada juga hadiah buku ini

 Diberikan kepada peserta pengirim pertama :) baik dari blogspot, maupun multiply

Sponsor utama adalah denaihati, juga teman-teman yang baik hati
Sekarang, mau bikin buku itu mudah. Banyak bertebaran penerbit buku indie, baik dengan modal atau tidak sama sekali. hanya dengan Rp. 350.000, Rp, 400.000, Rp. 500.000 atau tidak dengan uang sama sekali. Selagi kita pede dengan segala kemampuan kita, baik editing, layout maupun cover bisa menyusun sendiri. Saya, terus terang untuk menerbitkan karya indie sendiri belum berani. Tapi dengan keberanian yang ada, saya berani menerbitkan karya indie hasil lomba tahun lalu, Berbagi Kisah Sejati. Yang akhirnya, lahirlah buku antologi pertama yang saya sebagai penanggung jawabnya dan oleh karenanya, nama saya ada di depan karenanya, Blogger Berbagi Kisah Sejati"
Senang? Alhamdulilah, pasti saya memiliki rasa senang. Lomba yang awalnya buat saya kemustahilan akhirnya terlaksana dan pada akhirnya untuk dokumentasi saya bukukan sebagai kenang-kenangan. Saya yang terkapai-kapai dengan keterbatasan yang ada merasa lega, melihat penampakan gambar buku tersebut di dunia maya. Yah, semuanya berawal dari dunia maya dan kini lagi-lagi, alhamdulilah ada di depan mata dalam bentuk buku dan ia ada di alam nyata. Syukur alhamdulilah, saya ucapkan terimakasih untuk sponsor lomba, denaihati. Karenanyalah ada lomba berbagi Kisah Sejati, sebagai sponsor utama. Juga kepada Akhi Dirman sebagai juri saat itu, di mana kami harus "merelakan" diri membuka mata mendebatkan beberapa tulisan yang layak diumumkan dari sekian tulisan terbaik. Teman-teman dekat saya, baik di multiply maupun blogspot, kerana merekalah juga pendukung utama diadakannya lomba. Juga kepada peserta lomba, yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Merasa teruja, ketika saya harus menggandeng beberapa penulis-penulis ternama yang bukunya sudah menyebar di pelosok Indonesia, Mbak Ifa Afianty, Mbak Syam, Akhi Dirman, Fatah juga teman-teman blogger yang lain. Melihat antusiasme temen-temen, saya merasa terharu, betapa terkadang hal kecil yang kita buat, tapi membuat bahagia untuk yang melihatnya. Semoga kebaikan selalu tercurahkan oleh-Nya kepada teman-teman semua. Lantas bagaimana dengan promosi? Duh, saya yang gaptek suraptek melirik-lirik saja cara senior bekerja (Mbak Syam, Akhir Dirman dan yang lain) Ternyata, menjadi penulis indie itu tidak mudah, kita harus bekerja keras untuk mempromosikan buku kita. Dan saya minta tolong kepada teman-teman di Indonesia, untuk kerja samanya. Rencananya, saya akan mengirim beberapa buku ke stasiun radio (Insya Allah DFM ) Untuk DFM, kemungkinan besar temen-temen yang di Jakarta saya mohon kehadiarnnya ke sana. Buku akan saya kirim dan menunggu jadwal dari pihak DFM sendiri. Banyak temen-temen yang nanya gimana pesennya. mengutip kembali kalimat-kalimat dari indie publishing, Tertarik dengan buku ini? Silakan pesan via SMS ke 085694771764 dengan Format : Nama, Alamat Lengkap, Judul Buku yg dipesan, Jumlah pembelian. Lalu Indiepro akan mengkonfirmasi ongkos kirim ke alamat teman-teman. Setelah itu, teman-teman bisa transfer uang pembelian + Ongkos kirim ke no rekening berikut ini : BCA no 0080346719 an Endah Widayati atau BSM no 6007006333 an Dani Ardiansyah Setelah itu, teman-teman bisa konfirmasi ke no tadi bahwa teman-teman sudah melakukan transfer. Jadi pesennya bukan sama saya yah? :) Blogger Berbagi Kisah Sejati Penulis : Anazkia, Akhi Dirman, Naqiyyah Syam, Minehaway dkk Penyunting : Indiepro Tata Letak : Indiepro Cover : Indiepro ISBN : 978-602-9142-09-9 Ukuran : viii + 177 hlm; 14x 21 cm Harga : Rp 35.000 (belum termasuk ongkos kirim JNE dari Tangerang) “Kisah sejati selalu ada di setiap kehidupan manusia, hal yang manusiawi mengingat setiap orang menjalani keunikan hidupnya dengan takdir masing-masing. Andai ada kekecewaan dalam kisah sejati tersebut, perlu diingat bahwa setiap orang pasti melewati fase kekecewaan dalam hidup dengan bentuk apapun dan sebahagia apapun terlihat orang lain, jadi tidak perlu iri melihat kebahagiaan orang lain. Selamat belajar kehidupan dari kumpulan kisah sejati ini :) ” Ari Wijaya, Penyiar Radio 103.4 DFM Jakarta, Founder Komunitas Blogger Multiply Indonesia Buku ini berawal dari lomba menulis untuk para blogger yang mengangkat tema “Berbagi Kisah Sejati”. Dari ajang tersebut terpilihlah para blogger yang akhirnya naskahnya dibukukan sebagai dokumentasi, juga kenang-kenangan. Juga menjadi pelajaran, bahwa beragamnya kehidupan, itu penuh dengan warna suka dan duka. Tak semestinya kesedihan itu berpanjangan, ada kalanya sedih berujung pada kebahagiaan. Dua puluh lima kisah sejati para blogger, yang kadang tak sedikit menguras air mata saat membacanya. Di sini, dalam buku ini, ada blogger, berbagi kisah sejati.
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Teman-teman

Sering Dibaca

  • Minyak Gamat Bukan Hanya untuk Obat Luka
  • Diary Blogger Indonesia
  • RM. 100 Dari Denaihati
  • Betapa Inginnya Mengumrohkan Ibu Saya
  • Beli Sprei Bisa Umroh?

Harta Karun

  • ►  2022 (5)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2021 (8)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2020 (10)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2019 (41)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (5)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2017 (21)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (63)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (23)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2015 (137)
    • ►  Desember (25)
    • ►  November (20)
    • ►  Oktober (34)
    • ►  September (19)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (9)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2014 (52)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2013 (40)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (12)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
  • ►  2012 (74)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (14)
  • ▼  2011 (87)
    • ►  Desember (10)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (18)
    • ►  September (13)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (8)
    • ▼  Mei (7)
      • Diari yang dihargai
      • Melihat Musibah Menuai Hikmah
      • Mengais Remah-Remah Cerita di Jogja
      • Terimakasih
      • Lama Tidak Menulis Dunia Kerja
      • Daftar Peserta Lomba dan Perpanjangan Waktu Lomba
      • Indie, Antologi dan Promosi
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2010 (141)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (12)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (17)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (17)
    • ►  Februari (18)
    • ►  Januari (23)
  • ►  2009 (124)
    • ►  Desember (11)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (17)
    • ►  Juni (14)
    • ►  Mei (16)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (12)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2008 (105)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (16)
    • ►  Mei (19)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (22)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2007 (30)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (13)
    • ►  September (12)
    • ►  Agustus (2)

Kategori

Ads Blogger Hibah Buku Celoteh Cerpen Featured GayaTravel KBO komunitas Murai Perjalanan Piknik Buku Pojok Anaz Reportase resep reveiw Semestarian Serial Sosok Teman TKW TripGratisan Volunteer

Catatan Anazkia By OddThemes | Turatea.com