Catatan Anazkia

Karena hanya tulisan yang bisa saya tinggalkan

  • beranda
  • Kisah
    • Serial
    • Cerpen
    • Celoteh
    • Reportase
    • Perjalanan
      • Gaya Travel
      • Trip Gratisan
      • Piknik Buku
  • Pojok Anaz
  • Murai
  • Sosok
  • komunitas
    • Volunteer
    • KBO
    • Semestarian
    • Blogger Hibah Buku
Mengais catatan yang berserak, tentang sebuah perjalanan kecil. Ah, jadi ingat tahun lalu, saat melakukan perjalanan ke tanah Sumatera. Pulangnya, aku begitu antusias menceritakan satu demi satu tiap-tiap perjalanan menjadi beberapa bagian, bahkan setiap harinya. Duh, betapa jauhnya perbedaan semangat ngeblog tahun lalu dengan sekarang. Tapi, sepertinya tidak hanya aku saja yang berada di ambang kemalasan ngeblog. Setelah melakukan blogwalking, memang terjadi penurunan kualitas blogwalking juga posting dari teman-teman semuanya *hayoooo... ngaku...* Kecuali, ada beberapa teman yang masih setia dengan postingan-postingannya juga blogwalkingnya. Kalaupun ia, ternyata, lebih banyak temen baru sekarang...
9 November 2010
Hari selasa pagi, aku sampai di Jogja kira-kira jam sembilan. Terjadi kelambatan, disebabkan kami *aku, Cici dan Fiona* singgah sebentar di stasiun Gombong untuk melaksanakan shalat subuh di sana. Dari stasiun menuju Lempuyangan ke posko UPN (Universitas pembangunan Nasional Veteran) kami meniki taksi yang memang banyak berjejer di situ. Ongkosnya, lebih kurang Rp.30.000. Sebetulnya, posko kami bukanlah di UPN, hanya tempatnya saja berdekatan, tepat di samping UPN.
Sampai di posko, kami disambut oleh Mbak Rika relawan MBC (Mom and Baby Center) yang sudah seminggu lebih berada di Joga. Gurat kelelahan tergambar jelas di wajah Mbak Rika. Setibanya di posko, kami tidak langsung menuju ke lapangan. Istirahat sebentar, kemudian mandi baru kami bergabung dengan tim lainnya. Kebetulan, MBC sendiri bekerja sama dengan Dhompet Dhuafa dan Layanan Kesehatan Cuma-cuma.
Setelah mengikuti briefing sebentar, kami langsung menuju posko pengungsian di UIN. Di sana, kami membuat assesment tentang apa-apa kebutuhan para Ibu dan balita. Karena MBC sendiri, lebih mengkhususkan kepada para Ibu dan balita. Membuat assesment, dengan menanyakan beberapa keperluan ibu-ibu membuatku berpikir, tentang arti sebuah bencana, buat kita yang tidak mengalaminya. kebanyakan dari mereka, sudah tidak mempunyai apa-apa. Ah, harta memang bukan sepenuhnya milik kita. Betapa saat Allah berkehendak mengambilnya, ia begitu mudah dalam sesaat.
Setelah melakukan assesment kebutuhan para pengungsi, kami berbincang dengan teman-teman MBC. Sebelum dihidangkan sarapan pagi. Alhamdulilah... Masih ada rezeki makan pagi, menunya adalah sama dengan para pengungsi. Sebungkus nasi, dengan lauk mie goreng juga sepotong telur ayam. Tak banyak aktifitas hari pertama. Setelah dari UIN, kami kembali ke UPN.
Sebungkus nasi, sarapan pagi :)
Anak ini, baru berusia dua seminggu. berarti, lahir pasca erupsi merapi. Sebelumnya, di daerah orang tuanya (Magelang, tidak terkena semburan merapi, tapi pasca erupsi ke dua, daerah magelang terkena semburan merapi dan seluruh warganya diwajibkan mengungsi)
Suasana di posko pengungsian UIN. ternyata lebih nyaman, berbanding di Maguwoharjo. Baru aku ketahui, setelah sorenya aku ke Maguwoharjo
Jadi teringat catatan di multiply sebulan lalu. Ada yang membuatku merenung panjang. Seorang ibu muda, umurnya baru 30 tahun mempunyai 2 orang anak. Anak keduanya berumur 1 tahun, Akbar namanya tapi badanya tak sebesar namanya. Kepalanya membesar, matanya menonjol ke depan badanya kurus sekali. Akbar, menderita hydrocephallus rencananya, bulan ini (nopember) akan dioperasi di rumah sakit sarjito.
Tapi karena musibah yang ada rencana tersebut dibatalkan. Selain anaknya sakit, suaminya juga sudah terdampar di tempat tidur selama 7 bulan dikarenakan jatuh dari tangga. Ketika baru mendengarnya, sungguh aku ternganga. Betapa berat Allah mengujinya, subhanallah... di tempat musibah kutemukan hikmah pada aku yang tak terkena musibah, karna di sana ada tarbiyah tentang keikhlasan juga ketegaran hidup.
Just sharing, menyampaikan info lomba tentang flash fiction yang ada di facebook. Buat yang pengen ikutan, silakan ditunggu partisipasinya. Deadlinnya masih jauh kok. Bisa merenung dulu, nyari ide, nyari inspirasi. Asal nggak sampe bunuh diri aja :) Yuk, mari kita mencari wangsit...??? :)
Para Pengamen atau musisi Jalanan sering dipandang di sebelah mata. Padahal ada banyak alasan dan polemik tentang keberadaan mereka. Hadirnya novel 'Pengamen Cinta (plus bonus CD PARAMETEUR Band)' yang baru diterbitkan Leutika Prio ini adalah salah satu upaya untuk membuat mata kita lebih terbuka. Bahwa anak-anak jalanan dan para pengamen juga memiliki kelebihan, bakat-bakat terpendam dan cita-cita. Buktinya, sebut saja Iwan Fals atau Klantink. Mereka juga berasal dari jalanan bukan?
Punya pengalaman atau kisah tentang pengamen? Atau mau coba berimajinasi menjadi pengamen jalanan? Mari tuangkan ke dalam tulisan Flash Fiction dengan tema kisah cinta para pengamen. Bukan hanya untuk mengasah kreatifitas, tapi dengan mengikuti lomba ini, kita juga bisa sekalian beramal, plus mendapat hadiah dan menjadi salah satu penulis antologi Flash Fiction yang akan diterbitkan Leutika Prio. Baca persyaratan dan ketentuannya.
Syarat Peserta:
- Terdaftar sebagai anggota Grup PARAMETEUR Band, Halaman Ceko dan Halaman Leutika Publisher Fans. Yang belum gabung, silahkan join dulu. Caranya klik:
Group Leutika Publisher (tinggal klik aja)
Halaman Ceko (tinggal klik) dan
Group Parameter Band (tinggal ceklik)
Ketentuan tulisan:
- Tema tulisan: kisah tentang kisah cinta, persahabatan atau keluarga Musisi Jalanan
- Panjang tulisan antara 300-500 kata
- Memasang cover novel 'Pengamen Cinta' yang diterbitkan Leutika Prio pada postingan
- Posting / copy paste materi lomba dan tulisan, lalu tag minimal 25 orang
- kirim URL/ link tulisan ke cekospy@yahoo.com atau inbox Ceko Spy (nama, alamat, no telpon yang bisa dihubungi, dan nomor rekening) dengan SUBJECT: LOMBA FF PENGAMEN CINTA paling lambat 31 Januari 2011 pukul 11:59 WIB
-Masing-masing peserta boleh mengirim maksimal 2 Flash Fiction
Hadiah:
- Paket Buku dari Leutika Publisher (untuk 1 orang pemenang)
- Uang tunai senilai Rp.150.000 (untuk 1 orang pemenang)
- Semua FF yang masuk, baik menang ataupun tidak, akan dipertimbangkan untuk dibukukan oleh Penerbit Leutika Prio dan royalti buku akan disumbangkan ke Yayasan sosial, panti-panti atau anak-anak jalanan.
Pengumuman Pemenang tanggal 13 Februari 2011
Juri:
- Ceko (Penulis Novel 'Pengamen Cinta), dan
- Redaksi Leutika Prio
Buat yang mau belajar flash fiction, lengkapnya klik link ini aja yah? :)
Flash fiction (200 kata tanpa judul) ini, pernah diposting di multiply, sewaktu mengikuti lomba memeriahkan pesta blogger, kerja sama MPID (Multiply Indonesia) dan Blog Fam( Blogger Family) Silakan dibaca, dan dikomentari :)
“Segera ke rumah sakit, Bapakmu kecelakaan.” Sms dari majikanku, Bu Sonya. Aku buru-buru menyudahi belanjaku, Meletakan barang begitu saja dan langsung keluar dari supermarket. Tadi pagi, bapak masih sehat. Selama ini, aku bekerja sebagai pembantu. Dan bapak, supir di rumah majikanku. Aku hanya memiliki bapak, setelah Ibu meninggal sejak beberapa tahun lalu. *** Sampai di rumah sakit, kedua majikanku sudah menunggu. Sendu tergambar di wajah mereka. Langkahku lunglai, sepertinya ada hal buruk yang akan disampaikan. Bu Sonya menghambur memelukku. “Sabar, Nak. Ikhlaskan… Lukanya parah dan bapakmu meninggal di tempat kejadian.” Aku tergugu mendengar kalimat Bu Sonya. Erat memeluk Bu Sonya, terisak aku di bahunya. Perlahan, aku melepaskan pelukan Bu Sonya. Lantas beredar ke ruang jenazah diiringi Bu Sonya. “Bapak, kenapa begitu cepat bapak meninggalkan aku?” Air mataku kembali membuncah. Kini aku yatim piatu. *** Jenazah bapak telah dikuburkan. Lamat-lamat, aku mendengar Bu Sonya berbicara denganPak RT. “Nanti malam, tahlil di sini saja, Pak.” “Apa tidak sebaiknya di rumah saya saja, Bu?” “Nggak apa-apa. Pak Kadir sudah saya anggap seperti orang tua sendiri.” “Baiklah, Bu, nanti saya kabarkan kepada warga.” Aku menangis tersedu. Betapa tulusnya kasih sayang Bu Sonya. Padahal, belanjaan yang kutinggalkan tadi pagi di supermarket adalah untuk keperluan natalnya.
Sayangnya belum rezeki dan nggak menang :). Tapi, aku sedikit terhibur dengan kemenanganku pada lomba FF yang diadakan oleh Akhi Dirman di facebook, meskipun tidak mendapatkan juara pertama, Alhamdulilah aku dapet nomor ke dua. Dan Insya Allah akan segera dibukukan.
Ini covernya,pake judul pemenang pertama. Kalau punyaku, judulnya, "Sunyi Sang lelaki"
Aku jarang sekali menaiki kereta api di bumi pertiwi. Meskipun aku perantau, tapi aku selalu menggunakan transportasi bus, berbanding kereta api. Sekali-kalinya naik kereta api, sewaktu aku pergi ke Rangkas Bitung, menghadiri launching novel seorang teman, Kang Virman Venayaksa, yang sekarang telah menjabat sebagai Dosen di UNTIRTA (Universitas Tirtayasa) Itulah, kali pertama aku menaiki kereta api di Indonesia. Dari Cilegon, menuju Rangkas Bitung. Selebihnya, aku tak pernah menaikinya lagi.
Dari Cilegon, menuju Rangkas Bitung. Sewaktu di Cilegon, kereta api belum begitu penuh. Tapi semakin mendekati ke beberapa stasiun yang aku tak hafal namanya, penumpang semakin banyak. Dari perorangan, sampai pedagang, tua ataupun muda, semuanya berdesak-desakan. Tak peduli ia wanita atau pria, juga tak menghiraukan wanita yang menggendong anaknya. Di salah satu stasiun, dua orang wanita menaiki kereta tersebut, dan ia ada di dekatku. Salah seorang wanita tadi, mengendong anaknya. Merasa simpati, aku berdiri menyilakan wanita tadi untuk duduk, tapi apa yang terjadi, dengan santainya seorang lelaki lenggang kangkung justru duduk di tempatku tadi.
Aku terbengong-bengong, pun dengan kedua wanita tadi. Akhirnya aku melanjutkan membaca sambil berdiri, juga dengan wanita yang menggendong anak tadi. Sampai akhirnya aku dan ke dua wanita tadi mendapatkan tempat duduk saat ada penumpang lain yang turun. begitulah, pengalaman menaiki kereta ekonomi, yang kualami baru sekali.
Dan, bulan lalu untuk ke dua kalinya aku menaiki kereta api di Indonesia dengan tujuan Jogjakarta. Dan lagi-lagi, aku menaiki kereta ekonomi, jurusan Tanah Abang-Jogjakarta. Saat kutanya harga tiket, ternyata murah sekali, hanya Rp.37.000, untuk menempuh jarak sekitar 600an KM. Fantastis! maka tak heran saat musim lebaran tiba, betapa banyaknya manusia yang berduyun-duyun menggunakan fasilitas transportasi tersebut.
Selama perjalanan, aku semakin merasa ajaib dengan keadaan di dalam kereta api. penumpang sudah penuh, tapi hampir di setiap stasiun, masih ada saja penumpang yang naik. Jadi jangan heran, kalau sepanjang gerbong kereta api, banyak digelar koran-koran untuk duduk lesehan. Tapi tak semudah itu orang-orang yang duduk bisa menikmati perjalanannya, lalu lalang para pedagang asongan yang tak henti-hentinya menawarkan barang dagangannya siap melangkahi mereka semau-maunya juga kapan saja.
Aku yang mendapatkan tempat duduk, karena menaiki kereta sejak di Tanah Abang, hanya bisa miris menyaksikan pemandangan tersebut. Lagi-lagi, dalam keadaan seperti ini aku hanya bisa berandai-andai, membayangkan kalaulah pemerintah kita menyediakan fasilitas kereta api dengan lebih baik lagi... Dan tak ada lagi kecelakaan-kecelakaan kereta api...
Sebuah awal, tentang kisah perjalanan...
Gambar diambil dari sini
Dulu, aku tidak pernah berpikir akan alat yang akan mendekatkan kita, meskipun beribu-ribu kilo jauhnya. Dulu juga, aku tidak pernah mengira, kalau aku mampu menjamahnya bahkan aku selalu menggunakannya. Berbicara dengan orang yang jauh tempatnya, juga mengetahui informasi dari berbagai nagara hanya tinggal klik di ujung jari. Ah, teknologi ternyata mampu mengubah semuanya.
Awal mengenali komputer sekitar pertengahan tahun 1997. Saat itu, aku masih duduk di bangku kelas satu Mts (Madrasah Tsanawiyah, setingkat SMP) Itupun hanya seperlunya saja, saat sekolahku mengenalkan beberapa peralatan komputer. Masih ingat jelas, bagaimana takutnya aku ketika harus memegang mouse dan menggerak-gerakan kursor. Tanganku berkeringat dingin, takut salah tekan dan takut rusak menjadi momok buatku. Saat itu, aku betul-betul hanya dikenalkan dasar-dasar komputer. Setelah itu, aku tak lagi berhubungan dengan dunia komputer, sampai aku menginjak sekolah menengah saat guru banyak memberikan tugas.
Maka dengan keterbatasan yang aku punya, kadang aku sering mengikuti teman-temanku yang kebetulan mengikuti kursus komputer untuk sekedar belajar mengetik, menyimpan file, juga membuka file. Atau sesekali aku membuka laptop majikanku, yang menyekolahkanku saat itu. Di sekolah menengah, aku belum begitu mengenal dunia internet. Pernah sekali menjamah warnet bersama dengan seorang teman, tapi hanya sebatas membuka beberapa web, selebihnya, aku tak lagi berhubungan dengan teknologi internet sampailah aku lulus sekolah menengah.
Baru ketika aku aktif di komunitas Rumah Dunia dan banyak bergaul dengan mahasiswa, dibuatkanlah aku account e-mail oleh salah seorang teman. Itupun batas penggunaannya belum maksimal olehku. Selain tak banyak teman-temanku yang memiliki e-mail, aku juga belum begitu mahir menggunakan teknologi internet tersebut. Atau ketika sesekali membukanya, aku harus datang ke warnet dan meminta penjaga warnet untuk mengajariku.
Begitulah, awal aku mengenali dunia teknologi internet. Maka ketika aku harus berangkat ke Malaysia menjadi seorang tenaga kerja wanita, bekal utama yang harus aku kuasai adalah mampu menggunakan internet. Alasannya sederhana saja, dengan bekal pengetahuan tersebut, mungkin aku bisa belajar banyak hal melalui internet. Atau aku bisa mencari informasi dan berbagi informasi dengan sesama TKI di luar negeri lainnya. Dengan bantuan beberapa teman, sedikit demi sedikit aku bisa juga menggunakan teknologi internet. Lagi-lagi, hanya sebatas e-mail.
Sampai di Malaysia, tentunya aku tidak langsung mengamalkan sedikit ilmu yang kupunya tersebut. Maklum, aku bekerja di sektor informal (Pekerja Rumah Tangga) Baru ketika sesekali aku melihat anak majikanku duduk di depan komputer, chatting, browsing dan lainnya, aku memberanikan diri untuk mendekati, bertanya, apa aku boleh membuka e-mail dari situ? Alhamdulilah, anak majikanku dengan senang hati mengizinkan bahkan, aku diajarinnya banyak hal tentang dunia internet. Maka sejak saat itu, aku acap kali menggunakan fasilitas internet yang ada di rumah majikanku.
Pada awalnya terbatas hanya untuk membuka e-mail, chatting, dan membuka beberapa web yang penting. Sampai akhirnya saat aku aktif di milis, ada salah seorang rekan yang menganjurkanku untuk membuat blog. Karena ketidak tahuanku, aku juga kembali meminta salah seorang teman untuk membuatkan blog. Sedikit demi sedikit aku belajar ngeblog. Dari dunia blog, aku lebih banyak mengenal teman-teman sesama blogger. Bahkan, dari blog juga aku banyak mengenali teman sesama tenaga kerja di lain Negara, Hongkong juga Taiwan. Alhamdulilah… betapa gembiranya.
Dari situ, aku banyak mendapatkan banyak informasi, tentang situasi dan keadaan para tenaga kerja wanita, atau biasanya disebut dengan BMI (Buruh Migrant Indonesia) Tak hanya bertemu para buruh migrant, aku juga banyak bertemu dengan teman-teman sesama blogger dari Indonesia. Sangat menyenangkan, mengenali mereka, aku dapat bertukar cerita, tentang segala kisahku khususnya selama berada di Malaysia sebagai tenaga kerja wanita.
Melalui teknologi internet juga, aku jadi mempunyai kesempatan untuk berbagi segala kisah-kisah pribadi, atau beberapa cerita yang kutemui dari para buruh migrant lainnya di blog. Lewat media lainnya, seperti facebook, aku juga mengenali banyak teman baik dari buruh migrant sendiri, atau terkadang para pekerja ekspatriat (pekerja professional) dan juga para pelajar. Dari situ, aku semakin banyak memperolehi manfaat dari teknologi internet.
Kadang, bahkan sering, banyak yang tidak percaya kalau aku seorang Buruh Migrant di Malaysia. Aku maklum akan hal itu, label keterbelakangan Buruh Migrant yang ada di Malaysia, seolah menjadikan momok, kalau buruh migrant menguasai teknologi adalah sebuah keanehan. Padahal, itu hal yang sangat biasa dan wajar kalau di Negara Taiwan dan Hongkong.
Aku jadi berandai-andai sendiri. Kalaulah para buruh migrant yang akan dikirim ke Negara tujuan dibekali dengan skill-skill yang menunjang di luar kewajibannya sebagai pekerja, tentu ia akan memudahkan pemantauan keadaan para buruh migrant. Mungkin ia sebuah kemustahilan, tapi apa salahnya saat para buruh migrant di penampungan, di sana diajarkan pengenalan tentang teknologi internet. Lantas, apakah hanya selesai sampai di situ? Tentunya pengenalan dan penguasaan saja tidak cukup. Campur tangan pemerintah dalam hal kerja sama dengan Negara bersangkutan juga sangat dibutuhkan untuk berdiplomasi. Seperti wacana terbaru, tentang rencana pemerintah yang akan memberikan handphone kepada para TKI, sepertinya itu bukan solusi terbaik. Pembekalan kemampuan kepada para TKI adalah yang terbaik tentunya.
Sangat banyak manfaat teknologi yang aku perolehi, selain mendapatkan teman, aku juga jadi mengetahui beberapa hak-hak dan kewajiban tenaga kerja hanya dengan membuka situs imigrasi di mana aku bekerja.
Untuk meminimalisir penggunaan energi secara berlebihan, penggunaan laptop adalah yang terbaik. Di mana kita bisa mengisi ulang batreinya, dan dapat menggunakannya beberapa jam kemudian. Juga handphone, juga menjadi alternatif untuk lebih menghematpenggunaan energi, toh sekarang sudah menjamur nomor-nomor GSM dengan harga murah.
Gambar diambil dari sini
Ditulis untuk mengikuti lomba ini
Mau nggak mau, suka nggak suka terkadang kita harus berdepan dengan segala pilihan dalam kehidupan ini. Tentang hari ini, esok juga kelak kemudian hari. Dan mau nggak mau juga, kita juga harus memilih di antara beberapa pilihan yang ada. Pun dengan kepulanganku beberapa waktu lalu, juga adalah sebuah pilihan di mana aku akan menetap kemudian. Apakah harus kembali ke Malaysia, atau tetap stay di Indonesia.
Dan kembali ke Malaysia, lagi-lagi menjadi pilihan selanjutnya. Aku tahu beberapa teman-temanku kecewa dengan pilihanku mengambil keputusan ini. Tapi, mau gimana lagi? Harapanku kontrak kali ini adalah untuk terakhir kalinya *amin Allahumma amin...* dan tahun depan, aku akan tinggal dan menetap di Indonesia *duh senengnya...*
Tentang pilihan tersebut, selama di Indonesia, aku juga berpikir akan bekerja dan menetap di sana. Ada beberapa pekerjaan yang ditawarkan, termasuklah bekerja sebagai stafnya Pak Jonru, founder Sekolah Menulis Online. Tapi sayangnya harus menetap di Jakarta :( dan itu, membutuhkan kos yang besar. Dan akhirnya, aku memilih untuk kembali ke Malaysia...
Bismillah... Kembali ke Malaysia, dengan menyusun kekuatan baru. Termasuk, semangat ngeblog yang masih lesu...
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Teman-teman

Sering Dibaca

  • Minyak Gamat Bukan Hanya untuk Obat Luka
  • Blogger Return Contest
  • Kontes Blog Bermula
  • Laskar Pelangi, Pilihan KBO 2
  • Aku, Mbak Elly juga Mbak Fanny

Harta Karun

  • ►  2021 (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2020 (10)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2019 (41)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (5)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2017 (21)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (63)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (23)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2015 (137)
    • ►  Desember (25)
    • ►  November (20)
    • ►  Oktober (34)
    • ►  September (19)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (9)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2014 (52)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2013 (40)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (12)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
  • ►  2012 (74)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (14)
  • ►  2011 (87)
    • ►  Desember (10)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (18)
    • ►  September (13)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (4)
  • ▼  2010 (141)
    • ▼  Desember (6)
      • Jogja, Part Pertama
      • Lomba Menulis Flash Fiction Tentang Pengamen
      • FF (Rinai Duka Pagi)
      • "Membaca", di Kereta
      • MICROSOFT BLOGGERSHIP 2011 (Teknologi, menghubungk...
      • Hidup Adalah Pilihan
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (12)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (17)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (17)
    • ►  Februari (18)
    • ►  Januari (23)
  • ►  2009 (124)
    • ►  Desember (11)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (17)
    • ►  Juni (14)
    • ►  Mei (16)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (12)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2008 (105)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (16)
    • ►  Mei (19)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (22)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2007 (30)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (13)
    • ►  September (12)
    • ►  Agustus (2)

Kategori

Ads Blogger Hibah Buku Celoteh Cerpen Featured GayaTravel KBO komunitas Murai Perjalanan Piknik Buku Pojok Anaz Reportase resep reveiw Semestarian Serial Sosok Teman TKW TripGratisan Volunteer

Catatan Anazkia By OddThemes | Turatea.com