Catatan Anazkia

Karena hanya tulisan yang bisa saya tinggalkan

  • beranda
  • Kisah
    • Serial
    • Cerpen
    • Celoteh
    • Reportase
    • Perjalanan
      • Gaya Travel
      • Trip Gratisan
      • Piknik Buku
  • Pojok Anaz
  • Murai
  • Sosok
  • komunitas
    • Volunteer
    • KBO
    • Semestarian
    • Blogger Hibah Buku

Tidak berlebihan bila penjara disebut sebagai hadiah untuk penulis. Sebab begitu banyak penulis yang tetap menulis meski dipenjara. Begitu banyak karya besar dan monumental lahir dari penulis-penulis yang raganya dipenjara.

Sebut saja Pramoedya Ananta Toer. Nyanyi Sunyi Seorang Bisu dan tetralogi Pulau Buru (Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah dan Rumah Kaca) adalah karya Pram yang lahir saat ia dipenjara di Pulau Buru. Karya besar Tan Malaka, Madilog, juga lahir di penjara.

Nawal El Sadawi, penulis feminis asal Mesir, juga tak menjadikan penjara sebagai halangan untuk tetap menulis. Meski dengan kertas toilet dan pensil alis, Saadawi yang dipenjara pada tahun 1981 oleh rezim Anwar Sadat menghasilkan memoar Dari penjara Perempuan. Live from Death Row dan All Things Cencored adalah karya Mumia Abu Jamal, seorang wartawan Afro-Amerika yang dituduh membunuh seorang polisi. Bertahun-tahun Abu Jamal dibui walaupun bukti bahwa dia tak bersalah telah ditemukan. Selama meringkuk dalam penjara Pennsylvania, Abu jamal menulis dua karya tersebut. Tulisan-tulisannya itu disetarakan dengan tulisan Martin Luther King Jr yang juga menghasilkan karya dalam penjara, Letter from Brimingham Jail.

Karya monumental yang juga lahir dari penjara adalah Tafsir Fi Zhilalil Quran karya Sayyid Qutb, yang bahkan disebut sebagai the most remarkable works of prison literature ever produced. Sayyid Qutb menyelesaikan karya tersebut sebelum syahid di tiang gantungan rezim Gamal Abdul Nasser tahun 1966. Beliau ditangkap karena organisasinya, Ikhwanul Muslimin, dinyatakan terlarang oleh pemerintah Mesir. Selain Fi Zhilalil, Qutb juga menghasilkan buku Ma'alim Fi Thariq (petunjuk jalan) dan risalah kecil, Mengapa Saya Dihukum Mati?

Di Indonesia, Tafsir Al-Azhar Hamka juga lahir dari bui. Hamka menulis karya besar ini saat dipenjara Orde Lama. Begitu juga dengan Bung Karno dan Bung Hatta yang tetap menulis meski dalam penjara. Bahkan Hitler, yang dipenjara pada tahun 1924, juga menulis Mein Kampf, yang menjadi panduan bagi Jerman untuk menjadi negara superpower.

Petikan dari, "Buku Sakti Menulis Fiksi" sebuah renungan untukku sendiri, kadang comfort zone, betul-betul menjadi zona nyaman sampai-sampai untuk menulis pun males. Apakah perlu dipenjara dulu untuk menulis? Ah, saatnya mengeluarkan diri dari kungkungan penjara kemalasan! Chayoo.. Semangat menulis...!!!
Gambar nyulik di sini
Awal mula mengenali kompasiana, dari seorang sahabat blogger. Pertama kali mengenalinya, aku sesekali singgah di rumah maya tersebut. Tapi, tak berniat sedikitpun untuk membuat acount di sana. Hingga pada suatu ketika, Mas Luqman memberikan link tentang Mas Pepeng di kompasiana. Karena sudah membacanya, dan memiliki jiwa blogger yang baik maka aku langsung memberikan komentar. Sayangnya, selain pemilik acount tidak bisa meninggalkan jejak di sana.

Lantas apa yang kucari kini...??? Mampukah aku menjaga yang aku perolehi? ah, susahnya menjaga sebuah tali silatturahmi. Meraih itu mudah, tapi menjaganya amat sangat susah. Halah, serius amat yah prolognya? :D Gini nih, kalau dihinggapi rasa bersalah. Bersalah karena lama tak menjenguk blogspot, juga lama tak singgah di rumah blogspot kawan-kawan semua.
Mumpung masih dalam suasana syawal, semoga moment ini menjadi bermanfaat buatku. Untuk lebih menjaga silatturahmi. Tak harus memaksakan, tapi semampunya diutamakan. menangkup sepuluh jari, memohon kemaafan atas salah yang disengaja maupun terlupa. Bismillah... Mulai semangat mengunjungi blog teman-teman... Semoga masih ada kue raya, duit raya dan terutama sekali adalah maaf yang nyata :)
Sahabat, tunggu aku di rumah mayamu... *halah*
Bikin FF(flash fiction)? huft... kayaknya enggak banget, secara aku paling susah kalau nulis fiksi :( apalagi flash fiction, yang tulisannya ditentukan 250 kata. Tapi, demi mencoba dan melihat lomba akhirnya aku mengikuti juga lomba FF di multiply untuk pertama kalinya dan inilah hasil tulisanku...
“Yah, Risa berangkat dulu.” “Iya, Nak. Hati-hati di jalan. Pulang cepat ya…” Sekilas, aku menengok Ayah. Menatap wajahnya… Ah, wajah tua itu. Wajah senja yang sudah dikelilingi keriput tua. “Kenapa, Yah?. “ “Usahakanlah kamu bisa pulang lebih awal.” “Tapi kan Risa selalu sampai rumah setelah maghrib, Yah.” “Kali ini, pulanglah lebih awal. Ada perkara yang ingin Ayah bincarakan.” “Baik, Yah. Risa usahakan.” Setelah mencium tangan Ayah, aku segera berlalu meninggalkan Ayah. Suara tangis Nala mengejutkan Ayah, untuk segera berbalik arah ke dalam rumah. Ah, Ayah sampai kapan engkau menjadi Ibu rumah tangga? Menjaga ke dua cucumu setipa hari?. ** Aku buru-buru keluar dari pabrik. Setelah mendapat izin pulang lebih awal dari mandorku. Sampai di depan pintu, aku dikejutkan dengan riuh rendah suara ke dua keponakanku dari dalam rumah. Juga, beberapa sandal dan sepatu yang berjejer di depan pintu tanpa kukenali. Aku melangkah masuk. Melihat sekilas ke ruang tamu yang tak berapa besar. Owh, perempuan itu, perempuan yang berbulan-bulan tak terdengar kabarnya. Kini ia kembali muncul… “Nak, duduklah…” Suara Ayah menyambutku. Sementara Nala dan adiknya bergayut manja dipangkuan Ibunya. “Adikmu akan menikah lagi.” Suara Ayah perlahan, terdengar sendu. Aku melirik adikku, yang duduk bersebelahan dengan lelaki yang tak kukenali. Juga beberapa orang, yang aku juga tak mengenalinya. Diam, melihat penampilannya ah, lagi-lagi aku harus terpukul. Lagi-lagi, aku harus kecewa dengan pernikahannya. Bukan, bukan karena ia akan melangkahiku lagi, tapi karena setiap kali akan menikah sudah ada janin di dalam perutnya.
Dan alhamdulilah, tulisan ini menjadi juara favorit pertama. Alhamdulilah...
Kalau ada yang mau belajar FF, di sini yah...
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Teman-teman

Sering Dibaca

  • Minyak Gamat Bukan Hanya untuk Obat Luka
  • Diary Blogger Indonesia
  • RM. 100 Dari Denaihati
  • Betapa Inginnya Mengumrohkan Ibu Saya
  • Beli Sprei Bisa Umroh?

Harta Karun

  • ►  2022 (5)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2021 (8)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2020 (10)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2019 (41)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (5)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2017 (21)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (63)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (23)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2015 (137)
    • ►  Desember (25)
    • ►  November (20)
    • ►  Oktober (34)
    • ►  September (19)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (9)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2014 (52)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2013 (40)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (12)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
  • ►  2012 (74)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (14)
  • ►  2011 (87)
    • ►  Desember (10)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (18)
    • ►  September (13)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (4)
  • ▼  2010 (141)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (6)
    • ▼  September (4)
      • Mereka, Yang Lahir di Penjara
      • Kopdar
      • Menjaga Silatturahmi
      • FF (Senja di Mata Ayah)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (12)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (17)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (17)
    • ►  Februari (18)
    • ►  Januari (23)
  • ►  2009 (124)
    • ►  Desember (11)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (17)
    • ►  Juni (14)
    • ►  Mei (16)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (12)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2008 (105)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (16)
    • ►  Mei (19)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (22)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2007 (30)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (13)
    • ►  September (12)
    • ►  Agustus (2)

Kategori

Ads Blogger Hibah Buku Celoteh Cerpen Featured GayaTravel KBO komunitas Murai Perjalanan Piknik Buku Pojok Anaz Reportase resep reveiw Semestarian Serial Sosok Teman TKW TripGratisan Volunteer

Catatan Anazkia By OddThemes | Turatea.com