Catatan Anazkia

Karena hanya tulisan yang bisa saya tinggalkan

  • beranda
  • Kisah
    • Serial
    • Cerpen
    • Celoteh
    • Reportase
    • Perjalanan
      • Gaya Travel
      • Trip Gratisan
      • Piknik Buku
  • Pojok Anaz
  • Murai
  • Sosok
  • komunitas
    • Volunteer
    • KBO
    • Semestarian
    • Blogger Hibah Buku
Sudah seminggu lebih, aku nggak posting. Terakhir lihat postingan, tanggal 22 Juni 2010. Fiuh... Cukup lama. Padahal, di rumah sudah ada wifi. Jadi, aku nggak perlu nyari-nyari alasan lagi, kalau harus nunggu internet tetangga sebelah, atau cerita kudu ngegotong lapi ke ruang tengah. Semua alasan itu, basi. Jadi, ke mana aja, Naz?
Aku masih ada, senantiasa eksis di dunia maya, mengikuti perkembangannya. Meskipun tak sepenuhnya di blogspot. Aku masih membuka blogspot *nggak posting dan nggak BW*, aku masih membuka facebook, melihat perkembangan gossipnya para blogger, aku juga masih membuka plurk, di mana aku bisa pentung-pentungan dengan semua teman blogger, sesekali membuka twiteer, menyapa Mbak Fanda dan beberapa teman yang kukenal di dunia maya. Dan, terkahir... terakhir adalah selingkuhanku... Yah, hampir seminggu lebih, aku di sana. Aku tenggelam sesaat di multiply... Beberapa bulan lalu, aku mengimport (tanpa sengaja, karena unsur utak-atik) semua postingan blogspot ke multiply. Bayangkan, dengan postingan blogspot yang sudah mencapai hampir 400an, tiba-tiba mendadak ada di inbox temen-temen yang sudah jadi kontak aku. Ada yang kesel (bahkan banyak) pada nulis quick note, inboxnya dipenuhin postingan sama satu orang *yaitu, aku* :D maaf, yang t'lah lewat... Dan, hampir beberapa bulan ini, setiap apa yang aku posting di blogspot, akan sampai juga di multiply. Apapun, tak kurang sedikitpun. Sampai-sampai aku mikir, "duh, kok gak enak banget yah...??" kebanyakan, kalau aku posting temen-temen blogspot, khan temen-temen multiply nggak tahu. Akhirnya, aku mencari akal *padahal, akal aku ada di kepala yah?* menghentikan import blogspot ke multiply. Hasilnya....??? yah aku nggak tahu caranya. wong waktu itu asal utak-atik aja. Hiks... Akhirnya, nanya ke sana ke mari. Dan kembali meminta bantuan kepada "Seorang yang Jarang Menjawab Salam" Akhirnya, dia juga yang "menceraikan" blogspot ke multiply. Dan kini, aku tak lagi mengimport tulisan-tulisan blogspot ke multiply. Tapi, sesekali aku masih merepost tulisan blogspot ke multiply. :D Ada perbedaan yang kutemukan selama berdiam di sana. Bukan hendak membandingkan, tapi ini bisa sebagai bahan perbandingan. Di mana di multiply, kebanyakan yang memiliki acount adalah para penulis senior. Juga, perbedaan yang sangat kentara adalah, kerja sama sesama Mpers (sebutan untuk para penulis multiply) untuk lebih giat menerbitkan buku bersama, baik melalui percetakan umum, maupun indie. Dari situ, aku mulai melek, membuka mata lebar-lebar. Dan, kembali mempunyai impian untuk menulis bareng temen-temen blogger. Sebelum betul-betul ngerem di multiply, sejak dulu aku juga sudah melihat sekilas tentang multiply. Juga tentang siapa saja yang ada di sana. Nah, pas kemarin selesai membuat kontes blog "Berbagi Kisah Sejati" aku pengen banget ngajak temen-temen blogger nulis bareng (tema masih dalam penggodokan) maka, "kepergianku" ke sana, juga berharap tak bermakna. Semoga aku bisa mengambil ilmu, dari temen-temen multiply semua. Terutama, adalah kepada "Seorang yang jarang Menjawab Salam" karena dia yang sering "menghajarku" dengan nasihat-nasihatnya, juga atas bantuan-bantuannya. Dan, Mas Luqman. beliau juga banyak mengajariku, tentang hidup, arti hidup, kesamaan hidup juga keseragaman hidup. Tante Julie, editor tak berbayar yang sudi membaca tulisan-tulisanku juga mengoreksinya. Juga, teman-teman di sana yang tak bisa kutulis satu persatu, Mbak Nita, Ivonie, Miftah, Mas Suga, Akhi Dirman (pokonya mah banyak...) terimakasih semua... Jadi, kini aku kembali. Bukan untuk pergi, tapi aku akan tetap di sini. Juga, aku tak akan meninggalkan yang di sana, karena di sana, aku juga dapat menimba cerita untuk kugapai maknanya. Insya Allah...
Hal yang menyenangkan, setelah dianggap adik oleh Bang Atta, adalah kalau aku dibeliin buku gratisan, dikirimi oleh-oleh kaos blogger bertuah (yang belum sampai) juga kadang nasihatnya kalau aku lagi down, atau sekedar bertanya tentang dunia blogging. Bang Atta, ini nggak beda jauhnya ama Mbak ipar tentang perhatiannya. Meskipun sejujurnya, Bang Atta nggak pernah merhatiin aku (dan aku nggak ngarep diperhatiin :D). Secara, cuma baru sekali ketemu :D. Dan, hal menyenangkan lainnya adalah, aku tak selalu ketemu dengannya. Jadi, aku tak perlu repot bertengkar live offline, via dunia nyata. Paling, kita bantai-bantaian lewat sms dan plurk.
Jadi, bukan hanya dengan Mbak ipar aku pentung-pentungan. Tapi, juga dengan Bang Atta. Wekekeke... Gara-garanya, kadang karena Bang Atta sering bergayut. Bergayut...??? Apaan tuh, Naz...??? ini bukan bunuh diri yah...??? Bergayut tuh yang megang hape. Nggak tahu mau sms, ngeblog, ngeplurk, ngefbe atau malah nelpon. Pokoknya, di mana-mana bergayut lah :D Nggak percaya, yuk kita lihat...???
First time, ketemu ama bang Atta. Lihat, apa yang dipegangnya...??? :D
Di saat yang lain sibuk, tapi Bang Atta tetap menyibukan diri...
Maaf, bukan mau mengclose up Bang Ais, tapi lihatlah di ujung sana... Ada bang Atta (lagi) dengan hapenya...
Serius kali, Bang. Tengok... tengok... hajar, jiahahaha....
Bukan mau menunjukan yang di tangan Bang Atta, tapi lihatlah yang tergeletak di atas meja. Tumben, tidak memegang blackberrynya... Embun aja ampe bingung... :D
Akhirnya, selesia juga posting tulisan ini. Semoga setelah ini, Bang Atta tidak memecatku sebagai adik angkatnya. Dan Mbak ipar, tidak merendamku dengan tumpukan batu bata buatannya.
Dua hari lalu, pas udah tengah malam lewat dikit aku mendapatkan sms dari Mbak ipar. Mbak ipar nanya gini, "Adek ipar, iklan pop up di blog adek ipar sapa yang masang? Terus uangnya nyalur ke mana?" Aku merenung, diam tanpa kata *gubraks* meskipun hakikatnya cukup terkejut. Sepertinya, aku tak perlu membalas sms ini. Aku juga tak perlu menjelaskan, secara aku pribadi tidak tahu. Meskipun begitu, sebagai adik ipar yang baik dan manis, sungguh aku merenungkan sms Mbak ipar dudulsku *ops, salah maksudnya Mbak ipar terbaikku* Tapi dasar adik ipar duduls, esoknya justru melupakan masalah tersebut. Pikirku, apapun kata Mbak Ipar, aku akan tetap memasang Nufnang, dengan alasan aku sendiri.
Rata PenuhHingga kemarin petang, saat aku online di facebook dan bertemu dengan Mbak Ipar, ia justru kembali membuka tentang isu advertising money. Mbak ipar menjelaskan panjang lebar, aku juga menerangkan dengan kali tinggi sama dengan. Artinya, aku menerangkan, beberapa alasan kenapa aku masih memajang advertising money. Aku juga memberikan gambaran, berapa banyak uang yang ada dalam acount tersebut. Mbak ipar bengong, nggak percaya dengan penjelasanku. Sebelumnya, Mbak ipar juga udah beberapa kali protes tentang iklan di blogku. Dikarenakan iklan itulah, lapinya suka hank kalau ke blogku. Mbak ipar juga sempet ngancem, mau mensomasi kalau aku tidak melepaskan iklan tersebut. Lidahku kelu tak berlagu, diam mati kutu. Sungguh maafkan aku, Mbak iparku. Bukan maksud hati hendak menyusahkanmu. Tapi hatiku mempunyai alasan tersendiri kenapa masih memakai advertising money itu. Maukah kau tahu, apa yang aku dapat dari iklan pop up itu...??? Bukan masalah uang yang aku utamakan, Mbak iparku, tapi pada permasalahan aku menjadi tahu yang aku tak tahu. Mari Mbak iparku, kutunjukkan sesuatu kepadamu... What the meaning is nufnang...??? The nufnang is... Nuffnang.com merupakan peneraju komuniti pengiklanan blog yang pertama di rantau Asia-Pasifik. Pelantar dalam talian kami membolehkan pihak pengiklan untuk menyiarkan iklan berasaskan grafik mahu pun video ke dalam lebih 100,000 blog pelbagai jenis pelantar. Nuffnang.com kini mempunyai cawangan pejabat dalam 4 buah negara; Singapura, Malaysia, Filipina dan Australia. Pasukan-pasukan di setiap pejabat kami giat berusaha menghubungkan jenama-jenama produk kepada para blogger kami. Di antara para pengiklan kami ialah Citibank, Nokia, Sony, Proctor & Gamble, Nokia, Nike, Nestle, dan banyak lagi... Sebetulnya, bukan uang yang kukejar. Toh, tidak seberapa penghasilan yang kudapatkan. Lagian, sewaktu mendaftar, aku tidak mau mengiklankan rokok, minuman keras dan kosmetik. Awalnya, aku cuek aja dengan nufnang. Baru, setelah beberapa lama aku iseng membuka dalamnya. Rupanya, banyak juga yang aku dapat.
Kita jadi tahu, berapa banyak yang berkunjung ke blog kita
Kita juga jadi ngerti, apa aja sih yang sering dicari di blogku...??? Rupanya, Yakjuj dan Makjuj menduduki tingkat teratas. Buku fenomenal di Malaysia ini sepertinya banyak yang mencari. jadi keinget ama penulisnya yang minta foto bareng ama aku
Aku juga jadi ngerti, dari mana aja yang berkunjung ke blogku. Aku juga jadi paham, saat Ayu Laksmi posting, Kisah Itik yang Sombong dan Putri Anaz sebanyak 22 orang mengklik blogku. juga, beberapa tautan-tautan yang mengunjungi blogku.
Dalam profile, aku memajang gambarnya Aufa yang aku dera *hehehehe.. dulu foto itu adalah hasil pemaksaan. Tapi kok bisa senyum yah...??? :)
Mau tahu ada berapa uang di dalamnya....???? RM.1, ya cuma RM.1 setelah aku hamipr setahun memasangnya. Kecewa..?? tentu saja tidak. Karena prioritas utamaku bukan uang, tapi pada pengetahuan yang aku dapat. Tapi, jikalau teman-teman semua merasa keberatan dengan adanya iklan tersebut Insya Allah dengan rela hati aku akan melepasnya. Soalnya, kesian khan temen-temen blogspot, yang mampir ke rumahku tapi sering kecewa, karena tiba-tiba lapinya menjadi hank. Buat Mbak iparku, makasih banyak yah... atas sharenya. Maaf, pas kemarin uang ada 0,75 sen. Tapi pas buka lagi dah bertambah 0, 25 sen :). Melihat gambar paling atas, rupanya pengunjung paling banyak setiap harinya adalah teman-teman di Indonesia, kemudian menyusul Malaysia, Norwey, United States, Hongkong, Singapura, Mesir, Qatar, Australia dan Arab Saudi. Tentu saja, ia berubah setiap harinya.
Jum'at, 18/6/2010. Jam menunjukan, tepat pukul 6:15 petang. Artinya, aku sudah telat 45 menit, setelah terjebak macet di jantung kota Kuala Lumpur. Padahal, acaranya jam 5:30. Aku buru-buru keluar dari taksi menyandang tas, melewati pintu garasi dan menuju aula utama KBRI. Benar saja, sebaik masuk ke aula utama setelah sebelumnya mengisi nama di meja panitia acara sudah bermula. Aku melenggang masuk, menuju ke depan yang masih kosong kursinya. Seorang moderator sudah mengucap katanya. Tak lama setelah itu Pak Da'i Bachtiar menyambung dengan semua infonya.
Atas undangan presiden UNIMIG (Union Migrant) aku menghadiri, “Acara Dialog bersama dengan Masyarakat Indonesia dan Peluncuran Website www.kbrikualalumpur.org/web” Sore itu, kebetulan aku ada waktu luang. Jadi aku bisa meluncur ke kedutaan. Bagusnya, ketika mengikuti kegiatan seperti ini aku banyak tahu tentang info-info baik dari dalam negeri Indonesia sendiri ataupun di dalam Malaysia itu sendiri. Terutama, informasi tentang sektor pekerjaan informal, atau lebih tepatnya PRT.
Pak Da'i Bahtiar, memberikan sambutan dan juga wejangan kisah tentang keadaan Indonesia. Baik sektor ekonomi, politik, pendidikan, keamanan dan lebih terheboh, adalah terkait video porno yang beredar belakangan ini. Inilah keuntungannya, ketika aku menghadiri dialog-dilaog seperti ini. Wawasanku bertambah. Meskipun harus direntasi seorang diri, biasanya yang menghadiri acara-acara tersebut adalah perwakilan-perwakilan dari pekerja formal, pelajar juga pekerja-pekerja ekspatriat. Beruntung, ketika sampai di sana ada orang yang aku kenali. Terlepas dari membahas keadaan negeri tercinta, pak Da'i juga membahas hubungan antar dua negara, Malaysia dan Indonesia. Juga, sedikit membahas tentang kunjungan Presiden Indonesia beberapa waktu lalu (18-19 Mei) dan menyinggung apa saja kesepakatan antar pemimpin petinggi negeri ke dua negara. Ujarnya, ada beberapa tahap sebelum kesepakatan pertemuan kedua petinggi-petinggi negeri tersebut. Setelah sebelumnya mengirimkan beberapa wakil menteri barulah menemukan dua petinggi negeri. Selain kesepakatan MOU percutian pembantu rumah tangga dan pemegangan passport oleh pembantu juga ada beberapa kesepakatan lain, diantaranya tentang masalah perbatasan, militer, ekonomi, pendidikan juga yang lebih intern adalah hubungan masyarakat Indonesia dan Malaysia. Sebagai pekerja informal, yang kebetulan hadir di situ, ada satu persoalan yang selalu singgah di kepalaku. Tentang cuti pembantu yang telah didapatkan. Mumpung di situ, mumpung bertemu dengan Pak Dutanya, kesempatan itu tak ku buang sia-sia. Ketika sesi tanya jawab, aku menanyakan "Apakah kedutaan bisa menyediakan sebuah event yang lebih bermanfaat kepada para pembantu ketika mereka cuti?" Sebetulnya, meskipun kesepakatan pembantu mendapat cuti setiap satu minggu sekali, tapi kesepakatan itu tidak berlaku menyeluruh. Misalnya, hari cutinya nggak sama. Tergantung kesepakatan antara majikan dan pembantunya(lebih kurang itulah jawaban pak Da'i). Kalau gini khan susah juga. Semoga ke depannya, kesempatan cuti yang diberikan akan digunakan semakin baik, meningkatkan kecerdasan para PRT yang bekerja di sektor informal. Insya Allah... Banyak yang mau ditulis tapi, blank. Jadi inget pas nulis status di FB dengan soalan yang sama, "kemana Pembantu pergi ketika mendapat cuti...??" jawabannya, beragam, malah yang mau beliin tiket pulang, tiket ke Qatar (ini adik kelas yang baik nih), ikutan klub buku dan banyak lagi...
Pak Iqbal (Presiden UNIMIG)
Dulu, aku sangat terobsesi dengan gitar. Ingin sekali memainkannya. Sayangnya, sampai tulisan ini dibuat, aku tak pernah bisa. Tak hanya gitar, aku juga pengen bisa main drum dan piano (mimpi banget khan?) meskipun semuanya nggak bisa aku mainkan, tapi semua alat musik itu sudah mampu kupegang. Sekurang-kurangnya, aku sudah berhasil memetik dawai gitar (tanpa irama), menggebuk drum(tanpa menghasilkan musik sempurna tentunya) dan menekan tuts-tuts piano, meskipun ia hanya orjen tunggal. Dan, alat musik terakhirlah, yang mampu aku mainkan. Tak mengapalah, toh sampai kini, aku masih mengingat note-note lagu cicak-cicak di dinding :D Padahal, dulu aku hapal mengalunkan lagu rindu (halah)
Simboliknya permainan musik dalam hidup, bahwa tak membutuhkan nada-nada yang sama untuk menghasilkan musik yang sempurna. Pun dengan yang kulakukan kemarin, ketika aku mengadakan "Kontes Blog Berbagi Kisah Sejati" sungguh itu adalah pertama kalinya, dengan disponsori dan aku sebagai penyelenggara. Dengan kekurangan di sana sini, ia sungguh menjadi pelajaran berharga. Semoga ke depannya, aku bisa lebih baik lagi saat mengadakan kontes *ada sponsor lagi nggak?.. larak-lirik* :) Lalu, apa rasanya mengadakan kontes...??? Subhanallah... Sungguh taktergambarkan. Betapa acak kadutnya pikiranku, betapa deg-degannya jantungku ketika batas-batas akhir penentuan 25 besar juga ketentuan pemenang. Tak cuma itu, dari awal pengumuman itu dibuat, di rumah majikanku, justru aku bertambah kerjaan. Selama ini, aku mengasuh anak. Beberapa hari setelah pengumuman lomba, ternyata ibunya melahirkan. Maka, jadilah anak yang aku asuh 24 jam bersamaku. Mulai deh, aku tension, di mana Aufa selalu mengikuti gerak-gerikku dan tidurpun bersama denganku. Repot...??? Tentu saja. Apalagi, ditambah dengan ketiadaan wifi di rumah beberapa hari lalu (hampir dua bulan nggak ada wifi). Aku sering mengandalkan wifi tetangga, kalau tidak dibuka, aku harus mengantri dulu dengan anak majikanku. Dan aku, harus rela menggotong-gotong lapi ke ruang tengah :(. Gimana prosesnya lomba sampai berakhir, Naz...??? Pertama, saat penyisihan menjadi 25 besar. Haduh, rumit banget. Aku tambah deg-degan, diskusi ama juri sampe jam 4 pagi. Semua, tentunya lewat dunia maya. Yang susahnya, pas lagi membahas seru-serunya eh, ndilalah anak asuhku ya bangun, maka rehat dulu. Kemudian, pas penentuan pemenang (malam 14 juni) kami OL dari jam 11an malam. Jam 12 lewat, cut dulu menidurkan Aufa. Baru deh, lanjut. Setelah selesai membicarakn ini itunya, alhamdulilah selesai juga penentuan nama-nama pemenang. lega rasanya... Sampai di situ...??? Tidak! Karena setelah itu, aku harus memposting nama-nama pemenang. Aku juga harus melinkkan judul-judul pemenang, kebetulan saat itu ada seorang teman yang sudah pernah melakukan event yang sama. beliaulah yang mengoreksi segala tetek bengeknya. maka menjadi sangat lama, postingan yang aku tulis. Apalagi, aku hanya mampu melinkkan secara manual di blogspot, tak bisa membuka tab window baru. Diajarinnya aku. Beruntung ketika memiliki acount di wordpress. Menulis di sana, kemudian baru copas ke blogspot. Jadi...??? Tidak! dan aku, semakin pening tujuh keliling. Waktu sudah semakin pagi. Akhirnya, dengan bantuan seorang teman tersebut, akhirnya terpostinglah pengumuman pemenang. Maka, terleraisudah bebanku, selesai sudah amanahku. Alhamdulilah, ya Allah. Untuk sang teman, maturnuwun sanget-sanget, semoga kebaikannya dibalas lebih baik, Insya Allah. Apakah sudah berakhir...??? tentu saja belum. Nama pemenang telah didapat, dan hadiah belum dikirimkan. Kenapa...?? Karena Denaihati sekarang berada di Batam, Indonesia. Sedang berlibur bersama keluarganya. Jadi kepada teman-teman pemenang harap bersabar yah...??? Insya Allah, sekembalinya denaihati dari Batam, akan segera melaksanakan tanggung jawabnya. Btw, kalau ada yang menyangka denaihati adalah perempuan, beliau adalah seorang lelaki dengan seorang isteri dan kedua anak *bener nggak yah?* Sekian curhat hari ini. menyiapkan energi untuk mementung Mbak Wina, menuntut Mbak Ayusnita juga mensomasi Itik bali :D
Alhamdulillahhirobbil’alamin…

Setelah melalui proses yang cukup rumit dan agak panjang, akhirnya keputusan pemenang “Kontes Blog Berbagi Kisah Sejati” telah diputuskan. Melewati beberapa diskusi, setelah babak penyisihan 25 besar kemarin, malam ini kami kembali memilah dan memilih karya-karya peserta terbaik, untuk diloloskan sebagai pemenang. Lagi-lagi, bukan hal mudah ketika harus menentukan pilihan siapa yang layak mendapatkan juara utama (ke I, ke II dan ke III)

Selamat kepada para peserta lomba yang beruntung dan menjadi pemenang. Dengan diadakannya kontes ini, kami jadi banyak belajar dari kisah-kisah para peserta semuanya. Semoga kisahnya menjadi inspirasi kepada yang membacanya, Insya Allah…

Dan berikut peserta yang beruntung:

  • Pemenang pertama: Naqiyyah Syam, Sertifikasi oh Sertifikasi
  • Pemenang kedua: Teifa Futsufeita, Matahari di Ujung Pagi
  • Pemenang ketiga: Mbak Widya, Gerobak Anakku

3 pemenang yang masing-masing mendapatkan @Rp.100.000

  • Ayusnitha, Bolehkah Syurga di Bawah Telapak Kaki Ayah
  • Lalu Abdul Fatah, Muslimah Bukan Guru Andrea Hirata, Tapi…
  • Bahaudin Amyasi, Jangan Panggil Aku Neng!

9 peserta yang mendapatkan buku

  • Ninda, Lampu Mati Lantas Kamu
  • Illa, Ia Bukan Orang Hebat
  • Swistien Kustantyana, Untuk Cinta, kekasihku
  • Nurudin, Buku Tulis 58 Lembar
  • Ani Rostiani, Cinta Sepenuh Bumi itu Kupanggil Mama
  • Yans Ahmad, Ketika Bidadari itu Pergi
  • Brian, Gadis yang Suka Ngelantur itu Kakakku
  • Sabjan Badio, Bulan Depan
  • Miftahul Jannah, Menyulam Kenangan di Negeri Beton

Kepada para pemenang, dimohon mengirimkan imel kepada anazkia@yahoo.com, dengan memberikan nama lengkap dan nomor rekening, untuk yang mendapatkan hadiah uang. Dan kepada pemenang yang memperoleh buku, diharapkan mengirimkan nama, juga alamat yang berada di Indonesia. Kepada 25 peserta yang lolos seleksi, diharapkan mengirim data pribadi ke imel tersebut, karena, insya Allah, tulisan yang lolos 25 besar akan ditawakan ke penerbit.

Ucapan terima kasih kami haturkan kepada:

  1. Sponsor utama, deniahati atas kepercayaannya memberikan sponsor pada anazkia.blogspot.
  2. Mas Joddie, atas sponsor bukunya.
  3. ewan juri, terimakasih atas kerjasamanya.
  4. Teman-teman dan sahabat blogger atas partisipasinya.

Semoga kebaikan semuanya dibalas lebih baik dari yang Memiliki Kebaikan. Amin...

Mengerucutkan 89 naskah yang inspiratif dari para blogger menjadi 25 naskah terbaik tentu saja bukan hal yang mudah. Meskipun hampir setiap hari saya mendapat update peserta lomba dari Anazkia yang langsung saya baca, namun tetap saja, sampai hari terakhir saya masih kesulitan memilih 25 yang saya anggap terbaik.
Bukan hanya saya yang menilai lomba ini, Anaz juga membantu saya dengan sama – sama menyepakati untuk memilih 25 naskah terbaik menurut masing – masing (tanpa perangkingan), kemudian menjelang pukul 00.00 waktu Indonesia, tanggal 12 Juni 2010, kami memulai diskusi panjang. Memilih dan memilah naskah – naskah yang menjadi peserta. Kami menyeleksi naskah dari tiga sudut pandang. Yakni, kemampuan berbahasa, kedalaman ide, dan kandungan motivasi. Alhamdulillah, ketika kami menyatukan 25 naskah yang kami anggap terbaik itu, hampir 80% pilihan kami sama. Setelah dijumlahkan, naskah itu berjumlah 27 naskah. Yang artinya, kami hanya harus berjuang untuk ‘menyisihkan’ 2 naskah yang kami anggap tak layak masuk 25 besar. Mudahkah...??? Jam di komputer saya menunjukkan pukul 3.22 dini hari waktu Indonesia. Alhamdulillah keputusan 25 besar bisa tereksekusi. Tentu saja, bukan berarti naskah yang tidak lolos tidak baik, semua nasklah inpiratif dan ‘membangkitkan’ Inilah 25 Naskah terbaik yang kami urutkan berdasarkan nomor peserta (bukan perangkingan) 3. Lalu Abdul Fatah, Muslimah Bukan Guru Andrea Hirata, Tapi... 4. Mbak Mimin, jalan Biruku Kelabu 9. Inul, Aku Nggak Akan Menunggu Siapapun 13. Pondokhati, Hanya Kisah 4 Jam 17. Ayusnitha, Bolehkah Syurga di Bawah Telapak Kaki Ayah 18. Ninda, Lampu Mati Lantas Kamu 20. Mbak Widya, Gerobak Anakku 27. Ayusnita, Janji Buat Salsa 32. Miftahul Jannah, Menyulam Kenangan di Negeri Beton 33. Lina, mengenang Empat tahun gempa Jogja Versi perantau 37. Naqiyyah Syam, Sertifikasi oh Sertifikasi 38. Yans Ahmad, Ketika Bidadari itu Pergi 39. Illa, Ia Bukan Orang Hebat 40. Brian, Gadis yang Suka Ngelantur itu Kakakku 44. Naqiyah Syam, Merangkai Cinta 47. Imam Subarkah, Bukan Kisah Luar Biasa 48. Agustin Wilujeng, Sepenggal Kisah Lelaki dalam Siluet Panjang 53. Ifa Avianty, Percik Kenangan Dua Tahun Lalu 56. Ajeng, Jalan Hidupku 57. Nurudin, Buku Tulis 58 Lembar 68. Swistien Kustantyana, Untuk Cinta, kekasihku 75. Bahaudin Amyasi, Jangan Panggil Aku Neng! 80. Teifa Futsufeita, Matahari di Ujung Pagi 85. Ani Rostiani, Cinta Sepenuh Bumi itu Kupanggil Mama 89. Sabjan Badio, Bulan Depan Salam Anazkia Akhi Dirman Al-Amin
Alhamdulilah, dengan segala kekurangan yang ada akhirnya batas waktu penyelenggaraan kontes blog berakhir. Terimakasih kepada semua teman-teman blogger yang sudah berpartisipasi. Baik dari blogspot, wordpress, multiply dan blogdetik. Tidak menyangka, akan mendapat antusias yang banyak dari para blogger. Sebagai blog personal, tanpa ada embel-embel blog matre rasanya, ini adalah sebuah kemustahilan untukku mengadakan kontes di blog. Tapi, ini semua atas rizki Allah, di mana aku ditemukan dengan orang-orang yang berhati mulia.
Seperti diketahui, anazkia.blogspot hanyalah sebagai penyelenggara. Sementara, hadiah sepenuhnya ditanggung oleh denaihati sebagai sponsor utama. Mungkin banyak yang berfikir, "Kok bisa sih, Naz ada sponsor?" Kalau ditanya seperti itu, aku sendiri tidak bisa menjawab dengan jawaban yang tepat. Aku dan Encik Muhamad Ilham (Denaihati) ditemukan di dunia maya, dalam sebuah lomba yang aku ikuti. Encik Muhamad Ilham, asli orang Malaysia *maaf, ditulis lagi, mungkin ada yang belum kenal :)* Jadi, kalau ditanya bagaimana cara mendapatkan sponsor, aku tidak ada jawaban. Terimakasih kepada sahabat-sahabat blogger semua, terutama sahabat blogspot, kadang, karena merekalah aku masih eksis ngeblog. Di mana terkadang karena sedikit persoalan, aku dengan kekanak-kanakannya menutup blog. Di mana dengan keterbatasan aku, ketika ada orang yang menegur tulisanku, aku akan merajuk. Justru dari situlah aku belajar, belajar menjadi besar dan belajar menjadi dewasa. Meskipun itu hanya di dunia maya, tapi aku banyak mengambil pelajaran. Buat teman-teman baru yang berkunjung ke blogku, mungkin mereka menganggap, bahwa aku adalah seorang penulis. Bukan, sama sekali bukan. Blogku mengadakan kontes "Berbagi Kisah Sejati" karena ada yang berbaik hati mensponsori. Juga atas dorongan dan suport dari teman-teman blogger. Terimakasih, atas saran dan rembugnya. Untuk blogger bertuah, (Bang Atta, Bang Fiko, bang Mario, Nanlimo) makasih banyak atas sarannya. Kemudian, terimakasih juga atas sharingnya di kotak komentar dari sahabat-sahabat blogger semua yang namanya aku tidak bisa sebutkan satu persatu. Kak Wina, atas idenya (pengen mentungin orang ini sampe pingsan karena nggak ikutan kontes) Juga, Mas Luqman atas segala nasihat dan analogi hidpunya. Matur nuwun sanget-sanget, Mas. Sampai kontes ini ditutup, alhamdulilah peserta berjumlah 89 orang. Alhamdulilah lagi, di saat detik-detik terakhir penutupan kontes, ada seseorang yang berbaik hati menambahkan diri menjadi sponsor. Dialah Mas Joddie, editor Delta Media. Dengan berbesar hati akan menyumbangkan 6 buah buku terbaru dari Delta Media. Buku tersebut adalah buku-buku pengetahuan umum. "Kok bisa sih, mas Joddie jadi sponsor...??" Awalnya, Mas Joddie mau ikutan lomba, tapi katanya nulis nggak jadi-jadi. Nggak nyangka yah, editor juga susah nulis? pantes aja, aku sering kehilangan ide (alesan) maka dengan sendirinya, Mas Joddie malah jadi sponsor. Maturtengkyu, Mas (nanti kapan-kapan ngadain lomba lagi yah? :D) Karena sponsor bertambah, maka bertambahlah pula jumlah pemenang. pemenang tidak hanya 12 orang, tapi 15 orang dengan rincian, 3 pemenang utama, Juara pertama, uang senilai Rp, 500.000 Juara kedua, uang seniali Rp, 300.000 Juara ketiga, uang senilai Rp, 200.000 3pemenang, masing-masing mendapatkan uang @Rp100.000 Dan 9 pemenang yang beruntung akan mendapatkan buku dari Gong Media Cakrawala, Asmanadia Publishing House dan Delta Media. Dan, tentang pengumuman, kami (aku dan juri) akan melakukan pengumuman seminggu setelah deadline. Tepatnya, tanggal 14 Juni 2010. Dua hari sebelumnya, tanggal 12 Juni adalah pengumuman 25 besar. Terimakasih, kepada teman-teman semua yang sudah berpartisipasi. Juga, denaihati sebagai sponsor, Mas Joddie juga Bang Atta sebagai pembuat banner (mau sms Bang Atta, suruh bikin banner pemenang atau Mas Joddie aja yah suruh buat...???). Dan teman-teman semua tanpa terkecuali. Mohon maaf jika tersalah menulis nama dan judul lomba. Kepada para peserta, silakan melihat, apakah namanya sudah tertulis di daftar peserta lomba...??? Kalau belum ada, lagi-lagi silakan melakukan demo :)
Yth, para calon peserta lomba, dimohon pengertiannya untuk mengirimkan link URL di bawah kotak komentar, boleh juga di personal messege multiply, atau wall FB. Bukan hanya menulis di kotak shoutmix tanpa meninggalkan jejak yang bisa ditelusuri (lihatlah, shoutbox melakukan banned kepada sebagian blog). Kalau naskah tidak terjejaki, jangan salahkan penyelenggara dan juri untuk tidak menilai dan tidak mengikutsertakan artikel tersebut. Terimakasih atas pengertiannya. Masih ada waktu, untuk segera mengirimkan link.
Itu aja info hari ini ;) silakan cek nama-nama peserta di daftar peserta lomba, yang sudah mengirimkan naskahnya dan namanya belum tercantum, boleh melakukan demo. :)
Kontes blog Berbagi Kisah Sejati, Hidup Untuk Memberi akan segera berakhir. Insya Allah, tanggal 7 Juni tepat jam 12 malam, kontes akan ditutup. Dan, sampai tulisan ini dibuat, teman-teman blogger yang berpartisipasi sebanyak 63 peserta, alhamdulilah... Waktu baru pertama kali posting kontes, kirain nggak ada yang mau ikutan. Alhamdulilah... Satu demi satu, peserta mulai ada. Maklum, belum pernah mengadakan kontes di blog dan, status masih blogger amatiran :) Tapi, ngomong-ngomong, kok aku belum ngasih tahu siapa jurunya yah...???
Baiklah, dari pada nanti aku dilempar sendal dan tong sampah sama Itik Bali *nuduh* Inilah seklias tentang juri. Dia adalah salah seorang sahabatku di dunia maya, tidak pernah sekalipun berjumpa di dunia nyata. Karena dia, ada di Bima Indonesia dan aku ada di Malaysia. Sama seperti sponsor yang aku tak pernah temui, dengan sang juripun aku tak pernah bertemu. Kenapa dia jurinya...??? Ada beberapa alasan, pertama, karena di sahabatku *semoga nggak ngaku2 sahabat aja deh akunya* kedua, aku ngelihat prestasinya. Ketiga, karena berbagai pertimbangan, misalnya, aku menyesuaikan dengan keuanganku eh, maksudnya bajet dari sponsor. Secara, aku seorang diri memikirkan apa, berapa dan apa aja hadiah yang aku berikan *cie... cie...* Untuk lebih jelasnya, silakan lihat prestasinya, aku dapet ngopas aja nih... (namanya, Dirman al amin, seorang guru) Karya-karyanya tersebar di berbagai media massa Nasional dan Lokal Seperti; Majalah sastra Horison, Annida, Sabilli , Al – Izzah, Deep Smile File dan hampir di semua media lokal di NTB. Menulis beberapa lakon Theater yang dipentaskan bersama Theater Al-Amin (Remaja Masjid Al-Amin), Sanggar Pasapu Monca, dan Sanggar SMAN 1 Madapangga, antara lain; “Aceh itu, Sunyi itu, Luka itu”(2001), “Dongeng Kelabu Tentang Ayah”(2002), “Topeng Kaca”(2003), “Balada Lima Orang Muda” (2003), “Meniti Jejak Rasulullah” (2003), ”Taubat” (2003), “Jejak-jejak Darah” (2003), “Tak Ada Cinta Untuknya di Dunia” (2003), “Manusia Batu Yang Mencari Bening Cahaya” (2004), “Wadu Ntada Rahi (Drama Kolosal Bima)” (2004), “Menggapai Hidayah” (2004), “Dukaku, Dukamu, Duka Indonesia (Do’a Buat Aceh dan Sumut)” (2005), “Kami Rindu Baginda Rasul (2005) dan Surat Cinta Buat Pohon – Pohon Meranggas (2006), Renungan Kermatian (2007), Ngena Ura (2007), Cermin (2007), Dalam Cinta, Ijinkan Kami Mengenangmu (2007), Safi’i dan Fatimah (2008). Sebagian besar disutradainya sendiri, sekaligus turut bermain. Bukunya yang telah terbit antara lain “Negeri Air Mata” (Kumpulan cerpen, 2005), “Ketika kata Menjelma Cahaya” (Antologi puisi, 2005), “Kisah Laut, Jibril dan Presiden” (Kumpulan Cerpen, 2005), Dzikir – Dzikir Sunyi (Kumpulan Cerpen, 2006) Bima…, Cinta Ini Untukmu (Kumpulan Puisi, 2006), Lingi (Novel, 2006), Sebab Cinta Tak Harus Berkata (Novel, 2008), Bicara Cinta (Kumpulan puisi, 2008), Dzikir Batu – Batu (kumpulan Puisi, 2009) dan Meremas Sampah Menjadi Emas (Kumpulan essay, 2009). Insya Allah beberapa lainnya dalam proses penerbitan. Beberapa bukunya, adalah antalogi yang aku turut serta :) Sekilas tentang juri. Kenapa sih, Naz baru diumumin...??? Kadang nggak sempet aja :D lagian, lombanya khan lain dari yang lain. Jadi, bukan faktor sembunyi atau menyembunyikan juri. Owh ya, kalau yang mau add facebook nya juri, silakan add yah... ini FBnya. terimakasih untuk juri, yang sudah mau bekerja sama :)
Gimana sih Naz, proses lombanya....??? Biasanya, setelah ada laporan di kotak komentar yang berkunjung ke anazkia blogspot, maupun anazkia multiply aku segera menyambangi. membacanya satu persatu, apakah sudah memenuhi syarat dan ketentuan, kalau sudah memenuhi, biasanya aku akan segera mengirimkan linknya kepada juri di inbox FB. Jadi, inbox kami tentang daftar peserta lomba sudah panjang banget... dan juri, akan segera ke link tercantum dan memberikan penilaian. Semoga dalam beberapa hari ini semuanya berjalan lancar. Insya Allah...
Kalau lagi duduk di depan lapi, nggak ada ide, aku sering ngoprek-oprek my documents. Kadang cuma lihat-lihat foto atau nggak yah lihat tulisan-tulisan aku yang super acak kadut. Rupanya, banyak juga. Ada cerpen juga artikel. Yang cerpen, bisa untuk prepare lomba cerpen di blog Mbak Fanny nanti nih.. :) Meskipun harus recycle sana sini. Dan ini ada tulisan yang rasanya pas banget diposting. Mumpung ada lomba Berbagi Kisah Sejati, Hidup Untuk memberi. Bukan ikutan lomba, cuma berbagi kisah aja :) *sumpe, Anaz gak ikutan lomba* Ini tulisan jadul tahun 2009.
“Ibu, tunggu. Jangan tutup pintu. Ana mau keluar lagi.” Aku tergesa-gesa menuju pintu. Sempat juga aku menyembunyikan ayam yang baru saja aku mandikan. Tapi, terlambat… Ibu majikanku keburu melihat. “Apalah awak ni, macam tak ade kerja lain.” Spontan suara ibu meninggi. Tapi, aku yakin ia menyimpan tawa dalam nada suara dan mimik mukanya. Aku pun tersenyum-senyum sendiri, mentertawakan apa yang aku lakukan. Lucu juga, mosok mandiin kok ya ayam. Ini bukan pertama kali aku kepergok mandiin ayam. Malu juga kadang, kayak anak kecil! Nggak tahu kenapa, sejak di Malaysia aku jadi akrab dengan beberapa binatang, diantaranya Kucing dan Ayam. Kalau lagi ngasih makan mereka, aku jadi ingat ama sebuah cepen di Majalah Annida. Cerpen yang menceritakan seorang Ibu, yang lebih akrab dengan Ayam berbanding dengan anak-anaknya. Sampai-sampai, ketika ayam-ayam itu mati karena terbakar kandangnya, Ibu itu schok dan masuk rumah sakit. Kok bisa yah gara-gara ayam mati ko masuk rumah sakit…??? Yah ceritanya mah, Ibu itu kesepian, semua anak-anaknya sibuk dengan keluarga mereka jarang pulang ke rumah. Ibu itu hanya tinggal dengan pembantunya, sedangkan anak bungsunya masih kuliah. Kalo gak salah, anaknya ada lima orang (eh, bener gak yah…??? Abis aku dah lama baca cerita ini) Terus, ayam yang di pelihara pun ada lima juga. Jadi, ketika ayam-ayam itu mati, Ibu itu menyangka kalo semua anak-anaknya pun dah mati. Cerpen itu cukup menarik. Bahkan, sempat di bahas di Galeri. Waktu itu, Pemrednya masih mbak Helvy dan mbak Helvy sendiri yang bahas. Cerpen yang awalnya berjudul Ayam diganti dengan judul Pelangi di Mata Ibu. Ini juga bisa dijadikan pelajaran ketika aku buat cerpen nanti, judul harus menarik, selain penentuan tema dan karakter tokoh. Setiap kali aku berinteraksi dengan ayam-ayam di belakang rumah, aku merasa terhibur. Aku merasa, dia adalah sahabatku. Apalagi, awal-awal aku di kerja di Malaysia majikan tidak mengizinkan aku untuk keluar rumah sendiri. Mulailah aku bersahabat dengan mereka, memberi makan setiap pagi (meskipun hanya sisa-sisa makanan yang tidak habis) rutin kadang beberapa kali dalam sehari. Kalo tidak ada sisa-sisa makanan kadang, aku ambil juga beras ataupun nasi. Yang lebih lucu, ayam itu bukan ayam majikanku tapi, ayam tetanggaku. Karena terbiasa dikasih makan, setiap kali aku atau majikanku buka pintu pasti ayam-ayam itu akan berlarian mengejar. Ibupun protes, “Ana, kenapa tiap kali ibu buka pintu ayam-ayam ni datang?.” Aku pun biasa, senyum aja… Dari sekian banyak ayam yang ada, aku sangat dekat dengan seekor ayam betina berwarna hitam. Aku akrab dengannya sejak ia kecil. Awalnya, aku kasihan lihat dia, agak jelek, bulunya dikit jadi kayak gundul-gundul githu…(trondol) Aku sering menangkapnya, dia pun jinak. Gak takut ama aku. Aku ulurkan tangan aja, dia mau datang. Anak majikanku ama temen ku yang kerja sama anak majikan protes. Dia bilang, kenapa dari sekian banyak ayam-ayam yang ada aku pilih dia. Aku bilang aja, kesian. Aku sering mandiin dia, awalnya sih aku sembunyi-sembunyi biar gak ketahuan lama-lama ketahuan juga. Setiap kali Ibu kebelakang rumah, Ibu pasti akan teriak manggil aku. “Ana…, kawan-kawan awak cari…” Nah, itu pasti ada maksud. Maksudnya, aku suruh kasih makan ayam-ayam itu. Beruntung, ketika aku mendapatkan majikan yang baik. Terimakasih ya Allah… Yang lebih seru, ketika anak menantu majikan aku datang. Dia nih garing abis. Tahu aku akrab dengan ayam di belakang. Di suruhnya aku nangkepin ayam. Buat main anaknya. Dia pun tanya, mana ayam yang sering aku mandikan. Setelah lihat ayamnya, dia mo kasih nama. Awalnya, dia mo kasih nama Jambrong. Tapi aku gak setuju, soalnya dia khan ayam betina mosok di kasih nama Jambrong. Lama-lama mikir akhirnya dia kasih nama Supinawati. Aku tertawa terbahak-bahak tapi, setuju juga. Hari berlalu, tanpa terasa Supinawati semakin besar. Dan dia tumbuh menjadi ayam yang cantik. Bulunya berkilau tak lagi seperti ayam trondol yang tak berbulu. Padahal, aku kadang amndiinya disabun ama sunlight. Semua tidak percaya, kalau itu adalah Supinawati yang aku selalu mandikan. Bahkan, aku sampai eyel-eyelan sama mereka. Di suruhnya aku mengingat lagi, sapa tahu aku lupa katanya. Wong aku yang ngadepin hari-hari yah nggak lupalah… Sebenernya, bukan hanya ayam betina yang hitam saja yang jinak ama aku. Hampir semua ayam-ayam itu jinak dan selalu mengikuti aku kalo aku lagi jemur kain. Atau kalo aku mau ke warung lewat belakang rumah tak jarang mereka mengikuti aku dari belakang. Kayaknya, mereka berharap aku akan memberinya makan. Kalau inget ini, suer lucu abis. Coba bayangin, aku jalan terus diikutin ama kira-kira 30an ekor ayam. Lucu, lucu banget. Yang selalu di garda terdepan, tentunya Supinawati. Meskipun dah jauh aku berjalan dan teman-temannya sudah tidak mengikutiku, dia tetap setia mengekori aku. Kadang, sampai aku halau dia baru dia berbalik arah tidak mengikutiku. Setiap kali aku memberinya makan, tak jarang aku memperhatikan mereka. Ah, nyatanya mereka seperti manusia biasa juga. Ada yang tak sempurna fisiknya. Allah menciptakan segala sesuatunya itu berlainan. Ada diantara ayam-ayam itu yang tak boleh melihat sebelah matanya, kurang jari kakinya. Itu semua membuat aku merenung dan berfikir. Betapa besar karuni Allah… Sewaktu isu penyakit flu burung, aku jarang berinteraksi dengan ayam-ayam di belakang rumah. Aku juga jarang memberinya makan. Kadang, aku kasih makan ke meraka tapi, aku lemaprin aja terus aku lansung tutup pintu. Aku rasa, ayam-ayam itu pun peka juga. Mereka tidak memakanpun nasi-nasi yang aku lemparkan. Terkadang sampai kering dan berjamur. Supinawatipun semakin jauh dengan aku. Isu flu burung berlalu, aku pun kembali mengakrabi mereka. Sayangnya, aku merasa ayam-ayam itu semakin hari semakin berkurang. Aku tak melihat lagi Supinawati. Aku teliti mereka satu persatu, dia tiada di antara mereka. Ada juga ayam yang serupa, mungkin itu induknya kadang aku berharap itu adalah dia. Nyatanya bukan. Supinawati menghilang… Lama kelamaan, aku terbiasa dengan ketiadaannya. Hingga pada suatu hari di bulan Ramadhan, anak majikanku memberi tahu, katanya tetangga belakang rumah ngasih ayam karena kita selalu memberinya makan. Aku yang lagi beres-beres terdiam. Akupun langsung bilang, “Jangan-jangan, itu ayam Ana.” Aneh juga kan mengkalim ayam aku :D padahal, ayam orang. dah gitu, bang Hasif nyahut, “Iya kali, ayam hitam . Dah di potong, ada tuh dalam kulkas besar.” Seluruh keluarga majikanku tahu, kalau aku suka mandiin ayam. Aku tidak bisa menahan sesak di dada, asli! Pengen nangis. Aku buru-buru kebelakang. Aku membuka kulkas besar, aku melihat bungkusan ayam dalam plastik. Perlahan-lahan aku buka, terlihat bulu ayam berwarna hitam. Aku sudah tidak bisa menahan kesedihan, air mata itu jatuh juga. Aku angkat dan ku keluarkan ayam dari dalam kulkas. Aku teliti lebih jelas, rupanya itu bukan Supinawati. Itu seekor ayam jantan aku juga mengenalinya dan dia bukan Supinawati. Hari-hari berlalu, dan Supinawati tidak lagi terlihat. Aku sedih, kalo nggak malu pengen sebenernya aku nanya sama tetangga belakang rumah. Di kemanain ayam-ayam yang lain…??? Tapi, aku nggak berani. Aku tidak lagi semangat memberi makan pada ayam-ayam di belakang rumah. Pernah suatu ketika, aku mimpi ketemu dengan Supinawati aku lupa mimpinya kayak gimana. Tapi, yang aku ingat setelah bangun dari mimpi itu aku menangis terisak-isak. Supinawati dah pergi. Kini, aku kembali akrab dengan ayam-ayam di belakang rumah. Karena ada yang baru. Sama seperti Supinawati tapi, ia berbulu coklat. Di manapun kamu Supinawati, ada pengalaman yang sangat berarti ketika aku bersahabat dengan kamu. Betapa indahnya ketika aku bisa bersahabat dengan binatang.
Gambar diambil dari sini
Bertahun dulu, ketika aku masih SMU ada sebuah kisah yang membuatku mengurut dada, juga nelangsa. Saat beribu-ribu Tenaga Kerja Indonesia dideportasi dari Negara Malaysia di sebuah pelabuhan Nunukan, Kalimantan Timur. Miris. Betapa buramnya potret sebuah negeri ketika itu. Ribuan Tenaga Kerja Indonesia yang dideportasi, adalah pendatang illegal. Saat itu, Malaysia sedang melakukan pemutihan, melakukan pemulangan Tenaga Kerja Indonesia yang illegal tanpa memberikan hukuman.
Ribuan lelaki dan perempuan berjubel keluar dari sebuah kapal besar. Dengan wajah yang berupa-rupa bentuknya, gambaran kesedihan juga kenelangsaan. Mereka kembali ke negerinya dengan tangan hampa. Terdetik kalimat dalam hati, “Aku tak ingin ke Malaysia. Apapun di negeri sendiri, itu lebih baik” Begitulah, aku berjanji kepada diriku sendiri. Beberapa tahun berlalu. Ibarat sebuah pepatah, “tepian pantai boleh berubah, inikan pula hati manusia” Begitulah… tanpa mengingat kalimatku beberapa tahun dulu yang tak akan ingin pergi ke Malaysia, aku justru tersesat merantau sampai ke Malaysia dan menjadi Tenaga Kerja Indonesia.
Suasana Kedutaan Republik Indonesia, dokumentasi pribadi.
Sampai di Malaysia, ada gelar yang kudapat tak resmi ketika itu. Yah, sebaik menginjakan kaki di KLIA (Kuala Lumpur International Airport) pada 6 Januari 2006, aku resmi menjadi seorang TKI. Gambaran buruk, sudah jelas di benakku saat sebelum kepergianku. Itu juga yang menjadi faktor utama, ibuku merasa berat untuk melepaskan kepergianku. Tapi, dengan segala upaya, aku memohon restu dan do’a kepada ibuku, untuk mengizinkanku menjadi seorang TKI. Dan akhirnya, izin itu kudapat. Aku bekerja di sektor rumah tangga. Jauh dari bayangan tentang segala keburukanku menyandang gelar TKI atau tepatnya menjadi seorang Tenaga Kerja Wanita yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Alhamdulilah, aku bertemu dengan majikan yang baik. Hari demi hari kulalui, tanpa menghadapai masalah. Puji syukur, kepada Illahi. Terlepas dari semua nasib baik yang kugenggam, ada sebuah fenomena yang dihadapkan di depan mataku dalam keseharianku. Tanpa disadari, menjadi seorang TKW juga mengemban sebuah amanah yang berat. Di mana, setiap gerak langkah yang aku lakukan bukan hanya membawa namaku sendiri bukan juga membawa nama orangtua atau kampungku, tapi juga membawa nama bangsa, bangsa Indonesia. Begitu terasa beban itu, saat beberapa kali aku menyaksikan sebuah berita yang menayangkan beberapa kasus kejahatan yang melibatkan warga Negara Indonesia. Kasus pencurian, pembunuhan atau bahkan kasus penganiayaan yang dialami oleh tenaga kerja wanita, khususnya yang bekerja dalam sektor rumah tangga.
Nirmala Bonat, gambar diambil dari sini
Masya Allah… Sungguh nelangsanya saat beberapa kali melihat berita, ketika beberapa warga Negara Indonesia mati begitu saja tertembak oleh polisi karena merampok. Atau ketika menyaksikan seorang perempuan paruh baya yang penuh luka di muka juga hampir seluruh badannya akibat dianiaya majikannya. Lebih terenyuh, ketika menonton TV dan menyaksikan puluhan warga Indonesia yang tertangkap oleh pihak yang berkuasa karena menetap di Malaysia tanpa dokumen. Juga, sesekali aku melihat mereka yang basah kuyup bersembunyi di sebuah tempat penampungan air, toh pada akhirnya tertangkap juga.
Pernah juga, aku menitikan air mata saat sebuah penyerbuan di sebuah tempat lapak bangunan, yang mayoritasnya adalah warga Indonesia. Di sana, Nampak jelas ketika beberapa orang lelaki digiring pihak yang berkuasa ada seorang ibu-ibu sedang menggendong anaknya turut digiring petugas. Duh, ini gambaran negeriku di negeri tetangga. Sebuah fenomena yang entah sampai kapan berakhir. Lagi, lagi dan lagi gambaran itu sering aku tonton baik di layar kaca televisi, atau sekedar membaca surat kabar.
Siti Hajar, gambardiambil dari sini
Lebih terkejut, saat menyaksikan beberapa warga Negara Indonesia yang ditemukan di dekat hotel di Tawau Sabah, perempuan-perempuan yang masih belia. Masih di bawah umur, seharusnya dalam jagaan kedua orang tua. Tapi, mereka terjerat oleh seorang calo, dengan iming-iming akan bekerja di sebuah restoran, nyatanya mereka dipekerjakan di sebuah diskotik dan melayani nafsu buas para lelaki. Innalillahi… Termenung… melihat dan memikirkan, betulkah ini potret buram negeri Indonesia? Teringat, ketika aku menghadiri pengajian akbar di KBRI. Saat itu, Pak Da’i Bahtiar memberikan sambutannya. Memberikan sedikit penggambaran tentang berapa banyak dan jumlah TKI yang ada di Malaysia. Warga Negara Indonesia yang ada di Malaysia berjumlah sekitar 1,2 juta (tahun 2008, sekarang sudah mencecah 2 juta) terdiri dari 14.000 pelajar, 5000 ekspatriat, 11000 pelancong (turis), 500 ribu pekerja illegal, 100 orang TKW dalam penampungan. Dan menurut data imigrasi Malaysia tahun 2007, dari jumlah 300.621 PRT asing, 94,8% atau 294.115 orang merupakan PRT Indonesia. Banyaknya TKW atau TKI yang berada di luar negeri, adalah karena ketiadaannya lapangan kerja di Negara sendiri. Penyediaan lapangan kerja yang terbatas, mengakibatkan beramai-ramianya para tenaga kerja yang memilih untuk ke luar negeri. Dan pilihan terdekat adalah Malaysia. Tak mengapa, bekerja di luar negeri, asala ia memenuhi segala syarat dan ketentuan. Jangan hanya datang, tapi dengan cara illegal. Februari 2010, kerajaan Malaysia akan melakukan razia besar-besaran kepada pendatang asing tanpa izin (PATI). Hampir setiap hari sejak awal bulan februai, menjadi hal biasa buatku, ketika menyaksikan berbagai penangkapan warga asing baik dari Indonesia maupun dari berbagai Negara lainnya. Bahkan, di surat kabar pun aku menemukan berita yang sama. Sampai kapan yah, berita itu tak lagi kutemukan…??? Kadang, aku sedikit membuat andaian. Tak mengapalah kerja di luar negeri, tidak menjadi hal juga saat harus menjadi TKI. Selagi sebelum pergi, ada yang harus dipersiapkan pada kemampuan diri. Juga, sejauh mana kesediaan pemerintah untuk menyiapkan calon-calon TKI ke luar negeri. Sehingga Indonesiaku, tidak menajdi Indonesia-Indonesiaan.
Beberapa TKW bermasalah yang akan segera dipulangkan. gambar diambil dari sini
Ditulis untuk memeriahkan ma Chung blog competition 2010
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Teman-teman

Sering Dibaca

  • Minyak Gamat Bukan Hanya untuk Obat Luka
  • Diary Blogger Indonesia
  • RM. 100 Dari Denaihati
  • Betapa Inginnya Mengumrohkan Ibu Saya
  • Beli Sprei Bisa Umroh?

Harta Karun

  • ►  2022 (5)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2021 (8)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2020 (10)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2019 (41)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (5)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2017 (21)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (63)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (23)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2015 (137)
    • ►  Desember (25)
    • ►  November (20)
    • ►  Oktober (34)
    • ►  September (19)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (9)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2014 (52)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2013 (40)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (12)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
  • ►  2012 (74)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (14)
  • ►  2011 (87)
    • ►  Desember (10)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (18)
    • ►  September (13)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (4)
  • ▼  2010 (141)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (12)
    • ▼  Juni (12)
      • Anaz ke Mana...???
      • Kloning Bang Atta, Jiahahaha...
      • Kenapa Memakai Nufnang?
      • Kemana Pembantu Pergi, Ketika Mendapat Cuti?
      • Apa Rasanya...???
      • Pengumuman pemenang “Kontes Blog Berbagi Kisah Sej...
      • 25 Naskah yang Lolos
      • Kontes Blog Berakhir
      • Kepada Peserta Lomba
      • Siapa Jurinya...???
      • Indahnya Bersahabat Dengan Binatang
      • Indonesia, Tidak Begini Seharusnya
    • ►  Mei (17)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (17)
    • ►  Februari (18)
    • ►  Januari (23)
  • ►  2009 (124)
    • ►  Desember (11)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (17)
    • ►  Juni (14)
    • ►  Mei (16)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (12)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2008 (105)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (16)
    • ►  Mei (19)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (22)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2007 (30)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (13)
    • ►  September (12)
    • ►  Agustus (2)

Kategori

Ads Blogger Hibah Buku Celoteh Cerpen Featured GayaTravel KBO komunitas Murai Perjalanan Piknik Buku Pojok Anaz Reportase resep reveiw Semestarian Serial Sosok Teman TKW TripGratisan Volunteer

Catatan Anazkia By OddThemes | Turatea.com