Artikel Opini
Dalam dunia blogger, konsep penulisan tidak ada peraturan yang saklek dan khusus. Karena kebanyakan blog, adalah milik pribadi dan perorangan bahkan, sebagian besar adalah blog diari online (seperti milik yang nulis, adalah blog acak-kadut :D) Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan untuk mengetahui sedikit demi sedikit ilmu dari para profesional yang katanya, kalau nulis di blog itu, jangan terlalu panjang. Kenapa? yah karena blog itu bukan buku, bukan surat khabar yang membacanya bisa sambil tiduran atau sambil leyeh-leyeh. Apalagi, kalau ditambah dengan inet yang lemot :D bertambahlah kesengsaraan pembaca *blogku berat gak yah loadingnya?* Kata Pak Jonru, Founder Sekolah Menulis Online paling banyak saat kita menulis di blog lebih 10.000 karakter. Tapi, ada juga lho, yang nulis sampai 16.000 karakter, tapi masih dibaca keseluruhannya. Jadi, sekali lagi, aturan itu tidak baku kembali kepada pemilik blog untuk mengemas "Gimana caranya, biar para pembaca nggak lari" saat membaca tulisan yang banyak.

Lho, ko jadi ngomongin itu sih...??? :D iya yah, kok aku ke laut.. :D. Ok deh, back to topick sebenernya, aku pengen membahas tentang artikel opini, seperti janjiku beberapa waktu lalu yang akan membahas dunia kejurnalistikan Maaf, telah membuat menunggu lama*jiah gayamu Naz :D* Kenapa aku mengambil tema ini? karena sebagian besar dari para penulis blogger rupanya menjadi penulis artikel opini. Ini kesimpulanku, setelah aku membaca sedikit-demi sedikit pengertian artikel opini.
Artikel opini adalah tulisan, yang selain mengandung fakta-fakta dan data-data yang obyektif, juga sekaligus melakukan analisis, kesimpulan, dan saran-saran yang sifatnya subyektif. Dengan kata lain, artikel opini selalin memuat fakta juga mengandungi opini. Kalau melihat pengertiannya, aku jadi inget para sahabat blogger, Pak Iwan, mbak Elly, mbak Reny, pak Ari, bang Atta, Jeng Sri, Aprilins, Aan, Mas Ivan dan banyak lagi yang namanya tak bisa ku sebutkan. Mereka adalah para penulis artikel opini. Nggak semua tulisannya memang, tapi sebagian besar diantara tulisan-tulisan mereka mengandungi artikel opini seperti yang tersebut di atas.
Untuk media surat khabar, artikel opini biasanya dimasukan di rubrik opini, pendapat, atau gagasan. Biasanya di ruang itu berkumpul tulisan-tulisan seperti; tajuk rencana, pojok, surat pembaca kolom, dan sebagainya. Sedangkan dalam majalah, artikel opini sering diberi nama essai. Istilah lain yang digunakan adalah artikel ilmiah populer. Bedanya, artikel opini gaya penulisan dan penyajiannya tidak boleh kaku atau "kering" seperti halnya dalam penulisan karya ilmiah. Dan, dalam penulisan artikel opini, teknik penulisan tidak tunduk pada tata cara tertentu seperti ketika menulis karya ilmiah.
Adapun data dalam penulisan artikel opini sangat penting peranannya. Ia adalah wakil dari fakta dalam dunia realitas yang dimasukan ke dalam tulisan opini. Karena ia adalah wakil dari realitas, maka ia harus sedapat mungkin menggambarkan dunia nyata secara tepat. Dari datalah kesimpulan bisa diambil. Maka, dari data pula sebuah penafsiran atas realitas bisa dilakukan. Meskipun data merupakan hal penting dalam penulisan artikel opini, namun data bukanlah segala-galanya. Dalam artian, sebuah artikel opini tak harus kaya data, karena halaman opini sebuah koran atau majalah *kalau kita blog yah? :)* bukanlah galeri pameran data.
Data dalam penulisan artikel opini diperolehi melalui dua bagian besar; pertama, data primer, yaitu data yang kita peroleh langsung dari suatu sumber (hasil percakapan atau wawancara); dan kedua, adalah data sekunder, yaitu data yang kita perolehi secara tidak langsung baik dari kepustakaan, data-data statistik, atau kliping-kliping media. Kebanyakan artikel opini yang digunakan adalah data-data sekunder, atau data-data tidak langsung yang sebelumnya sudah tersedia. Sumber data seperti ini umumnya berupa:
1. Catatan-catatan resmi statistik.
2. Jurnal-jurnal ilmiah atau semi ilmiah.
3. Catatan kejadian tertentu yang menjadi isu.
4. Pernyataan tokoh.
5. Kantor berita Internasional.
6. Media komputer (internet).
Penulisan artikel opini cenderung menggunakan data sekunder, ini dikarenakan beberapa hal:
Pertama, Tema artikel opini cenderung mengulas isu yang sedang populer di masyarakat dan banyak diberitakan.
Kedua, Data sekunder umumnya tersedia luas dan mudah diakses sehingga penulis bisa menggunakan data tersebut.
Ketiga, data primer umumnya adalah data yang masih mentah, belum diklarifikasi, dan karenanya kerap belum layak untuk dipublikasi.
Keempat, alasan praktis, mencari data sekunder jauh lebih murah dan mudah dibanding mencari data primer.
Kelima, tulisan opini umumnya berciri reaktif, artinya berupa tanggapan, ulasan, atas kejadian yang sudah atau sedang berlangsung.
Dalam penulisannya, selama ini mengenali lima pola. Kelima pola itu, mengutip Slamet Suseno (1980). jadi, untuk sahabat Blogger yang mengetahui ilmu baru lainnya, tolong share lagi yah di sini :)
1. Pola pemecahan topik.
2. Pola masalah dan pemecahannya.
3. Pola kronologi.
4. Pola pendapat.
5. Pola perbandingan.
Mungkin, ini dulu yang dapat aku tuliskan, lebih kurangnya, aku mohon maaf yang sebesar-besarnya. Yang benar, itu dari Allah, dan keslahan itu dari diri aku sendiri manusia yang lemah. Diambil dari Modul Kepenulisan, Ilna Center, dirubah seperlunya menggunakan bahasa Anaz yang acak kadut :).
Kategori:
Murai
24 komentar
Nice posting!
BalasHapusmantab..thanks ma anaz..:)
BalasHapuswa'alaikmslm,, alhmdulillah baik mba,,
BalasHapusmba sndri gmn ?
maf jga saya jrg b'kunjung,,
tahun ini lgi males nge blog ni saya,, hehe
bagus.. jurnalistik.. menarik.. meski pandi jarang baca koran atawa majalah, internet ajah..
BalasHapusThenkyu Naz, saya lagi belajar nulis essay neh.... dan postingan tentang artikel opini ini bener2 bermanfaat.... thanks sekali lagih...
BalasHapusWoooow, lengkap dan komplit dan menarik dan Mantab Naz... :-)
BalasHapusMakasih neh sharingnya...
agak2 nyangkut dikit ilmunya. yah,,,menulis di blog sedapat mungkin singkat , padat namun tidak mereduksi gagasan yang ingin di sampaikan.
BalasHapusmakanya di blog aku biasakan nulis cuman tiga paragraf singkat tak lebih. demi menghargai pembaca yang kebanyakan ga punya banyak waktu.
@anaz: makasih dah negokin trimatra :D
BalasHapusallhamdullilah akhirnya sampai di sini,,dapat ilmu baru tentang penulisan artikel di sini,
BalasHapusapa kabar mba anaz??? sepertinya saya ingin membuat polanya dulu seperti keterangan di atas karena pola bagi saya adalah dasar
BalasHapusow.. kalo sayah berarti masuk ke mana ya? kayanya bukan yang opini, hm.. masih ada kriteria lain kan???
BalasHapusBetul mbk, blog ku lbh ke catatan kecil yg d posting d dunia maya. Ada yg penting ada jg yg gak. Tp sekali2 pernah jg nulis artikel opini yg ngandeli analisa pribadi.
BalasHapusmantap na ulasannya.. aku juga nulis suka acakadut juga:-)
BalasHapuswow...
BalasHapuskeren..
lengkap banget.
met pagi buk,,
Guys,
BalasHapusSupport The Earth Hour, by turning off all the electricity for an hour on Saturday, March 27'th 2010, 8.30 pm.
Dukung The Earth Hour, dengan mematikan semua lampu dan listrik selama 1 jam, pada hari Sabtu, 27 Maret 2010 mulai dari jam 20.30 malam.
This is the least we can do....
Love the Earth...
Ninneta
Terima kasih untuk artikelnya yang bisa menambah ilmu nih mbak... ^_^
BalasHapusSering-2 berbagi ya..
Eh..., namaku disebut-2 juga disini, pantes aja dari kemarin mataku 'kedutan' terus mbak hehehe
BalasHapusMaaf ya, baru bisa mampir. Koneksi inet di rumah sdg error soalnya
tx mba
BalasHapusSebuah tulisan yang mantap naz...
BalasHapusCuman sekedar nulis yang muncul didalam benak saya... itulah yang saya beri Tag opini.
ehm, untuk anazkia nggak papa kok nggak ngerjain tagnya... :-)
BalasHapusih, buwel baik ya... hiihihih
BalasHapussaya paling sering dengan pola pendapat, hingga kadang kelihatannya culunnya hahaha...
BalasHapusassalamualaikum..
BalasHapustidak disangkal, tulisan mbak anaz sangat menarik bagi saya. setuju, artikel opini memiliki kualitas berbeda terutama di keberanian memunculkan ide. ini yang jarang ditemui.
salam
memang sih nggak punya waktu banyak membaca tapi kalau artikel bagus yang harus dibaca semua dong jangan cuma komentar saja tidak baca
BalasHapusPersonal blog, kadang anti sama spammer yang hanya menyebar link. Lebih mengutamakan pertemanan antarpersonal. Komentar kembali dimoderasi masih banyak obat-obatan yang nyepam :D :P