Catatan Anazkia

Karena hanya tulisan yang bisa saya tinggalkan

  • beranda
  • Kisah
    • Serial
    • Cerpen
    • Celoteh
    • Reportase
    • Perjalanan
      • Gaya Travel
      • Trip Gratisan
      • Piknik Buku
  • Pojok Anaz
  • Murai
  • Sosok
  • komunitas
    • Volunteer
    • KBO
    • Semestarian
    • Blogger Hibah Buku
Adalah sebuah kebahagiaan, ketika kita mengenali dan dikenali. Adalah sebuah kelebihan saat orang yang kita kenal selalu mengingati. Adalah sebuah keberkahan saat yang mengenali saling mendoakan juga saling memberi. Tak cukup itu karena, terkadang mengenali adalah langkah awal menyakiti. Tak sampai di situ, karena seringnya mengenali adalah awal untuk kelak menjauhi. Bertemu dan berpisah adalah jalan-Nya. Kita tak tahu, sampai di mana kita pada nantinya. Semoga kita, selalu bisa saling mengingatkan, untuk kebaikan.
Mungkin, belum tepat setahun dahulu saat aku bertemu dengan sebuah blog, yang memposting tentang simbol dua lembar daun sirih dengan segala misi dan visinya. Yah, itulah kali pertama aku mengunjungi blog Bang Atta. Aku sudah lupa dengan tepat, bagaimana visi dan misi mereka. Tapi, ada kesalutan pada diriku ketika itu simbol blogger bertuah yang lebih mengusung kepada mengingati kebudayaan lokal, membuatku merasa bangga dengan komunitas blogger tersebut. Aku berfikir, mereka adalah orang-orang hebat yang berani menjaga dan mempertahankan adat. Melihat komunitasnya dan siap-siapa anggotanya, blog mereka mempunya ciri khas sendiri-sendiri. Awal mengenali, aku belum mengenali beberapa blogger bertuah. hanya sebagian saja, dan aku lebih sering berkunjung ke blognya Bang Atta, Baru setelah itu Prof Ijo, Black Id, bang Fiko. Dan sekarang, aku hampir mengenali sebagian besar komunitas blogger bertuah. Menjadi hal yang aku tak percaya, adalah ketika langkahku membawaku ke tanah Sumatera bertemu dengan mereka. Betapa keindahan itu tidak dapat kugambar. Meskipun sebelumnya aku sudah bertemu dengan beberapa blogger lainnya. Pekanbaru, aku kira ia kota yang kecil tapi, rupanya ia lebih besar dari kotaku tinggal di Cilegon. Pekanbaru lebih membangun. Pekanbaru lebih anggun, dengan berdirinya perpustakaan yang gah dan cukup mewah. Di sana, aku jatuh cinta pada kotanya juga pada tata kotanya. Jikalau kapan-kapan sahabat singgah ke sana, berceritalah sedikit tentang Pekanbaru dengan gambaran sahabat. 27 Desember 2009, ketika aku bertemu dengan komunitas mereka aku sungguh gembira. Dulu, aku hanya bisa menggemari mereka tak pernah sedikitpun membayangkan akan ke sana. Tapi, rupanya Allah memebrikan "hadiah" lebih dengan memberikan sedikit rizki melalui tangan orang lain aku bisa juga mengunjungi Pekanbaru. Mereka menyambutku dengan penuh kehangatan, mereka menerimaku dengan penuh persahabatan dan mereka menyambutku dengan suasana kekeluargaan. Di pekanbaru, aku jatuh cinta. Bukan pada seorang pria tapi, pada uluran persahabatan yang setia. Ditulis, dalam rangka memajang award dari para blogger bertuah. Alhamdulilah, aku dapet empat award ini. Pertama, dari nanlimo, kemudian Itik bali, terus Bang Atta dan terakhir adalah bang Fiko. Makasih untuk semuanya. Maaf, tak mengikuti rulenya. Kalau setiap orang memberikan syarat harus memberikan kepada sembilan orang, berarti aku harus memberikannya kepada 36 orang (9x4) Jiah... banyak amattttt :(( pengsan ngelinknya dan pusing nyari siapanya. Aku amsih banyak hutang untuk memposting award dan tag :(( :((
Happy milad untuk bloger bertuah, semoga kekuatan ukhuwah membawa berkah dan setiap langkah untuk menambah hikmah. Insya Allah...
Hari ini, seharusnya aku ke Puduraya, ke stasiun bis antar kota untuk bertemu Elpa. Tapi, ternyata Allah belum menakdirkan kita berjumpa. Jum'at kemarin, Elpa ke Genting pergi jalan-jalan bersama seorang temannya. Awalnya, pulang dari genting, Elpa akan singgah di Kuala Lumpur dan bertemu denganku. Elpa dan temannya mengalami mabok berat, selama perjalanan. Semoga kini, dia baik-baik saja. Tak mengapa belum bisa berjumpa, semoga lain hari bisa ketemu. Insya Allah...
Selain bertemu Elpa, aku juga punya rencana untuk mengunjungi salah seorang sahabat yang akan pulang ke kampung halamannya. Tadinya, aku bertemu Elpa dulu baru kemudian pulang ke rumah sahabatku dan rencananya aku akan nginep di sana. Aku juga sudah meminta izin sama ibu. Setelah mengetahui Elpa nggak jadi mampir di Kuala Lumpur, aku merubah haluan, paginya ingin menuju perpustakaan negara di jalan Tun razak, Kuala lumpur. Sudah lama sekali aku tak ke sana. Dulu, ketika aku belum mengasuh anak ibu majikanku sering membawa ke mana-mana. Aku tidak ikut memang, kadang aku ditinggalkan di perpustakaan negara, atau terkadang di perpustakaan Islamic Center Kuala Lumpur. Sayangnya, aku tidak tahu hendak menaiki apa saat ke sana. Di Malaysia, kendaraan umum, memang tak mudah untuk didapatkan. Pagi-pagi, aku tanya sama Nini, naik apa kalau mau ke sana. Nini pun tak tahu, apalagi aku. Akhirnya, Nini malah justeru mau mengantarku. Alhamdulilah, siangnya jam satuan aku menuju ke sana. Aku seneng, kalau melalui jalan Tun Razak di situ. Berderet-deret dari Istana Budaya, Balai Seni Lukis Negara, Hospital Tawakal, Hospital Pusrawi, Wisma Budaya dan tepat di sebelah Wisma Budaya, adalah perpustakaan Negara. Setiap melalui jalan itu, aku juga ingin sekali masuk ke Istana Budaya. Sampai tadi, aku terdetik di hati, "Sebelum pulang, aku harus ke sana memasukinya." Kenapa ngeyel banget pengen ke sana? Awalnya, dulu sekali saat pertama kali teater "Putri Gunung Ledang" mengadakan persembahan pengen banget aku nonton. tapi, yah siapalah aku. Nggak mungkin malam-malam ke sana. Aku juga pengen banget, ke Balai Lukis Negara. Ah, terlalu banyak keinginan. Tapi, yang berani aku ungkapkan adalah perpustakaan Negara, kalau lewat, aku selalu bilang, "Ibu, kapan ke situ lagi...???" Kalau aku tahu kendaraan apa yang menuju ke sana, aku tak perlu merayu ibu :) Jadi, kalau tadi ke perpustakaan Negara lagi, aku seneng, aku juga riang. Aku membawa tas berisikan baju, juga beberapa buku. Niatnya, aku akan langsung pergi ke rumah teman setelah pulang. Sejak pagi, sebetulnya aku sudah dengar, kalau Nini hendak ke Istana Budaya. Tapi, aku tak mempercayainya. Dan, sewaktu dalam mobil, saat melewati Istana Budaya Nini lagi-lagi mebicarakan akan ke situ. Otomatis, aku ngeyel meyakinkan, "bener nih mau ke sana...???" Dan, aku ngeyel mau ikut. Tapi, khan mau tidur di rumah temen... :( Aku berbelah bagi. Apalagi, mendengar harga tiketnya. Lumayan, cukup mahal. Aku berusaha untuk memujuknya, mengambil kursi yang di atas dengan harga yang lebih murah. Bingung, antara ke rumah temen dan nonton teater. Akhirnya, aku berhenti tepat di depan perpustakaan Negara. Turun dari situ, langsung masuk ke dalam sebelumnya, meletakan tas, di tempat penitipan. Sewaktu hendak mengambil hape dan dompet, rupanya dompetku tak terbawa. Di tas itu, hanya ada uang RM.18. Tak cukup, akalu aku harus ke rumah teman, dan besoknya untuk ongkos pulang. Tidak mau pusing, aku buru-buru saja meletakan tas dan langsung menuju ke dalam perpustakaan. Perpustakaan Negara, cukup besar. Ketika masuk ke dalamnya, bersebalahan dengan ruang tunggu membuat kartu anggota ada berderet-deret PC yang bisa siapa saja gunakan. AKu langsung menuju ke atas, tingkat dua. Dulu, sewaktu awal ke situ, dengan anak majikanku. Sayangnya, aku hanya diajak ke tempat majalah saja. Jadi, pas tadi aku sibuk juga mencari-cari tempat novel dan sastera budaya. Akhirnya, setelah malu bertanya sesat di jalan, aku menanyakan juga pada petugas. Alhamdulilah, langsung ketemu :) Bingung, itulah ketika menjumpai buku yang banyak. antalogi drama ASEAN, menjadi pilihan. Berisi tentang kisah drama dari 3 Negara, Indonesia, Thailand dan Singapura. AKu masuk tanpa membawa apa-apa tak juga sehelai kertas dan pena. Padahal di sekelilingku, banyak juga yang membawa tas, buku, pena juga leptop tentunya. Hmmmm... Menjadi pemandangan yang menarik, sepertinya, aku suah menemukan tempat nongkrong yang aman. berjanji dalam hati, kalau minggu-minggu selanjutnya akan ke sana, bawa saja laptop :D Ketuka masuk tadi, shalat dhuhur belum waktunya Sepertinya, tak nyaman berlama-lama. Tidak sampai menghabiskan kisah dramanya Putu Wijaya dengan judul "ADUH" aku sudah menyudahi bacaan. Kembali meletakan buku ke tempat semula dan aku, menemukan buku. "Khazanah Pantun Melayu Riau" jadi teringat sama teman-teman di pekanbaru. Sebelumnya, saat baru masuk, aku juga melihat beberapa manuskrip surat lama dari dua kota Indonesia. Madura dan negeri Riau. Tulisan jawi lama. Aku nyoba baca, kok yah susah banget. owh ya, buku khazanah pantun melayu Riau, itu terbitan dewan bahasa dan pustaka. Karena hanya membawa hape, aku hanya sibuk mencatat sekerat pantun. Dalam mencatat sekerat itu, Nani menelponku, katanya, Nini menanyakan jadi ikut enggak nonton teaternya. Karena tidak membawa dompet dan mau tak mau aku harus pulang, akhirnya aku memutuskan untuk ikut nonton teater. Alhamdulilah.. akhirnya kesampean juga, masuk ke Istana Budaya :). Dari situ, aku buru-buru keluar, singgah sebentar di kounter pendaftaran, menanyakan keanggotaan. Karena orang luar boleh daftar, maka mendaftarlah aku sebagai anggota Perpustakaan Negara. Cepat sekali pembuatannya, kartu langsung jadi. Setelah itu, baru berlari-lari mencari Surau. Alhamdulilah, ketemu sama pak cik Satpam yang baik ditunjukannya, sampai aku melihat dan menemukan *makasih pak Satpam.. :)* pas selesai waktu shalat dan keluar dari mushola, Nani menelpon, kalau Nini akan segera sampai dan mengambilku. Tiket sudah dibeli dan aku, sore nanti akan menonton teater "ANTARA" Owh ya, sekerat pantun adat, yang berhasil aku catat dari buku "Khazanah Pantun melayu Riau"
Kata tua kata alim, Alim memakai kitabullah; Hina bangsa beraja zalim, Zalim sampai ke dalam tanah.
Aku hanya mampu duduk Di sini, Diam Memandangmu jauh-jauh Meskipun ia tak berapa jauh
Mungkin dengan itu Aku bisa mengetahui khabarmu Mungkin dengan begitu Aku tak akan lupa cerita tentangmu Memandangmu jauh-jauh bukan pada jarak Hanya pada gerak memandangmu jauh-jauh...
Dulu, beberapa bulan lalu saat aku posting "Rendahnya Kualitas Pembantu Indonesia di Malaysia" ada beberapa komentar yang ingin langsung aku jawab. tapi, sementara aku pending. Seperti Aprillins yang memberikan komentar seperti ini, "kalau saya kira kaitan antara kekerasan terhadap TKW di sana itu bukan karena kualitasnya yang rendah. Toh kalau kualitas rendah mengapa tetap dipakai? kan bisa dikembalikan kepada penyalur dan protes kepada penyalur, bukan dengan cara disiksa. Masalah kualitas dengan masalah kekerasan itu masing-masing memiliki lapaknya sendiri. Kalau kualitas TKW dari Indonesia rendah saya belum bisa berkomentar karena belum ada penelitian objektif tentang itu. Kan 1 atau 3 orang yang memiliki kriteria yang sama belum tentu mewakili sebagai kesimpulan."
Yah, mungkin aku begitu subjektif membuat penilaian. Tapi, coba lihatlah sekilas tulisan yang aku baca dari salah seorang sahabat facebook. JAKARTA- Setelah melalui perjuangan panjang, akhirnya tuntutan pembubaran terminal 4 mendapat tanggapan melegakan dari banyak pihak, terutama para pekerja migran Indonesia yang selama ini mengklaim sebagai pihak yang dirugikan dengan adanya terminal khusus kepulangan TKI ini. Seperti dilaporkan, konspirasi pemerasan disertai tindak kekerasan dan perlakuan tidak menyenangkan oleh oknum dalam dan luar bandara kerap menimpa para TKI. Di sini, aku juga menjadi korban. Silakan lihat, "Wajah Sebuah Negeri" Uji coba dilakukan mulai Februari, terhadap jalur kepulangan TKI dari Hongkong dan Taiwan. Alasannya TKI dari dua negara tersebut dinilai paling siap mandiri untuk pulang ke daerah asal mereka. Dibanding, TKI asal negara lain. Demikian Menakertrans Muhaimin Iskandar seperti dilansir berbagai media nasional baru-baru ini. Lengkapnya, baca di sini yah... Pertanyaannya, kenapa hanya dua negara saja? Dan pengecualian itu, adalah untuk TKI dari Malaysia dan Timur Tengah. Alasannya, TKI dari Malaysia dan Timur Tengah belum siap mandiri dengan artian atau sama dengan "Tiada kualitas" Jadi, bukan hanya aku yang membuat penilaian seperti itu. Kalau begitu, apakah penilainku terlalu subjektif...??? *Tanya Aprillins :D* Yah, memang mempunyai lapak masing-masing antara kekerasan dan kualitas itu sendiri. Tapi, apa dan kenapa tentu ada sebabnya. Untuk menjawab tulisan ini, sepertinya harus ada penjelasan yang lebih panjang. *Insya Allah, masih ada dalam draft-draft Anazkia* Dan, menjawab komentar mbak Elly pada postingan sebelumnya, tentang Kak Nur. Komentar Mbak Elly, Newsoul said... Numpang tanya, sebenarnya kak Nurnya itu hadir dis ana sebagai peserta di seminar itu Naz...? Kalau iya, kok bisa2nya ia mengalami hal seperti itu. Maksud saya, kalau sudah bisa ikut seminar seharusnya beliau cukup melek untuk tau haknya. Yah, semoga saat tulisan ini muncul beliau (Nur) dalam kisah ini sudah menjalani kehidupan yang lebih baik, amin. Semoga kasus seperti ini tertanggulangi dengan baik. Mbak Elly, ingatkah dengan postinganku, yang menceritakan tentang kedatanganku, pada sebuah seminar yang dalam forum tersebut menggunakan bahasa Inggris?*dan aku hanya mlompong kiong* Ingatkah tentang ceritaku, pada sebuah kisah, tentang 4 orang wanita, yang menari seblum acara dibuka? Ingatkah tentang tulisanku, yang mengisahkan 4 wanita, yang memperkanalkan diri saja, sedikit tergagap-gagap kata-katanya. Semua itu, ada pada tulisan "Rendahnya Kualitas Pembantu Indonesia di Malaysia." Mungkin mbak Elly ingat. 4 orang wanita tadi, adalah penghuni tenaganita. Mereka, sedang mengalami masalah dan disitu sedang berusaha menyelesaikan masalahnya. Ketika itu, ada lebih kurang 10 orang dalam NGO tersebut Yang datang 4 orang, satu diantaranya orang India. Kenapa mereka datang ke seminar? Mereka datang, adalah sebagai "contoh" TKI yang bermasalah. Ada 3 wanita Indonesia, Kak Nur dari Sukabumi, Buraen dari NTT (Nusa tenggara Timur) dan dassini berasal dari Cirebon. Jadi, selama seminar karena kisah Kak Nur banyak diperbincangkan oleh narasumber makanya, dia kelihatan sedih banget. Meskipun forum itu berbahasa inggris dan aku yang emang tulalit tapi, yah sedikit banyak, aku juga paham dengan apa yang dibicarakan. Kak Nur, aku yakin dia juga memahami apa yang dibicarakan narasumber.
Sebuah coretan, yang sudah lama terpendam dalam file document. Sebuah kisah, tentang wanita. bersyukurlah, wanita yang membaca kisah ini karena, aku yakin ia tak akan mengalami nasib seperti pada wanita yang aku tulis. Tulisan ini, sudah dari tahun kemarin tapi, baru kali ini di publish. Anaz ini, emang suka mbasi2in cerita. Semoga bermanfaat sahabat :)
Dalam sebuah seminar (ada dua cerita sebelumnya, di sini dan di situ :D) yang aku hadiri, aku memperhatikan gelagat seorang wanita yang aku rasa, ia berasal dari Indonesia. (soale, dalam seminar itu, kebanyakan orang Filipina, Myanmar dan Thailand) Wanita itu tak henti-hentinya mengeluarkan air mata. Meskipun kelihatannya sudah berulang kali untuk mengesat lelehan air mata tersebut, tetap saja air mata itu mengalir dengan derasnya. Sesekali, aku masih juga mencuri-curi pandang kepada wanita tersebut. Masih sama. Dengan air mata yang mengalir di kedua matanya. Timbul simpatiku. Andai Ia dekat denganku, mungkin akan kutanya gerangan apa yang membuatnya menangis. Aku berbisik, bertanya kepada temannya yang kebetulan duduk bersebelahan denganku. Katanya, wanita itu sedih, karena keluarganya di Indonesia terkena musibah gempa. Aku begitu penasaran dengan wanita itu. Ketika waktu istirahat tiba dan setelah aku ke mushola untuk menjalankan shalat duhur, aku menuju tempat makan. Ruangan nampak dipenuhi oleh para anggota seminar . Mataku memandang sekeliling, mencari tempat yang sesuai untuk duduk. Juga, mencari teman untuk mengobrol. Melihat meja di tengah, aku melihat wanita tadi. Sayang sekali, tempat yang didudukinya sudah tiada tempat lagi. Akupun menuju meja makan di tepi jendela. Tepat menghadap kolam renang. Selesai menjamu makan siangku. Aku berbincang-bincang sebentar dengan rekan di sebelahku. Dan, melihat ada kursi kosong di tempat wanita tadi, buru-buru aku menuju ke sana. Setelah permisi dulu dengan rekan sebelah tadi. Aku duduk tepat di sebelahnya. Basa-basi, kutanya namanya. Melihat lebih dekat wanita tersebut, aku lebih leluasa bertanya banyak hal. Tak juga nama tapi, juga asal usulnya. Postur badannya kecil bahkan, ia sangat kurus dengan memakai t-shirt kecil dan bercelana jeans. Rambutnya tidak lurus, pendek sebahu keriting kecil-kecil. Rahang pipinya begitu menonjol, kedua matanya cekung, garis-garis ketuaan mulai merayapi wajahnya. Nur Namanya, dari Sukabumi, ia berasal. Perbiancangan mengalir ringan. Aku bertanya, sudah berapa lama ia di Malaysia. Rupanya, sudah enam tahun. Dan, katanya, ia tak pernah pulang. Matanya mulai berkaca-kaca. Kemudian, terciptalah cerita dukanya selama menjadi tenaga kerja. Aku terdiam mendengarnya, sambil sesekali menyela tanya, saat wanita tersebut bercerita. Kak Nur, aku memanggilnya. Ceritanya, sungguh membuatku geleng-geleng kepala. Ujarnya, dulu ia bekerja di sektor rumah tangga. Bekerja pada majikan beretnis China. Sudah lima tahun, ia bekerja, tapi, tak pernah sekalipun dibayar gajinya. Aku sungguh terkejut mendengarnya. Tak bisa membayangkan, bekerja selama itu, tapi tanpa mendapat gaji. Kak Nur pun bercerita, bahwa keluarganya yang di Sukabumi mendapat musibah gempa. Innalillahi... Sungguh musibah bertubi-tubi menimpanya. Aku menggenggam tanggannya, mencoba memberikan sedikit kekuatan. "Kak, Allah memberikan cobaan sesuai dengan kemampuan hamba-Nya." Kak Nur mengesat air matanya cepat-cepat. "Iya, kak Nur kuat. Allah sedang menguji kak Nur." Ujarnya. Aku juga menanyakan tentang pekerjaan majikannya. Katanya, majikannya membuka usaha sendiri. Dengan berniaga segala macam. Adakalanya, ia menjual makanan siap saji. Terkadang juga, majikannya tak bekerja. Sewaktu aku bertanya, tak pernahkah kak Nur menuntut gajinya? Kak Nur bilang, majikannya selalu berjanji hendak membayarnya. Banyak soalan kutanyakan, tentang makanan juga pekerjaannya. Inilah resiko terbesar ketika harus bekerja dengan non muslim. Tidak bermaksud SARA tapi terkadang, majikan tak segan-segan menyuruh pembantunya memasak daging babi. Ternyata, Kak Nur sudah memiliki dua orang anak dan suaminya juga berada di Sukabumi. Selama lima tahun tersebut, tak pernah sekalipun kak Nur menghubungi keluarganya di kampung. Bertanya juga, kenapa kak Nur tidak melarikan diri saja dari majikannya. Kak Nur menggelengkan kepalanya. Ia juga bercerita, kalau majikannya pernah memulangkannya. Tapi, rupanya hanya menipu. Kak Nur dipulangkan melalui laut. Dari pelabuhan Johor, sayangnya dari situ juga, penderitaan belum berakhir. Dengan beberapa orang rekan-rekannya kak Nur justeru tersesat selama tiga hari di hutan belantara. Tanpa makan dan minum akhirnya, kak Nur pingsan. Sungguh tragis! Dari situ, ada beberapa orang yang menolong. Dan dari situ juga, kak Nur diantar kesebuah lembaga NGO (Non Goverment Organization) yang melindungi hak-hak tenaga kerja, Tenaganita namanya. Dan kini, kak Nur sudah hampir setahun berada di sana. Berusaha menuntut haknya, juga berusaha untuk mencari jalan pulang. Anehnya, ketika masalahnya diajukan ke pihak KBRI, pihak KBRI tidak mengetahui apa-apa. Lagipun, secara hukum kak Nur kini tak memiliki identitas apa-apa. Ini lebih menyulitkan proses kepulangannya. Setelah menghabiskan makan siang, aku dan beberapa rekan keluar duduk di sebelah kolam. Kak Nur duduk tepat di sebelahku. Ini membuatku lebih leluasa bertanya banyak hal. Selama bekerja, apa majikan setiap tahun selalu memperpanjang permit kerja? Juga, apakah selama lima tahun di sana, kak Nur pernah memperpanjang passport? Jawabannya, kak Nur hanya geleng-geleng kepala. Dan menyalahkan diri sendiri. "Ka kNur nih, memang bodoh, orang miskin, nggak tahu apa-apa." ucapnya, mulai menuai kesedihan. Aku merasa bersalah telah menanyakan hal itu. Tapi, aku juga memberikan gambaran, passport pembantu, biasanya hanya berlaku sampai tiga tahun. Kenapa kak Nur tak menanyakan kepada majikan? kak Nur terdiam dan menggeleng kepala. Terkadang, pertanyaan seperti ini susah sekali ditemukan jawabannya. Kak Nur bekerja selama lima tahun tanpa memperolehi haknya. Bisikku dalam hati, betapa nasibku jauh lebih baik dari mereka. terimakasih ya Allah, syukurku tak terhingga. Gambaran tenaga kerja wanita, yang cukup menyedihkan. Meskipun tak semua bernasib seperti itu, tapi prosentasenya kalau dilihat semakin banyak. Kalau melihat data-data di KBRI terbaru, memasuki bulan Oktober 2009, sudah hampir mencapai seribu aduan. Mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yang hanya mencecah sekitar 800an kasus. Kasusnya banyak yang serupa dengan kak Nur, Lagi-lagi menceritakan jelas, "Wajah Sebuah negeri"
Engkau mencarinya, merata-rata di alam fana Pada do'a juga usaha Pada ikhtiar dan sabar Juga pada tanya dan khabar
Mungkin ia yang tercipta Dari rahim wanita Yang mulia akhlaknya Sehingga indah, nampak kelakuannya Kini kau mengukir, bukan pada butir-butir pasir Tapi, pada rasa yang mulai lahir Mungkin kau mengira Dialah yang utama mendampingimu sampai ketua Kembalikan kepada rasamu Yang semakin hari, terkadang semu Pada penantian gadismu yang dulu t'lah layu Kau bilang hanya satu Cuma dia yang kau mau Tapi, Kini engkau berpoligami Pada rasa, yang baru bersemi Pada A Engkau kata setia mencintainya Tiada siapa Pada A lain pula Engkau berkata Kaun inspirasi pembuat kata Dialah gadis berkacamata Yang telah membuatmu menanti pada tirai jendela Dialah gadis berkacamata Yang selalu membuatmu melukis kata sebelum senja Dialah gadis berkacamata Yang membuatmu berkata "A, aku mencintai wanita lainnya" "Bolehkan kusimpan namamu di ujung sana?" "Untuk aku letakan, nama A, pada sudut lainnya" Pintaku kepada Illahi, kasihmu adalah murni Hingga bertemu, di depan kadi
Hehehe.. semoga Alfiani nggak baca ini*kabuuuurrrrrr...*
Ini untuk yang kebarapa kalinya KBO (Klub Buku Online) terhambat pelaksanaannya. Aku lihat-lihat postingan lama, rupanya sejak bulan Agustus 2009. Masya Allah, cukup lama sekali tersendat. Ketika itu, berdekatan dengan Ramadhan. kemudian diundur lantas, diperbarui pada bulan desember tapi, masih belum terlaksana juga :( sungguh menyedihkan Aku harap, KBO kali ini bisa berjalan. Dan, keputusannya masih membahas buku yang sama. To Kill A Mocking Bird nya Harper Lee. Kalau masih ada yang belum baca bukunya, silakan download di sini.
Selama ini anggota klub buku online terdiri dari para sahabat blogger dan, kalau ada siapa saja yang mau ikutan, dengan senang hati kami para anggota menerima kehadiran teman-teman baru. Mungkin banyak yang masih bertanya tentang, "apa sih klub buku online itu?" Klub buku online, adalah sebuah kumpulan para pecinta buku. Lebih tepatnya, orang-orang yang suka membaca buku. Ibarat arisan ibu-ibu yang bulanan kita mengadakan pertemuan rutinnya bulanan juga. Bedanya, kita menentukan buku yang akan kita baca, bukan uang yang kita kumpulkan. Terus, di mana ketemuannya? yah di dunia maya, namanya aja online. Jadi, setelah kita menentukan bukunya terus, kita kasih tengat waktu. Misalnya, sebulan baru setelah itu kita mengadakan konfrensi melalui yahoo messenger. nah, kalau yang sekarang khan dah lama banget tuh hampir 5 bulan (menyedihkan sekali) Buat yang mau lihat-lihat seperti apa sih saat konfrensi, coba aja klik di sini, itu adalah beberapa resume KBO sebelumnya. Silakan baca dan lihat. Dan, untuk memberi suasana baru aku meminta bantuan seorang sahabat blogger, mas Joddie untuk membuatkan banner. Yang buat mas Joddie tapi, yang mereka kata "Membaca Untuk Bercerita" adalah aku sendiri. Sengaja mengambil kalimat seperti itu, semoga dengan adanya klub buku online kita tak hanya membaca buku tapi, kita juga mampu mengaplikasikannya dalam bentuk cerita. Aku tahu, tak semua orang bisa dan boleh bercerita di sinilah, kita berkumpul untuk sama-sama menceritakan apa dan bagaimana isi cerita sebuah buku yang kita baca. Lho, kita khan baca buku lain-lain...??? Ini justeru lebih menarik. Kita datang dari berbagai suku dan golongan tentunya, memiliki kelainan dalam apa juga yang kita lakukan. Terutama, adalah buku. Dalam hal ini, kita betul-betul harus menepikan sifat "aku hanya suka buku ini" karena, dalam KBO buku apa yang akan kita bahas adalah keputusan mayoritas. Beberapa waktu lalu, aku sempat juga ingin merubah format dengan berusaha menghadirkan penulis buku yang akan kita bahas (tentunya, dalam kategori penulis Indonesia) Dan, ketika aku bicarakan dengan mbak Fanda, beliau bilang, susunan KBO kita masih "acak-acak"an jadi, rasanya cukup segan kalau hendak memanggil penulisnya. Ada betulnya juga. Terkadang, karena masih ada anggota baru, masih banyak juga yang menanyakan ketika konfrensi "Gimana sih naz...???" *Sssstttt.. aku sudah berusaha lho, menghubungi penulis2 buku best seller Indonesia dan, mereka Insya Allah nggak keberatan kalau diundang :)* Jadi, tata cara konfrensinya adalah... Silakan add id yahoo messengerku, sekarlangit01@yahoo.com. kemudian, setelah itu, bisa mengirimkan sedikit data diri (nama, blog atau nggak FB) ke alamat imelku, anazkia@yahoo.com. Sekali lagi, keanggotaan ini terbuka kepada siapa saja yang ingin bergabung, dengan syarat, membaca bukunya sebelum mengadakan konfrensi terimakasih :) semoga tidak tertunda lagi. Atas nama PJ, Anazkia dan bu Mods Mbak fanda
Alhamdulilah, akhirnya internet hidup juga. Bisa online lagi, tanpa harus nebeng ke tetangga sebelah. Sepertinya, sang modem membutuhkan ringgit juga :) Nggak pa-palah, yang penting bisa posting dan cerita-cerita lagi (tapi, kok aku lum BW yah..???) keknya keenakan hiatus nih... Pokoke, aku harus semangatttt!!! :D Btw, banyak info yang tertinggal nih, selama nggak posting. Saatnya untuk bercerita :)
Masih inget nggak, ama kontes yang aku ikutin? (Hidup Berani untuk gagal) Itu lho, yang aku minta tolong sahabat untuk ikutan voting karena entriku masuk 28 terbaik? Alhamdulilah, berkat bantuan dan do'a sahabat blogger dan facebooker semua, entri tersebut berhasil menduduki nomor 2. terimakasih untuk sahabat semua. Seperti yang aku bilang dari awal, bukan besarnya hadiah tapi, pada besarnya dan antusias serta perhatian sahabat semua untuk mendukungku, sehingga aku bisa menduduki nomor 2. Aku tidak bisa menyebutkannya satu persatu, hanya terimakasih yang mampu kutulis. Tak hanya itu, aku juga mendapat dua kategori hadiah. Pertama, karena entri terbaik nomor 2. Dan yang kedua, aku mendapat hadiah lagi, karena akulah peserta pertama dari Indonesia (sepertinya, hanya ada aku :D) Jadi, total uang yang aku dapat adalah RM.100. (Rp.260.000) Alhamdulilah, puji syukur kehadirat Allah. Aku merasa begitu terharu ketika mengetahui berita itu. Pengumumannya sudah lama tapi, sampai sekarang aku belum mengirimkan nomor rekening. Mo lihat pengumumannya di sini yah? Mungkin sahabat deniahati merasa pelik. Ok, akan aku jelaskan. Aku mengetahui pengumuman itu sudah lama tapi, ada kembimbangan dalam hati, rasanya aku tak layak menerima uang RM. 5o atas voting sahabat-sahabat blogger. Bukannya aku banyak duit, bukannya aku juga tak mau duit tapi, sepertinya karena ini melibatkan banyak orang alangkah bagusnya kalau uang ini aku sumbangkan untuk encik Megat dan adik Aiman. Bukan atas nama Anazkia tapi, atas nama blogger Indonesia dan Malaysia yang telah mendukung Anazkia. Jadi, kepada sahabat blogger, dan facebooker baik yang di Indonesia, maupun di Malaysia yang telah sudi memvotingku dalam entri tersebut, aku ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya. Dan, untuk yang setengahnya, biarlah ia kusimpan sebagai kenang-kenangan kalau aku bisa juga merasakan uang dari tulisan (Akan kusimpan sebagai pangkal membeli canonD60. Butuh berapa lembar lagi yah...??? :D masih membutuhkan ratusan lembar RM.50. *sedekah.. sedekah... jiahahaha) Setelah mengetahui pengumuman itu, sepertinya kini aku ketagihan, untuk menjadi penulis "matre" yang bisa menghasilkan uang. Sepertinya, aku tak berbakat untuk menjadi blogger matre (nipu nih, soale dah pasang nuffnang di blog, itu khan tandanya anazkiablogspot mulai matre :D). Segera ke FBnya denaihati, mau mengirimkan nomor rekening :) Dan, untuk Encik Muhamad Ilham, betulkah akhir februari ini ke Pekanbaru? Semoga boleh berjumpa dengan sahabat-sahabat blogger Pekanbaru. Encik, lain kali buatlah lagi sayembara seperti ini. Dan, semoga sayembara yang akan datang, semakin banyak blogger Indonesia yang berpartisipasi. :) Maaf juga baru diposting, karena ketiadaan jaringan internet. Owh ya, gambar duitnya, nyulik di sini
Minggu-minggu terkahir, cuaca di Malaysia begitu panas bahkan, sangat panas. Mungkin ini akibat dari global warming yang selalu didengungkan. Subhanallah... Siang hari, panasnya betul-betul menyengat. Saat di dalam rumah, aku mencari baju dan kerudung yang sudah belel. Tahun baru China, biasanya keluarga majikanku mengadakan famili day. Tapi, tahun ini dibatalkan, karena ibu majikanku sedang sakit. Sabtu malam 13 Februari salah satu adik majikanku datang beserta dengan keluarganya. Beberapa hari setelah memposting tulisan "Diam" aku memang tidak menyentuh blog. Niatnya, ingin berehat sesaat. Tapi, nasib berkata lain. Sejak hari sabtu sampai selasa aku cukup sibuk. Apalagi, hari senin malam di rumah majikanku mengadakan doa selamat dan memanggil seluruh anggota keluarganya . Hari itu, selain panas juga betul-betul menjadi hari yag cukup lelah. Jangankan untuk posting, membuka laptoppun sudah tak minat. Masuk ke kamar, langsung terkapar tidur.

Diam, Tak semestinya tak bergerak
Diam, tak semsetinya tak boleh bergerak Diam
Tadi malam, sewaktu membuka facebook ketika sedikit menulis wall dan menuju beberapa facebook sahabat dan menuju "rumah" para blogger ada sebuah berita gembira yang kulihat. Kemudian, ditambahkan dengan khabar gembira yang kudapatkan dari salah seorang sahabat maya tersebut. Apalagi, tak lama setelah itu ia mengirim beberapa gambar gembiranya. Dan bercerita, "mbak, hari ini alhamdulilah aku telah menjadi sarjana" Ada perasaan haru yang menyentuh, ada kebahagiaan yang tak dapat disentuh. Aku gembira melihat wajahnya tersenyum dengan penuh ceria, setelah bersusah-susah menghadapi sidang skripsinya. Muna Ray (nama aslinya dirahasiakan :D) salah satu sahabat mayaku di Banjarmasin, telah menjadi Sarjana. Selamat atas perjuanganmu.
Aku nggak bisa menggambarkan perasaanku. Nggak tahu kenapa, mungkin karena aku terbawa emosi ketika satu demi satu kuketahui, bagaimana jalannya Muna untuk meraih gelar tersebut. Juga, titik peluh yang jatuh untuk menempuh segala keluh kehidupan. Muna, telah mengajariku sedikit hal, untuk memperoleh banyak hal. Aku salut dengan perjuangannya. Selamat untuk Muna, semoga ilmunya berkah dan bermanfaat untuk umat. Mungkin saja, dalam banyak-banyak ilmu yang kita pelajari, masih banyak yang belum kita pahamai. Dan, dalam banyak-banyak ilmu yang kita pahami, masih banyak yang belum kita amalkan. Semoga kita mampu, menjadi manusia yang berilmu, beriman dan beramal. Insya Allah
Lebih terharu dan terkejut, ketika aku mendengar salah satu sahabat dekatku lagi, yag berada di Kudus juga pada hari yang sama telah meraih gelar Sarjananya. Sayangnya, aku mengetahui dari orang lain, bukan dari khabar orang yang bersangkutan. Tapi, tak mengapa itu tak mengurangi kebahagiaanku. Meskipun aku tahu, tak banyak yang aku tahu tentangmu. Dan sifat tertutupmu kepadaku. Selamat sahabat, engkau kembali mengajariku bahwa, setiap langkah yang kita ambil dalam hidup, itu membutuhkan keberanian. keberaian yang hanya bukan tindakan tapi, juga tanggung jawab yang diemban. Kalau aku kagum dan salut dengan Muna ray, aku juga kagum dan salut denganmu Ri. Selamat menjadi seorang Sarjana. Masih sama seperti kalimat untuk Muna, semoga ilmumu bermanfaat untuk umat dan mendapat keberkahan. (Kapan yah mbak nyusul? hehehe) Dan, tidak menambah keinginanmu untuk menjadikan ilmu yang kau perolehi menjadi sia-sia (maksudnya, jangan ikuti jejak mbak). Aku yakin, kelak engkau dan anakpanak didikmu akan lebih baik dan maju dari hari ini. Ada kesedihan saat kutulis ini. Aku mengenali dua orang di atas. Semuanya, berjuang dan bekerja keras untuk memperoleh gelar dan citanya. Dengan penh pengorbanan, juga semangat hidup. Aku juga sadar, ada setitik noktah kecemburuan dalam hati. kecemburuan pada kelemahan diri untuk mengambil dan menentukan langkah. tapi, aku tak harus menyesali itu. Karena mereka semua, adalah separuh dari inspirasi hidupku. Untuk Muna da Riah, selamat yah neng. Pokoknya mah, selamat :) ditunggu makan-makannya ;) *jiah... diriku nun jauh, di ujung pulau...* Gambar diambil dari sini
Sahabat blogger pernah ngekos...??? Hmm.. kalau yang pernah kuliah rasanya banyak juga yah yang dah ngekos. Tapi, sepertinya jarang yah yang bikin memoar tentang perjalanan hidupnya selama di kosan..?? Apalagi, penuh dengan lika liku kebahagiaan, kesedihan juga prosesi kehidupan anak kos, yang kadang adem ayem, hingar bingar juga penuh dengan cerita lucu dan haru biru. Kalau aku sih seumur-umur nggak pernah ngekos. Paling, dulu sering main ke rumah temen-temen yang ngekos. Yang kalau aku nginep di situ, paginya bikin muntah-muntah. Lho, kenapa...??? *Ada deh... ngelirik sahabat2 yang dulu kosanya aku datengin* :D
Anak Kos Dodol. Dari judulnya, dah bisa ngebayangin donk kalau ceritanya itu cerita-cerita dodol (sebenernya, apa sih arti dodol...??? Suwer, aku nggak tahu) Mungkin lucu kali yah? Ah, sudahlah, ko malah mbahas dodol. Wong mau cerita isi buku kok. Back to cerita buku tadi, Anak Kos Dodol menceritakan tentang sekumpulan para cewek yang kos dalam satu rumah (ada berapa yah? kalau gak salah 13an gihtu deh). Kalau ngomongin kosan cewek, tentunya seru dan rame banget. Mbak Dewi, dengan gaya kocaknya mampu membawa pembaca terpingkal-pingkal dan seolah merasa ikut bersama dalam dunia kosan yang diceritakan olehnya. Satu demi satu, kegiatan anak-anak kos yang super heboh itu dibahasnya. Genre yag diambilnya, memang jenis kocak. Meskipun ia kisah nyata. Dan, meskipun kocak, ia tidak menghilangkan estetika nilai moralnya (eh, aku ngomong apa yah..???) Lha iya, aku berani ngomong gini, karena setiap bab yang diceritakan di akhir cerita pasti ada hikmah yang tersirat. Contoh *ya elah, pake contoh lagi* Magelang Story, seru-serem-tegang. Pas diajak kecerita itu, aku bener-bener terpingkal-pingkal mengikuti alur cerita mbak Dedew yang mengikuti temannya Shasa ke kota Magelang. Awalnya sih hepy-hepy aja. Dan, bertambah heppy ketika di rumah saudaraya Shasa ada sepupunya yang ganteng. Bertambahlah kebahagiaann mbak Dedew. Ketika malam menjemput, mbak Dedew dan sahabatnya ke warung, ingin membeli barang yang sangat dibutuhkan (sssttt.. waktu ke Magelang, mereka gak bawa persiapan apa2, termasuk CD :D) Jadi, mereka kesana untuk membelinya. Malangnya, keluar saja dari toko, mereka malah di kejar sama nenek-nenek yang kurang waras. Sampe ke rumah! Dan, akhirnya sepupunya Shasalah yang menolong. Betapa gembiranya. Sayangnya, sepupu gantengnya Shasa orang yang sedang patah hati :D Semenjak pertama membaca buku ini, entah kenapa aku selalu teringat sama mbak Sari. Aku seolah membayangkan dan membaca kisah mbak Sari. Secara, aku dulu sering disajikan cerita gokil ketika ke blognya. Beda banget sama yang sekarang. Semoga mbak Sari bisa lebih heppy lagi. Lho, ko ini malah mbahas mbak sari..??? :D Seperti yang aku bilang tadi, meskipun genre nya cerita kocak di setiap bab mbak Dewi selalu menyelitkan kisah-kisah yang penuh hikmah. Pun di bab terakhirnya, aku sempat menitikan air mata ketika sahabatnya yang sama-sama datang dari satu kota Makassar belajar di Jogja akhirnya hanya tinggal nama. Kepergiannya untuk mendaki gunung, ternyata kembalinya hanya tinggal nama. Yang bikin aku sedih, ternyata perginya adalah ke Gunung Slamet. (itu khan deket sama kampung aku) meskipun gempor juga kalau kesana Yang mau add FBnya mbak Dewi, di sini yah... Owh ya, ada alasan kenapa aku membeli novelnya mbak Dedew. Beliau rajin baca notes2 aku :) makasih yah mbak :) . btw, sedikit kritik untuk mbak Dedew, kenapa yah disetiap tanda * dalam beberapa kalimat, nggak di kasih tanda* balik ketika akhirnya. Terus, bener yah mbak, kamar mandinya bersih..?? Soalnya, dulu kalau kekosan temen, saya ko sering muntah pas di kamar mandinya :D hehehe... Judul: Anak Kos Dodol Lagi Penulis: Dewi "Dedew" Rieka Peberbit: Gradien Mediatama Tebal: 200 Halaman Harga: Rp.29.000
Bisakah sahabat blogger semua melukis? Atau, paling tidak menggambar...??? Kalau ada yang bisa, aku salut! benar-benar salut!. Dan aku, aku selalu merasa lucu ketika mengingat tentang gambar. Sejak di bangku SD, sepertinya aku memang tidak ada bakat bahkan, aku betul-betul tak minat untuk menekuni dunia gambar menggambar. Lebih menyedihkan, ketika pelajaran kesenian tiba, saat-saat yang paling menyebalkan adalah waktu guru menyuruh kami menggambar. Aku, dengan segala upaya berusaha menggoreskan pena di atas buku gambar dengan hati-hati dan penuh harap. Berharap, kalau mendapat nilai yang bagus. Meskipun, aku tahu nilaiku, tak lebih dari 6 atau paling besar adalah 7 ketika aku memenuhi segala warna di atas coretan gambarku. Tentuya, tanpa menggunakan tekhnik apa-apa. Aku juga tak mengenal gradasi warna.
Anehnya, meskipun tak pandai menggambar semakin beranjak dewasa aku justeru menggemari dan menyukai ketika ada orang yang pandai melukis. Hanya sebatas menyukai memang, tak lebih. Toh, aku tahu kemampuanku hanya sebatas melihat. Dan kalau aku ada rizki, ingin membeli :) *pengenya...* Untuk mengalihkan kesukaanku pada dunia seni lukis, aku merubah arah untuk lebih mencintai dunia fotografi. Melihat keindahan alam, kadang betul-betul membuatku merasa puas ketika tak mampu menuangkanya di atas kertas bahkan, di atas kanvas. Kalau aku kebetulan singgah di tempat yang ada beberapa pelukis jalanan, aku sejenak singgah hanya untuk sekedar memperhatikan. Dan kalau kesempatan membawa kamera, aku akan mengambil hasil lukisannya. Ada kepuasan sendiri, ketika aku hanya berhasil mengambil fotonya, setelah melihatnya. Atau terkadang, aku sering menyusuri Central Market di Kuala Lumpur untuk melihat-lihat para pelukis mencurahkan segala idenya di atas kanvas. Beberapa waktu lalu, aku mengenali seorang sahabat baru di Facebook. Kebetulan, ia adalah sahabat dekat Arwani. Ternyata, ia pandai melukis. Dan, beberapa jam lalu ia mempublish hasil lukisanya. Subhanallah... Aku seneng banget ngelihatnya. Apalagi, yang dilukis tentang kehidupan sosial. Aku yakin, setiap dari kita ketika menuangkan idenya dalam bentuk apapun ada maksud dan tujuan tersendiri. Begitulah, ketika aku memandangi satu persatu lukisan sahabat baruku tersebut ada rinai-rinai duka yang menyelimuti dada. Ada kesenduan, kedukaan akan wajah negeri sendiri. Untuk sahabat blogger semua, silakan lihat sediri goresan tanganya dan, apresiasikan denga kata-kata. Cie.. bahasaku :D Maksudnya, yuk membaca gambar...?? :)
Wajah kesenduan yang penuh dengan ketegaran
Mimik mukanya, khas dan sesuai banget. Aku salut sama gambar ini.
No koment, untuk yang ini
Teringat beberapa diskusi ketika baru mengenalnya. Saat aku mengeluhkan kelemahaku yang tak pandai menggambar dan ketika harapanku adalah untuk belajar dengannya. Meskipun sebetulnya, aku sudah menyerah kalah (kagak bakalan bisa eui..) hingga tercetus sebuah kalimat,
Aku: Akhlis, kalau urusan gambar menggambar, wah dari jaman di perut, saya emang gak bisa. Bukan masalah bakat, minatpun dah gak ada. Secara, saya memahami tidak memiliki arah angin kesitu. Sampai saat ini, saya hanya penikmat karya lukisan dan tidak berminat, untuk membuat lukisan. Pokonya, aku kelaut aja deh... Di Sungai Nil, asin gak *pertanyaan bego*
Akhlis: he'em..bersedia melihat itu udah termasuk apresiasi bahkan bisa menjadi motivasi buat saya sis...ayo sis..silakan...jangan pake istilah belajar tapi, lebih layaknya berbagi pengalaman aja. Untuk ngelukis teori dan bakat cuman berlaku 1% sis..yg lainya itu praktek.. Doh ya..bener sekali sis klo mau ke laut, di situ banyak mengandung garam, penunjang inspirasi hehehe... oh iya sis..air sungai nil asin kok..dan mau takbuktiin nanti...dengan mengambil air segelas dari sungai nil trus tak bawa pulang..habis itu tak kasih garem..oh..ternyata bisa asin juga..sama juga dngn soal kemampuan sis...kalo ada minat, sis pun bisa ngerasain air nil yg menjadi asin..he2. prtanyaan yg bagus sis..
Meskipun aku gak yakin untuk bisa melukis tapi, akhir kalimatnya bisa juga dijadikan patokan untuk bisa menulis. :)
Sepertinya, aku orang yang cukup gemar menyimpan lama-lama cerita. Jadi, kesannya basi banget yah...??? Kalau dipikir-pikir, sebenernya aku pengen nulis cerita ini yah semenjak baru balik dari Pekanbaru. Yaitu, selasa malam tanggal 29 desember 2009 ketika siangnya aku selamat mendarat di Malaysia. tapi, aku menunda karena Pekanbaru, adalah kota terakhir yang aku kunjungi, setelah Bukittinggi dan Padang. Awalnya sih mau bersambung dari hari Ahad 20 Desember sampai hari selasa 29 Desember 2009. tapi, ko baca komen banyak yang protes, "Jalan-jalannya ke Sumatera aja. ke Jawa donk Mbak Anaz..." Lah, kalau ke Jawa mah nggak usah jalan-jalan. Wong aku asline wong Jowo. meskipun, nggak bisa ngukur pulau Jawa besarnya segimana...??? (Intinya, kayaknya nggak mungkin ketemu ama semua sahabat blogger semua yang di pulau Jawa) Tapi, aku harus berazam, kalau aku harus bertemu meskipun itu beberapa :) Pulau Jawa, I'am coming... :D

Hal tersulit, yang aku pelajari tentang dunia kepenulisan selain dunia fiksi, adalah sebuah penulisan berita. Rasanya, aku begitu sulit menuliskan tentang berita. Secara teori, dengan unsur 5W+1H aku sedikit banyak paham tapi, tidak pada prakteknya. Dan beberapa teori yang aku mengetahui tapi, tak pernah membuatnya adalah tentang biografi. Teorinya, aku mungkin bisa saja membacanya di mana saja. Dan kali ini untuk pertama kalinya, aku belajar menulis biografi salah seorang sahabat blogger. Sebuah biografi yang sangat pendek dan sederhana sekali. Mohon maaf, jikalau ada salah tulis dan sebut kepada sahabat yang kumaksud.
Ia lahir di Surakarta, pada 21 Mei 1983. Lahir sebagai anak tunggal, tanpa saudara mara. masa kecilnya dipenuhi dengan keceriaan, layaknya seorang kanak-kanak lainnya. Dan, ia termasuk anak lelaki yang hiperaktif. Hobinya menaiki pohon dan juga menyusuri selokan. Bahkan ia tak pernah jera, saat terjatuh dari pohon. Nakalnya, minta ampun. Mungkin, karakter kecilnya lah yang menjadikan ia lelaki dewasa yang cukup matang. berkeras hati, dengan apa yang diimpikan dan selalu berusaha mempelajari serta membuktikannya. Dari SD hingga SMA dihabiskannya di kota Surakarta. Menempuh pendidikan di SD Negeri 69 Surakarta, SMP Negeri 5 Surakarta juga SMA Negeri 5 Surakarta. Tatkala kecil, rambutnya tak begitu kertiting seperti sekarang. Hanya berombak sedikit saja. Tapi, karena menjadi kormod (korban Mode) lelaki tersebut dengan rela hati mengkriting rambutnya. Dan sekarang, hasilnya hampir mirip-mirip mendekati Nicholas Saputra. bedanya, matanya tak setajam elang (Anaz mendramatisir neh.. :D) Ia bercita-cita menjadi seorang desainer pesawat terbang dan mobil. Bahkan, dia menjadi kolektor sejati majalah "Angkasa" semenjak SD lagi. Sayangnya, hobi tersebut tidak bertahan lama. Seiring beranjaknya usia, ia mulai menukar-nukar hobinya. Ketika memasuki SMU dan ia aktif di band sekolah, ia merubah cita-citanya menjadi seorang musisi. Karena hobi barunya, saat memasuki kuliah ia pernah meraih gelar "Drumer terbaik" se Jawa-Bali. Luar biasa lelaki ini. Prinsip bekerja keras dalam hidupnya, ia pegang teguh dan kukuh. Sewaktu di bangku kelas 2 SMP, sang bunda meninggal. Semenjak itu, ia hanya berdua hidup dengan sang ayah. Ketika bundanya hidup, beliau adalah seorang ibu rumah tangga sejati. Semenjak kepergian sang bunda, kebutuhan sehari-hari dan keperluannya ia mulai membuatnya sendiri. Lelaki ini, harus belajar mandiri. Meskipun sang bunda tiada, bukan menghalangi lelaki ini untuk tidak tetap berkarya. Dia, tetap menjadi seorang pejuang yang tangguh. Justeru, semakin membuatnya dewasa. Sang ayah yang pernah menduduki kursi DPRD dari fraksi PDI ketika era orde baru, harus mundur teratur. Saat itu, PDI pecah menjadi dua golongan. Kubu Megawati dan kubu Soeryadi. Hampir semua anggota dewan diintimidasi, akhirnya, menjadikan sang ayah mundur dari tampuk keanggotaan partai tersebut. Kalau ayahnya berpikir seperti itu, tidak heran kalau anaknya juga berpikir cerdas dan lugas :) (nggak mau hiperbolik :P) Tidak seru, kalu tak membicarakan kisah cintanya. Lelaki yang cenderung cuek dan cukup pendiam ini, memang betul-betul cuek dengan mahluk yang namanya perempuan (itu dulu sekaleee....) Dan, masa yang paling indah, katanya lagu khan di sekolah jaman-jaman SMA. Tapi, dia tetaplah dia, yang cuek kepada wanita apa saja. termasuk, dengan cewek yang menjadi rebutan para cowok. Anehnya, justeru setelah persaingan para teman-temannya tiada yang berhasil, sang cewek malah mengejar dirinya. Itulah nasib, tidak ada yang tahu. Meskipun begitu, hanya satu nama yang membuatnya jatuh cinta untuk pertama kalinya. gadis itu, Sita namanya. temannya, ketika SMA. (sekarang gak tahu Sita dimana...???) *gak pake mellow...* Cowok nggak merokok? nggak seru! nggak gaul! Mungkin begitu pikiran remaja lelaki. Dia juga seperti remaja lelaki lainnya. Yang pernah terjerat dengan dunia asap rokok. Beruntung, ketika jeratan itu tidak bertahan lama. Dengan alasan boros, akhirnya cowok ini berhenti merokok juga. Meskipun ketika kuliah ia mengambil fakultas administrasi negara di FISIP tapi, kini ia tersangkut ke dalam sebuah dunia yang tidak ada kaitannya langsung dengan bidang perkuliahannya. Kini ia lebih banyak berkutat dengan desain grafis. heran memang. Tapi, itulah dia, dia menyukai dunia komputer dan internet semenjak kuliah. Dan betul-betul menekuninya. jadi, bukan halangan ketika ia harus menekuni dunianya kini. Pecinta karya Khalil Gibran dan Paulo Coelho semenjak SMA. Dia sangat menggemari karya Coelho yang berjudul, "The Al Chemist"Juga, mencintai karya-karya para agamawan dari berbagai agama. ia tak membatasi semua jenis bacaan. Pernah ketika pertama kali mengenalnya, aku mengira ia seorang budha. Padahal, ia betul-betul seorang Muslim. Saat kutanyakan, ia tergelak. Dan berkata, "Aku emang moderat". Saat ku tanya kedekatannya dengan seorang bloggerwati, ia hanya menjawab, "Tanya yang bersangkutan aja. Takut aku salah jawabnya." Sampai kini, aku tak menanyakannya kepada blogger tersebut. Aku rasa, cukuplah jawaban yang aku lihat :) *semoga aku gak membohongi analisa sendiri* :) Begitulah, sekilas kisah hidup seorang sahabat. Membaca kisahnya, membuatku terinspirasi, bahwa kegagalan dan kesuskesan, itu kita yang mengusahakan sendiri. Tentunya, juga dengan doa serta tawakal atas Ridho Illahi Robbi... Sekalian majang award dari mas Joddie dan Yoliz :)
Majang Award dari mas Joddie sama Yoliz...
Malam tadi, aku betul-betul nongkrong di blognya denaihatai. Membaca, satu demi satu entri yang masuk 28 terbaik, untuk dipilih menjadi 5 entri yang terbaik. Fiuh.. Agak cape juga mata. Sampe hampir 5 watt :) Tapi, suka juga, bisa membaca kisah dan liku-liku kehidupan berbagai sahabat di dunia maya. Ada tulisan yang sampai bikin air mata mengalir tanpa diundang. Ada juga tulisan yang penuh dengan teori semata. Dan, banyak juga kisah pengalaman yang nyata. Yang pasti, tujuan mereka hanya satu, mengikuti kontes HIDUP BERANI UNTUK GAGAL itu sebagai awal untuk kita berani gagal supaya lebih baik lagi.
Berpinar mata saat satu persatu aku membaca entri demi entri. Dan, setiap satu blog, aku menyiapkan catatan kecil. Biar lebih sporting dalam memilih entri terbaik HIDUP BERANI UNTUK GAGAL. Mungkin sahabat bloger semua, hanya memilih Anazkia dalam entri tersebut. Hanya beberapa sahabat yang memilih entri lain selain entri nomor 27. Pokoknya, aku ucapkan banyak-banyak terimakasih kepada sahabat blogger yang telah memvote aku. Aku merasa terharu. Bukan pada nilai hadiah yang dijanjikan tapi, pada perhatian sahabat semua yang membuatku terharu. Bahkan, ada beberapa blogger dari Malaysia yang memilih entriku dalam kontes HIDUP BERANI UNTUK GAGAL. Dan, untuk pilihanku sendiri, jatuh kepada beberapa nomor. Entri nomor 1, 7, 17, 26 dan 28. Agak susah juga, ketika betul-betul menjatuhkan ke nomor entri tersebut. Pengennya sih, memilih entri sendiri. Tapi, ko kayaknya gak penting banget. Padahal, itu sah-sah aja kali yah...?? hehehehe... Pokoknya, HIDUP BERANI UNTUK GAGAL. Menang atau kalah, aku sudah mengalahkan kemalasan mengikuti kontes tersebut. Dan untuk para kontestan tetep semangat (mang mereka baca tulisanku apa...??? :D) yang belum vote aku, silakan klik disini terimakasih banyak sebelumnya :)
Nyontek kata-kata mbak Ajeng pada wall facebooknya beberapa waktu lalu, " Hidup adalah sekumpulan puzzle. Kadangkala mudah untuk mencari potongan puzzle yang kita butuhkan, kadangkala kita kesulitan, bingung, bahkan panik sehingga seringkali kita memaksakan potongan puzzle yang tidak tepat. Dan ketika puzzle telah tersusun sempurna Kita baru mengerti apa maksud Sang Pencipta..." Hmmm... kalau direnung-renung, betul juga. terkadang, kehidupan itu ibarat merangkai susunan rangkaian puzzle.
Kini, sepertinya aku sedang mengalami demikian. Entah perasaanku, entah sekelilingku yang menjadikan aku seolah merasa seperti itu. Ada kalanya, aku merasa terjatuh, terpuruk dan tak sedikit aku terseok-seok saat harus kembali menyusun rangkaian puzzle yang aku kira sudah betul meletakannya tapi, rupanya ia hanya kamuflase kehidupan semata. Dan, lagi-lagi aku harus kembali menyususn dan mengolah rangkaian tak jadiku. Menyusunnya kembali semula. Dan, tak sedikit juga aku harus betul-betul memecahkannya dan menyusun rangkaian yang lain. HIDUP BERANI UNTUK GAGAL... Sekalian, negrjain tag dari Inul.. Makasih yah dah ngetag. Padahal, waktu baca punya temen2, pengennya sih enggak kena :D Dan, terimakasih banyak, untuk temen-temen yang telah memvoteku dalam kontes HIDUP BERANI UNTUK GAGAL. 1. Where is your cell phone? Dimana-mana, asli! seringnya sih tergeletak sendirian di kamar. Dan, pernah juga ngerem di laci almari. Pas diambil, rupanya dah ada 10 misscal 2. Relationship? Hmmmm..... 3. Your hair? Lurussss 4. Work? just a maid :) 5. Your sisters? kalau saudara perempuanku, ada dua, cowok satu. 6. Your favorit thing? Gimana caranya, nulis yang bagus. Gimana caranya, biar ngajiku suaranya gak lurus 7. Your dream last night? Sebuah mimpi, yang tak hanya sekali ia singgah. tapi, berulang-ulang. Mimpi selalu nggak belajar, padahal mau ulangan. Dan, mata pelajaran itu adalah bahasa arab :( 8. Your favorit drink? Air putih aja 9. Your dream car? Aku gak mimpi punya mobil. Wong dah sering naik mobil, mau merek apa aja ada. :) angkutan khan ada... 10. Your shoes? nggak ada. Jarang make sepatu 11. Your fears? Allah Swt, takut juga ketika ibuku tak meridhoi kehidupanku. 12. What do you want to be in 10 years? Jadi penulis bestseller kaleee... (wekekeke...) 13. Who did you hang out with last week? Main bowling, ma anak-anak majikanku :) 14. What are you not good at? nulis, yang berkualitas :( 15. One of your wish list item? pengen nulis buku 16. Where you grew up? Lahir di pemalang, usia 13 tahun langsung merantau ke Banten :) 17. Last thing you did? Sebelumnya, baca buku "SOLD" baru deh, posting tulisan ini 18. What are you wearing? Gamis 19. Your computer? Acer 20. Your pet? kucing (dateng sendiri, tanpa kupinta) 21. Your life? Kadang moody :D tapi, bisa periang juga 22. Missing ? Ibuku. pengen banget aku pulang.. :( 23. What are you thinking right now? Gimana caranya, memulai menulis...??? 24. Your car? Mobil-mobilan... 25. Your kitchen? Kagak punye.. :) 26. Your favorit color? Waktu remaja, pernah sukaaaaa banget ma warna item dan gak suka warna ungu. Tapi, sekarang kebalikannya. Aku malah sukaaaaa banget ma warna ungu, hitam, biru hijau daun ama merah merun ;) 27. Last time you laugh? Ngetawain si Aufa, kalau lagi main-main. 28. Last time you cried? Mengingat seseorang, yang sudah melangkah pergi. Tapi, membuatku tersadar bahwa, kembali kepada-Nya adalah yang terbaik. Itu yang bikin nangis. :) 29. Love? ......???? Masih tertanya2... 30. So who wants to share their ONEs? how about? Persahabatan yang saling mengingatkan... 31. Person elected to the tag Gak ada. keknya dah banyak yang dapet :). Untuk Inul, makasih yah dah ngetag hehehehe...
Beberapa waktu lalu, aku ikutan kontes SEO. Jujur, sebetulnya, aku tidak begitu tahu dan memang dari hati yang terdalam, aku memang nggak paham. Sistem nembak keyword, atau referral sama sekali aku nggak mudeng. Makanya, ketika sahabat denaihati dari Malaysia menawarkan aku ikut bahkan, sedikit "memaksa" *hehehehe.. piss...* akhirnya, aku ambil keputusan, untuk ikut aja! Agak susah memang, soalnya, berdasarkan entry yang kubaca di blog denaihati, referal yang masuk dihitung berdasakan klik terbanyak dari Malaysia. Nah, blog aku, kebanyakan pengunjungnya khan sahabat-sahabat dari Indonesia. makanya, aku yakin deh pasti kalah! :)
Tak memperdulikan menang atau kalah, yang penting, aku ikutan. Itulah prinsip yang ada (sesuai dengan tema kontes "BERANI UNTUK GAGAL" Tapi, selain menggunakan referral terbanyak, rupanya ada pemilihan entri terbaik. Dari 133 peserta, alhamdulilah, aku memasuki 28 entri terbaik. Dan, dari 28 entri tersebut, akan dipilih 5 entri untuk memenangkan 5 pemenang entri yang terbaik. Kepada sahabat blogger semua, aku harapkan bantuannya untuk memilih entriku yang telah masuk nominasi (wekekeke.. nggaya kamu Naz). Aku ada diurutan nomor 27, sudilah kiranya membantu memvoting (Kok kayak pemilu aja yah...?). Untuk yang bersedia memvoting, aku ucapkan terimakasih, sebanyak-banyaknya. Untuk memvote, silahkan klik di sini, http://denaihati.com/hidup-berani-untuk-gagal-apa-entri-pilihan-anda. Owh ya, kalu orang Malaysia, biasanya nyebut milih itu, undi. Jadi sahabat semua, undilah aku, nomor 27 :) terimakasih. (Ini nggak pake janji-janji palsu kayak pemilu khan...??) Makasih banyak sebelumnya.
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Teman-teman

Sering Dibaca

  • Minyak Gamat Bukan Hanya untuk Obat Luka
  • Blogger Return Contest
  • Kontes Blog Bermula
  • Laskar Pelangi, Pilihan KBO 2
  • Aku, Mbak Elly juga Mbak Fanny

Harta Karun

  • ►  2021 (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2020 (10)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2019 (41)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (5)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2017 (21)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (63)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (23)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2015 (137)
    • ►  Desember (25)
    • ►  November (20)
    • ►  Oktober (34)
    • ►  September (19)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (9)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2014 (52)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2013 (40)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (12)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
  • ►  2012 (74)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (14)
  • ►  2011 (87)
    • ►  Desember (10)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (18)
    • ►  September (13)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (4)
  • ▼  2010 (141)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (12)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (17)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (17)
    • ▼  Februari (18)
      • Jatuh Cinta di Pekanbaru
      • Sabtu, tak Jadi Bertemu
      • Memandangnya Dari Jauh
      • Menjawab Aprillins dan Newsoul
      • 5 Tahun Bekerja, Tidak dibayar Gajinya
      • Kau Temukan, Bidadarinya
      • Up-Date Klub Buku Online
      • RM. 100 Dari Denaihati
      • Tatkala Embun Senja Menyapa
      • Diam
      • Untuk dua Sahabat
      • Anak Kos Dodol
      • Asinkah, Air Sungai Nil Itu?
      • Sabtu, ke Pekanbaru Seru!
      • Biografi Siapa...???
      • 5 Entri Terbaik, HIDUP BERANI UNTUK GAGAL
      • Menyusun Kerangka Kehidupan
      • Mohon Bantuan, Sahabat Blogger Semua
    • ►  Januari (23)
  • ►  2009 (124)
    • ►  Desember (11)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (17)
    • ►  Juni (14)
    • ►  Mei (16)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (12)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2008 (105)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (16)
    • ►  Mei (19)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (22)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2007 (30)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (13)
    • ►  September (12)
    • ►  Agustus (2)

Kategori

Ads Blogger Hibah Buku Celoteh Cerpen Featured GayaTravel KBO komunitas Murai Perjalanan Piknik Buku Pojok Anaz Reportase resep reveiw Semestarian Serial Sosok Teman TKW TripGratisan Volunteer

Catatan Anazkia By OddThemes | Turatea.com