Aku Dan Wina Part 2

Di sela-sela pembicaraan beberapa kali aku mengajak Wina makan tapi, ia terus mengelak. Katanya, sudah makan. Padahal, aku sengaja tidak makan siang dari rumah :D biar bisa makan bareng ama Wina. Kita tak beranjakpun dari depan Surau... Lalu lalang orang yang hendak menjalankan ibadah tak sedikit pun mengusik kami. Aku dan Wina lancar saja berbahasa Indonesia. meskipun, sesekali ada juga yang melirik kami (Wina nyedar gak kalau ada beberapa yang jeling-jeling ke kita?)
Tiba massanya saat aku menanyakan ke wina kenapa ia jarang sekali memposting tentang para tenaga kerja. Wina terdiam cukup lama. Tak lama ia pun berujar konon, ia tak mau menjadi orang yang munafik yang kelihatan membohongi sendiri. Aku bengong mendengar kalimatnya.
"Gini lho Na, selama ini, orang Indonesia selalu melihat kebanyakan para TKW dan TKI yang ada di sini teraniaya. Tapi, tak banyak yang tahu pada kenyataannya. Kalau aku lihat, banyak dari kita yang pendatang setelah tinggal di sini lupa daratan. Ketika orang asli sini tak berani menghentakan kaki di atas buminya tapi, orang kita malah ada yang berbuat lebih. Trus, tak sedikit juga orang kita yang merasa rendah diri dengan kemampuannya sampai-sampai sifat yang demikian membuatnya mudah di remehkan, di rendahkan dan segala macamnya. Faham khan Na maksudnya...???
Aku diam, masih bengong....
Bukan karena songong tapi, analisa Wina benar juga. terbayang beberapa surat khabar yang menceritakan tingkah laku dan polah saudara kita di Malaysia. Dengan judul yang kadang cukup menyeramkam, pembunuhan, penganiayaan, perampokan dan kesadisan lainnya. Juga tentang pemberitaan di televisi yang sesekali menampilkan kasus kejahatan mereka. Sungguh terkadang membuatku menundukan kepala, malu mengakui bahwa yang melakukan itu adalah sodara sendiri, orang Indonesia. Juga, terngiang soalan-soalan tatkala menghadiri Tabligh Akbar di aula KBRI betapa isu poligami tak hanya mencuat tapi, juga poliandri (Astagfirullahaladzim...) Mungkin, kedengarannya terlalu tapi, itulah kenyataan yang ada.
Terlepas dari itu semua, masih banyak orang kita yang bernasib baik, berakhlak baik dan mendapatkan majikan yang baik untuk pembantu rumah tangga. Hanya saja, ia jarang terekspos. Aku merasa, wartawan sering berat sebelah dalam pemberitaan (wartawan kedua-dua negara). lelah memikir, waktu pun semakin beranjak ke senja. Wina harus segera pulang ke Melaka. Kami pun segera beranjak dari beranda Surau. Saat Wina mengambil sepatunya, aku tergelak di buatnya. Sepatu yang di ambil, modelnya persis seperti yang aku tebak :D. Wina nanya kenapa aku tertawa, Aku bilang aja, "tadi khan sebelum aku masuk ngira2 sepatu kamu yang mana? emang sih gak bener 100% tapi, modelnya itu lho Win..." wekekeke...
Menuju ke bawah, masih ada sedikit sela-sela cerita dalam menunggu waktu kedatangan bis. Cerita itu terus mengalir, tentang niat juga rencana. Ah, akankah terwujud semua itu...??? Wallahu'alam. Gambar di atas gak ada hubungannya ama postingan. Hanya saja ia terhubung saat aku mengambilnya di Pasar Seni setelah bertemu dengan Wina. Aku mengambil dan jeprat-jepret di sekitar situ. Nyeselnya, para pelukisnya gak ada. Biasanya, mereka melukis di situ. Aku pengen bikin karikatur sebenernya :(
Bukan karena songong tapi, analisa Wina benar juga. terbayang beberapa surat khabar yang menceritakan tingkah laku dan polah saudara kita di Malaysia. Dengan judul yang kadang cukup menyeramkam, pembunuhan, penganiayaan, perampokan dan kesadisan lainnya. Juga tentang pemberitaan di televisi yang sesekali menampilkan kasus kejahatan mereka. Sungguh terkadang membuatku menundukan kepala, malu mengakui bahwa yang melakukan itu adalah sodara sendiri, orang Indonesia. Juga, terngiang soalan-soalan tatkala menghadiri Tabligh Akbar di aula KBRI betapa isu poligami tak hanya mencuat tapi, juga poliandri (Astagfirullahaladzim...) Mungkin, kedengarannya terlalu tapi, itulah kenyataan yang ada.
Terlepas dari itu semua, masih banyak orang kita yang bernasib baik, berakhlak baik dan mendapatkan majikan yang baik untuk pembantu rumah tangga. Hanya saja, ia jarang terekspos. Aku merasa, wartawan sering berat sebelah dalam pemberitaan (wartawan kedua-dua negara). lelah memikir, waktu pun semakin beranjak ke senja. Wina harus segera pulang ke Melaka. Kami pun segera beranjak dari beranda Surau. Saat Wina mengambil sepatunya, aku tergelak di buatnya. Sepatu yang di ambil, modelnya persis seperti yang aku tebak :D. Wina nanya kenapa aku tertawa, Aku bilang aja, "tadi khan sebelum aku masuk ngira2 sepatu kamu yang mana? emang sih gak bener 100% tapi, modelnya itu lho Win..." wekekeke...
Menuju ke bawah, masih ada sedikit sela-sela cerita dalam menunggu waktu kedatangan bis. Cerita itu terus mengalir, tentang niat juga rencana. Ah, akankah terwujud semua itu...??? Wallahu'alam. Gambar di atas gak ada hubungannya ama postingan. Hanya saja ia terhubung saat aku mengambilnya di Pasar Seni setelah bertemu dengan Wina. Aku mengambil dan jeprat-jepret di sekitar situ. Nyeselnya, para pelukisnya gak ada. Biasanya, mereka melukis di situ. Aku pengen bikin karikatur sebenernya :(
Kategori:
TKW
53 komentar
Coba dulu mumpung pertamaxx
BalasHapusPersahabatan itu indah, bisa saling berbagi,saling menguatkan dan saling menyemangati. That's what friend are for. Bravo for Ana and Wina.
BalasHapusJadi yang terekspos cuman yang teraniaya saja, sedang yang melakukan tindakan kejahatan, tidak diberitakan.
BalasHapussambungan kemaren...
BalasHapusseru bacanya...
semoga persahabatan kalian berdua terus tersambung di dunia nyata...
ngomong2...
BalasHapussepatunya Wina, modelnya gimana, sih..?
kok kamu sampai tertawa ngeliatnya...
@Pak Iwan, kebanyakn githu pak :(
BalasHapus@mbak Elly, makasih.. Insya Allah..
@Mbak Tisti, Insya ALlah, Allahumma amin... Mbak, saya ketawa karena tebakannya alhamdulilah betul wekekeke... bukan sepatunya Wina yang aneh :)
ngomong soal malaysia dan indonesia..bikin capek hati...males.....bikin BT.....
BalasHapusnaz..coba sepatunya dwina diphoto hehheheh
waah... jadi penasaran nih... sepatunya kek apa yah....
BalasHapusBentar lagi mbak wina pulang kampung kan ya.
BalasHapusSem0ga silaturahimnya tetap terjaga.
asik ya...
BalasHapustrus gk pernah ktemuan lg naz? ato sekedar sms-an aja kali ya...
salam buat wina, udh sembuh blum sih?
Semoga kita dan para TKI selalu mendapatkan hidayah dari Allah SWT
BalasHapusmasih ada sambungannya ga nih mb...aq sedikit mengerti intisari dari cerita diatas..semangat mb..ditunggu cerita2 yang lainnya..
BalasHapuswaaaahhh tebakannya bener yak naz.....salute deh.....hehehhhe
BalasHapuslucu gambarnya,,heheheh
BalasHapusKeadilan dalam pemberitaan emang masih menjadi barang langka.
BalasHapusBangsa adalah sekumpulan manusia yang pastiyan mempunyai watak dan pribadi yang berbeda2. Tidak bisa kita menghakimi suatu kaum, suku atau bangsa secara merata. Batak belum tentu kasar, Jawa tak semuanya halus...tergantung dari hati masing2 pribadi....
Cerita yg menarik... Ooo.. gitu to..
BalasHapusMba Anaz.. kok gak ada..
sore....wah, ternyata dwina di malaka toh. kirain di KL.
BalasHapusAna makin seru aja nih ceritanya, hmm wina jadi ngerti kenapa wktu anaz nulis ini anaz merasa nervous mikirin komennya temen2 tentang TKI yah.
BalasHapuspada kenyataanya ini lah yg terjadi di malay kan, dimana penganiayaan terhadap para TKI terjadi di mana-mana tapi yang sengaja menganiaya dirinya sendiripun gak kurang banyaknya. kita harus mengakui itu.
mungkin bagi temen2 yang gak melihat langsung gak percaya atau mungkin nyangka ini gak bener. tapi untuk kita yang memang terjun di dalamnya kita gak bisa tutup mata gitu aja, berapa banyak warga indonesia yg menyakiti sesama warga indonesia disini?
jangan heran kalau rakyat malay khususnya ibu-ibu pada takut kalau ada TKI yg baru masuk ke negara ini, mereka takut kita bikin onar disini,
memang gak semua ngelakuin itu,
tapi karena kita membawa nama bangsa, kita jadi sorotan disini, satu yang bertindak semua kena, yah seperti itulah kira-kira.
dan itulah yang bikin wn miris, dan penyebab kenapa win gak mau posting tentang wujud penganiayaan yg terjadi d malay, karena yg sengaja nyari penyakit pun banyak dan buat temen2 mohon mengerti karena fenomena itu memang terjadi dan kami ikut melihat mendengar dan merasakannya
lho komenku gak masuk yah padahal udah di publish what's matter iki
BalasHapusjiaahh udah masuk tho hmm masih ada lanjutannya kan.... tak tungguin nih, ikut penasaran juga mo nyampe berapa episode gitu hehhehe
BalasHapuswah asiiknya ketemuan
BalasHapusmaaf aku jarang bw sekarang
lagi malesssss gitulah
Lukisannya bagus dan indah dilihat, walaaah...jadi komen gambarnya.hee...hiks.
BalasHapuskalo pengen bikin karikatur ya dibikin aja mbak anaz..
BalasHapuswah, saya pernah mendengar dari mba wina sendiri, tapi saya cuma bisa ngangguk2, wadoh kayaknya kalau bertemu kalian berdua saya hanya bisa ngangguk2 hehehehhe
BalasHapusassalamualaikum,
BalasHapuspertemuan yang diharapkan dan ketika terwujud memang menyisakan kenangan, apalagi pertemuannya penuh makna. met utk ana dan dwina
wassalam
ya.. sepertinya kita selalu berat sebelah dalam melihat sesuatu.
BalasHapusMbak..sebenernya aku pengin banget liat foto-foto yang banyak antara mbak Wina dan mbak Anaz
BalasHapusseneng melihat persaudaraan sesama teman yang terjalin indah dari Negeri Seberang
Emang sih aku juga sering mendengar sesuatu hal yang negatif tentang TKI
entah dianiaya oleh Bangsa Sendiri atau Bangsa dimana dia tinggal untuk mencari nafkah..
Tetep berjuang ya mbak
menyuarakan hati TKI di Negeri orang..
Memang yang diliput selalu jang jelek-jelek yan naz, yang diberitaka selalu yang teraniaya, tidak pernah diberitakan "Seorang TKI Sukses dinegeri Jiran" tak pernah sekalipun, padahal jika diadakan sebuah perbandingan, berapa sih yang teraniaya?
BalasHapusMasih tetap penasaran ama sepatunya Wina tuh. hehehe... Sori ga komen panjang2, kepalaku masih berdentam2 nih, otak ga bisa dibuat mikir yg berat2
BalasHapusMemang iya, karena yang dikabarkan hanya orang-orang yang teraniaya saja, dan yang tidak bahkan malah yang katanya lupa daratan tadi tidak diberitakan. jadi yang diketahui hanya yang dianiaya!
BalasHapussemoga saja persahabatan kalian tetap utuh...
Iklan Gratis
iya juga yah,, yg diliput selalu yg jelek-jelek,, yg serem-serem,, jd membuat orang takut ajah...
BalasHapusmampir dimalam hari naz.... sambil pegangin kepala yang serasa berputar-putar....
BalasHapusSalam kenal,
BalasHapusEnak ya punya banyak sahabat, jalan-jalan kemana banyak teman, jadi bisa mampir. Kamu juga kalo main ke tempat aku
Salam maniz,
BalasHapusApa kabar nich, salam kenal ya, kamu juga bisa main ke Pulau Bangka sambil berkunjung ke rumah aku sekalian bisa jalan-jalan ke tempat wisata yang menarik di Bangka.
Wassalam,
cyberbangka
Salam maniz,
BalasHapusApa kabar nich, salam kenal ya, kamu juga bisa main ke Pulau Bangka sambil berkunjung ke rumah aku sekalian bisa jalan-jalan ke tempat wisata yang menarik di Bangka.
Wassalam,
cyberbangka
bentar ya??
BalasHapusaku telat nih,jadi baca yang pertama dulu, tapi komennya disini yak
hehehehe
Setelah baca tulisan kakak ini, saya dapet kesimpulan bahwa kita ini:
BalasHapusDibodohi media massa yang gak bertanggung jawab.
Tidak saling tabayun(mencari kejelasan) antar negara.
Yah, dan saya hanya bisa jadi penonton.
Naz kok sekar langit muncul terus tenggelam lagi...xixixiixixix
BalasHapushero kembali heee
BalasHapusIni cuma perasaan aku saja kalee yaa..kook sepertinya postingan kali ini terlihat seperti kaku begitu pula cerita yang dimuat..padahal yang sebelumnya itu terlihat seperti fress
BalasHapusAku enggak tau apa yang terjadi sama saudara-saudara kita dijiran yang aku tau (maaf) orang jiran itu jahat sama orang indo
sebuah pertemian kecil dengan perbincangan2 yang sarat makna dan hikmah , salutr buat keduanya :D
BalasHapussebuah pertemian kecil dengan perbincangan2 yang sarat makna dan hikmah , salutr buat keduanya :D
BalasHapussebuah pertemuan kecil dengan perbincangan2 yang sarat makna dan hikmah , salutr buat keduanya :D
BalasHapuswah,,aku telat komen nih
BalasHapushehehehehe
Mbak, semoga persahabatannya dapat terus terjalin ya.. Soal TKI dan TKW, rasanya mbak Wina benar.. karena kita harus melihat suatu permasalahan secara utuh.., tidak setengah-setengah dan tidak dari satu pihak saja.
BalasHapusJadi ikut penasaran nih dengan sepatunya mbak Wina... ^_^
telat mampir neh,,
BalasHapusmasih tentang sepatu,, jadi ikut penasaran juga neh sama sepatunya wina seperti apa??
sok, di tunggu part 3 nya, tentang sepatu :D
"Hati yang bersatu dalam ikatan persahabatan Ilahi memang selalu Indah ya Naz,," :)
Hi mbak Anaz, I'm back nih :) semoga dalam keadaan sehat ya
BalasHapuslucu tuhh gambarnya..
BalasHapussalam kenal
iya juga..
BalasHapuskita terlalu memikirkan dendam dan amarah terhadap apa yang dilakukan TKI tapi lupa faktanya..
ow.. ini dwina yang disebut2 hoiron ya?!
BalasHapusketemuan ma nietha kapan nih??
BalasHapusWakakakakkaakkakak!!!!
BalasHapusbener2 Surprise neh Anaz.....Begitu dalamnya membaca postingan alifbatatsa......Saluttttttt!!!!
Ampe melongo neh buwel.....Nggak tahu komentnya dia ntar kalo mbaca komentnya anaz....
BalasHapusNtar dikira buwel curhat ama anaz lagi....hiihiihiihi
Personal blog, kadang anti sama spammer yang hanya menyebar link. Lebih mengutamakan pertemanan antarpersonal. Komentar kembali dimoderasi masih banyak obat-obatan yang nyepam :D :P