Datang Memilih, Bukan Memantau
From: Presiden UNIMIG
2009-07-06
10:05 PM
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Kepada yth tim pemantau pemilu UNIMIG. Diharapkan kesediaannya kembali untuk memantau pemilihan presiden pada rabu, tgl 8 Juli 2009. tps pilpres, KBRI, SIK, rumah wakil dubes, athan. Silahkan memilih di TPS yang berdekatan. Wassalamu'alaikum.
Bingung aku membaca sms itu. Sudah meneka sebelumnya, kalau tim pemantau pilihan kemarin pasti, akan di mintai pertolongan lagi, saat pemilihan presiden kali ini. Aku yang sudah mantap sebelumnya untuk tidak ikut menjadi pemantau terkedu dalam diam. Esoknya, aku mendapatkan sms yang sama. Dari seorang lagi temanku yang menjadi pemantau ketika itu. Fiuh... AMbil kesimpulan, aku tetap tak datang sebagai pemantau. Apatah lagi pemantau, bahkan, untuk pemilihpun, aku masih ragu-ragu.
Tapi, hari ini, aku punya keputusan lain. Pagi, aku dalam bimbang, meski malam sebelumnya, aku masih mengambang. Tapi, kufikir-fikir, akhirnya ku ambil kesimpulan. Paginya, aku pergi juga ke SIK (Sekolah Indonesia Kuala Lumpur). Diantar Ibu sampai stasiun, menaiki kereta api sampai PWTC, baru aku berjalan lumayan jauh menuju SIK.
Mendekati SIK, aku melirik suasana sekitar. TPS-TPS kelihatan lebih cantik. Ornamen merah putih mengihiasi meja dan kursi para panitia. Dalam hati aku bergumam, mungkin, ada makna tersendiri dalam pemilihan presiden kali ini. Menuju Indonesia yang bersih dan berani. Wekekeke.. analisis wong kere. masih sunyi padahal, jam sudah mendekati sembilan pagi. Di kartu undangan, tertera jam delapan mulainya. Inilah negaraku, yang memiliki tiga waktu. WIT, WIB dan WITA.
Di depan pintu gerbang, beberapa orang sudah mengantri. Kalau aku lihat, kali ini lebih teratur. Panitia tidak lagi terburu-buru. Bulan April lalu, aku datang lebih pagi mengemban amanah pemantau. Mau saja aku langsung masuk, menggunakan kad pemantauku. Tapi, aku urung melakukannya, biarlah kali ini aku datang sebagai pemilih, bukan pemantau. Tak lama, kami di persilakan masuk. Dan langsung menuju ke TPS bagi yang sudah mendapatkan undangan. Keinginan untuk berkeliling TPS kembali mengusik. Aku bergeming, meyakinkan hati bahwa, pagi ini, aku datang untuk memilih. Saat memasuki TPS, tak seberapa orang di dalamnya. Dan aku, menempati pendaftar nomor dua sayang, bukan pertamaxxx... wekekeke... kayak pemburu bloger aja.
Kali ini, aku kembali melihat kelainan. Para panitia menggenakan kaos (aku gak bisa gambarin deh warnanya, sepertinya, putih tapi, agak burem mendekati coklat susu) sewaktu bulan April kemarin, berwarna hitam. Aku duduk manis dalam urutan pemilih. Padahal, kalau aku menggunakan kartu pemantau, aku akan duduk di sebelah saksi. Lagi-lagi, aku bergeming dan berbisik, "Aku datang untuk memilih." Melihat tetek bengeknya, aku berharap pemilihan presiden kali ini lebih bersih dari pemilu kemarin. Semoga, tak banyak lagi pembaziran uang negara yang beratus-ratus juta banyaknya. Aku kembali miris saat mengingati pemilu sebelumnya.
Begitu banyak kertas suara terbuang percuma. Berapa kerugian di tanggung negara. Aku kembali terdiam, menunggu giliran. Akhirnya, terpanggil juga namaku. Bismillah aku menuju pos undi. Spidol merah belum terbuka, ku putar sekali saja, terbuka plastik pembungkusnya. Ku ucap dzikir dalam hati, Bissmilah terucap, harapan lain terungkap. Allah, hari ini, aku memenuhi tugas warga negaraku, memilih calon pemimpin negara. Semoga, apa yang ku pilih tidak menimbulkan kemudharatan di kemudian hari. Semoga, orang yang ku pilih membawa kemaslahatan kepada ummat bukan malah menyengsarakan rakyat. Aku melangkah menuju kotak suara, meletakan kertas, kemudian memasukan jari kelingking ke tinta. Berlalu, pulang...
Hari ini, aku datang sebagai pemilih, bukan pemantau. Kelak, ketika yang kupilih menjadi Presiden, akan ku kirim surat kepadanya melalui dunia maya. Sedikit pelajaran saat menjadi pemantau, selentingan dana yang begitu besar, membuatku geleng-geleng kepala tak percaya. Berjalan pulang, kuikuti ayunan langkah dengan berbagai masalah yang timbul di kepalaku. Pemilu... Benarkah ia perlu di laksanakan....??? Akankah ia menyelesaikan persoalan...??? Wallahu'alam.
Di depan pintu gerbang, beberapa orang sudah mengantri. Kalau aku lihat, kali ini lebih teratur. Panitia tidak lagi terburu-buru. Bulan April lalu, aku datang lebih pagi mengemban amanah pemantau. Mau saja aku langsung masuk, menggunakan kad pemantauku. Tapi, aku urung melakukannya, biarlah kali ini aku datang sebagai pemilih, bukan pemantau. Tak lama, kami di persilakan masuk. Dan langsung menuju ke TPS bagi yang sudah mendapatkan undangan. Keinginan untuk berkeliling TPS kembali mengusik. Aku bergeming, meyakinkan hati bahwa, pagi ini, aku datang untuk memilih. Saat memasuki TPS, tak seberapa orang di dalamnya. Dan aku, menempati pendaftar nomor dua sayang, bukan pertamaxxx... wekekeke... kayak pemburu bloger aja.
Kali ini, aku kembali melihat kelainan. Para panitia menggenakan kaos (aku gak bisa gambarin deh warnanya, sepertinya, putih tapi, agak burem mendekati coklat susu) sewaktu bulan April kemarin, berwarna hitam. Aku duduk manis dalam urutan pemilih. Padahal, kalau aku menggunakan kartu pemantau, aku akan duduk di sebelah saksi. Lagi-lagi, aku bergeming dan berbisik, "Aku datang untuk memilih." Melihat tetek bengeknya, aku berharap pemilihan presiden kali ini lebih bersih dari pemilu kemarin. Semoga, tak banyak lagi pembaziran uang negara yang beratus-ratus juta banyaknya. Aku kembali miris saat mengingati pemilu sebelumnya.
Begitu banyak kertas suara terbuang percuma. Berapa kerugian di tanggung negara. Aku kembali terdiam, menunggu giliran. Akhirnya, terpanggil juga namaku. Bismillah aku menuju pos undi. Spidol merah belum terbuka, ku putar sekali saja, terbuka plastik pembungkusnya. Ku ucap dzikir dalam hati, Bissmilah terucap, harapan lain terungkap. Allah, hari ini, aku memenuhi tugas warga negaraku, memilih calon pemimpin negara. Semoga, apa yang ku pilih tidak menimbulkan kemudharatan di kemudian hari. Semoga, orang yang ku pilih membawa kemaslahatan kepada ummat bukan malah menyengsarakan rakyat. Aku melangkah menuju kotak suara, meletakan kertas, kemudian memasukan jari kelingking ke tinta. Berlalu, pulang...
Hari ini, aku datang sebagai pemilih, bukan pemantau. Kelak, ketika yang kupilih menjadi Presiden, akan ku kirim surat kepadanya melalui dunia maya. Sedikit pelajaran saat menjadi pemantau, selentingan dana yang begitu besar, membuatku geleng-geleng kepala tak percaya. Berjalan pulang, kuikuti ayunan langkah dengan berbagai masalah yang timbul di kepalaku. Pemilu... Benarkah ia perlu di laksanakan....??? Akankah ia menyelesaikan persoalan...??? Wallahu'alam.
46 komentar
Datang sebagai pemilih, siip. Itu hak mbak Ana untuk memilih. Lumaayn juga ya perjuangan ke TPS disana, hehe.
BalasHapusIvan dah nyontreng loh...
BalasHapusSelamat mencontreng mbak Anaz..
BalasHapuswah keren juga ya TPS di sana
mbak Anaz yang di Malaysia aja berusaha buat nyontreng
saluttttt....
Aku juga baru dateng nih,...
BalasHapusseru juga yah,... nyontreng di negeri Jiran.
Contreng-contreng, pilih sesuai kata hati... percayalah yang terpilih nanti mengemban amanat dari rakyat dan utusan Sang Pencipta untuk memimpin negeri ini, jika mereka lalai mereka akan mempertanggungjawabkannya kelak ketika menghadap Sang Pencipta jika dunia sudah tak mampu meminta pertanggungjawabannya.
BalasHapusaku juga abis milih nih. award yg mana ya, naz? memang ada award dari kamu?
BalasHapusPWTC apa tuh Naz...?
BalasHapusWaaah kalo gitu kata teh viethree lho kelingking nya anaz udah nggak perawan tuh....xixixixixix
BalasHapusWaaaah pemantau dananya gede ya.......?
BalasHapusIyaaaah wong aturan nya harus dilaksanakan semoga saja semua permasalahan terselesaikan naz....amiiin
BalasHapusJiaaaahhhhhh kok nggak di jawab pertanyaan nya...?
BalasHapusmudah2an sesuatu yang dipilih dari hati bisa berjaya,
BalasHapusbuatku siapapun yang terpilih semoga dia memiliki 4 sifat. sehingga mudah2an Tuhan menolong negeri ini dari kehancuran..
wah jadi pemantau nih...gimana kondisi dan situasinya..smoga ga terjadi keributan..aman terkendali
BalasHapusIts Great convictions.
BalasHapusPENDIRIAN HEBAT.
Mengapa aku katakan seperti itu.
Ya....,
Sebagai seorang TKW di Malaysia dengan segala pahit manis cerita, senang susah kehidupan.
Anda masih punya berpikiran Positif seperti itu.
Tetap dengan semangat menghadiri Undangan Negara, untuk memberikan Hak Pilihnya.
Tak habis Fikir,
Setelah bertubi-tubi dikecewakan oleh Pemerintahan Negara ini dengan kecuekannya ketika anda, Teman-teman anda bahkan saudara anda terlantar dirantau, hingga kadang Nyawa taruhannya anda tetap melangkah Tegap memberikan Suara anda.
Taukah,
Berjuta disini mereka putih pucat menutup diri.
Dengan alasan kecewa dengan Pilihan masa lalu,
Tak ada pilihan, Muak dengan keadaan. Dan sebagainya....
Memang.
Seharusnya kita berpikir maju.
Memandang kedepan.
Hidup adalah Pilihan,...
Maka tetapkanlah Pilihanmu.
Setelah itu?.
Selesai ?
TIDAK.
Harus kau kawal dengan pengawasan.
Perlu kau kasih saran bila senggang.
Perlu kau jewer bila menyeleweng.
Perlu kau Tendang bila berkhianat.
SALUT....
SALUT....
Bukan AWARD kan kuberi..
Hanya Doa,
Keselamatan dimanapun kau berada.
Di PUCUK GUNUNG PULOSARI NAMAMU KAN BERKIBAR
di RANAH MALAYSIAPUN KAU BERKIBAR.
Kelak kau Pulangpun Tetap BERKIBAR.
Coba tengok arah Jakarta..
Senyumku tersungging diantara mega.
Untukmu..
SRIKANDI BANGSA.
halah,
BalasHapusaku jadi baca komennya si anonymous
dasar...
Ana si anonymous sapa tuh na...?
BalasHapusdia kah sang best seller..?
komennya memberi arti menimbulkan semangat yang hampir memudar
ah Ana yang tabah.. salut buat kamu
Mbak, do'anya apa yang di ucap waktu pas nyontrenk...?? :)
BalasHapusAnonymous, si manusia mierius, padahal ku pengen belajar cara merangkai kata, enteng tapi berisi, nyante tapi nylekit...TOP...!!!
BalasHapusKatanya blogger kali lima../? gak percaya...!! pedagang asongan..!!! berpindah dari "bus" satu ke "kereta" yang lain....
Pemilu sebagai salah satu usaha memilih pemimpin bangsa...yang penting kita dah berusaha, apapun hasilnya, dah ada yang mengatur...
selamat ya mbak anaz.
BalasHapusternyata walaupun tinggal di luar negri masih bisa ikut pemilu presiden ya?
Ikutan nyontreng to hari ini ? Semoga Presiden Terpilih bisa membawa Indonesia menjadi lebih baik lagi. Amin.
BalasHapuspemilu ga menyelesaikan masalah, tetapi berusaha memberikan solusi pada suatu masalah dan menjadikan bangsa ini lebih baik lagi, dan paham terhadap demokrasi. :)
BalasHapusselamat anda layak di kunjungi tanpa namak kakakakakakkakakakakakak
BalasHapussetuju mba, lagian pemilu yang di adakan dengan biaya berjuta-juta kadang malah ada orang yang ngga mau milih betapa naifnya...
BalasHapuslam kenal mba tukeran link dan saling share yuk
wah semoga aja harapan kita semua, mendapatkan pemimpin yang membuat Republik menjadi lebih keren bisa terwujud mba ...
BalasHapuspemilu?semoga aja menjadi bekal introspeksi bagi segelintir orang yang serakah akan kekuasaan padahal pemilu menentukan seorang pemimpin...dan pemimpin bukan orang serakah yang gila kekuasaan saya ga tau siapa yang akan menjadi pemimpin lewat pemilu kali ini...tapi semoga siapapun dia bukanlah orang yang suka mencemooh lawan politiknya,bukan orang yang selalu merasa paling berjasa dalam segala hal tapi orang yang memimpin untuk malu......mamimpin untuk belajar...dan memimpin untuk mati.....karena bila ia memiliki ketiga kriteria tersebut maka ia adalah pemimpin yang selama ini saya inginkan......nasib saya dan keluarga bergantung pada pemimpin......siapapun dia dan saya hanya ingin yang terbaik.....trims
BalasHapushuhuhu, iya nih, kertas suara banyak yang gak di isi. tapi katanya itu pengorbanan demi sebuah demokrasi lho mba :D
BalasHapusanaz.....ella dah pamerin loh awardsnyaaa...ma dikerjain juga PR-nya hohoho
BalasHapusmakash yaaa
wuiiih ternyata dikau korban tokoh tanpa nama juga yaaa hehhhh...
Semoga kita bisa mendapat pemimpin yg terbaik, ya An!
BalasHapusKalo boleh tau mbak milih apa??hehehe,,dasar Hams itukan rahasia pribadi enggak boleh bocor dasar Hams to'on..hehhe
BalasHapusOia mbak aku punya award niih buat mbak,,moga award ini menjadi obat rindu pada indo..awardnya bergambar daun sirih,,insya allah cuma diindo saja yang ada daun sirih karena hidupnya didaerah tropis
hehe..mr sok misterius nyampe juga disini ya naz..
BalasHapussemoga contrengannya menghasilkan sst yg baik deh...
BalasHapuseh ketemu lg si NN itu hahahah....td ke jengsri n nietha lg ngomongin "ORANG" ini
hii.. aku malah ga milih, auh auh auh, maluuuu :s
BalasHapusselamat siang bu menteri
BalasHapusbanyak menteri berkumpul di tempatku
bu.. lapor bu.. kami di tronoh blom pada milih bu.. ;p
BalasHapusga ada kartu suaranya je..
aku seneng nih mba, kemarin itu untuk pertama kalinya aku memilih...
BalasHapuspadahal di pemilu yg bulan april ga ikut, hehehe... maklum baru ulang tahun bulan Mei
naz, buwel udah nggak ngambek kok...heheeeee
BalasHapusPemilu...apakah itu satu-satunya jalan untuk mencari pemimpin ?...hmmm menggelitik :D
BalasHapusEmang Anonymous Sang Misterius siapa toh Naz..??? Ada LiNK nya gak..??
BalasHapusYang bisa saya lakukan saat ini hanyalah berdoa, semoga Indonesia kita bisa benar-benar sejahtera.
BalasHapusmalem anaz......biasa ajah wes....
BalasHapussaya nggak memilihh...
BalasHapusitu pilihan saya
ikutan nyontreng juga kan? ada temenku disana yang ngurusin soal Pemilu juga mbak
BalasHapusya mudah - mudahan yang terpilih jangan merasa berbangga ataupun senang, karena dia harus dapat merealisasikan janji-janjinya itu....
BalasHapusdan bagi yang kalah bukan berarti anda tidak baik sebagai pemimpin namun porsinya untuk anda menjadi seorang pemimpin bangsa dan Negara belum saatnya di ridhoi oleh Tuhan.
aku baru pulang nih. nyari di gramedia dan gunung agung, semua buku yg kamu mau gak ada stok kok?
BalasHapusyg silence malah belum terbit deh.
hem... pemilu, sebernya masih ingin ku tanya, bagaimana mungkin sebuah kebenaran disandarkan pada banyaknya suara?
BalasHapussalah seorang temen diskusiku pun terdiam, tanpa kata.
komennya anonymous kerren... (paling panjang n paling berbobot)
BalasHapusdi islam mank ga di ajarkan untuk putus asa kan?..
hidup teh ana! (masi terus berharap meski harapan tu keliatan sangat mustahil..).
btw, thx to ga ngasi verifikasi kata di komentar (ga ngeribetin)
Personal blog, kadang anti sama spammer yang hanya menyebar link. Lebih mengutamakan pertemanan antarpersonal. Komentar kembali dimoderasi masih banyak obat-obatan yang nyepam :D :P